PENYELENGGARAAN OPTIKAL
OPTIKAL
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SUBSEKTOR KESEHATAN
OPTIKAL
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 14 TAHUN 2021
UNDANG-UNDANG TENTANG
REPUBLIK INDONESIA STANDAR KEGIATAN USAHA DAN PRODUK PADA
NOMOR 11 TAHUN 2020
TENTANG
CIPTA KERJA
2021 PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO SEKTOR KESEHATAN
PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO
PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR KESEHATAN,
OBAT, DAN MAKANAN
01 SUBSEKTOR
KESEHATAN
KEGIATAN USAHA
• Pelayanan Kesehatan
• Kefarmasian, Alat Kesehatan, dan PKRT
• Pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit
SUBSEKTOR OBAT
KEGIATAN USAHA
Izin dan Sertifikat Standar DAN MAKANAN
Obat dan Makanan
02
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SUBSEKTOR KESEHATAN
OPTIKAL
Sarana
a. Memiliki sarana dan prasarana, dan prosedur untuk menjamin:
1) mutu hasil pemeriksaan;
2) kesehatan dan keselamatan kerja SDM serta penanganannya;
dan
3) kondisi lingkungan, pencahayaan, dan sirkulasi udara serta
pasokan listrik.
b. Memiliki Peralatan Optikal yang bersih, terawat dan terkualifikasi
serta terkalibrasi.
c. Memiliki perlengkapan furnitur, dan harus dirancang dan dibangun
agar aman, kuat, dan memenuhi kebutuhan berbagai pengguna
dengan mempertimbangkan aspek ergonomis, dan kesehatan dan
keselamatan kerja.
STANDAR OPTIKAL
SARANA DAN PRASARANA
NO PERALATAN KETERANGAN
1 AREA PEMERIKSAAAN
a. Ruang Refraksi
• Kartu snellen/optotip yang dilengkapi dengan astigmat dials +
• Kartu baca +
• Trial lens set dan trial frame +
• Red green test +
• Worth four dots test +
• Penggaris PD +
• Kaca pembesar/loupe +
• Pen light/lampu senter +
• Buku tes buta warna +
• Lensmeter +
• Retinoskop +
• Silinder silang +
STANDAR OPTIKAL
PERALATAN
NO PERALATAN KETERANGAN
1 AREA PEMERIKSAAAN
b. Ruang Optisi
• Gunting +
• Cermin +
• Seperangkat tang fitting +
• Seperangkat obeng +
• Heather/Pemanas +
• Pembersih lensa kacamata +
• Tang pemotong lensa +/-
• Lembaran patron (pattern sheet) pembuat mal bingkai +/-
• Alat sentrasi penggenggam lensa (lens blocker); +/-
• Mesin faset lensa +/-
• Peralatan (obeng dan tang) untuk memasang lensa, menyetel dan +/-
mereparasi bingkai kacamata
• Alat pemanas bingkai kacamata +/-
• Lensometer +/-
• Lemari penyimpan peralatan dan stok lensa. +/-
STANDAR OPTIKAL
PERALATAN
NO PERALATAN KETERANGAN
1 AREA PEMERIKSAAAN
c. Ruang Lensa Kontak
• Keratometer +
• Lensa kontak lunak uji coba +
• Mangkok pencuci lensa kontak +
• Cermin cembung dan datar +
• Perangkat tes fungsi air mata +
• Cairan pembersih lensa kontak +
• Cairan tetes lensa kontak +
• Lens case/tempat lensa kontak +
• Lemari untuk penyimpan lensa kontak dan cairan +
STANDAR OPTIKAL
STRUKTUR ORGANISASI DAN SDM
a. Setiap Optikal harus memiliki struktur organisasi. f. Dalam hal Refraksionis Optisien atau Optometris sebagai
b. Kebijakan tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja penanggung jawab pelayanan dan mutu meninggal
(SOTK) menjabarkan seluruh kegiatan penyelenggaraan dunia, berhenti atau diberhentikan, kepala/pimpinan
Optikal. Optikal harus segera memberitahukan/mengajukan
penanggung jawab pelayanan dan mutu pengganti
c. Optikal harus mempunyai bagan organisasi paling kepada pemerintah daerah ataupun memperbaharui
sedikit meliputi: data pada web registrasi Optikal.
1) kepala/pimpinan Optikal; dan
2) penanggung jawab pelayanan dan mutu. g. Dalam menjalankan pekerjaan keprofesiannya,
Refraksionis Optisien atau Optometris sebagai
d. Harus ada ketentuan tertulis tentang tugas dan kepala/pimpinan dapat dibantu oleh Refraksionis
tanggung jawab staf teknis sebagai pelaksana harian. Optisien atau Optometris lain sebagai pemberi
e. Harus tersedia SDM yang sesuai dengan kewenangan pelayanan kesehatan.
dan kompetensi untuk dapat melaksanakan dan
mengelola kegiatan.
STANDAR OPTIKAL
STRUKTUR ORGANISASI DAN SDM
Kepala Optik
Tenaga kesehatan atau tenaga nonkesehatan yang mempunyai pengalaman
pengaturan SDM dan umum.
Kualifikasi SDM
Penanggungjawab Pelayanan dan Mutu
Refraksionis Optisien atau Optometris.
Staf Teknis
Memiliki STR dan SIP minimal terdiri dari:
a) Tenaga Refraksionis Optisien; dan/atau kualifikasi tenaga Refraksionis Optisien
minimal Strata Diploma III.
b) Tenaga Optometris.
Kualifikasi tenaga Optometris minimal Strata Diploma IV atau sarjana terapan
optometrik atau sarjana profesi optometrik.
a) Tenaga nonkesehatan.
STANDAR OPTIKAL
PELAYANAN
Pemeriksaan pendahuluan
Pelayanan optisi
Pemeriksaan refraksi obyektif
Pelayanan lensa kontak Pemeriksaan refraksi subyektif monokuler
Pemeriksaan penglihatan binokuler
Pemeriksaan tambahan/lanjutan
Konsultasi/rujukan
STANDAR OPTIKAL
PELAYANAN
1. Mempekerjakan Refraksionis Optisien atau Optometris Pelayanan yang diberikan oleh Optikal harus dicatatkan
yang tidak memiliki SIP-RO atau SIP-O; dalam rekam medis termasuk di dalamnya rekaman laporan
hasil pemeriksaan, disimpan dalam jangka waktu tertentu
2. Menggunakan Optikal untuk kegiatan usaha lainnya
dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.
yang tidak berkaitan dengan pelayanan refraksi,
pelayanan optisi, dan/atau pelayanan lensa kontak; atau
3. Mengiklankan harga/diskon kacamata koreksi, lensa
koreksi, lensa kontak, dan cairan pembersih lensa
kontak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur iklan dan publikasi pelayanan
kesehatan.
STANDAR OPTIKAL
PERSYARATAN PRODUK
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri yang mengatur mengenai standar kegiatan usaha dan standar
produk dalam Penyelenggaran Perizinan Berusaha Sektor Kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Menteri ini (Permenkes No. 14 Tahun 2021).
▪ Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
▪ Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Sektor Kesehatan
▪ Peraturan Menteri Kesehatan No. 1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Optikal
Pelaku Usaha yang telah memperoleh Perizinan Berusaha namun belum berlaku efektif sebelum Peraturan Pemerintah ini
berlaku, Perizinan Berusaha diproses sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini (PP No. 5 Tahun 2021).
Ketentuan pelaksanaan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini dikecualikan bagi Pelaku
Usaha yang Perizinan Berusahanya telah disetujui dan berlaku efektif sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku termasuk
persyaratanpersyaratan yang telah dipenuhi, kecuali ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini lebih menguntungkan bagi
Pelaku Usaha (PP No. 5 Tahun 2021).
THANK YOU
subditpenunjang@gmail.com