Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEKNOLOGI FARMASI

“ASPIRIN”

Disusun oleh :

TUTIK FEBRIANTI (181910401017)

ZUYYINA ALMA MAULIDA (181910401021)

CHINTIA SHAKILA (181910401061)

Dosen pembimbing :

Prof. Drs. Bambang Kuswadi, M.Sc., Ph.D.

PROGRAM STUDI REKAYASA/TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Tujuan dari pembuatan Makalah Teknologi Farmasi : Aspirin adalah untuk tugas UAS
Mata Kuliah Teknologi Farmasi di Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Jember.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu proses penulisan makalah ini. Penulis berharap
semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya maupun pendidik
pada khususnya. Aamiin.

Penyusun
DAFTAR ISI
MAKALAH TEKNOLOGI FARMASI........................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................5
2.1 Aspirin.................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian.............................................................................................................5
2.1.2 Sintesis Aspirin.....................................................................................................5
2.2 Analisis Pasar Produk Aspirin............................................................................7
2.3 Tata Letak Bangunan Pabrik...............................................................................8
2.4 Proses Pembuatan Aspirin................................................................................10
2.4.1 Spesifikasi Produk..............................................................................................10
2.4.2 Spesifikasi Bahan Baku......................................................................................11
2.4.3 Proses Produksi Aspirin......................................................................................13

BAB 3 PENUTUP.......................................................................................16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
Bibliography................................................................................................17
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya zaman, Indonesia mulai melaksanakan tahap
pembangunan disegala bidang, salah satunya yaitu bidang industri. Industri kimia
merupakan salah satu industri yang strategis dan memiliki banyak keterkaitan
dengan industri lain. Salah satu industri kimia di Indonesia yaitu industri farmasi.
Indonesia merupakan negara yang mengekspor obat-obatan dari luar negeri.
Indonesia sendiri sudah memiliki ratusan industri farmasi, namun industri tersebut
hanya bergerak pada proses pencampuran bahan baku obat, packing, serta
pengemasannya saja. Kurang lebih ada 500 industri farmasi yang sudah berdiri di
Indonesia. Indonesia termasuk negara pasar farmasi terbesar di ASEAN, karena
memiliki potensi untuk mengembangkan industri farmasi, salah satunya yang
dinilai cukup prospektif untuk dikembangkan yaitu industri aspirin [CITATION Fit21 \l
1057 ]

Aspirin sepanjang abad 20-an disebut sebagai obat ajaib dan diharapkan dengan
riset yang lebih mendalam akan ditemukan khasiat aspirin lainnya. Di Indonesia
aspirin lebih dikenal dengan merk dagang “Puyer Bintang Tujuh” (PT Bintang
Toedjoe) dan “aspirin tablet” (PT Bayer Indonesia), tetapi aspirin masih di impor
dari luar negeri. Aspirin atau Asam Asetilsalisilat merupakan salah satu obat yang
dikembangkan di Indonesia. Asipirin ini pertama kali dikenalkan sebagai obat yaitu
pada tahun 1899. Aspirin sering digunakan sebagai antipiretic, analgesic
(penenang), dan anti-inflammatory. Seiring dengan bertambahnya jumlah produk,
tiap tahunnya konsumsi aspirin juga terus meningkat [ CITATION Als10 \l 1057 ].

Bayer merupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa


aspirin. Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatar belakangi oleh
banyaknya efek negatif dari senyawa tersebut. Tahun 1845, Arthur Eichengrun dari
Perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari
senyawa asam salisilat. Tahun 1897, Felix Hoffman berhasil melanjutkan gagasan
tersebut dan menciptakan senyawa asam salisilat yang kemudian dikenal dengan
sebutkan aspirin [ CITATION Hof00 \l 1057 ].

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dan komposisi aspirin secara umum?
2. Bagaimana analisis pasar produk aspirin?
3. Bagaimana tata letak bangunan pada pabrik industri aspirin?
4. Bagaimana proses pembuatan aspirin pada industri aspirin?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui pengertian secara umum
2. Mengetahui analisis pasar produk aspirin
3. Mengetahui tata letak bangunan pada pabrik industri aspirin
4. Mengetahui proses pembuatan aspirin pada industri aspirin
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Aspirin
2.1.1 Pengertian
Aspirin atau nama lain dari asam asetilsalisilat dengan rumus molekul C 9H8O4
merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, tidak berbau, serta berwujud kristal
padat pada suhu kamar. Aspirin merupkan obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk
tablet. Sebelumnya, obat ini diperjual belikan dalam bentuk bubuk atau puyer. Bahkan,
dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa
dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka. Aspirin ini salah satu obat
tertua di dunia, Obat ini pertama kali digunakan oleh bangsa Sumeria dan Mesir dalam
pengobatan sehari-hari, terutama untuk mengobati rasa sakit. Aspirin memiliki peran
yang sangat besar dalam bidang farmasi. Aspirin merupakan jenis obat yang sering
digunakan sebagai analgesik yang berfungsi sebagai penenang atau pereda sakit, nyeri.
Aspirin memiliki bahan aktif yang disebut dengan asam salisilat asetil yang merupakan
turunan sintetis dari senyawa salisin. Salisin dapat ditemukan secara alami yang banyak
terkandung dalam beberapa tanaman, terutama pada tanaman Willow [ CITATION Fit21 \l
1057 ].

Aspirin bekerja dengan menghambat pembentukan tromboksan yang merupakan


senyawa yang berperan dalam pembekuan darah. Hambatan pembekuan darah terjadi
karena adanya hambatan tromboksan tersebut. Selain itu, aspirin juga dapat
menghambat kerja prostaglandin sebagai salah satu faktor pelindung dinding saluran
pencernaan. Maka dari itu, aspirin tidak boleh diminum sebelum makan, agar tidak
mengiritasi lambung serta tidak dikonsumsi untuk pasien penderita tukak lambung berat
[CITATION Sah11 \l 1057 ].

Salisin yang ditemukan pada tanaman Willow banyak digunakan oleh masyarakat
sebagai obat pereda rasa nyeri sejak ratusan tahun silam. Saat ini aspirin juga banyak
digunakan sebagai analgesik dan banyak dijual dipasaran. Aspirin sendiri tergolong
dalam jenis obat-obatan anti-inflamasi non steroid (NSAID) yang berfungsi sebagai
pereda rasa nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri otot, sakit gigi, sakit kepala, serta
nyeri yang diakibatkan oleh menstruasi. Obat ini juga mengandung antipiretik sering
digunakan untuk mengobati pilek, demam dan peradangan. Aspirin juga memiliki efek
anti-koagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah
serangan jatung.

2.1.2 Sintesis Aspirin


1. Esterifikasi Asetil Klorida dengan Asam Salisilat

CH3-C-Cl + HOC6H4COOH CHOC6H5CH3COO


Asam Salisilat Aspirin

Proses ini telah lama ditinggalkan oleh industri aspirin karena tidak sesuai untuk
metode sintesis industri, dan telah ditemukan proses yang lebih menguntungkan, yaitu
produk samping yang dapat digunakan kembali dalam proses dan dapat meningkatkan
efisiensi proses.

2. Esterifikasi Asam Salisilat dengan Asam Anhidrida dengan Katalis Asam

Karena biaya produksi yang tinggi, proses ini jarang digunakan. Asam salisilat
bereaksi dengan asam anhidrida di bawah katalisis asam sulfat pekat. Asetilasi adalah
penggantian atom H+ dari gugus hidroksil dalam asam salisilat dengan gugus asetil dari
anhidrida asetat.

3. Esterifikasi Asam Salisilat dengan Asam Anhidrida

HOC6H4COOH + (CH3CO)2O → CHOC6H5CH3COO + CH3COOH

Asam salisilat Asetat Anhidrida Aspirin Asam asetat

Reaksi :

Tabel 2.1 Perbedaan Pembuatan Aspirin

Proses Keterangan

1. Esterifikasi Asetil Klorida dengan Hasil samping : asam klorida (HCl).


Asam Salisilat Sudah jarang digunakan karena hasil
samping (HCl) tidak bisa
dimanfaatkan kembali dalam proses

2. Esterifikasi Asam Salisilat dengan  Kondisi operasi : 50 – 60oC.


Asetat Anhidrida dengan Katalis  Biasa dilakukan dalam skala
Asam laboratorium.
 Biaya produksi lebih mahal.

3. Esterifikasi Asam Salisilat dengan  Kondisi operasi : 85 - 90oC.


Asetat Anhidrida  Biasa dilakukan dalam skala besar.
 Biaya produksi lebih ekonomis.
 Produk samping berupa CH3COOH
dapat digunakan kembali dalam
proses.

2.2 Analisis Pasar Produk Aspirin


Pabrik aspirin telah mengalami banyak perkembangan dari proses penemuannya.
Bayer International Germany merupakan pabrik pertama pada 6 maret 1889 yang
memproduksi aspirin dengan bentuk tablet dan mematenkan Aspirin yang berguna
untuk menghilangkan rasa sakit dan demam. Bayer sejak lama berusaha
mengembangkan obat tersebut. Namun, upaya tersebut berjalan tak mudah karena
berbagai pengujian gagal dilakukan. Akhirnya, melalui tangan seorang apoteker
andalnya, Felix Hoffman, obat pereda rasa nyeri berhasil dikembangkan. Obat ini
berbentuk bubuk atau puyer, yang mulai dijual oleh Bayer pada beberapa tempat setelah
paten didapat. Aspirin menjadi obat pertama dunia yang mampu menyebabkan industri
farmasi kian tumbuh dan berkembang. Berbagai obat dipadukan dengan senyawa ini
sebagai penawar berbagai macam penyakit[CITATION Nan19 \l 1057 ].

China dari kawasan APAC diperkirakan memiliki pangsa pasar yang signifikan
dalam industri API global. Industri ritel yang meningkat bersama dengan penjualan e-
commerce yang berkembang pesat menyebarkan pertumbuhan pasar selama periode
perkiraan. Selama COVID-19, diamati bahwa penjualan Amazon barang-barang penting
termasuk aspirin di Amerika Serikat melonjak lebih dari dua kali lipat dalam dua
minggu pertama Maret 2020. Alasan utamanya adalah bahwa banyak konsumen lebih
memilih ritel online daripada mempertaruhkan diri dengan mengunjungi toko
offline. Pasar yang tersegmentasi berdasarkan saluran distribusi dikategorikan sebagai
saluran penjualan online dan offline. Offline diperkirakan memegang pangsa pasar yang
signifikan selama periode perkiraan, sementara saluran penjualan online dicatat sebagai
yang paling cepat berkembang dengan CAGR tinggi selama periode
perkiraan. Pertumbuhan penetrasi internet di seluruh dunia memicu pertumbuhan
saluran distribusi online pada periode perkiraan.

Pabrik aspirin yang telah didirikan di luar negeri masih memberikan keuntungan antara
lain diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.2 Pabrik Aspirin di Dunia

Pabrik Negara Kapasitas(ton/th)

China Production China 3500

JQC (Huayin) China 8500


Pharmaceutical Co., Ltd

Arab Factory Arab Saudi 1200

Bayer Factory at Lada USA 6000


PT. Bayer Indonesia Indonesia 2000

Bayer Germany 12000

Dari hasil data kebutuhan aspirin di Indonesia (BPS) diperoleh data impor aspirin
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.3 Data impor Aspirin di Indonesia

Tahun Aspirin (ton) Pertumbuhan

2015 278,393 0,000

2016 245,097 -11,960

2017 238,139 -2,839

2018 234,432 -1,557

2019 258,823 10,404

Sumber :[ CITATION BPS19 \l 1057 ]

2.3 Pabrik Aspirin


2.3.1 Pabrik Aspirin
2.3.1.1 Tata Letak Bangunan Pabrik

Gambar 1. Tata Letak Bangunan Pabrik

Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan yang
efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan baku
menjadi produk.
Desain yang rasional harus memasukkan unsur lahan proses, storage
(persediaan) dan lahan alternatif (areal handling) dalam posisi yang efisien dan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut [CITATION Pet80 \l 1057 ]:

1. Urutan proses produksi.


2. Pengembangan lokasi baru atau penambahan / perluasan lokasi yang belum
dikembangkan pada masa yang akan datang.
3. Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam proses, tenaga listrik dan bahan
baku.
4. Pemeliharaan dan perbaikan.
5. Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan kerja.
6. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya yang
memenuhi syarat.
7. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan
kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang
dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
8. Masalah pembuangan limbah cair dan Service Area, seperti kantin,tempat parkir,
ruang ibadah, dan sebagainya diatur sedemikian rupa.

2.3.1.2 Tata Letak Alat Proses

Gambar 2. Tata Letak Ruangan Pabrik

Keterangan :

1. Tangki Asetat Anhidrida

2. Silo Asam Salisilat

3. Silo Kalsium Oksida

4. Furnace

5. Silo Kalsium Oksida


6. Reaktor

7. Rotary Dryer

8. Silo Produk

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata letak peralatan
proses pabrik Aspirin :

1. Aliran Bahan Baku dan Produk

Jalannya aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan
ekonomis yang besar, serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi.

2. Aliran Udara

Aliran udara di dalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan kelancarannya. Hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat berupa
penumpukan atau akumulasi bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan
keselamatan pekerja, selain itu perlu memperhatikan arah hembusan angin.

3. Pencahayaan

Penerangan seluruh pabrik harus memadai. Pada tempat-tempat proses yang


berbahaya atau berisiko tinggi harus diberi penerangan tambahan.

4. Lalu Lintas Manusia dan Kendaraan

Dalam perancangan lay out peralatan, perlu diperhatikan agar pekerja dapat
mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah agar apabila terjadi gangguan
pada alat proses dapat segera diperbaiki, selain itu keamanan pekerja selama
menjalankan tugasnya perlu diprioritaskan.

5. Pertimbangan Ekonomi

Dalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan
biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan produksi pabrik sehingga dapat
menguntungkan dari segi ekonomi.

6. Jarak Antar Alat Proses

Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi, sebaiknya
dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran
pada alat tersebut, tidak membahayakan alat-alat proses lainnya.

2.4 Proses Pembuatan Aspirin


2.4.1 Spesifikasi Produk
Dalam perancangan pabrik ini mengasilkan produk utama Asam asetilsalisilat
(aspirin) dan Kalsium asetat. Spesifikasi untuk masing-masing produk diakses dari
pubchem.ncbi.nlm.nih.gov sebagai berikut :
a. Asam Asetilsalisilat (Aspirin)

Rumus molekul : C9H8O4

Berat molekul : 180,15 g/mol

Kelarutan 25°C : 0,33/100 g air

Titik lebur : 136°C

Bentuk : Padat kristal halus seperti jarum (1 atm, 25°C)

Titik didih : 140°C

Bau : Tidak berbau

Suhu kritis : 492°C

Tekanan kritis : 32,27 atm

Densitas 20°C : 1,35 g/cm

Viscositas : 5,31 cp

Kemurnian : 70% berat asam asetilsalisilat

Impuritas : air max 0,5%

b. Kalsium Asetat

Rumus molekul : C4H6O4Ca

Berat Molekul : 158,166 g/mol

Bentuk : kristal (1 atm, 25°C)

Titik didih : decomposes

Warna : Tidak berwarna

Titik lebur : 237°C

Bau : tidak berbau

Densitas 20°C : 1,74 g/cm3

Kemurnian : 30% berat asam asetat

Viscositas : 1,056 mPa

2.4.2 Spesifikasi Bahan Baku


Dalam perancangan pabrik ini menggunakan bahan utama Asam salisilat dan Asetat
anhidrida. Spesifikasi untuk masing-masing bahan diakses dari
pubchem.ncbi.nlm.nih.gov sebagai berikut :
a. Asetat Anhidrida

Rumus molekul : C4H6O3

Berat Molekul : 102,09

Bentuk : cair (1 atm, 25°C)

Titik didih : 140°C

Warna : Tidak berwarna

Titik lebur : -73°C

Bau : bau asam yang sangat menyengat

Suhu kritis : 333°C

Densitas 20°C : 1,08-1,085 g/cm3

Tekanan kritis : 39,47 atm

Kemurnian : 99% berat asetat anhidrida

Viscositas : 0,91 cp

Impuritas : asam asetat 1% berat

b. Asam Salisilat

Rumus molekul : C7H6O3

Berat molekul : 138,12

Bentuk : Padat kristal halus (1 atm, 25°C)

Kelarutan 25°C : 0,2/100 g air

Titik didih : 211°C

Warna : Putih

Suhu kritis : 456°C

Bau : Tidak berbau

Tekanan kritis : 51,12 atm

Densitas 20°C : 1,438-1,443 g/cm3

Kemurnian : 99% berat asam salisilat

c. Kalsium Oksida

Rumus molekul : CaO


Berat molekul : 56.077

Bentuk : Padat kristal halus (1 atm, 25°C)

Kelarutan 25°C : 0,2/100 g air

Titik didih : 1974°C

Warna : Putih

Suhu kritis : 456°C

Bau : Tidak berbau

Tekanan kritis : 51,12 atm

Densitas 20°C : 1,438-1,443 g/cm3

Kemurnian : 98% berat kalsium oksida

2.4.3 Pengendalian Kualitas


2.4.3.1 Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Sebelum dilakukan proses produksi, dilakukan pengujian terhadap kualitas bahan
baku yang diperoleh. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar bahan baku yang
digunakan sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Evaluasi yang digunakan yaitu
standart yang hampir sama dengan standart Amerika yaitu ASTM 1972. Adapun
parameter yang diukur adalah :
1. Kemurnian dari bahan baku asetat anhidrida dan asam salisilat
2. Kandungan di dalam asetat anhidrida dan asam salisilat
3. Kadar air
4. Kadar zat pengotor
2.4.3.2 Pengendalian Kualitas Proses
Pengendalian proses dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang akan
dihasilkan, dan ini sudah harus dilakukan sejak dari bahan baku sampai menjadi produk.
Selain pengawasan mutu bahan baku, bahan pembantu, produk setengah jadi maupun
produk penunjang mutu proses. Semua pengawasan mutu dapat dilakukan analisa di
laboratorium maupun menggunakan alat control.
Pengendalian dan pengawasan jalannya operasi dilakukna dengan alat pengendalian
yang berpusat di control room, dilakukan dengan automatic control yang menggunakan
indicator. Apabila terjadi penyimpangan pada indicator yang telah ditetapkan atau
diseting baik itu flow rate bahan baku/produk, level control, maupun temperature
control, dapat diketahui dari sinyal/tanda yang diberikan yaitu nyala lampu, bunyi alarm
dan sebagainya. Bila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut harus
dikembalikan pada kondisi atau set semula baik secara manual atau otomatis.
Beberapa alat kontrol yang dijalankan yaitu, kontrol terhadap kondisi operasi baik
tekanan maupun temperatur. Alat kontrol yang harus diset pada kondisi tertentu antara
lain :
 Level Control
Level Control yaitu alat yang dipasang pada bagian atas tangki. Namun, jika tidak
sesuai dengan kondisi yang ditetapkan, maka akan timbul tanda berupa suara dan lampu
nyala.
 Flow Control
Flow Control yaitu alat yang dipasang pada aliran bahan baku, aliran masuk dan
aliran keluar proses.
 Level Indicator
Level Indicator yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mengukur ketinggian suatu
fluida dalam suatu alat tertentu.
 Temperature Control
Temperature Control yaitu alat yang dipasang di dalam setiap alat proses yang
berjalan pada kondisi suhu tertentu. Jika belum sesuai dengan kondisi yang ditetapkan,
maka akan timbul tanda/isyarat berupa suara dan nyala lampu.
2.4.3.3 Pengendalian Kualitas Produk
Setelah perencanaan produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan
pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi
diharapkan dapat menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan standart dan
jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang tepat sesuai jadwal.
Untuk itu perlu dilakukan pengendalian produksi sebagai berikut :
1. Pengendalian Kualitas
Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku jelek. Kesalahan operasi
dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitor/analisa pada
bagian laboratorium pemeriksaan.
2. Pengendalian Kuantitas
Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan mesin,
keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama dan lain-lain.
Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan evaluasi.
Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan kondisi yang ada.
3. Pengendalian Waktu
Untuk mencapai kuantitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula.
4. Pengendalian Bahan Proses
Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan untuk proses
harus mencukupi. Maka dari itu, diperlukan pengendalian bahan proses agar tidak
terjadi kekurangan [ CITATION Nov18 \l 1057 ]

2.4.3 Proses Produksi Aspirin


Asam salisilat, asetat anhidrida serta asam asetat dialirkan dalam mixing
tankuntuk melarutkan asam salisilat terlebih dahulu. Kemudian, campuran homogen
dialirkan ke dalam reaktor stainless steel atau glass lined reactor yang dilengkapi
dengan jaket pemanas. Reaksi berlangsung dalam fase cair endotermis. Temperatur
reaksi dijaga sekitar 85-90oC pada tekanan 1 atm, dengan waktu tinggal 1-2 jam.
Larutan dari reaktor, kemudian dikristalkan selama 2-3 jam dan temperatur diturunkan
dengan pendingin sampai 10oC - 25oC. Hasil pengkristalan disaring dengan filter (rotary
drum vaccum filter) untuk memisahkan padatan dan mother liquor, kemudian
dikeringkan sampai mengandung 0,5% cairan di rotary dyer. Mother liquor hasil filtrasi
dialirkan ke unit recovery untuk memisahkan asam asetat dan asetat anhidrida.
[ CITATION Nov18 \l 1057 ]

Process Engineering Flow Diagram : Prarancangan Pabrik Asetilsalisilat


(Aspirin) dari Asam Salisilat Asetat Anhidrat dengan Proses Sintesis
Kalsium Oksida dengan Kapasitas 10.000 ton/tahun
2.5.1 Tahap persiapan bahan baku
Bahan baku dalam pembuatan asam asetilsalisilat (C 9H8O4) yaitu asam salisilat
(C7H6O3) dan asetat anhidrida (C4H6O3). Kadar dari C7H6O3 adalah 100% dan C4H6O3
99%. Bahan baku asam salisilat (C7H6O3) diangkut dari silo (S-01) secara horizontal
dengan belt conveyor (BC-01) ke mixer. Bahan baku asetat anhidrida (C 4H6O3) dari
tangki (T-01) dialirkan dengan pompa Sentrifugal (P-02) dan dipanaskan dengan
Heater (HE-01) hingga 90oC sebelum menuju Reactor (R-01). Bahan baku tambahan
kalsium oksida (CaO) yang disimpan dalam Silo (S-02) secara vertical diangkut dengan
Belt Conveyor (BC-01) ke Furnace (F-01) kemudian kalsium oksida diangkut secara
vertical dengan Belt Conveyor (BC-02) ke Silo (S-03) dan secara vertical diangkut
dengan Belt Conveyor (BC-03) ke Reactor (R-01). Larutan diatur dengan ratio control
sehingga komposisi bahan baku yang masuk mixer sesuai yang diinginkan, yaitu asetat
anhidrida : asam salisilat = 1,4 : 1 (dalam mol).[ CITATION Nov18 \l 1057 ]
2.5.2 Tahap pembentukan produk
Larutan dari M-01 dialirkan menuju reaktor esterifikasi (R-01). Jenis reaktor yang
digunakan adalah Reaktor Tangki Berpengaduk. Reaksi berjalan secara endotermis
sehingga perlu ditambah pemanas yang berupa jaket pemanas dan digunakan saturated
steam. Reaksi terjadi dalam fase cair. Temperatur reaksi dijaga pada 85 oC dan tekanan 1
atm dengan waktu awal pembuatan asam asetilsalisilat adalah 7 jam lalu selanjutnya
berjalan secara kontinyu.[ CITATION Nov18 \l 1057 ]
2.5.3 Tahap Pengkristalan
Larutan dikristalkan dalam crystallizer (CR-01) dengan pendinginan sampai
suhu 20oC, karena pada suhu tersebut diharapkan asam asetilsalisilat dalam larutan
dapat jenuh dan mengkristal. Slurry dan kristal yang keluar dari crystallizer kemudian
dimasukkan ke rotary drum vaccum filter (F-01) untuk memisahkan aspirin dengan
mother liquor-nya. Kristal aspirin dicuci dengan menggunakan air pada centrifuge (CF-
01) supaya kandungan asetat anhidrida dan asam asetat larut semua dalam air, sehingga
kristal aspirin mempunyai kemurnian yang tinggi. Sedangkan mother liquor-nya
diumpankan ke menara distilasi (MD-01).[ CITATION Nov18 \l 1057 ]
2.5.4 Tahap pengeringan
Kristal aspirin yang telah dicuci diangkut dengan menggunakan screw conveyor
(SC-01) kemudian dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer (RD-01).
Pengeringan dilakukan oleh udara kering pada suhu 150oC sehingga didapat kristal
aspirin dengan kandungan moisture 0,5% berat. Kristal aspirin kemudian mengalami
penyeragaman ukuran pada screen. Ukuran yang sesuai spesifikasi masuk dalam silo
penyimpanan, sedangkan ukuran yang tidak sesuai spesifikasi diumpankan ke dalam
ball mill.[ CITATION Nov18 \l 1057 ]
2.5.5 Tahap Pengepakan

Hasil keluaran screen yang berupa powder dilewatkan dengan belt conveyor
menuju bucket elevator dan akhirnya ditampung dalam sebuah bin. Dari bin ini
selanjutnya powder akan masuk unit pengepakan dan ditampung di gudang sebelum
dipasarkan.[ CITATION Nov18 \l 1057 ]
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indonesia mulai melaksanakan tahap pembangunan disegala bidang, salah satunya
yaitu bidang industri. Industri kimia merupakan salah satu industri yang strategis dan
memiliki banyak keterkaitan dengan industri lain. Salah satu industri kimia di Indonesia
yaitu industri farmasi. Kurang lebih ada 500 industri farmasi yang sudah berdiri di
Indonesia. Indonesia termasuk negara pasar farmasi terbesar di ASEAN, karena
memiliki potensi untuk mengembangkan industri farmasi, salah satunya yang dinilai
cukup prospektif untuk dikembangkan yaitu industri aspirin. Aspirin atau nama lain dari
asam asetilsalisilat dengan rumus molekul C9H8O4 merupakan senyawa yang tidak larut
dalam air, tidak berbau, serta berwujud kristal padat pada suhu kamar. Aspirin
merupkan obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat ini
diperjual belikan dalam bentuk bubuk atau puyer. Aspirin merupakan jenis obat yang
sering digunakan sebagai analgesik yang berfungsi sebagai penenang atau pereda sakit,
nyeri. Aspirin memiliki bahan aktif yang disebut dengan asam salisilat asetil yang
merupakan turunan sintetis dari senyawa salisin. Adapun proses produksi aspirin ada 5
tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap persiapan produk, tahap pengkristalan,
tahap pengeringan, dan tahap pengepakan.

3.2 Saran
Kami harap semoga perancangan selanjutnya lebih baik lagi, sehingga produk
aspirin dapat direalisasikan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang
akan datang dengan jumlah yang terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Al-sabea, N. A.-B. (2010). Determination of Aspirin Tablets from Different Industrial


Drug Companies Available in Iraqi Pharmaceutical Market.

BPS. (2019). Badan Pusat Statistik : Publikasi. Diambil kembali dari Badan Pusat
Statistik Available:
https://www.bps.go.id/publication/2019/05/08/b61e029397e3c37998a7e279/stati
stik-perdagangan-luar-negeri-indonesia-impor-2019-jilid-i.html

Fitrilia. (2021). PRARANCANGAN PABRIK ASAM ASETILSALISILAT (ASPIRIN)


DENGAN PROSES SINTESIS ASAM SALISILAT, ASETATANHIDRAT
DAN KALSIUM OKSIDA SEBAGAI REACTIONACCELERATOR & ACID
NEUTRALIZING AGENT KAPASITAS 2000 TON/TAHUN. JURNAL
TUGAS AKHIR TEKNIK KIMIA, Vol. 4 No.1.

Novianty. (2018). PRA RANCANGAN PABRIK ASAM ASETILSALISILAT


(ASPIRIN) DARI ASAM SALISILAT DAN ASETAT ANHIDRAT DENGAN
PROSES SISTESIS KALSIUM OKSIDA KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN.
Tugas Akhir Teknik kimia.

Peters, M., & Timmerhaus, K. (1980). Plant Design and Economics for Chemical
Engineers. New York: 3 ed Mc Graw Hill Book Co., Inc.,.

Sahara. (2011). ANALISIS KUANTITATIF ASPIRIN DALAM TABLET DENGAN


TITRASI ASAM BASA.

Anda mungkin juga menyukai