Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

INFORMASI DALAM DUNIA


KEBIDANAN
1. Peran Bidan dalam penggunaan Teknologi
2. Contoh kasus atau alat yang dapat digunakan dalam dunia Kebidanan
3. Aplikasi Software dalam Dunia Medis
4. Sistem Informasi Manejemen apa yang diterapkan di Rumah Sakit

Untuk menambah pengetahuan mahasiswi bidan tentang


Infomatika dan Teknologi yang digunakan dalam dunia medis
(Kebidanan)
Ultrasonography (USG) adalah
prosedur pencitraan menggunakan
teknologi gelombang suara
berfrekuensi tinggi untuk
memproduksi gambar tubuh bagian
dalam, seperti organ tubuh atau
jaringan lunak.
USG dapat digunakan sebagai alat diagnosis penyakit,
memonitor kondisi janin, dan sebagai alat bantu saat proses
pembedahan atau tindakan tertentu, seperti pengambilan
sampel jaringan (biopsi). Teknologi USG tergolong aman,
khususnya bagi ibu hamil, karena tidak memancarkan radiasi.
Terdapat 3 jenis USG yang umumnya digunakan, yaitu:

• USG eksternal. Jenis USG ini menggunakan alat


bantu bernama probe yang dilengkapi sensor pada
ujungnya, agar dapat menangkap gelombang suara
dari permukaan kulit. USG eksternal dapat
digunakan untuk memeriksa kelainan pada organ
tubuh tertentu, seperti ginjal, hati, payudara, atau
rahim, serta melihat bagian dalam leher dan sendi.
Selain itu, USG eksternal juga biasanya digunakan
untuk memantau kondisi janin saat kehamilan.
• USG internal. Salah satu contoh USG internal adalah
USG transvaginal. Jenis USG ini dilakukan dengan
memasukkan probe berukuran selebar dua jari
melalui vagina. Dokter akan menyarankan USG
internal untuk memeriksa kondisi organ daerah
panggul, seperti rahim dan indung telur.
• USG endoskopi. Jenis USG ini menggunakan alat
bernama endoskopi, yaitu alat berbentuk seperti
selang tipis, panjang, dan fleksibel yang dilengkapi
dengan kamera, lampu, dan sensor USG di
ujungnya. Alat ini dimasukkan melalui mulut untuk
memeriksa organ bagian atas, seperti kerongkongan
hingga lambung.
Indikasi dan Kontraindikasi USG
• Berikut ini adalah beberapa penggunaan USG pada sejumlah organ tubuh, sesuai jenis-jenisnya:

• USG kepala. Biasanya dilakukan pada bayi untuk mendeteksi kelainan otak yang mungkin terjadi pada kelahiran prematur, cedera atau perdarahan otak, kelainan bawaan lahir (misalnya
hidrosefalus), dan peradangan selaput otak (meningitis) atau radang otak. Pada orang dewasa, USG kepala digunakan untuk mendeteksi lokasi tumor secara tepat pada saat operasi daerah kepala,
ketika tulang tengkorak sudah dibuka.

• USG leher. Untuk mengevaluasi keadaan organ dalam leher, seperti kelenjar tiroid dan kelenjar air liur, pembuluh darah leher, serta kelainan yang terbentuk di dalam leher, misalnya benjolan,
infeksi, abses, kista, dan tumor. Selain itu, USG leher juga bisa digunakan sebagai alat bantu untuk mengarahkan dalam prosedur pengambilan sampel jaringan di daerah leher (biopsi).

• USG mammae. USG mammae atau payudara berfungsi untuk mendeteksi ukuran, lokasi, dan jenis benjolan pada payudara, serta sebagai alat pemandu saat melakukan pengambilan sampel
benjolan pada jaringan payudara (biopsi).

• USG perut. Untuk memeriksa jika terdapat kelainan organ hati, ginjal, limpa, empedu, dan pankreas. USG perut juga dapat melihat kelainan seperti radang usus buntu, hernia, dan pembesaran
kelenjar getah bening dalam perut. Selain itu, USG perut dapat digunakan untuk melihat aliran pembuluh darah dalam perut, serta sebagai alat pemandu saat melakukan tindakan biopsi jaringan
pada organ dalam perut, atau saat mengeluarkan cairan dari rongga perut pada asites.

• USG panggul. Untuk mendeteksi kelainan kandung kemih yang menyebabkan gangguan saat buang air kecil. Secara khusus, USG panggul dilakukan pasien wanita untuk mencari tahu kelainan pada
rahim dan indung telur yang dapat menyebabkan nyeri panggul, perdarahan lewat vagina, dan radang panggul. USG panggul juga dapat membantu mencari lokasi KB spiral, serta membantu
mengarahkan dokter saat tindakan pengambilan sel telur untuk bayi tabung. Bagi pasien pria, USG panggul dilakukan untuk memeriksa kelenjar prostat.

• USG testis. USG testis atau buah zakar berfungsi untuk memeriksa kelainan pada testis seperti tumbuhnya tumor atau kista, testis yang tidak turun (kriptorkismus), dan varises pada pembuluh
darah testis (varikokel) yang dapat menyebabkan kemandulan.

• USG kehamilan. Untuk memastikan kehamilan, memeriksa denyut jantung janin, kondisi perkembangan janin, perkiraan usia kehamilan dan waktu persalinan, perkiraan jenis kelamin, jumlah air
ketuban, dan aliran darah pada janin. USG kehamilan juga dapat melihat kelainan yang mungkin terjadi pada rahim, indung telur, serviks, dan plasenta, serta untuk mendiagnosis jika terdapat
kehamilan etopik, hamil kembar, kelainan bawaan pada janin (misalnya sindrom Down), tumor, atau keguguran. USG kehamilan juga digunakan untuk membantu mengarahkan dalam prosedur
amniocentesis atau proses pengambilan sampel cairan air ketuban, bila diperlukan.

• USG transvaginal. USG transvaginal memiliki fungsi yang hampir mirip dengan USG panggul untuk melihat keadaan rahim dan indung telur pasien wanita, namun dengan gambar yang lebih jelas.
Umumnya disarankan untuk mendeteksi kelainan pada rahim yang dapat menyebabkan perdarahan dari vagina, nyeri panggul, dan kemandulan. USG transvaginal juga dapat melihat pertumbuhan
kista dan jaringan abnormal lainnya pada rahim, seperti miom. Selain itu, USG transvaginal juga dapat dilakukan saat kehamilan untuk memonitor denyut jantung janin, serta melihat kelainan pada
serviks yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur atau keguguran.

• Perlu diperhatikan bagi pasien yang memiliki riwayat alergi, baik terhadap gel yang akan dioleskan pada permukaan kulit sebelum tindakan USG eksternal, maupun alergi terhadap obat penenang
yang diberikan sebelum prosedur USG endoskopi.
Peringatan USG
• Penggunaan zat pewarna khusus atau kontras saat melakukan tindakan
Rontgen pada saluran cerna dapat mengganggu hasil USG pada perut dan
panggul, karena zat ini masih bisa mengendap di dalam usus hingga 2 hari.
• Pemindaian USG menggunakan teknologi frekuensi suara yang dapat
menangkap gambar organ di dalam tubuh. Namun, teknologi ini tidak
dapat melewati tulang dan udara, sehingga untuk USG kepala tidak dapat
dilakukan pada anak-anak yang ubun-ubunnya sudah menutup (usia di atas
18 bulan).
• Faktor-faktor seperti asam lambung berlebih, obesitas, serta sisa makanan
di dalam lambung dan usus dapat mengganggu hasil tes USG perut.
Pastikan Anda mengikuti saran dokter sebelum tes dilakukan.
• Bagi yang sedang menjalani pengobatan tertentu, disarankan untuk
memberi tahu dokter sebelum tes dilakukan.
Sebelum USG
Persiapan yang dilakukan tergantung dari jenis USG yang akan dikerjakan. Beberapa di antaranya meliputi:
• Mengonsumsi setidaknya 6 gelas air putih 2 jam sebelum tindakan dan menahan untuk buang air kecil untuk USG daerah panggul,
karena kandung kemih harus penuh.
• Terkadang pasien dapat diminta untuk berpuasa 8 hingga 12 jam sebelum tindakan USG perut, agar tidak ada sisa makanan di
lambung dan usus yang dapat menghalangi gelombang suara. Atau dapat dianjurkan untuk tidak makan lemak sejak sore hari
sebelum pemeriksaan untuk USG perut bila ingin melihat empedu, hati, pankreas, dan limpa
• Tidak makan atau minum 6-12 jam sebelum USG perut, khususnya bila ingin melihat gambaran kandung empedu yang lebih jelas.
• Menghindari pemakaian kosmetik, seperti bedak atau losion pada payudara sebelum USG mammae, karena dapat mempengaruhi
hasil akhir.
• Untuk USG transvaginal, pasien akan diminta untuk mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu.
• Tergantung dari bagian tubuh yang akan diperiksa, pihak rumah sakit akan memberikan pakaian khusus untuk memudahkan proses
USG. Pasien juga akan diminta untuk melepas perhiasan di sekitar area yang akan diperiksa.
• Bagi yang akan menjalani jenis USG endoskopi, dokter akan memberikan suntikan obat penenang atau semprotan obat bius lokal
di tenggorokan agar menjadi kebas, dan untuk menghindari rasa mual atau nyeri saat alat dimasukkan.
Prosedur USG

• Sebagian besar prosedur USG akan memerlukan waktu 15-45 menit,


tergantung dari jenis USG dan bagian tubuh yang perlu diperiksa.
Prosedur pemeriksaan juga akan dilakukan sesuai dengan jenis USG
yang digunakan.
USG eksternal

• Pasien akan direbahkan di atas tempat tidur dan dokter akan mengoleskan gel pelumas berbahan
lateks di area yang akan diperiksa untuk melancarkan pergerakan probe. Pasien akan merasakan
sensasi dingin dalam proses ini. Pasien mungkin akan merasa nyeri atau tidak nyaman saat bagian
tubuh ditekan. Beri tahu dokter jika rasa nyeri memburuk.
• Bagi yang akan melakukan tes USG kehamilan, dokter akan menggerakkan probe di atas kulit yang
sudah dilumasi dan melihat kondisi janin melalui monitor yang diletakkan di sebelah tempat tidur
pasien. Pasien dapat melihat kondisi dan mendengar suara denyut janin secara langsung.
• Untuk USG kepala bayi, probe akan digerakkan di ubun-ubun yang belum menutup. Tangkapan
gambar otak dan ruangan yang berisi cairan otak (ventrikel) akan terlihat melalui monitor secara
langsung. Untuk USG kepala orang dewasa, hanya dapat dilakukan saat tindakan operasi kepala,
ketika tulang tengkorak sudah dibuka, dikarenakan gelombang suara dari probe tidak dapat
melewati tulang.
• Untuk USG testis, dokter akan mengolesi gel pelumas pada testis agar memudahkan pergerakan
probe. Selain itu, pasien harus membuka kedua paha secara lebar sambil berbaring agar
memudahkan proses pemeriksaan. Handuk dan tali khusus akan dipasang di bawah kantung buah
zakar (skrotum) dan di sekitar paha untuk meninggikan posisi skrotum. Rasa tidak nyaman
mungkin akan dirasakan saat probe ditekan pada titik sensitif atau nyeri.
USG internal

• Saat USG transvaginal, pasien akan diminta berbaring dengan panggul


yang sedikit diangkat. Dokter akan memasukkan ujung probe yang
sudah dilapisi pelindung steril dan pelumas melalui vagina agar dapat
memantau kondisi organ di sekitar panggul. Pemantauan dapat
dilakukan melalui monitor yang diletakkan di sebelah tempat tidur
pasien.
USG endoskopi

• Pasien akan diminta untuk merebahkan badan ke arah samping dan


akan diberikan obat penenang atau semprotan bius lokal untuk
meredakan rasa gelisah ataupun nyeri.
• Setelah itu, dokter akan memasukkan alat endoskopi melalui mulut
pasien dan didorong ke arah kerongkongan hingga ke bagian organ
yang perlu diperiksa. Sama seperti jenis USG lainnya, gambar akan
ditangkap melalui gelombang suara dan akan terlihat dari monitor
yang terletak di dekat pasien.
Sesudah USG

• Setelah dokter selesai memeriksa, gel yang digunakan pada tubuh akan langsung
dibersihkan, dan bagi yang diminta untuk menahan urine sebelum tes, pasien
dipersilahkan untuk langsung mengosongkan kandung kemih.
• Secara umum, pasien diperbolehkan pulang dan beraktivitas sesudah USG.
Namun bagi yang diberikan obat penenang, pasien tidak diperbolehkan untuk
melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi, seperti mengendarai
kendaraan, selama 24 jam pertama. Pasien disarankan untuk menghubungi
keluarga atau kerabat guna menemani dan mengantarkannya pulang.
• Biasanya, pasien akan mendapatkan hasil USG secara langsung. Jika diperlukan
analisa lebih lanjut, hasil akan diberikan ke dokter yang merujuk dalam hitungan
hari.
• Jika pasien mengalami efek samping tertentu setelah melakukan USG, dianjurkan
untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Efek Samping USG

• USG merupakan prosedur yang aman dan tidak menimbulkan efek


samping, terutama USG eksternal. Efek samping yang mungkin
muncul adalah reaksi alergi terhadap gel yang digunakan.
• Untuk USG internal, seperti USG transvaginal, pasien dapat
mengalami rasa tidak nyaman saat alat dimasukkan.
• Untuk USG endoskopi, pasien mungkin merasakan efek samping
seperti sakit tenggorokan atau perut kembung, namun hal ini hanya
terjadi sementara. Walaupun jarang, perdarahan dapat terjadi akibat
tindakan USG endoskopi.
Referensi
• Terakhir diperbarui: 8 Maret 2018
• Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

NHS UK (2015). Health A-Z. Ultrasound Scan.


US FDA (2017). Medical Imaging. Ultrasound Imaging.
Mayo Clinic (2015). Test and Procedures. Ultrasound.
An-Grogan, Y et al. Medscape (2015). Head and Neck Ultrasonography.
DerSarkissian, C. WebMD (2017). What is an Ultrasound?
Giorgi, A. Healthline (2015). Testicular Ultrasound.
Husney, A Romito, K. WebMD (2015). Pelvic Ultrasound.
Krans. B. Healthline (2016). Breast Ultrasound.
Krans, B. Healthline (2016). Ultrasound.
Martel, J. Healthline (2016). Pregnancy Ultrasound.
Romito, K. WebMD (2015). Cranical Ultrasound.
Ross, H. Healthline (2016). Amniocentesis.
Sanyal, S. Healthline (2017). Abdominal Ultrasound.
Robotic Surgery
adalah bentuk dari pengembangan
teknologi kedokteran yang
menggunakan sistem robot untuk
membantu prosedur pembedahan.
Walaupun bersifat robotik yang
dilengkapi komputer, sistem ini tidak
dapat mengambil keputusan sendiri
dalam pembedahan, jadi dokter ahli
masih berperan dalam tindakan
operasinya.

ROBOTIC SURGERY

Anda mungkin juga menyukai