di sampaikan dalam seminar dan workshop di Universitas Muhammadiyah Lamongan, tanggal 12 Oktober 2019
1
Latar Belakang
UU Keperawatan No.
SDKI, SLKI, SIKI 38 Tahun 2014
Perawat di Indonesia
Standar Profesi
3
LANDASAN HUKUM
4
Tujuan Ditetapkan
SDKI, SLKI, SIKI
Meningkatkan otonomi Acuan dalam menegakkan
perawat diagnosis, luaran dan
rencana intervensi
SDKI,
Meningkatkan Komunikasi
SLKI, SIKI
Mengukur beban kerja dan
interprofesional reward perawat
Meningkatkan Mutu
Asuhan Keperawatan
5
Tantangan
DAYA SAING IPTEK & INOVASI
Indonesia
Diagnosis Keperawatan
7
Jenis
“
DIAGNOSIS
Diagnosis Negatif
…….menunjukkan klien dalam
kondisi sakit atau berisiko
mengalami sakit….sehingga
butuh tindakan sifatnya
penyembuhan, pemulihan dan
pencegahan. Diagnosis tersebut
terdiri atas: Aktual, dan Risiko
(Schwab, 2016)
8
Jenis
“
DIAGNOSIS
Diagnosis Positif……menunjukkan
bahwa klien dalam kondisi sehat
dan dapat mencapai kondisi yang (Schwab, 2016)
lebih sehat atau
optimal…..diagnosis promosi
kesehatan
9
Komponen
DIAGNOSIS
Keperawatan
Masalah
11
12
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA
13
PROSES DIAGNOSIS
14
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA
15
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA
16
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA
17
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI
18
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI
19
CONTOH KASUS
Problem/masalah Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Penyebab:
Bronchopneumonia, setelah Hipersekresi Jalan Nafas
perawat melakukan pengkajian
didapatkan data batuk tidak Gejala dan Tanda:
efektif, ada sputum, suara Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi,
nafas ronkhi, adanya dyspnea, ada dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan
gelisah, frekuensi napas pola nafas tidak teratur.
berubah dan pola nafas tidak
teratur. Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan
Bagaimanakah Rumusan Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan dengan batuk tidak
Diagnosis Keperawatan? efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi, ada
dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan pola
nafas tidak teratur.
20
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
21
DEFINISI LUARAN
Jenis Luaran Keperawatan
Arahnya
Arahnya
Meningkatkan/me
Menurunkan
mperbaiki
22
KOMPONEN LUARAN
Kondisi, perilaku atau persepsi pasien yang dapat
diubah atau diatasi dengan intervensi keperawatan
Menurun
Kriteria Hasil Digunakan untuk luaran negatif
Membaik
Digunakan luaran yang tidak dapat diekspektasikan
menurun atau meningkat
23
KOMPONEN LUARAN
Indikator/Karakteristik:
Label
Dari masing-masing kriteria hasil :
Dapat dalam bentuk Skor dengan skala 1 sampai dengan 5
Contoh :
Ekspektasi
1 2 3 4 5
Menurun cukup menurun sedang cukup meningkat Meningkat
Kriteria Hasil
24
CONTOH KASUS Label:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
jam, maka bersihan jalan nafas
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis EKspektasi:
Bronchopneumonia, setelah Maka bersihan jalan nafas meningkat,
perawat melakukan pengkajian
didapatkan data batuk tidak Kriteria Hasil:
efektif, ada sputum, suara Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Produksi sputum menurun, roncki menurun, sesak
gelisah, frekuensi napas menurun, frekuensi nafas membaik, pola nafas
berubah dan pola nafas tidak membaik.
teratur.
Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
Bagaimanakah Rumusan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
Luaran Keperawatan? jam, maka bersihan jalan nafas meningkat dengan
kriteria hasil batuk efektif meningkat, produksi
sputum menurun, roncki menurun, sesak menurun,
frekuensi nafas membaik, pola nafas membaik.
25
STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN
26
DEFINISI INTERVENSI DAN TINDAKAN
Klasifikasi Intervensi Keperawatan (5
kategori dan 14 sub kategori)
Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang dikerjakan
perawat yang didasarkan pada
Fisiologis Perilaku
pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran yang di
harapkan
27
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN
28
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN
29
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN
Label
Ada 4 Jenis
1. Tindakan Observasi
2. Tindakan Terapeutik
3. Tindakan Edukasi
Definisi
4. Tindakan Kolaborasi
Tindakan
30
CONTOH KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Pasien Anak A, MRS dengan Bersihan Jalan Tidak efektif
diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah Rumusan Luaran Keperawatan (SDKI)
perawat melakukan pengkajian Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
didapatkan data batuk tidak
3 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat
efektif, ada sputum, suara
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
gelisah, frekuensi napas Produksi sputum menurun, roncki menurun,
berubah dan pola nafas tidak sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
teratur. nafas membaik.
.
Intervensi Keperawatan :
Bagaimanakah Intervensi Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu
Keperawatan? intervensi utama dan intervensi Penunjang
31
CONTOH KASUS Intervensi Keperawatan :
Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu intervei utama
dan intervensi Penunjang
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah Latihan Batuk efektif
perawat melakukan pengkajian Manajemen Jalan Nafas
didapatkan data batuk tidak Pemantauan respirasi
efektif, ada sputum, suara
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Intervensi Penunjang:
gelisah, frekuensi napas Dukungan Kepatuhan program pengobatan
berubah dan pola nafas tidak Edukasi Fisioterapi dada
teratur. Edukasi pengukuran respirasi
Fisioterapi dada
Bagaimanakah Intervensi Konsultasi via telephon
Keperawatan? Manajemen Asma
Manajemen alergi
Manajemen anafilaksis
Manajemen Isolasi
32
CONTOH KASUS
Intervensi Penunjang:
Pasien Anak A, MRS dengan Manajemen ventilasi mekanik
diagnosis Medis Manajemen jalan nafas buatan
Bronchopneumonia, setelah Pemberian obat inhalasi
perawat melakukan pengkajian
Pemberian obat interpleural
didapatkan data batuk tidak
efektif, ada sputum, suara Pemberian obat intra dermal
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Pembrian obat nasal
gelisah, frekuensi napas Pencegahan aspirasi
berubah dan pola nafas tidak Pengaturan posisi
teratur. Penghisapan jalan nafas
Penyapihan ventilasi mekanik
Bagaimanakah Intervensi Perawatan tracheostomi
Keperawatan? Skrining tuberculosis
Stabilisasi jalan nafas
Terapi oksigen
33
CONTOH KASUS Intervensi Keperawatan :
Intervensi utama ada 3 (latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan respirasi)
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah Latihan Batuk efektif
perawat melakukan pengkajian
didapatkan data batuk tidak Observasi
efektif, ada sputum, suara • Identifikasi kemampuan batuk
nafas ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor adanya retensi sputum
gelisah, frekuensi napas • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
berubah dan pola nafas tidak • Monitor input dan output cairan (jumlah dan
teratur. karakteristknya)
34
CONTOH KASUS
35
CONTOH KASUS Intervensi Utama :
Manajemen jalan nafas
36
CONTOH KASUS
Terapeutik
Pasien Anak A, MRS dengan
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
diagnosis Medis
endotracheal
Bronchopneumonia, setelah
• Keluarkan Sumbatan benda padat dengan forcep
perawat melakukan pengkajian
McGill
didapatkan data batuk tidak
• Berikan oksigen jika perlu
efektif, ada sputum, suara
nafas ronkhi, adanya dyspnea,
Edukasi
gelisah, frekuensi napas
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak
berubah dan pola nafas tidak
kontra indikasi
teratur.
• Ajarkan Teknik batuk efektif
Bagaimanakah Intervensi
Kolaborasi
Keperawatan?
• Kolaborasi pemberian bronchodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
37
CONTOH KASUS Intervensi Utama :
Pemantauan Respirasi
38
CONTOH KASUS
39
SDKI, SLKI, SIKI
40
KASUS 1
3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?
41
KASUS 2
3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?
42
KASUS 3
3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?
43
Terima Kasih
44