Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRATIKUM BIOLOGI UMUM

SEMESTER 115

PRAKTIKUM DIFUSI, OSMOSIS, & PLASMOLISIS

OLEH:

KELOMPOK 3

1. AUREL CHEREN NS (1304621048)


2. NAJLA KHAIRUNNISA (1304621022)
3. NOVIENTA PUTRI (1304621041)
4. NOVITA NONA (1304617077)
5. MUHAMMAD IZAT (1304621060)
6. TIEN YUNIATI MANISHA (1304621013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam dunia kehidupan, biologi tidak terlepas dari adanya sel sebagai unit terkecil yang
dapat melakukan aktivitas dalam kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat
transport yang mampu mengatur organisme lainnya. Sel mampu melakukan transport zat
karena membrane sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Tumbuhan sangat memerlukan
proses tersebut untuk mendistribusikan energi yang didapat dari alam. Tumbuhan memerlukan
beberapa zat untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan memerlukan zat yang diambil dari
lingkungan seperti O2 dan CO2 dari udara diambil melalui daun, air dan mineral dari dalam
tanah diambil melalui ujung akar dan bulu-bulu akar. Kemampuan tumbuhan mengambil zat-
zat dari lingkungan dilakukan dengan cara difusi, osmosis, dan plasmolysis.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah gula yang dilarutkan pada larutan teh tawar. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul
tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Dalam pengambilan zat-zat nutrisi
yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel akan melakukan aktivitas
difusi. Aktivitas difusi yang dilakukan ada dua jenis, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau
tidak berpolar atau berkutub. Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau
molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi ini memerlukan protein khusus agar
partikel-partikel memiliki jalur ataupun membantu dalam perpindahan partikel, karena
partikel-partikel tersebut sulit melewati membran permabel. Permeabilitas dari membran
tersebut ada 3 macam, yaitu:
1. Impermeable (tidak permeabel), yaitu membran yang tidak dapat dilalui oleh air
maupun zat terlarut di dalamnya.
2. 2. Permeable, yaitu membran yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu yang
terlarut di dalamnya.
3. Semi permeable, yaitu membran yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, misalnya membran sitoplasma. Difusi dari pelarut misalnya
air melalui membran yang semi permeabel dari tempat dengan konsentrasi pelarut
lebih tinggi ke tempat dengan konsentrasi pelarut lebih rendah disebut osmosis.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permabel selektif dari bagian yang
lebih encer kebagian yang lebih pekat. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dalam air yang jernih dibandingkan dengan semuanya yang sangat
pekat. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada zat terlarut itu sendiri. Osmosis adalaah sebuah
fenomena yang melalui sebuah membrane semipermabel, yang menunjuk ke membrane sela
tau membrane apapun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membrane sel.
Gerakan dari solvent (molekul biasanya air) berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai dikedua sisi membran.
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan
dalam larutan gula terkonsentrasi sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor
yang menyebabkan sel tumbuhan lemah dan layu. Kehilangan air lebih banyak akan
menyebabkan plasmolisis. Jika tekanan terus berkurang, protoplasma sel akan terkelupas dari
dinding sel yang menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membrane. Akhirnya akan
dapat terjadi seluruh dinding sel runtuh. Didalam sel tumbuhan tidak ada mekanisme untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan dan mendapatkan air secara berlebihan, tetapi
plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan dalam larutan hipotonik.

1.2. Tujuan Pratikum


• Untuk mengetahui sistem transport molekul dengan mengamati proses difusi
• Untuk mengetahui sistem transport molekul dengan mengamati proses osmosis
• Untuk mengetahui sistem transport molekul dengan mengamati proses plasmolisis
BAB 2. Pelaksanaan Praktikum
2.1. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis dilaksanakan pada hari Jumat, 10 September 2021,
pukul 10.00-11.50, bertempat di kediaman masing-masing.

2.2. Cara Kerja


Pelaksanaan praktikum difusi
- Siapkan alat dan bahan, yaitu gelas kaca yang diberi label, sendok, zat
pewarna/tinta/sirup, air panas dan air dingin, serta stopwatch
- Isi gelas dengan air panas dan air dingin dengan tinggi air yang sama
- Tuangkan zat pewarna/tinta/sirup dengan jumlah yang sama ke dalam masing-masing
botol dan mulai hitung menggunakan stopwatch
- Dokumentasikan before nya
- Perhatikan waktu dan kapan zat itu mulai melarut
- Catat hasil
- Ulangi hingga 3x percobaan dengan tinggi air dan jumlah zat yang sama
- Dokumentasikan after nya
- Tulis analisis dan kesimpulan
- Bereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan, kemudian ganti alat dan bahan
yang lain untuk lanjut ke praktikum osmosis

Pelaksanaan praktikum osmosis


- Siapkan alat dan bahan, yaitu kentang, garam dapur, pisau, penggaris, dan stopwatch
- Potong kentang menjadi bentuk balok dengan panjang 7-10 cm hingga 9 buah
- Siapkan gelas kaca dan beri label 0 untuk yang akan berisi air putih biasa, 1 untuk air
putih + 1 sendok makan garam dapur, dan 2 untuk air putih + 2 sendok makan garam
- Tuang garam dengan jumlah yang diminta dan air ke dalam gelas hingga memiliki
tinggi yang sama
- Selanjutnya, masukkan kentang yang telah dipotong dengan jumlah 3 buah per gelasnya
dan mulai hitung menggunakan stopwatch
- Dokumentasikan before nya
- Tunggu hingga 20 menit
- Setelah 20 menit angkat kentang dan ukur panjang akhirnya
- Dokumentasikan after nya
- Tulis analisis dan kesimpulan
- Bereskan alat dan bahan yang telah selesai digunakan

Pelaksanaan praktikum
- Siapkan HP/laptop yang telah terisi dengan kuota
- Akseslah link video yang telah dibagikan
https://www.youtube.com/watch?v=rE_Ma6o_J-E
- Amati apa yang terjadi dalam video tersebut
- Dokumentasikan bukti menonton
- Catat hasil pengamatan video dan masukkan ke LKM
- Catat juga hasil pertanyaan tentang plasmolisis di kehidupan sehari-hari
- Jika telah selesai, klik keluar dari laman youtube
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Praktikum
3.1.1 Hasil Praktikum Difusi
Setelah melakukan ketiga percobaan, setiap praktikan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk
tinta atau pewarna dalam penyebaran di dalam air. Berikut adalah waktu yang diamati oleh
setiap praktikan.

Praktikan Hasil Pengamatan


Aurel Zat cair Percobaan Waktu Keterangan
Cheren N S ke- penyebaran
tinta/zat
warna
Air panas 1 13s Tercampur
keseluruh air
2 11,31s Tercampur
keseluruh air
3 12,76s Tercampur
keseluruh air
Air Dingin 1 13s Belum
tercampur
keseluruh air
2 11,31s Belum
tercampur
keseluruh air
3 12,76s Belum
tercampur
keseluruh air
Muhammad Waktu
Izat Percobaan penyebaran
Zat cair Keterangan
ke- tinta/zat
warna
Penyebaran
1 57 detik
yang terjadi
2 34 detik tidak bisa
merata ke
seluruh gelas
walau sudah
menunggu
Air panas
hingga berjam-
jam. Penyebaran
3 40 detik
yang terjadi
hanya menyebar
di setengah
gelas saja.
Tidak Penyebaran
1
menyebar yang terjadi
1 menit 12 tidak menyebar
2
detik ke seluruh gelas,
Air Dingin
hanya menyebar
1 menit 38 di bagian bawah
3
detik gelas dengan
sangat lambat.
Najla Zat cair Percobaan Waktu
Khairunnisa ke- penyebaran Keterangan
tinta/zat warna
Air panas 1 16,85 detik Penyebaran
warna belum
merata namun
sudah
me
ncapai
dasar dan
beberapa bagian
wadah
2 23,64 detik Penyebaran
warna belum
merata namun
sudah
se
bagian
melarut dengan air
3 52,41 detik Penyebaran

warnasudah
mulai merata
Air 1 01 menit 03,21 Penyebaran
Dingin detik warna belum
merata namun
warna s
udah
mencapai bagian
bawah wadah
dan beberapa di
sekitar wadah
2 01 menit 22,05 Penyebaran
detik warna belum
merata namun
sebagian
warna
sudah mulai
bercampur lebih
banyak
3 01 menit 47,11
Penyebaran
detik warnasudah
mulai merata
Novienta Zat cair Percobaan Waktu Keterangan
Putri ke- penyebaran
Ramadhanty tinta/zat
warna
Air panas 1 15 detik 1sdt sirup,
tinggi air 7 cm
2 25 detik 1sdt sirup,
tinggi air 7 cm
3 20 detik 1sdt sirup,
tinggi air 7 cm
Air Dingin 1 45 detik 1sdt sirup,
tinggi air 7 cm
2 40 detik 1sdt sirup,
tinggi air 7 cm
3 50 detik 1sdt sirup,
tinggi air 7 cm
Novita Zat Percobaan Waktu Keterangan
Nona cair ke- penyebaran
tinta/zat
warna
Air 1 Tinta merah 1. Pada saat
panas dengan waktu percobaan
penyebaran pertama
23detik tinta merah
2 Tinta merah yang
dengan waktu mendahului
penyebaran 31 tersebar
detik 2. Pada saat
3 Tinta merah percobaan
dengan waktu ke dua tinta
penyebaran merah yang
27,39detik mendahului
tersebar
3. Pada saat
percobaan
ketiga tinta
merah yang
mendahului
tersebar
Air 1 Tinta biru 1. Pada saat
Dingin dengan waktu percobaan
26 detik pertama
penyebaran
tinta biru
2 Tinta merah
yang
dengan waktu
penyebaran tersebar
36detik
3 Tinta merah lebih telat
dengan waktu 5detik
penyebaran 2. Pada saat
32detik
percobaan
kedua tinta
biru yang
tersebar
lebih telat
5detik
3. Pada saat
percobaan
ketiga tinta
biru yang
tersebar
lebih telat
5detik
Tien Zat cair Percobaan Waktu Keterangan
Yuniati ke- penyebaran
Manisha tinta/zat warna
Air panas 1 2 menit Tinta
menyebar
mengalami
2 1,5 menit perbedaan
waktu pada
3 1 menit
setiap
pengulangan
percobaan.
Air berubah
menjadi
warna merah
Air 1 3 menit Terdapat
Dingin perbedaan
2 2 menit waktu pada
3 1,5 menit setiap
percobaan
ketika tinta
menyebar.
Air berubah
menjadi
warna biru

3.1.2 Hasil Praktikum Osmosis


Setelah memotong, mengukur, dan merendam kentang pada tiga konsentrasi air yang
berbeda, Praktikan mengukur kembali dan mencatat panjang kentang tersebut setelah
direndam selama 20 menit. Berikut adalah hasil pengamatan setiap praktikan.
Aurel Cheren N S

Konsentrasi Potongan Panjang Panjang Keterangan


larutan kentang ke- potongan potongan
(ulangan) kentang awal kentang setelah
(cm) direndam selama
20 menit (cm)
0 (kontrol/tanpa 1 5 5 Tidak ada
tambahan garam) perubahan Panjang,
tekstur kentang
tidak berubah tetap
keras

2 5 5 Tidak ada
perubahan Panjang,
tekstur kentang
tidak berubah tetap
keras

3 5 5 Tidak ada
perubahan Panjang,
tekstur kentang
tidak berubah tetap
keras
Rata-rata 5 5
1 (air + satu 1 5 4,9 Panjang kentang
sendok makan berkurang 0,1cm,
garam) tekstur kentang
berubah lebih semi
lunak
2 5 4,9 Panjang kentang
berkurang 0,1cm,
tekstur kentang
berubah lebih semi
lunak
3 5 4,9 Panjang kentang
berkurang 0,1cm,
tekstur kentang
berubah lebih semi
lunak
Rata-rata 5 4,9
2 (air + dua 1 5 4,8 Panjang kentang
sendok makan berkurang 0,2cm,
garam) tekstur kentang
berubah menjadi
lebih lunak

2 5 4,8 Panjang kentang


berkurang 0,2cm,
tekstur kentang
berubah menjadi
lebih lunak

3 5 4,8 Panjang kentang


berkurang 0,2cm,
tekstur kentang
berubah menjadi
lebih lunak
Rata-rata 5 4,8

Muhammad Izat

Konsentrasi Potongan Panjang Panjang Keterangan


larutan kentang ke- potongan potongan
(ulangan) kentang kentang setelah
awal (cm) direndam selama
20 menit (cm)

1 7 cm 7 cm Panjang kentang
0 (control tidak berubah,
2 7 cm 7 cm
/tanpa dan tekstur
tambahan 3 7 cm 7 cm kentang juga
garam) Rata-rata keras seperti
7 cm 7 cm potongan awal.
1 7 cm 6,5 cm Panjang kentang
2 7 cm 6,5 cm berkurang 0,5
1 (air + satu cm di setiap
sendok makan 3 7 cm 6,5 cm percobaan, dan
garam) tekstur kentang
Rata-rata 7 cm 6,5 cm menjadi lebih
lunak.
1 7 cm 6 cm Panjang kentang
2 (air + 2
2 berkurang 0,9-
sendok makan 7 cm 5,9 cm
1,1 cm. Tekstur
garam) 3 7 cm 6,1 cm kentang juga
Rata-rata menjadi lebih
7 cm 6 cm
lunak.

Najla Khairunnisa

Konsentrasi larutan Potongan Panjang Panjang Keterangan


kentang ke- potongan potongan
(ulangan) kentang kentang
awal (cm) setelah
direndam
selama 20
menit (cm)
0 1 5 cm 5,1 cm Potongan
(kontrol/tanpa kentang memiliki
tambahan tekstur yang
garam) masih
keras
2 5 cm 5,0 cm Potongan
kentang
memiliki tekstur
yang masih
keras
3 5 cm 4,9 cm Potongan
kentang memiliki
tekstur yang
masih
keras
Rata-rata 5 cm 5 cm
1 (air + satu 1 5 cm 4,6 cm Potongan
sendok makan kentang memiliki
garam) tekstur
yang agak lunak
2 5 cm 4,6 cm Potongan
kentang memiliki
tekstur
yang agak lunak
3 5 cm 4,7 cm Potongan
kentang memiliki
tekstur
yang agak lunak
Rata-rata 5 cm 4,6 cm

2 (air + satu 1 5 cm 4,5 cm Potongan


sendok makan kentang
garam)
memiliki tekstur
yang lunak
2 5 cm 4,5 cm Potongan kentang
memiliki tekstur
yang lunak

3 5 cm 4,6 cm Potongan kentang


memiliki tekstur
yang lunak

Rata-rata 5 cm 4,5 cm

Novienta Putri Ramadhanty

Konsentrasi larutan Potongan Panjang Panjang Keterangan


kentang potongan potongan
ke- kentang kentang
(ulangan) awal (cm) setelah
direndam
selama 20
menit (cm)
0 (kontrol/tanpa 1 6,6 cm 6,6 cm Tinggi air 7 cm,
tambahan garam) panjang awal dan
akhir tetap,
bentuknya masih
keras
2 6,8 cm 6,8 cm Tinggi air 7 cm,
panjang awal dan
akhir tetap,
bentuknya masih
keras
3 7 cm 7 cm Tinggi air 7 cm,
panjang awal dan
akhir tetap,
bentuknya masih
keras
Rata-rata 6,8 cm 6,8 cm
1 (air + satu sendok 1 6,8 cm 6,6 cm Tinggi air 7 cm,
makan garam) panjang kentang
menyusut 0,2 cm,
bentuknya sedikit
lunak
2 6,9 cm 6,6 cm Tinggi air 7 cm,
panjang kentang
menyusut 0,3 cm,
bentuknya sedikit
lunak
3 6, 8 cm 6,6 cm Tinggi air 7 cm,
panjang kentang
menyusut 0,2 cm,
bentuknya sedikit
lunak
Rata-rata 6,76 cm 6,6 cm
2 (air + satu sendok 1 7 cm 6,5 cm Tinggi air 7 cm,
makan garam) panjang kentang
menyusut 0,5 cm,
bentuknya
menjadi lunak
2 6,8 cm 6,4 cm Tinggi air 7 cm,
panjang kentang
menyusut 0,4 cm,
bentuknya
menjadi lunak
3 7,1 cm 6,7 cm Tinggi air 7 cm,
panjang kentang
menyusut 0,4 cm,
bentuknya
menjadi lunak
Rata-rata 6,96 cm 6, 53 cm

Novita Nona

Konsentrasi Potongan Panjang Panjang Keterangan


larutan kentang ke- potongan potongan
(ulangan) kentang kentang
awal (cm) setelah
direndam
selama 20
menit (cm)

0 (kontrol/tanpa 1 7cm 7cm Tidak terjadi dari


tambahan tekstrus tetap keras dan
garam) pada air nya tidak keluar
buih putih

2 7cm 7cm Tidak terjadi dari


tekstrus tetap keras dan
pada air nya tidak keluar
buih putih
3 7cm 7cm Tidak terjadi dari
tekstrus tetap keras dan
pada air nya tidak keluar
buih putih

Rata-rata 7cm 7cm Tidak terjadi apa-apa


1 (air + satu 1 7cm 6,8cm Tekstrus agak lembek
sendok makan dan pada air nya keluar
garam) buih putih sedikit

2 7cm 6,9cm Tekstrus agak lembek


dan pada air nya keluar
buih putih sedikit

3 7cm 6,8cm Tekstrus agak lembek


dan pada air nya keluar
buih putih sedikit

Rata-rata 7cm 6,8cm Tekstruk agak lembek

2 (air + satu 1 7cm 6cm Tekstrus lembek dan


sendok makan pada air nya keluar buih
garam) putih banyak

2 7cm 6,2cm Tekstrus lembek dan


pada air nya keluar buih
putih banyak
3 7cm 6cm Tekstrus lembek dan
pada air nya keluar buih
putih banyak
Rata-rata 7cm 6cm Tekstur lembek dan
keluar banyak buih putih

Tien Yuniati Manisha

Konsentrasi larutan Potongan Panjang Panjang Keterangan


kentang potongan potongan
ke- kentang kentang
(ulangan) awal (cm) setelah
direndam
selama 20
menit (cm)
0 (kontrol/tanpa 1 7 7 Setiap
tambahan garam) pengulangan
percobaan,
kentang tidak
mengalami
perubahan
panjang.
2 7 7
3 7 7
Rata-rata 7 7
1 (air + satu sendok 1 7 6,8 Setiap
makan garam) 2 7 6,7 pengulangan
3 7 6,6 percobaan,
Rata-rata 7 6,7 kentang
mengalami
perbedaan
panjang.
2 (air + satu sendok 1 7 6,7 Perbedaan
makan garam) panjang pada
2 7 6,5
gelas 2 lebih
3 7 6,2
besar
Rata-rata 7 6,4
dibandingkan
perbedaan
panjang pada
gelas 1.

3.1.3 Hasil Pengamatan Plasmolisis


Para praktikan melakukan pengamatan plamolisis melalui video yang di berikan.
Vidio menampilkan sel kulit bawang merah dengan mikroskop, kemudian juga menampilkan
bentuk sel tersebut setelah ditetesi oleh larutan gula. Berikut adalah hasil dari pengamatan
tersebut.

Penampakan sel sebelum ditetesi larutan gula

Penampakan Sel Setelah ditetesi larutan gula.


3.2 Pembahasan
3.2.1 Sistem Transport Molekul Melalui Proses Difusi
Setelah praktikum pertama mengenai penyebaran zat warna di dalam wadah berisi air
panas dan air dingin didapat hasil bahwa zat warna menyebar lebih cepat di air panas. Hal ini
bisa dilihat dari hasil praktikum yang menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara
waktu yang diperlukan zat warna untuk menyebar di air panas dan di air dingin.
Difusi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan peristiwa perpindahan
molekul-molekul suatu zat dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang
berkonsentrasi rendah melalui membran semipermeabel. Dengan kata lain jika tidak ada gaya
lain suatu zat apa pun akan berdifusi menuruni gradien konsentrasi. Difusi merupakan proses
spontan yang tidak memerlukan masukan energi. Setiap zat yang berdifusi menuruni gradien
konsentrasi nya sendiri, tidak terpengaruh oleh perbedaan konsentrasi zat-zat lain.
Molekul memiliki tipe energi yang disebut gerak termal (panas atau kalor), salah satu
hasil gerak termal ini adalah difusi. Hal inilah yang dibuktikan dengan percobaan penyebaran
zat warna atau tinta, di mana penyebaran zat warna atau tinta ini lebih cepat tersebar di air yang
memiliki temperatur tinggi dibanding rendah. Semakin tinggi suhu, partikel atau molekul
mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat maka mengakibatkan kecepatan difusi
yang cepat.
Jika hasil praktikum berbeda, di mana zat warna lebih cepat menyebar di air
bertemperatur dingin dibanding bertemperatur panas, hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan
temperatur yang sudah tidak dingin atau panas, temperatur nya sudah menyesuaikan suhu
ruangan. Hal ini bisa menyebabkan perbedaan hasil. Dikarenakan percobaan ini bergantung
pada faktor temperatur sehingga temperatur nya harus tepat dan sesuai.

3.2.2. Sistem Transport Molekul Melalui Proses Osmosis


Menurut hasil pengamatan dan percobaan merendam 9 potongan kentang di dalam air
yang memiliki konsentrasi berbeda, yaitu air, air + 1 sendok makan garam, dan air + 2 sendok
makan garam; didapat hasil kentang memiliki struktur yang makin lunak dan penyusutan
terbesar pada kentang yang direndam dalam konsentrasi air + 2 sendok makan garam.
Difusi memiliki pengertian seperti yang disebutkan sebelumnya yaitu, peristiwa
perpindahan molekul air (pelarut) melalui mebran semipermeabel dari larutan yang
berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Dengan kata lain osmosis adalah
peristiwa perpindahan molekul pelarut dari larutan yang memiliki kepekatan rendah
(Hipotonis) ke larutan yang memiliki kepekatan tinggi (Hipertonis).
Dalam percobaan kentang yang direndam air tanpa adanya garam didapat hasil yang
beragam ada beberapa potongan kentang yang mengalami penyusutan, tetap tanpa ada
perubahan, dan juga mengalami pertambahan panjang. Hal ini dapat terjadi karena kentang
yang dimasukkan ke dalam air, membuat air dari luar sel kentang yang memiliki konsentrasi
pelarut yang tinggi (hipertonis) akan masuk ke dalam sel kentang (hipotonis) melalui
membrane semipermeable sel kentang yang mengakibatkan sel menjadi turgid, berat kentang
pun bertambah sehingga kentang mengalami pertambahan panjang atau tetap pada ukurannya,
tekstur kentang pun menjadi keras karena air masuk ke dalam kentang.
Sedangkan, ketika kentang direndam di dalam air dengan 1 sendok makan garam dan
2 sendok garam kentang mengalami penyusutan dan tekstur yang lebih lunak. Hal ini terjadi
karena air garam pekat memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) sedangkan sel kentang
memiliki konsentrasi yang lebih rendah (hipotonik). Jadi ketika sebuah kentang dimasukkan
ke dalam air garam pekat maka akan ada perpindahan molekul air dari kentang ke dalam air
garam sehingga air garam bertambah, sedangkan air pada kentang berkurang. Semakin tinggi
konsentrasi garam di dalam air membuat penyusutan kentang menjadi signifikan dan membuat
sel kentang memiliki tekstur yang lunak.

3.2.3. Sistem Transport Molekul Melalui Proses Plasmolisis


Berdasarkan pengamatan melakui video YouTube yang dilampirkan di dalam penuntun
praktikum, kita bisa melihat bahwa sel epidermis bawang merah yang mengalami plasmolisis
setelah ditetesi larutan gula. Sel epidermis bawang merah tersebut mengalami penyusutan
protoplasma dari dinding sel yang bisa dilihat dari gambar pada tabel hasil.
Plasmolisis sendiri merupakan dampak dari osmosis. Saat sel epidermis bawang merah
ini kehilangan air setelah diteteskan larutan gula yang menyebabkan penyusutan atau
mengkerut nya sel dan membuat membran plasma atau protoplasma terlepas dari dinding.
Larutan gula yang pekat dapat sebagai larutan osmotik pada sel mikroorganisme dengan
mengeluarkan air dari dalam sel, sehingga menyebabkan sel kekurangan air dan
mikroorganisme tidak dapat hidup.
Itulah mengapa setelah sel diteteskan larutan gula, itu mampu meningkatkan tekanan
osmotik dalam sel. Ketika terjadi peningkatan konsentrasi gula dalam larutan osmosis, maka
permeabilitas membran plasma akan mengalami plasmolisis, akibat adanya perbedaan tekanan
osmotik. Perbedaan tekanan osmotik ini terjadi karena konsentrasi zat terlarut yang lebih besar
dan mengakibatkan sel kehilangan air dan sedikit demi sedikit membuat protoplasma terlepas
dari dinding sel.
Selain plasmolisis ada juga yang dinamakan deplasmolisis. Deplasmolisis terjadi saat
sel tumbuhan kembali diletakkan di dalam air murni. Maka sel tersebut, karena mengandung
zat yang terlarut memiliki potensial air yang lebih rendah daripada air, dan air pun memasuki
sel melalui osmosis. Isi sel mulai membengkak dan mendorong membran plasma ke dinding
sel. Dinding yang elastis sebagian, melancarkan tekanan turgor, mendorong balik protoplasma
yang bertekanan. Kesetimbangan dinamis pun tercapai dan tidak ada pergerakan air lagi.
BAB 4. KESIMPULAN
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Molekul memiliki tipe
energi yang disebut gerak termal, dimana difusi adalah salah satu hasil gerak termal. Dalam
pratikum ini, dapat dibuktikan dengan percobaan penyebaran zat warna atau tinta, yaitu
penyebaran zat warna atau tinta ini lebih cepat tersebar di air yang memiliki temperatur tinggi
dibanding rendah. Sehingga semakin tinggi suhu maka mengakibatkan kecepatan difusi yang
cepat dan Jika zat warna lebih cepat menyebar di air bertemperatur dingin dibanding
bertemperatur panas, hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan temperatur suhu sudah
menyesuaikan suhu ruangan maka menyebabkan perbedaan hasil pada pratikum ini.
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul pelarut dari larutan yang memiliki
kepekatan rendah (Hipotonis) ke larutan yang memiliki kepekatan tinggi (Hipertonis). Dalam
pratikum ini, kentang yang direndam air tanpa adanya garam didapat hasil yang beragam, yaitu
potongan kentang yang mengalami penyusutan, tetap tanpa ada perubahan, dan juga
mengalami pertambahan panjang. Hal ini dapat terjadi karena air dari luar sel kentang yang
memiliki konsentrasi pelarut yang tinggi (hipertonis) akan masuk ke dalam sel kentang
(hipotonis) melalui membrane semipermeable sel kentang. Sedangkan, kentang yang di rendam
dengan 1 sendok makan garam2 sendok makan garam, kentang memiliki struktur yang makin
lunak.
Plasmolisis merupakan dampak dari osmosis. Berdasarkan pengamatan melalui video
YouTube, dapat dilihat bahwa setelah sel epidermis bawang merah ditetesi larutan gula, sel
tersebut mengalami plasmolisis. Saat sel epidermis kehilangan air setelah diteteskan larutan
gula, sel mengalami penyusutan dan membuat membran plasma atau protoplasma terlepas dari
dinding. Larutan gula yang pekat dapat menyebabkan sel kekurangan air dan mikroorganisme
tidak dapat hidup dan mampu meningkatkan tekanan osmotik dalam sel. Ketika terjadi
peningkatan konsentrasi gula dalam larutan osmosis, maka permeabilitas membran plasma
akan mengalami plasmolisis, akibat adanya perbedaan tekanan osmotik. Selain plasmolisis, ada
deplasmolisis. Deplasmolisis ini terjadi saat sel tumbuhan kembali diletakkan di dalam air
murni, dimana sel tersebut karena mengandung zat yang terlarut memiliki potensial air yang
lebih rendah daripada air, dan air pun memasuki sel melalui osmosis sehingga isi sel mulai
membengkak dan mendorong membran plasma ke dinding sel.
Daftar Pustaka
Oman Karmana. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Jakarta. Grafindo Media Pratama.
Campbell.Neil A dan Reece. Jane B. 2010. Biologi Edisi 8, Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Campbell.Neil A dan Reece. Jane B. 2012. Biologi Edisi 8, Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Priska Nur Kartika. Fitri Choirun Nisa. 2014. Pembuatan Osmodehidrat Buah Nanas. Jurnal
pangan dan Agroindustri Vol. 3. No. 4. P.1345-1355. Malang. Universitas Brawijaya.
https://reniwulansari.wordpress.com/2019/01/03/makalah-hasil-praktikum-uji-difusi-dan-
osmosis/
Wulan Handika. 2013. Laporan Praktikum Biologi Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis.
Rizal Suhardi Eksakta. 2011. Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis. Universitas Kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai