Anda di halaman 1dari 27

WILAYAH PERTAMBANGAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH :

ANTARA KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASINYA

Dr.Ir. Harry Santoso, IPU.


Dewan Pembina
-Pengurus Pusat Ikatan Alumni Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Perencanaan dan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, IPB
-Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia

Jakarta, 13 Februari 2021


PEMBANGUNAN WILAYAH
BERKELANJUTAN
ISU YANG DIHADAPI
PERTAMBANGAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH

01 02 03 04 05
REHABILITASI/
PEMBANGUNAN TUMPANG PETI DAN PERIZINAN REKLAMASI
BERKELANJUTAN TINDIH LAHAN TAMBANG BERLEBIHAN PASCA
RAKYAT
TAMBANG

06 07 08 09 10
KETERLANJU BANJIR TATA RUANG COMMUNITY PEMBANGUNAN
RAN DAN TANAH WILAYAH DEVELOPMENT WILAYAH PASCA
LONGSOR TAMBANG

3
INDONESIA KAYA TAMBANG
• “Zamrud Khatulistiwa”
Negara kepulauan terluas di dunia
(+ 2 juta km2; 17.500 pulau);
• “Mega Biodiversity
Country”
1,3 % luas wilayah dunia;
12, 5 % speies Mamalia
16 % spesies Reptil
17 % spesies Burung
25 % spesies Ikan
> 400 Dipterocarpaceae

• “Cincin Api Pasifik”


(Pacific Ring of fire) : Sabuk
Gunung Api berimpit dengan
Sabuk Kegempaan : Busur Sunda
(Sumatera, Jawa, NT) dan Busur • Dari tataan kerak bumi, ada pertalian kedua sabuk itu,
Banda (melingkar dari Wetar terkandung sumber daya mineral, bijih, migas bumi, panas
sampai Banda. bumi, batu bara dan air tanah.
PERTAMBANGAN
(UU No. 3 Th. 2020 ttg Minerba)

• Wilayah Hukum Pertambangan : seluruh ruang darat, ruang laut, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah yakni kepulauan Indonesia, tanah di bawah perairan, dan landas kontinen.
• Wilayah Pertambangan (WP) : wilayah yang memiliki potensi Mineral dan/atau Batubara dan tidak terikat
dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.
• Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) : bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
dan/atau informasi geologi.
• Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) : wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP atau pemegang
SIPB.
• Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) : bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan Usaha Pertambangan
rakyat.
• Wilayah Pencadangan Negara (WPN) : bagian dari WP yang dicadangkan untuk kepentingan strategis
nasional.
• Wilayah Usaha Pertambangan Khusus (WUPK) : wilayah yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
dan/atau informasi geologi yang dapat diusahakan untuk kepentingan strategis nasional.
• Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus dalam WUPK (WIUPK) : wilayah yang diberikan kepada
pemegang IUPK.
BANJIR DAN TANAH LONGSOR
(Faktor Penyebab)

I. EKSTERNAL (Faktor Alam) :


1. Iklim
-Intensitas Hujan ekstrim (banjir : > 100 mm/hari; > 2 hari hujan berturut2)

2. Bentang Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS)


-Kondisi geomorfologi, fisiografi, morfometri, hidrologi.

II. INTERNAL :
3. Aktivitas Manusia :
-Perizinan usaha tidak mengindahkan kemampuan daya dukung wilayah/daya
tampung lingkungan.
-Penambangan tidak berwawasan LH, tanpa Reklamasi pasca tambang dan Rehab.
DAS dan Konservasi Tanah dan Air
- PETI dan pertambangan rakyat tak terkendali
TANAH LONGSOR (TDMRC, 2013)
1. Longsoran Translasi 4. Runtuhan Batu Terjadi ketika sejumlah besar
Bergeraknya masa tanah dan batuan atau material lain bergerak
batuan pada bidang gelincir ke bawah dengan cara jatuh bebas,
berbentuk rata atau umumnya pada lereng yang terjal
menggelombang landai. hingga menggantung, terutama di
daerah pantai.

2. Longsoran Rotasi

Bergeraknya masa tanah dan


batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung. 5. Rayapan Tanah Jenis tanah longsor yang bergerak
lambat, jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus, jenis ini
hampir tidak dapat dikenali, setelah
3. Pergerakan Blok waktu yang cukup lama, bisa
Perpindahan batuan yang
menyebabkan tiang-tiang telepon,
bergerak pada bidang gelincir pohon, atau rumah miring ke
berbentuk rata. Longsoran ini bawah.
disebut juga longsoran translasi
blok batu.
6. Aliran Bahan Rombakan Terjadi ketika masa tanah bergerak
didorong oleh air, dengan
kecepatan aliran tergantung
kemiringan lereng, volume dan
tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang
lembah dan mampu mencapai
ratusan meter hingga ribuan meter,
seperti di daerah aliran sungai di
sekitar gunung api, dapat menelan
korban jiwa dan harta benda cukup
besar.
PRINSIP PENGENDALIAN
BANJIR TANAH LONGSOR
Melindungi dan mengamankan penduduk/ Melindungi dan mengamankan penduduk/
bangunan vital/sarana/prasarana sosial ekonomi bangunan vital/sarana/prasarana sosial ekonomi
dengan menahan laju aliran air hujan dan dengan mencegah penggalian tanah,
meresapkan sebanyak-banyaknya ke dalam penebangan pohon dan pembangunan
tanah di bagian hulu/tengah/hilir DAS serta pemukiman penduduk di bawah tebing/lereng
mengalirkan kelebihan air yang ada dengan gunung/bukit terjal atau membangun sawah
lancar dan secepatnya melalui sistem badan dan kolam pada lereng bagian atas di dekat
sungai/saluran drainase ke muara laut dan/atau permukiman serta segera menutup retakan-
danau/situ/waduk. retakan tanah untuk mencegah rembesan air
hujan kedalamnya.
PERIZINAN BERLEBIHAN ?
• Bukan soal siapa yang banyak atau sedikit, dalam memberikan perizinan;
• Bukan soal siapa yang luas atau sempit areal, dalam memberikan perizinan ;
• Bukan juga soal mitos kejadian banjir berulang secara periodik lintas waktu;
• Sikap yang Bijak dan Bermanfaat adalah :
-Tidak defensif, untuk pembenaran diri, tetapi responsif merumuskan
penyebab dan solusi komprehensif integral yang tepat, efektif dan akuntabel
-Memahami Isu Pokok / Akar Masalahnya;
-“Banjir Bandang yang Luar Biasa” itu “Signal Alam yang Nyata”;
-Ini indikasi kuat bahwa aktivitas sektoral/masyarakat selama ini sudah melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungannya;
• Harus Jujur dan Berani menetapkan Keputusan, ada 3 (tiga) Opsi :
- STATUS QUO / BUSSINES AS USUAL
- MORATORIUM (hentikan perizinan sementara, beri kesempatan alam recovery),
PERBAIKI DULU TATA KELOLA.
- STOP (hentikan perizinan selamanya di wilayah ybs.), BENAHI TATA KELOLA.
PENATAAN
P RUANG
(UU No. 26 Th. 2007)

RUANG
WILAYAH
KLASIFIKASI
NASIONAL  SISTEM : WILAYAH &
AMAN PRODUKTIF
INTERNAL PERKOTAAN
& &
NYAMAN BERKELAN
JUTAN
 FUNGSI UTAMA KWS : KL & KB

TUJUAN  WILAYAH ADM : NAS, PROV, KAB/KOTA


WAWASAN KETAHANAN
NUSANTARA NASIONAL

 KEGIATAN KWS : PERKOTAAN &


PELINDUNG PERDESAAN
LINGKUNGAN
PENGGUNAAN AN FUNGSI
ALAM & RUANG &
SDA-SDB-SDM
BUATAN CEGAH
TERPADU  NILAI STRATEGIS KWS : NAS, PROV, KAB/KOTA
HARMONIS DAMPAK
NEG LH

13
TATA RUANG WILAYAH
• Tata Ruang Wilayah selain sebagai koridor masuknya
Investasi Usaha Pertambangan, sekaligus sebagai
“Kompas Pembangunan Berkelanjutan”.
• RTRW merupakan instrumen untuk memastikan di
lokasi/areal mana sumber daya alam (tambang) dapat
dimanfaatkan sebagai Usaha Pertambangan karena
memenuhi kriteria tata ruang (ekonomi, sosial dan
lingkungan), bukan sekedar kriteria sektoral.
• Sayangnya, PP No. 26 Tahun 2008 ttg RTRWN - Pasal 68
(3) tidak menetapkan kriteria teknis ruang untuk
peruntukan pertambangan, tetapi dilimpahkan kepada
Menteri ESDM, ini kriteria teknis sektoral.
• 3 (tiga) aspek Tata Ruang Wilayah :
-Perencanaan Tata Ruang
-Pemanfaatan Ruang
-Pengendalian Pemanfaatan Ruang
PERENCANAAN TATA RUANG

 RTRW(P) tidak berbasis kaidah-kaidah Pengelolaan DAS, karena itu target RPJMN 2014-2019,
RPDAS perlu diinternalisasi kedalam RTRW(P) :
Kasus : RPDAS Barito (2011) sudah diinternalisasi kedalam RTRW Kalsel tahun 2015, namun
acuan yang Pedoman lama (kualitatif), tidak ada kajian substantif terkait aspek spatial.
 Penetapan pola ruang (KL dan KB) kurang mempertimbangkan kondisi morfologi DAS,
penutupan hutan, lahan kritis, banjir limpasan :
Kasus : 1). Di DAS Barito Hulu, Perubahan tutupan lahan/deforestasi mempengaruhi respons hidrologi suatu
DAS. Deforestasi hutan alam (= degradasi fungsi DAS), pengurangan luas hutan sebesar 9,51% (1990-
2003) dapat meningkatkan hasil air 45-53 %, erosi 21-33 ton/Ha/th. (Anwar et al, 2012). Erosi tanah
15-60 ton/Ha/th (BPDAS Barito, 2009), luas perusahaan Batubara 747.541 Ha dan Emas 1.942.010
Ha.
2). Di DAS Citarum, penurunan tutupan hutan 10 % menjadi permukiman berakibat 58% air hujan
yang jatuh menjadi aliran limpasan permukaan/banjir (AG Salim et al., 2019). Simulasi
model SWAT (Soil and Water Assesment Tool).
 Penetapan pola ruang (KL dan KB) tidak didasarkan pada fungsi ruang berbasis daya dukung
wilayah dan daya tampung lingkungan, melainkan pada penguasaan ruang/lahan.
Akibat : - Fungsi lindung pada KL akan terganggu.
- Terjadi dispute dalam peruntukan/pemanfaatan ruang pada KB.
INTERNALISASI RPDAS KEDALAM RTRW

RTRW RPDAS
KLASIFIKASI DAS
PERENCANAAN TATA RUANG LAHAN (40), TATA AIR (20), SOSEK/KELEMBAGAAN
STRUKTUR RUANG (KOTA, DESA, INFRASTR), (20), INVESTASI BANG. AIR (10), PEMANFAATAN
POLA RUANG (KL, KB) RUANG (10)

DAS YANG DIPULIHKAN


PEMANFAATAN RUANG
PERIJINAN, KEGIATAN DAYA DUKUNGNYA
PEMBANGUNAN (NILAI > 100)

DAS YANG DIPERTAHANKAN


PENGENDALIAN
DAYA DUKUNGNYA
PEMANFAATAN RUANG
(NILAI < 100)

REVISI/REVIEW REVISI/REVIEW
Intervensi Pengelolaan DAS DAS HULU
& Konservasi Tanah dan Air
kedalam RTRW

DAS TENGAH

DAS HILIR

17
PEMANFAATAN RUANG

• Pemanfaatan ruang pertambangan tidak sesuai/bertentangan dengan


rencana struktur dan rencana pola RTRW.
• Pemanfaatan ruang pertambangan tanpa izin yang sah (PETI) atau
pertambangan rakyat (tanpa izin).
• Lokasi WIUP berada di Hutan Lindung / Hutan Konservasi, timbul
konflik pemanfaatan ruang.
• Zonasi kawasan pertambangan :
-Di KB - tumpang tindih dengan peruntukan lain (industri,
pertanian, perkebunan).
-Di KL - proses alih fungsi kawasan jika di hutan lindung atau
hutan konservasi menjadi kawasan budidaya
pertambangan mudah.
 Kasus : - Provinsi Kalsel sudah sarat (overload) dengan konsesi ijin
pertambangan, kelapa sawit, HPH, HTI dll.
- DAS Barito termasuk DAS yang harus dipulihkan daya
dukungnya.
KEGIATAN PDAS DAN KTA
PADA DAS YG DIPULIHKAN DAYA DUKUNGNYA
(PP No. 37 Th. 2012)

• Optimalisasi penggunaan lahan


sesuai daya dukung wilayah;
• Teknik Konservasi Tanah dan Air
intensif (memelihara tata air DAS);
• Pengelolaan vegetasi secara intensif
(pelestarian biodiversity, restorasi,
rehabilitasi dan reklamasi lahan);
• Kepedulian dan peran serta Instansi
terkait;
• Kelembagaan PDAS yang solid
untuk koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan sinergi (KISS).
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

 BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah)


kurang maksimal / saling segan mengendalikan
pemanfaatan ruang untuk pertambangan, terkait
pelaksanaan AMDAL, UKL dan UPL, reklamasi,
rehabilitasi DAS / konservasi tanah dan air.
 BPDAS, Forum DAS, MKTI kurang dilibatkan/ aktif
dalam BKPRD.
 Lemah penegakan hukum (substansi, struktur dan
kultur), dalam hal pengenaan sanksi dan
pembatalan izin pertambangan yang :
-Tidak sesuai RTRW;
-Tidak prosedural.
REKOMENDASI
WASDAL PEMANFAATAN RUANG

• Pengawasan dan pengendalian (WASDAL) pertambangan di lapangan


dilakukan dalam bentuk pelaporan, pemantauan dan evaluasi rutin
dan periodik secara intensif.
• WASDAL ini dikoordinir Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD) beranggotakan dinas/instansi terkait dan perlu didukung Tim
Pakar / Akademisi dan/atau lembaga ilmiah di daerah setempat.
• Tugas Tim Pakar/Akademisi untuk menganalisis secara ilmiah
terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dan apakah melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan dan solusinya.
• Pemerintah dihimbau menerapkan kebijakan Insentif dan Disinsentif
dalam WASDAL pemanfaatan ruang al. di WIUP.
WIUP DALAM RTRW HARUS BERBASIS PENGELOLAAN DAS DAN KTA
RTRW harus memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan
WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN

UU 26 Th. 2007
PENATAAN RUANG
RTRW memuat rencana pola ruang (KL dan KB), dan
arahan nilai strategis nasional/prov/kab/kota

 KTA di KL dan KB berdasarkan unit DAS, ekosistem dan


UU 37 Th. 2014
unit lahan
KONSERVASI TANAH  Pelindungan, pemulihan, peningkatan, pemeliharaan
DAN AIR (KTA) lahan prima - lahan kritis - lahan rusak

PP 37 Th. 2012  Pengelolaan DAS dari hulu ke hilir secara utuh


PENGELOLAAN DAS  Klasifikasi : DAS yang dipulihkan dan DAS
dipertahankan daya dukungnya
KETERLANJURAN PENGGUNAAN KH

• Solusi adanya keterlanjuran • Sebelum KH ditunjuk,


penggunaan kawasan hutan, -Pemerintah akan mengubah
misalnya untuk WIUP, diatur dalam peruntukan dan/atau perubahan
fungsi/penggunaan KH.
UU No. 11 Th 2020 ttg Cipta Kerja,
• Sebelum KH ditetapkan,
dibedakan antara :
-Jika lahan sudah dikuasai/
- Sebelum KH ditunjuk, dan dimanfaatkan sesuai aturan, areal
- Sebelum KH ditetapkan. ybs. dikeluarkan dari KH.
-Jika lahan sudah
dikuasai/dimanfaatkan tidak
sesuai aturan, izin dicabut.
AREAL EX PASCA TAMBANG
PEMBANGUNAN WILAYAH PASCA TAMBANG

Rencana Pembangkit Listrik


Tenaga Surya (PLTS) pada
Ex Tambang Timah
Prov.Babel, menunjang
Taman Rekreasi Agrowisata
Kampung Reklamasi Air
Jangkang Ex Tambang
Timah (31 Ha). Panen Padi di Lahan Ex Tambang Timah
Contoh Solar Farm Prov. Babel
(PLTS) di Jambi
Pengembangan Ikan Kakap-Kerapu Putih Budidaya Porang
di Lahan Ex Tambang Timah Prov. Babel di Lahan Ex Tambang Timah Prov. Babel
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai