Anda di halaman 1dari 6

DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

HAZARD DI TEMPAT KERJA

NAMA : SALSABILLA PUTRI MAHARANI

NIM : 6411420130

ROMBEL : 2C KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2021
i. PENGERTIAN HAZARD
Menurut OHSAS 18001, hazard atau bahaya merupakan sumber, timdakan, atau
situasi yang dapat menyebakan kerugian bagi manusia, baik yang dapat
mengakibatkan luka-luka, gangguan kesehatan, maupun kombinasi keduanya.
Sedangkan, menurut Wijanarko (2017), safety hazard merupakan bahaya yang
dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan yang dapat menyebabkan luka hingga
kematian, serta kerusakan aset perusahaan.

ii. JENIS
a. Electical hazard
Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik. Contoh dari electrical
hazard adalah short circuit, fire, electric shock, bocoran isolasi, pembebanan
lebih, dan lain-lain.
b. Mechanical hazard
Bahaya yang timbul dari konstruksi, mesin, alat, pesawat / instalasi, mesin,
alat angkut, bejana tekan, dan masih banyak lagi.
c. Chemical hazard
Chemical hazard merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia.
Contohnya dapat berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, benda
padat,racun, ititan dan lain sebagainya.
d. Phisical hazard
Phisical hazard atau bahaya fisik adlah potensi bahaya yang dapat
meyebabkan gangguan-gangguan kesehatan tenaga kerja oleh paparan fisik.
Contohnya adalah suhu, kelembaban, kecepatan, udara, tekanan, getaran,
radiasi.
e. Biological hazard
Biological hazard merupkan bahaya yang sumbernya berasal dari jasad renik,
flora dan fauna, serangga, dan berbagai penyakit yang timbul seperti infeksi
dan alergi.
f. Phisiological hazard
Bahaya yang timbul akibat konflik batin dengan lingkungan tepat kerja baik
itu dengan rekan maupin dengan fasilitas yang ada di lingkungan kerja dimana
kemudian mengganggu faktor psikologis perkerja sehingga dapat
menyebabkan produkstivitas kerja menurun. Contohnya adalah bullying,beban
kerja, sikap, cara kerja, dan stress.
g. Ergonomic
Gangguan yang berdifat faal karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan
kerja yang tidak sesuai dan cocok dengan tenaga kerja, kecepatan ban berjalan
yang tidak sesuai dengan operator yang melayani.

iii. SUMBER BAHAYA


a. Manusia
 Tidak terampil
 Tidak cukup pengetahuan
 Kondisi fisik tidak memadai
 Sikap dalam kerja, seperti tidak disiplin, suka mengambil risiko, tidak
mematuhi SOP, dan gegabah.
b. Peralatan kerja
 Kapasitas dan ukurannya tidak cocok dengan pekerjaan
 Kondisi yang sudah tidak memadai untuk digunakan
 Tidak lengkap
 Tidak memenuhi persyaratan teknis
c. Prosedur pekerjaan
 Kurang adanya pembenahan dan review berkala
 Langkah kerja tidak lengkap
 Tidak akurat
 Tidak encangkup semua aspek seperti keamanan dan integritas
 Tidak sesuai dengan perubahan kondisi
 Tidak ada prosedur baku
d. Lingkungan kerja
 Fisik  licin, gelap, berantakan, bising
 Nonfisik  suasana tidak menyenangkan, organisasi yang tidak baik,
tidak berjalannya manajemen, sosial budaya, kurangnya kesadaran atas
keselamatan.
e. Energi yang digunakan
Energi yang digunakan bisa berasal dari energi potensial, kinetik, listrik,
kimia, panas, serta radiasi.

iv. IDENTIFIKASI HAZARD


Identifikasi peluang bahaya bisa mencakup penelusuran dampak kegiatan serta
perlengkapan di tempat kerja, mengukur resiko yang diakibatkan pada
keselamatan serta kesehatan kerja, dan melakukan tindakan penanganan saat
terjadi peristiwa bahaya itu. Langkah yang dilakukan, yaitu
a. Konsultasi dengan faksi Human Safety and Risk Manajement, departemen
yang bertanggungjawab atas pengendalian dampak serta keselamatan kerja.
b. Lakukan pemeriksaan ruangan kerja – untuk mempelajari beberapa peluang
bahaya dan dampak kerja.

c. Pelajari dokumen yang berisi catatan kecelakaan, untuk mengantisipasi


peluang terjadinya kecelakaan serupa kembali dan mempelajari proses
penanggulangannya.
d. Ikuti perkembangan berita sekitar ruangan kerja, sehingga jika terjadi
kecelakaan atau kesalahan di suatu ruang kerja khusus, proses
penanggulangan akan bisa dengan cepat dikerjakan.

v. PENGENDALIAN / PENCEGAHAN
a. Eliminasi
Eliminasi merupakan cara pengendalian hazars dengan memodifikasi design
untuk menghilangkan bahaya. Sebagai contoh adalah dengan memperkenalkan
perangkat mengangkat mekanin untuk menghilangkan penanganan bahaya
manual.
b. Substitusi
Substitasi merupakan metode pengendalian hazard dengan mengganti energi
yang berbahaya dengan energi yang lebih aman atau mengurangi energi
sistem. Contohnya adalah dengan menurunkan kekuatan, amperem tekanan,
dan suhu.
c. Minimalisasi
Minimalisasi atau reduksi merupakan teknik yang mengurangi bahaya atau
hazard tetapi tidak dapat menghilangkan sepenuhnya seperti eliminasi.
d. Design engineering
Design engineering merupakan metode pengendalian bahaya dengan
pemodifikasian atau perancangan alat, mesin, dan tempat kerja sehingga
menjadi lebih aman.
e. Pengendalian administratif
Teknik pengendalian administratif berhubungan dengan memperhatikan
prosedur kerja (SOP), aturan, pelatihan, durasi kerja, tanda bahaya, rambu,
poster, kontrol akses, izin kerja, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan dan
label.
f. Alat pelindung diri
Alat perlindungan diri (APD) atau personal protective equipment merupakan
metode dengan memakai alat pelindung diri untuk menghindari dan
mengontrol paparan bahaya. Contohnya adalah dengan memakai kacamata
safety, pelindung pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung
tangan.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/1084/3/BAB%20II.pdf
https://www.slideshare.net/rizadaisuke/konsep-hazard-risk-accident
https://www.slideshare.net/SatrioAdi/dasar-dasar-k3-1
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html
https://isoindonesiacenter.com/hierarki-pengendalian-bahaya-dalam-ohsas-180012007/

Anda mungkin juga menyukai