DISUSUN OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya Makalah Taksonomi
Tempuyung (sonchus arvensis) sebagai obat Batu Ginjal. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dan teman-teman yang
telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini juga bisa selesai atas kerjasama yang baik dan peran serta dari para
anggota kelompok ini. Tentunya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, yang
mudah- mudahan masih bisa dimaklumi.
Kami selaku penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya
dan memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih kepada banyak orang. Dan sekiranya
jika ada kekurangan, dapat diberikan saran yang membangun bagi kelompok kami
kedepannya
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kecenderungan kembali ke alam (back to nature) telah mendorong perhatian
masyarakat kepada obat-obat herbal yang berasal dari tanaman obat (Winarto, et al.,
2014). Penggunaan obat tradisional semakin banyak disukai oleh masyarakat karena
bahan nabatinya mudah didapat, mudah diramu dan harganya terjangkau oleh masyarakat,
sehingga perlu diimbangi dengan perbaikan kualitas dan peningkatan mutu dari bahan
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan zaman
(Wijayakusuma, 2016).
Salah satu tanaman yang berkhasiat obat adalah tempuyung (Sonchus arvensis L.).
Sebagian masyarakat banyak memanfaatkannya untuk dijadikan lalap. Tidak hanya
itu, tanaman tempuyung juga bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Banyak pengalaman yang menunjukkan khasiat dari tempuyung untuk menyembuhkan
penyakit, seperti batu ginjal, asam urat, darah tinggi, beberapa kasus sakit kepala, batu
empedu, batu kandung kemih dan prostat (Sulaksana, et al.,2014). Di daerah
Tawangmangu Surakarta, daun tempuyung sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh
penduduk setempat sebagai jamu bagi perempuan yang habis melahirkan guna
memulihkan kesehatan fisik. Sementara di Cina, daun tempuyung juga digunakan sebagai
insektisida selain sebagai tanaman obat (Anonim, 2012).
Studi kepustakaan yang membahas daun tempuyung menyebutkan bahwa
kandungan kimia yang banyak terdapat di dalamnya adalah ion-ion mineral antara lain
silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik seperti flavonoid, kumarin serta
asam fenolat (Anonim, 2019).
Senyawa flavonoid pada daun tempuyung berkhasiat sebagai antiradang juga
sebagai peluruh batu ginjal (Anonim, 2012). Flavonoid merupakan kandungan khas
tumbuhan hijau dan salah satu senyawa aktif yang menjadi perhatian peneliti dalam
mengembangkan obat tradisional Indonesia (Markham, 2018). Flavonoid tersebar dalam
tumbuhan tinggi dan mempunyai berbagai macam bioaktivitas sesuai dengan jenis
flavonoidnya (Markham, 2018). Sehingga untuk mengetahui struktur parsial dari flavonoid
dalam daun tempuyung, perlu dilakukan penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
flavonoid dalam daun tempuyung menggunakan metode kromatografi lapis tipis, reaksi
warna dan spektrofotometri ultra violet.
A. Tanaman Tempuyung
1. Taksonomi Tanaman Tempuyung (Sonchus arvensis L)
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam semua
aspek kehidupan manusia. Obat tradisional adalah salah satu bentuk nyata
pemanfaatan sumber daya hayati tersebut. Salah satu tanaman yang biasa digunakan
sebagai obat tradisional adalah tempuyung (Sonchus arvensis L). Dilihat dari
taksonominya, tempuyung berasal dari:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Asteriidae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Sonchus
Species : Sonchus arvensis L
(Kelompok Studi Hortikultura Formica, 2016).
Ada empat spesies yang diketemukan di Asia Tenggara, yaitu Sonchus asper (L) Hill;
Sonchus malaianus Miquuel; Sonchus oleraccus L; Sonchus arvensis L
(http://Ilmuan.wordpress.com/2018/10/06/Tempuyung).
Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun tempuyung adalah ion-ion mineral
antara lain, silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik seperti
golongan flavonoid (kaempferol, luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-
glukosida), kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat (sinamat,
kumarat dan vanilat). (http://indonesisindonesia.com).
Kandungan flavonoid total dalam daun tempuyung 0,1044%, akar tanaman 0,5%
dengan jenis yang terbesar adalah apigenin-7-O-glikosida (3,4,5). Sementara pustaka
lain menyebutkan bahwa daun tempuyung mengandung senyawa kimia antara lain
luteolin, flavon, flavonol dan auron. Di dalam tumbuhan, flavonoid ada dalam bentuk
glikosida dan aglikon flavonoid (Kelompok Studi Hortikultura Formica, 2016,
http://kshf.multiply.com)
Dalam farmakologi Cina disebutkan bahwa tanaman obat ini memililki sifat: rasa
pahit, dingin, menurunkan panas dan menghilangkan racun, berfungsi sebagai
diuretik (peluruh kencing), penghancur batu saluran kemih dan batu empedu
(http://tanamanobatcom.aurtoolbar.com). Unsur kalium yang terkandung dalam
daun tempuyung mampu mengikis batu ginjal. Kelarutan batu ginjal oleh
tempuyung diduga melalui efek diuretiknya yaitu memperbanyak ekskresi urin.
Selain itu tempuyung juga digunakan sebagai obat memar akibat benturan dengan
cara menempelkannya pada bagian yang bengkak, menghilangkan rasa lesu, dan
rasa pegal-pegal (Rusdeyti, 2015). Menurut Drs. Bambang Mursito, Apt. Msi,
tanaman tempuyung bermanfaat untuk menghancurkan batu ginjal, memperlancar
keluarnya air kencing, mengobati radang saluran kencing (anti-urolitiasis), dan
menurunkan panas. Khasiat lainnya adalah dapat mengeluarkan atau menawarkan
racun dan menghilangkan bengkak (W.P. Winarto dan Tim Karyasari, 2014).
Efek farmakologis dan hasil penelitian : 1. Penelitian pengaruh ekstrak air dan
ekstrak alkohol daun tempuyung terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan
batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. daun tempuyung
tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai daya melarutkan
batu ginjal. b. daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada
ekstrak alkohol (Giri Hardiyatmo, Fak. Farmasi UGM, 2018). 2. Praperlakuan
flavonoid fraksi etil asetat daun tempuyung mampu menghambat hepatotoksisitas
karbon tetraklorida (CCl4) yang diberikan pada mencit jantan (Atiek Liestyaningsih,
Fak. Farmasi UGM, 2011). Flavonoid apigenin-7-O-glukosida adalah salah satu
golongan flavonoid yang mempunyai potensi cukup baik untuk menghambat kerja
enzim ksantin oksidase dan superoksidase, kandungan senyawa flavonoid yang
cukup tinggi, aman digunakan untuk pencegahan pembentukan asam urat dalam
tubuh (Paul Cos dalam Prakoso Budi, 2017)
Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi. Kalium inilah yang
membuat batu ginjal berupa kalsium oksalat tercerai berai, karena kalium akan
menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat
yang merupakan pembentuk batu ginjal dengan membentuk senyawa garam yang
mudah larut dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan
dan ikut keluar bersama urine dengan reaksi kimia sebagai berikut:
2K+ + CaC2O4 € K2C2O4 + Ca2+
(endapan CaC2O4/batu oksalat) larut larut
Daya melarutkan kalium terhadap endapan kalsium oksalat disebabkan oleh letak
kalium di dalam deret Volta sebelum letak kalsium, sehingga kalium akan
menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat
dan senyawa kalsium menjadi larut (Intisari, 2019, Tempuyung.
www.indomedia.com/intisari).
Dari uji klinis/pra klinis yang pernah dilakukan yaitu : 1). Uji laboratorium terhadap
tempuyung. Dua senyawa flavonoid tempuyung mampu bereaksi dengan batu ginjal
berkalsium setelah dilakukan perendaman pada 37º C selama 4 jam. Kedua senyawa
aktif tersebut mengarah pada apigenin 7-glukosida dan luteolin 7- glukosida. 2). Uji
pra klinis efek diuretik tempuyung, pada percobaan in vivo, infus tempuyung
menunjukkan efek menghambat batu kandung kemih buatan pada tikus, infus
tempuyung juga menunjukkan efek melarutkan kalsium oksalat, kolesterol, asam urat
dan batu ginjal secara in vitro. Diduga mekanisme pelarutan batu ginjal disebabkan
oleh pembentukan komplek antara flavonoid dengan kalsium yang menyusun batu
ginjal (Active Media Bandung Indonesia, 2018, Tanaman Obat Tempuyung
(Sonchus arvensis L) , http://tanamanobatcom.aurtoolbar.com//exe
Tempuyung dapat diminum setiap hari sebagai pengganti teh (daun yang kering).
Untuk batu ginjal, lamanya pemakaian tergantung pada besarnya batu ginjal pasien,
atau ditandai dengan tidak ada lagi batu yang keluar bersama urin. Pengobatan dapat
dilakukan selama satu minggu, kemudian istirahat untuk pemulihan saluran uretra
yang luka selama satu minggu karena sewaktu batu ginjal keluar bersama urin akan
terjadi iritasi saluran uretra sehingga urinnya akan berdarah (Chairul, 2019).
5. Kalsium Oksalat
a. Kalsium dalam Tubuh Manusia
Kalsium merupakan salah satu jenis mineral yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Beberapa fungsi dari kalsium adalah sebagai pembentukan tulang dan gigi
yang dipengaruhi oleh vitamin D, melindungi tubuh dari penyerapan zat
radioaktif, berperan dalam aktivitas otot jantung, berperan dalam aktivitas saraf
dan otak, membantu proses pembekuan darah, dan mengaktifkan enzim. Apabila
kita kekurangan kalsium, maka diri kita akan terancam mengalami beberapa
penyakit, antara lain: riketsia, rakitis, pertumbuhan terhambat, hipokalsemia,
darah sukar membeku, osteoporosis
Kalsium dapat kita peroleh dari makanan, seperti: susu, daging, sayuran hijau,
keju, dan kacang-kacangan. Di dalam tubuh kalsium yang kita konsumsi akan
ditimbun dalam tulang, terutama dalam tulang spon. Penyerapan kalsium akan
meningkat dengan adanya vitamin D. Penggunaan kalsium dalam tubuh akan
diatur oleh kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon kalsitonin yang fungsinya menurunkan kadar kalsium dalam darah.
Sedangkan, kelenjar paratiroid akan menghasilkan hormon paratiroid yang
fungsinya meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Jumlah kebutuhan kalsium untuk orang dewasa per hari adalah 0,8 gram.
Untuk anak-anak 1,4 gram per hari. Ibu hamil 1,5 gram per hari. Dan, ibu
menyusui 2,0 gram per hari. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan penyakit
seperti yang telah disebutkan di atas. Sedangkan, kelebihan kalsium dalam tubuh
akan dapat menimbulkan hiperkalsemia serta kalsifikasi jaringan dan tulang
rawan ( realmaya maknyak, 2017, Ayo Kenal Lebih Dekat dengan Kalsium,
http://id.shvoong.com).
iii. Hiperurikosuria, adalah kadar asam urat di dalam urin yang melebihi
850 mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urin bertindak
sebagai inti batu atau nidus untuk terbentuknya batu Ca Oksalat.
Sumber asam urat di dalam urin berasal dari makanan yang
mengandung banyak purin maupun berasal dari metabolisme endogen
A. KESIMPULAN
Tempuyung memililki sifat: rasa pahit, dingin, menurunkan panas dan menghilangkan
racun, berfungsi sebagai diuretik (peluruh kencing), penghancur batu saluran kemih dan
batu empedu memperlancar keluarnya air kencing, mengobati radang saluran kencing
(anti-urolitiasis), dan menurunkan panas. Unsur kalium yang terkandung dalam daun
tempuyung mampu mengikis batu ginjal. Kelarutan batu ginjal oleh tempuyung diduga
melalui efek diuretiknya yaitu memperbanyak ekskresi urin. Selain itu tempuyung juga
digunakan sebagai obat memar akibat benturan dengan cara menempelkannya pada
bagian yang bengkak, menghilangkan rasa lesu, dan rasa pegal-pegal. Khasiat lainnya
adalah dapat mengeluarkan atau menawarkan racun dan menghilangkan bengkak
Kandungan kalium dalam daun tempuyung cukup tinggi. Kalium inilah yang membuat
batu ginjal berupa kalsium oksalat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan
kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat yang merupakan
pembentuk batu ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air,
sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahan-lahan dan ikut keluar bersama
urine
Tempuyung dapat diminum setiap hari sebagai pengganti teh (daun yang kering). Untuk
batu ginjal, lamanya pemakaian tergantung pada besarnya batu ginjal pasien, atau
ditandai dengan tidak ada lagi batu yang keluar bersama urin. Pengobatan dapat
dilakukan selama satu minggu, kemudian istirahat untuk pemulihan saluran uretra yang
luka selama satu minggu karena sewaktu batu ginjal keluar bersama urin akan terjadi
iritasi saluran uretra sehingga urinnya akan berdarah
DAFTAR PUSTAKA
http://journals.ums.ac.id/index.php/biomedika/article/view/274/238
https://core.ac.uk/download/pdf/290083822.pdf
http://jurnal.unpad.ac.id/ijpst/article/view/7515/3448
http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/1083
https://www.hindawi.com/journals/bmri/2015/147909/
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fphar.2016.00052/full