Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KEPERAWATAN I

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL, CARING LEADERSHIP DAN


SERVAT LEADERSHIP

OLEH :
KELOMPOK 6/A12-A

GUSTI AYU PUTU WAHYU SARTIKA 17.321.2665


I GUSTI AGUNG DIANA RATRI ASTUTI 18.321.2832
I MADE AGUNG SURYA DIYASA 18.321.2834
NI LUH PUTU WIDI WULANDARI 18.321.2843
NI MADE VINA WIDYA YANTI 18.321.2849
NI PUTU ARI ADNYANI 18.321.2852
PUTU DIAH WULANDARI 18.321.2862

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca supaya kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik
lagi dan semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan. Makalah ini kami
sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 05 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional.............................................................3
2.2 Gaya Kepemimpinan Caring Leadership .....................................................4
2.3 Gaya Kepemimpinan Servant Leadership....................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin memegang peran yang strategis dan menentukan dalam
menjalankan roda organisasi, menentukan kinerja suatu lembaga dan bahkan
menentukan mati hidup atau pasang surutnya kehidupan suatu bangsa dan negara. Ia
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dibuang atau diabaikan (sine qua non)
dalam kehidupan suatu organisasi atau suatu bangsa dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Baik atau buruknya kondisi suatu organisasi, bangsa dan negara,
banyak ditentukan oleh kualitas pemimpinnya dan kepemimpinan yang
dijalankannya.
Namun, akhir-akhir ini ada kecenderungan menurunnya kepercayaan
masyarakat kepada para pemimpin. Menurunnya kepercayaan ini dapat menjurus
pada krisis kepercayaan kepada para pemimpin dan mempengaruhi gerak
pembangunan. Beberapa indikator menurunnya kepercayaan masyarakat kepada
pemimpin antara lain berupa kondisi kesejahteraan masyarakat yang masih
memprihatinkan, pelayanan publik yang belum memenuhi harapan, kasus-kasus
penyalahgunaan kekuasaan oleh sebagian pemimpin sampai tindak pidana korupsi,
kasus-kasus pelanggaran “tiga ta” (skandal harta, tahta dan wanita) yang melibatkan
sebagian pemimpin, serta kemampuan sebagian pemimpin yang kurang memadai
dihadapkan pada situsasi krisis multidimensi yang melanda masyarakat bangsa
dewasa ini.
Untuk itu perlu dicari suatu solusi bagaimana mengatasi krisis
kepemimpinan dan suatu tipe kepemimpinan yang cocok untuk diterapkan sesuai
situasi dan kondisi setempat. Tidak dapat disangkal bahwa peran pemimpin dan
kepemimpinannya mampu memberi pengaruh (positif atau negatif) pada kondisi
gatra-gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
(Ipoleksosbudhankam) yang pada akhirnya berpengaruh pada kondisi ketahanan
nasional dan ketahanan daerah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian masing-masing gaya kepemimpinan dalam manajemen
keperawatan?
2. Bagaimana karakteristik masing-masing gaya kepemimpinan dalam manajemen
keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memenuhi penugasan mata kuliah Manajemen Keperawatan I.
2. Mengembangkan teori tentang pengertian gaya kepemimpinan dalam
manajemen keperawatan.
3. Mengembangkan teori tentang karakteristik gaya kepemimpinan dalam
manajemen keperawatan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar dapat memperdalam dan mempraktekkan tentang pengertian gaya
kepemimpinan dalam manajemen keperawatan.
2. Agar dapat memperdalam dan mempraktekkan tentang karakteristik gaya
kepemimpinan dalam manajemen keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional


Menurut Odumeru dan Ifeanyi (2013:358) gaya kepemimpinan transaksional
adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada
transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan
pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi
sasaran, standar kerja, dan penghargaan. Sehingga dapat diartikan, kepemimpinan
Transaksional sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam menggerakkan
anggotanya dengan menawarkan imbalan atau akibat kontribusi yang diberikan oleh
anggota kepada organisasi. Bass dalam Yukl (2010:260) mengemukakan bahwa
hubungan pemimpin transaksional dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni
pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan menjelaskan apa yang akan
mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan, pemimpin menukar usaha-
usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan imbalan, dan pemimpin responsif terhadap
kepentingan pribadi karyawan selama kepentingan tersebut sebanding dengan nilai
pekerjaan yang telah dilakukan karyawan. Kepemimpinan transaksional sangat
memperhatikan nilai moral seperti kejujuran, keadilan, kesetiaan dan dan tanggung
jawab. Kepemimpinan ini membantu orang ke dalam kesepakatan yang jelas, tulus hati,
dan memperhitungkan hak-hak serta kebutuhan orang lain. Kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan
untuk kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
b. Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan
perbaikan.
c. Pasive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.

3
d. Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.
Kondisi yang dianggap sesuai dalam menerapkan kepemimpinan transaksional :
• Internal
a) Struktur organisasi (mekanistik, peraturan, prosedur jelas, sentralisasi tinggi)
b) Teknologi organisasi (teknologi proses, kontinue, mass-production)
c) Sumber kekuasan dan pola hubungan anggota organisasi (sumber kekuasaaan
di dalam struktur, hubungan formal)
d) Tipe kelompok kerja (kerja tim, sifat pekerjaan umumnya engineering/teknis)
• Eksternal
a) Struktur lingkungan luar (baik, norma kuat, status quo)
b) Kondisi perubahan (lambat, tidak stabil, ketidakpastian rendah)
c) Kondisi pasar (stabil)

2.2 Gaya Kepemimpinan Caring Leadership


Caring leadership, adalah suatu konsep yang merupakan perluasan dari
transformasional yang menyatakan manajemen yang baik sebagian besar adalah urusan
caring, karena manajemen yang tepat melibatkan caring untuk orang lain, tidak
memanipulasi mereka. Caring leadership mengenali pentingnya caring dalam praktik
keperawatan yang mengkombinasikan konsep teori caring dan teori keperawatan. .
Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring leadership antara lain :
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya
yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan
manfaat caring. Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas
dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat
dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-
kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.

4
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan
ini digambarkan dalam tiga kategori :
a. Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan
memberikan rasa aman kepada klien.
b. Sentuhan Pelayanan (Caring)
Sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan
(komunikasi non-verbal).
c. Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk
melindungi perawat dan atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan
perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga
dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
3. Mendengarkan
Mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh
dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami
dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk
mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap
klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995).
5. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan
fisik seseorang. Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat
dan klien dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin
hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi
klien dan perawat, mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau
perasaan yang diterima klien, membantu klien dalam menggunakan sumber daya

5
sosial, emosional, atau spiritual, memahami bahwa hubungan caring
menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menunjukkan perawatan keluarga
dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat
membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.

2.3 Gaya Kepemimpinan Servant Leadership


Servant leadership atau kepemimpinan pelayan adalah suatu kepemimpinan
yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani,
menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama
orang lain dan membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama. Menurut
Spears (2002:27-29), terdapat sepuluh karakteristik Servant Leadership, yaitu sebagai
berikut :
7. Mendengarkan (Listening) : Servant-leader mendengarkan dengan penuh
perhatian kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas
keinginan kelompok, juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
8. Empati (Empathy) : Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha
memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain.
9. Penyembuhan (Healing) : Servant-leader mampu menciptakan penyembuhan
emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena
hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi.
10. Kesadaran (Awareness) : Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan
etika, kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang
lebih terintegrasi.
11. Persuasi (Persuasion) : Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain
daripada memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling membedakan antara
model otoriter tradisional dengan servant leadership.

6
12. Konseptualisasi (Conceptualization) : Kemampuan melihat masalah dari
perspektif konseptualisasi berarti berfikir secara jangka panjang atau visioner
dalam basis yang lebih luas.
13. Kejelian (Foresight) : Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu,
realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa depan.
14. Keterbukaan (Stewardship) : Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk
membangun kepercayaan dari orang lain.
15. Komitmen untuk Pertumbuhan (Commitment to the Growth of People) :
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan pertumbuhan
profesional karyawan dan organisasi.
16. Membangun Komunitas (Building Community) : Mengidentifikasi cara untuk
membangun komunitas.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Para pemimpin otoriter melakukan pengambilan keputusan sendiri tanpa
berkonsultasi dengan para karyawannya. Mereka menghasilkan keputusan,
mengomunikasikannya kepada bawahan dan mengharapkan implementasi atas
instruksi mereka dengan segera. Kepemimpinan demokratis adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar mau bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara berbagi kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama
antara pimpinan dan bawahan. Gaya kepemimpinan partisipatif ini mengemukakan
analisis masalah dan mengajukan alternatif penyelesaian serta meminta tanggapan,
saran dan kritik dari staf kemudian pimpinan memutuskan sesuai masukan staf,
dampak positif pada staf. Kepemimpinan karismatik membuat para anggota yang di
pimpinnya mengikuti inovasi inovasi yang di ajukan oleh pemimpin ini. Gaya
kepemimpinan laissez faire lebih banyak menekankan keputusan kelompok dan
memperbolehkan kelompok yang memimpin dalam menentukan tujuan dan metode
mereka yang akan di capai. Kepemimpinan transformasional memotivasi para
pengikutnya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan . Gaya
kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin
memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan
karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Caring leadership, adalah suatu
konsep yang merupakan perluasan dari transformasional yang menyatakan
manajemen yang baik sebagian besar adalah urusan caring, karena manajemen yang
tepat melibatkan caring untuk orang lain, tidak memanipulasi mereka. Servant
leadership atau kepemimpinan pelayan adalah suatu kepemimpinan yang berawal
dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani, menempatkan
kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama orang lain
dan membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama.

8
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat lebih banyak lagi melakukan penelitian seputar
manfaat dari manajemen keperawatan terutama di bidang managemen keperawatan
guna memperkaya ilmu keperawatan yang dapat dikembangkan di masyarakat dan
rumah sakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bass, B.M & Riggio,R.E. 2006. Transformational Leadership. New Jersey : LEA.
Publlisers Marwah.

Nuramanah. 2015. Makalah Kepemimpinan Demokratis. Tersedia pada


academia.edu/36640476/Makalah_Kepemimpinan_Demokratis.docx. Diakses
pada Jumat, 05 Maret 2021 pukul 21.00 WITA.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Marselino. 2017. Gaya Kepemimpinan Transaksional. Tersedia pada


scribd.com/document/358240943/Gaya-kepemimpinan-transaksional-docx.
Diakses pada Jumat, 05 Maret 2021 pukul 10.200 WITA.

Vondey, M. 2010. The Relationships among Servant Leadership, Organizational


Citizenship Behavior, Person-Organization Fit, and Organizational
Identification. International Journal of Leadership Studies.

Yukl. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Tersedia pada


teorionlinejumal.files.wordpress.com/20 12/04/kepemimpinan-karismatik.
Diakses pada Jumat, 05 Maret 2021 pukul 21.00 WITA.

10

Anda mungkin juga menyukai