Anda di halaman 1dari 13

The Indonesian Journal of Health Science

Volume 13, No.1, Juni 2021

Saline Solution Oral Hygiene dalam Meningkatkan Nafsu


Makan Pasien Anoreksia

Dhina Widayati1*, Sulistyowati Ariningsih2, Muhammad Taukhid3


1, 2, 3
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKES Karya Husada Kediri, Kediri 64225,
Indonesia
*Alamat Korespondensi: Jl. Soekarno Hatta No. 7, Darungan, Kec. Pare, Kediri, Jawa
Timur 64225, Telp. (0354) 395203, Faks. 395203
Email: budinawida@gmail.com

Diterima: 16 April 2021 | Disetujui: 8 Juni 2021

Abstrak
Latar Belakang dan Tujuan: Anoreksia seringkali menjadi keluhan pada pasien
yang dapat menggangu pemenuhan kebutuhan nutrisi akibat penurunan nafsu
makan oleh karena rasa tidak nyaman pada mulut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh oral hygiene menggunakan larutan garam terhadap nafsu
makan pada pasien anoreksia di RS Amelia Pare.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimen Design
dengan pendekatan one group pre-post design. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh pasien yang mengalami anoreksia yang sedang rawat inap di RS Amelia.
Waktu penelitian 15-29 Februari 2020. Tehnik pengambilan sampel dilakukan
dengan accidental samplingdan didapatkan 30 orang responden. Instrumen
penelitian dengan kuisioner dan lembar observasi, uji statistik yang digunakan
adalah Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kriteria nafsu makan
sebelum dan sesudah intervensi, yakni dari cukup buruk menjadi cukup baik.
Berdasarkan uji wilcoxon signed rank test, didapatkan nilai p value = 0,001 atau
nilai p < α yang artinya terdapat pengaruh oral hygiene menggunakan larutan
garam terhadap peningkatan nafsu makan pada pasien anoreksia.
Simpulan dan Implikasi: Oral hygiene menggunakan larutan garam dapat
meningkatkan nafsu makan pasien anoreksia. Garam mengandung natrium klorida
yang secara alami bersifat osmosis yang bekerja menyerap cairan dalam jaringan
atau sel dan dapat membuat basa, sehingga meningkatkan pH dalam mulut yang
dapat membatasi jumlah pertumbuhan bakteri sehingga kenyamanan pada rongga
mulut meningkat dan nafsu makan menjadi lebih baik. Penelitian ini dapat
menjadi intervensi dalam penatalaksanan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang diakibatkan oleh kurangnya nafsu makan pada pasien anoreksia.

Kata Kunci: Anoreksia; Larutan Garam; Nafsu Makan; Oral hygiene


Sitasi: Widayati, D., Ariningsih, S., & Taukhid, M. (2021). Saline solution oral hygiene dalam
meningkatkan nafsu makan pasien anoreksia. The Indonesian Journal of Health Science. 13(1), 1-11.
DOI: 10.32528/ijhs.v13i1.4902
Copyright: © 2021 Widayati, et al. This is an open-access article distributed under the terms of the
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License, which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original author and source are credited.
Diterbitkan Oleh: Universitas Muhammadiyah Jember
ISSN (Print): 2087-5053
ISSN (Online): 2476-9614

DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 1
Abstract
Background and Aim: Anorexia is often a complaint in patients which can
interfere nutritional needs due to decreased appetite becaause of discomfort in
the mouth. One of the efforts to increase the patient's appetite can be done by
increasing the comfort of the oral cavity through oral hygiene using a saline
solution. This research aims to determine the effect of salt solution rinses on
appetite in anorexia patients at Amelia Pare Hospital.
Methods: The research design used was Pre Experiment Design with one group
pre-post design approach. The population in this research were all patients with
anorexia who were hospitalized at Amelia Hospital. Research time was 15-29
February 2020. The sampling technique was done by accidental sampling, as
many as 30 respondents. The research instrument was a questionnaire and
observation sheet, the statistical test used was the Wilcoxon Signed Rank Test.
Results: The results showed an increase in appetite criteria before and after the
intervention, from bad enough to good enough. Based on the Wilcoxon signed
rank test, the p value = 0.001 or p value < , which means that there is an effect of
oral hygiene using saline solution on increasing appetite in anorexic patient.
Conclusion: Oral hygiene using saline solution can increase the appetite of
anorexic patients. Salt contains sodium chloride which is naturally osmotic which
works to absorb fluids in tissues or cells and can make alkaline, thereby
increasing the pH in the mouth which can limit the number of bacterial growth so
that comfort in the oral cavity increases and appetite becomes better. This study
is expected to be one of the interventions in the management of disorders of
fulfilling nutritional needs caused by lack of appetite in anorexic patients.

Keywords : Anorexic; Appetite; Oral hygiene; Salt solution

PENDAHULUAN sehat harus makan yang cukup dan


Makanan mengandung unsur mengandung gizi dan nutrisi, karena
nutrien (zat gizi) yang diperlukan oleh makanan dapat membentuk antibodi
tubuh untuk menghasilkan energi, (daya tahan tubuh) untuk menghalau
menggantikan jaringan yang rusak, dan semua penyakit yang menyerang.
memproduksi substansi tertentu Pengaruh makanan (nutrisi) sangat
(misalnya: enzim, hormon dan penting untuk semua orang, terlebih
antibodi). Makanan yang diambil pada orang yang sedang sakit. Akan
tubuh melalui mulut, dicerna dan tetapi banyak orang sakit yang
diserap dalam saluran cerna, akan mengalami penurunan nafsu makan
menjalani proses metabolisme (Nuari, (anoreksia), terutama pada pasien yang
2015). Metabolisme adalah proses menjalani rawat inap di Rumah Sakit.
pengolahan zat gizi makanan yang Anoreksia seringkali
telah diserap oleh tubuh untuk diubah disebabkan adanya gangguan pada
menjadi energi. Energi yang terbentuk saluran pencernaan, yang didapatkan
selanjutnya digunakan untuk dengan keluhan serupa dengan
menunjang segala fungsi tubuh, dari sindrom dyspepsia. Dispepsia sering
bernapas, berpikir, bertumbuh, hingga dipakai sebagai sinonim dari gangguan
setiap pergerakan untuk melakukan pencernaan (Guyton, A. C., Hall,
berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam 2014). Walapun dispepsia termasuk
hal ini untuk mendapatkan tubuh yang dalam jenis penyakit yang tidak
menular namun prevalensi di Indonesia pembentukan daya tahan tubuh pasien,
dan dunia cukup tinggi (WHO, 2017). sehingga dapat menghambat proses
Indonesia menempati urutan ke-3 penyembuhan dan juga akan
dengan jumlah penderita terbanyak memperpanjang waktu rawat inap.
dispepsia setelah negara Amerika dan Supaya tubuh cepat kembali
Inggris (Depkes RI, 2011). Menurut prima dan dapat mempercepat proses
profil data kesehatan tahun 2011, penyembuhan penyakit pada pasien
dispepsia termasuk dalam sepuluh anoreksia, diperlukan suatu cara untuk
besar penyakit rawat inap. Dari data meningkatkan nafsu makan yang
Rekam Medik RS Amelia, pada bulan menurun. Salah satu cara mengatasi
Juli sampai September 2019 dispepsia masalah pada anoreksia, yaitu dengan
masuk pada urutan ke-3 pada penyakit mengkaji penyebab menurun dan
rawat inap. Berdasarkan survei awal di hilangnya nafsu makan. Untuk
RS Amelia yang dilakukan pada 10 mengatasi masalah ketidaknyamanan
pasien rawat inap dengan berbagai pada saluran pencernaan, terutama rasa
diagnosis medis didapatkan 60% tidak nyaman pada rongga mulut dapat
pasien yang mengalami penurunan dilakukan oral hygiene dengan kumur
nafsu makan (anoreksia). Mayoritas larutan garam. Diantara manfaat kumur
pasien hanya menghabiskan larutan garam, yaitu: dapat mengatasi
makanannya 1 sampai 3 sendok makan radang tenggorokan, mengatasi bau
dan mereka juga tidak berminat untuk mulut (halitosis), dan mengatasi sakit
makan sesuatu apapun karena merasa pada gigi, sesuai dengan hasil
tidak nyaman di rongga mulut dan penelitian yang dilakukan oleh (Janna,
perutnya (Rekam Medis, 2019). 2019) yang menunjukkan bahwa
Pada pasien yang mengalami berkumur menggunakan air garam
anoreksia didapatkan mayoritas dapat menurunkan nyeri pada gigi dan
keluhan: mual, muntah, nyeri meningkatkan kenyamanan pada
tenggorokan setelah muntah, tidak rongga mulut.
enak makan karena mulut terasa pahit Hal ini berkaitan dengan
dan perut terasa begah. Muntah dapat tekanan osmosis yang tinggi dari
menimbulkan rasa tidak nyaman, larutan garam. Pada seseorang yang
karena dapat menyebabkan iritasi pada membersihkan mulut dengan cara
selaput lendir di tenggorokan, hal ini berkumur menggunakan larutan garam
akan menimbulkan rasa nyeri sehingga dengan kandungan utama berupa
membuat nyeri telan dan radang natrium klorida akan terjadi
(faringitis) hingga sulit menelan mekanisme osmotik (penyerapan
(disfagia). Ada sebagian terdapat cairan di dalam sel dan jaringan).
sariawan dalam rongga mulut yang Secara anatomi, bagian dalam rongga
membuat nyeri saat membuka mulut mulut manusia tersusun atas lapisan
sehingga membuat nafsu makan mukosa yang bersifat lembab sehingga
menurun dan bahkan hilang. dapat menjadi lingkungan yang ideal
Nafsu makan yang menurun bagi pertumbuhan bakteri. Pada
jika dibiarkan dapat mengganggu seseorang yang membersihkan mulut
kondisi kesehatan tubuh dan dapat dengan cara berkumur menggunakan
memperparah keadaan saat sakit larutan garam, kondisi mulut akan
(Widayati, D., Yususf, A., Fitriyasari, menjadi kering yang terjadi akibat
2014). Hal ini dapat mengakibatkan mekanisme osmotik yaitu natrium
menurunya asupan nutrisi untuk klorida akan menyerap kelebihan
cairan dalam mulut. sebelum makan) dengan 3 gr garam
Kondisi mulut yang kering meja yang dilarutkan dengan 240 ml
membuat lingkungan di dalam rongga air. Berkumur larutan larutan garam
mulut tidak lagi ideal untuk dengan durasi 30 detik tiap kumur,
pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri sampai 240 ml larutan larutan garam
akan berhenti berkembangbiak dan habis. Data nafsu makan diperoleh
mati. Dengan demikian kondisi rongga melalui lembar observasi dan
mulut yang bersih dan nyaman akan wawancara. Penilaian nafsu makan
merangsang nafsu makan pasien, didasarkan pada dua parameter yakni:
sehingga dapat membuat terpenuhinya (1) Keinginan makan/minat makan
kebutuhan nutrisi dan mempercepat (responden diminta menunjukkan
proses penyembuhan penyakit yang nilai keinginan makan saat ini) dan
diderita. Tujuan penelitian ini untuk (2) Asupan makanan (jumlah porsi
mengetahui pengaruh oral hygiene makanan yang dikonsumsi
menggunakan larutan garam terhadap responden).
nafsu makan pada pasien anoreksia di Instrumen untuk menilai
RS Amelia. minat makan responden
menggunakan wawancara tertutup
METODE PENELITIAN dengan cara menanyakan keinginan
Desain yang digunakan dalam makan responden dalam rentang 1-5,
studi ini adalah pre- yakni skor 1 jika responden tidak
experimental dengan pendekatan minat makan, Skor 2 jika responden
pre-post test design. kurang minat makan, skor 3 jika
Besar sampel sebanyak 30 responden cukup minat makan, skor
responden yang diperoleh melalui 4 jika responden minat makan, skor 5
accidental sampling. Peneliti jika responden sangat minat makan.
menetapkan batasan waktu dua Sedangkan untuk mengetahui
minggu untuk mendapatkan sampel jumlah asupan makan responden
yakni 15-29 Februari 2020. Kriteria dilakukan melalui observasi pada
inklusi dalam penelitian ini: (a) banyaknya porsi makanan yang
Pasien rawat inap yang mengalami dihabiskan. Lembar observasi
anoreksia dengan keluhan: tidak memuat option jumlah porsi
nyaman pada rongga mulut (seperti responden yang terbagi dalam
sariawan, radang tenggorokan, rasa kriteria: skor 1 jika diit/makanan
asam dan rasa pahit di lidah) dan (b) yang dihabiskan <1/5 porsi, skor 2
Kesadaran composmentis. Sedangkan jika diit/makanan yang dihabiskan
kriteria eksklusi: (a) Mengalami 1/5-<2/5 porsi, skor 3 jika
muntah, (b) Mengalami gangguan diit/makanan yang dihabiskan 2/5-
kesadaran pada saat penelitian, (c) <3/5 porsi, skor 4 jika diit/makanan
Mengundurkan diri saat penelitian, (d) yang dihabiskan 3/5-<4/5 porsi dan
Pulang sebelum mencapai 2 kali skor 5 jika diit/makanan yang
intervensi, (e) Hipertensi, (f) Stroke dihabiskan ≥ 4/5 porsi. Selanjutnya
yang mengalami kelemahan pada dilakukan interpretasi penialian nafsu
saraf facialis. makan dengan kriteria: buruk (1%-
Variabel independen 20%), cukup buruk (21%-40%),
pemberian kumur larutan garam dan sedang (41%-60%), cukup baik (61%-
variabel dependen nafsu makan. 80%) dan baik (81% - 100%).
Kumur larutan garam diberikan
2x/hari (pagi dan sore 5 menit
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

Analisis data dilakukan adalah laki-laki sebanyak 16 orang;


menggunakan uji Wilcoxon Signed rata-rata pendidikan responden
Rank Test dengan α = 0,05. adalah SD (33,3%) sebanyak 10
Penelitian ini telah dinyatakan laik orang dan SLTA (33,3%) sebanyak
etik dengan nomor surat: 10 orang; mayoritas pekerjaan
067/EC/LPPM/STIKES/KH/I/2020. responden (56,7%) adalah wiraswasta
sebanyak 17 orang; dan pada
HASIL PENELITIAN diagnosis medis didapatkan
Berdasarkan pada Tabel.1 mayoritas responden (56,7%)
diketahui bahwa pada data umum sebanyak 17 orang dengan diagnosis
didapatkan gambaran mayoritas umur medis lainnya (selain DM dan TBC
responden (66,7%) berusia 22-50 yaitu: ISPA, DF, COPD, tipoid,
tahun, sebanyak 20 orang; mayoritas faringitis, ISK, dispepsia, bronkitis.
jenis kelamin responden (53,3%)
Tabel.1 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
diagnosis medis
Karakteristik Responden Frekuensi
Usia (th)
- 14-21 3
- 22-50 20
- >50 7
Jenis Kelamin
- Laki-laki 16
- Perempuan 14
Pendidikan
- SD 10
- SLTP 8
- SLTA 10
- SARJANA 2
Pekerjaan
- Swasta 9
- Wiraswasta 17
- Lainnya 4
Diagnosis Medis
- DM 4
- TBC 9
- Lainnya 17

Tabel. 2 Nafsu makan sebelum


diberikan kumur larutan garam pada
pasien anoreksia
Nafsu Makan Frekuensi
Buruk 4
Cukup buruk 16
Sedang 8
Cukup baik 2
Total 30

DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 5
Tabel. 3 Nafsu makan setelah pemberian kumur larutan garam pada pasien
anoreksia
Nafsu Makan Frekuensi Persen (%)
Buruk 1 3.3
Cukup buruk 1 3.3
Sedang 6 20.0
Cukup baik 14 46.7
Baik 8 26.7
Total 30 100

Tabel .4 Nafsu makan sebelum diberikan kumur larutan garam dan setelah
diberikan kumur larutan garam pada pasien anoreksia
Nafsu Makan Nafsu Makan Pada pasien anoreksia
pada Pasien setelah diberikan kumur larutan garam
anoreksia Cukup Cukup
Buruk Sedang Baik Total
sebelum Buruk Baik
diberikan
N % N % N % N % N % N %
intervensi
Buruk 1 3,3 1 3,3 2 6,7 0 0 0 0 4 13,3
Cukup Buruk 0 0 0 0 4 13,3 8 26,7 4 13,3 16 53,3
Sedang 0 0 0 0 0 0 5 16,7 3 10 8 26,7
Cukup Baik 0 0 0 0 0 0 1 3,3 1 3,3 2 6,7
Total 1
1 3,3 1 3,3 6 20 46,7 8 26,7 30 100
4
N=30, P-Value=0,001<0,05, Mean=Pre (39,67), post (74,00)

Berdasarkan hasil pada Tabel.4


diketahui bahwa mayoritas atau lebih ingin makan karena adanya selera
dari setengahnya (53,3%) sebelum makan (Patricia, 2010). Selera makan
merupakan suatu hal yang komplek
diberikan kumur larutan garam, nafsu
dan dipengaruhi oleh banyak faktor,
makan pada pasien anoreksia berada
antara lain: sistem saraf, endokrin,
pada kriteria cukup buruk. Akan psikososial dan faktor lainnya
tetapi nafsu makan pada pasien (Guyton, A. C., Hall, 2014). Pada
anoreksia setelah diberikan kumur pasien yang menjalani rawat inap,
larutan garam mayoritas atau hampir seringkali ditemukan gangguan
setengahnya (46,7%) berada pada pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
kriteria cukup baik. diakibatkan oleh anoreksia (Azizah,
A., Widayati, D., Rachmania, 2017) .
PEMBAHASAN Anoreksia adalah menurunnya
Tingkat nafsu makan sebelum keinginan, sensansi atau rangsangan
pemberian intervensi menunjukkan untuk makan (Davidson, G.C., Neale,
lebih dari setengahnya (53,3%) J.M., 2010). Gangguan nafsu makan
pasien anoreksia di RS Amelia Pare ini akan menjadi sesuatu yang sulit
berada pada kriteria nafsu makan diatasi manakala diagnosis
yang cukup buruk. penyebabnya tidak diketahui dengan
Studi literatur menunjukkan pasti dan dukungan keluarga yang
bahwa nafsu makan merupakan kurang optimal (Wulandari, O.,
keadaan yang membuat seseorang Widayati, 2020). Beberapa faktor
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

dapat menyebabkan kondisi akan mempengaruhi nafsu makan


gangguan nafsu makan, salah satunya secara negatif, sehingga membuat
karena tidak adanya selera makan orang sakit makan lebih sedikit.
yang diakibatkan oleh kondisi mulut Dalam hal ini dapat disimpulkan
yang kurang nyaman atau dapat juga bahwa apapun itu penyakit akut
disebabkan oleh penyakit tertentu ataupun kronis yang disebabkan oleh
(Arief, 2010). Apabila hal ini tidak virus, bakteri, parasit/jamur dapat
diatasi dengan baik, maka menyebabkan ketidaknyamanan pada
berkurangnya nafsu makan dapat rongga mulut dan menyebabkan
berakibat pada penurunan berat seseorang mengalami anoreksia
badan yang menjadi salah satu (penurunan nafsu makan).
indikator kecukupan pemenuhan gizi Anoreksia pada pasien rawat
dan nutrisi (Octaviana, 2018). inap dapat disebabkan secara
Menurut peneliti berdasarkan langsung oleh proses penyakit yang
identifikasi hasil penelitian pada meningkatkan aktifitas pusat kenyang
responden dengan kriteria nafsu dan menghambat atau menekan pusat
makan cukup buruk didapatkan lapar sehingga seseorang akan
mayoritas pada jenis kelamin merasa kenyang dan tidak ada sensasi
perempuan dan sebagian besar pasien ingin makan. Dalam penentuan
mempunyai diagnosis yang beragam, intervensi untuk mengatasi masalah
tidak hanya kasus yang berhubungan anoreksia, perlu pengkajian dan
dengan pencernaan, antara lain: analisis mendalam mengenai
bronkitis, faringitis, Dengue Fever penyebabnya yang berkaitan dengan
(DF), COPD, dan ISK. sifat dari anoreksia, yaitu patologik,
Terjadinya nafsu makan fisiologik, ataukah psikologik. Pada
cukup buruk pada jenis kelamin jenis anoreksia sejati, penurunan
perempuan dibandingkan pada laki- selera makan terjadi karena penyebab
laki didukung oleh (Rokhmah, UF., yang jelas (berkaitan dengan
Purnamasar, DU., 2017) yang gangguann fisiologis pada sistem
menyatakan bahwa wanita cenderung pencernaan), sedangkan pada
mengalami anoreksia dibanding laki- anoreksia jenis pseudoanoreksia,
laki. Anoreksia pada wanita penurunan selera makan disebabkan
dimungkinkan terjadi karena wanita oleh faktor lain (berkaitan dengan
memiliki kebutuhan energi yang gangguan yang memengaruhi kondisi
lebih rendah dibandingkan laki-laki, psikologis. Penurunan selera makan
sehingga wanita cenderung dapat bersifat sementara dapat juga
mengkonsumsi makanan lebih karena perubahan rasa menu
sedikit. Selain itu faktor hormonal makanan atau karena penyebab yang
juga turut berperan dalam fluktuasi lain.
asupan energi pada wanita. Berdasarkan studi literatur
Berdasarkan diagnosis medis menurut (Pangesti AD, Nym Ari
lainnya didapatkan bermacam-macam Susanti D, 2018) salah satu manfaat
penyakit. Pada rongga mulut terdapat larutan garam dapat dipakai sebagai
mikroorganisme (bakteri, virus, dan obat kumur. Referensi dari buku “The
jamur) yang bisa bersifat patogen. Di Way of Ayuverdic Herbs”
mana invasi dari mikoorganisme menyatakan bahwa masyarakat
yang menyebabkan peradangan akan Tiongkok dan Indian Kuno juga telah
membentuk mediator radang yang menggunakan larutan garam untuk

DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 7
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

membersihkan kasi hasil pada lidah dan klorida akan


mulut. penelitian tenggorokan, menyerap
Kandungan setelah hal ini dapat kelebihan
natrium pemberian diatasi dengan cairan dalam
klorida (NaCl) kumur larutan oral hygiene. mulut sehingga
yang terdapat garam Sesuai dengan membuatnya
pada larutan didapatkan Standart kering. Di
garam dapat responden Intervensi mana
menyerap pasien anoreksia Keperawatan lingkungan
cairan dari sel dengan kriteria Indonesia dalam mulut
maupun nafsu makan (SIKI) untuk yang kering
jaringan di cukup baik mengelola tidak lagi ideal
area rongga terdapat pada nutrisi yang untuk bakteri
mulut karena sebagian besar seimbang bertahan hidup
sifatnya yang pasien karena adanya dan bakteri
osmosis. Hal mempunyai ketidaknyamana akan berhenti
ini sejalan diagnosis yang n pada rongga berkembang
dengan kondisi beragam, tidak mulut, dapat biak dan
rongga mulut hanya kasus dilakukan oral akhirnya mati
yang secara yang hygiene sebelum sehingga
anatomi berhubungan makan (PPNI, rongga mulut
tersusun oleh dengan 2018). Salah yang bersih
lapisan pencernaan, satu cara oral dan nyaman
mukosa yang antara lain: hygiene dapat akan
bersifat bronkitis, dilakukan merangsang
lembap yang faringitis, dengan nafsu makan.
menjadi Dengue Fever menggunakan Berdas
lingkungan (DF), COPD, larutan garam. arkan uji
ideal dalam dan ISK. Dalam Ketika Wilcoxon
pertumbuhan hal ini penyakit berkumur Signed Rank
bakteri, apapun dapat dengan larutan Test
sehingga untuk menyebabkan garam, natrium didapatkan
mengurangi ketidaknyamana nilai p value =
kelembapan di n pada ronggga 0,001 (p <α,
dalam rongga mulut dan dengan nilai
mulut dapat menyebabkan α=0,05) yang
dilakukan seseorang menunjukkan
pembersihan mengalami ada pengaruh
mulut melalui anoreksia kumur larutan
kumur air (penurunan garam
garam agar nafsu makan). terhadap nafsu
konsisi rongga Di mana makan pada
mulut menjadi gangguan rasa pasien
kering dan nyaman pada anoreksia di
tidak cocok rongga mulut RS Amelia
bagi dapat Pare. Adapun
pertumbuhan disebabkan oleh diskripsi
bakteri. adanya rasa pengaruh
Identifi asam dan pahit tersebut
DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 8
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

sebesar atau setengah bagian terdapat


Mean responden tersebut
39,67- (46,7%) neuron 2015) . Organ
74,00. Dari berada pada serotoninergik Mulut merupakan
hasil kriteria cukup yang bagian awal dari
penelitian baik. bertanggung saluran
menunjukka Studi pencernaan yang
n bahwa ada literatur dalam juga berperan
peningkatan menyatakan pengelolaan dalam sistem
nafsu bahwa nafsu makan. pernafasan
makan pada mekanisme Selain itu (Muttaqin, A.
pasien yang dapat pengelolaan Sari, 2015).
anoreksia. menimbulkan nafsu makan Berkaitan dengan
Di mana sensasi atau juga dikontrol jalur awal yang
pada hasil keinginan oleh dilalui oleh
identifikasi makan neuropeptidea makanan adalah
nafsu merupakan Y (NPY) dan di mulut, maka
makan pada mekanisme Agouti-relate mulut dapat
pasien komplek peptide (AGRP). dinyatakan
anoreksia yang Sensasi rasa sebagai gerbang
sebelum melibatkan lapar juga masuk dan
diberikan koordinasi terjadi akibat berkembangnnya
kumur beberapa aktivitas dari suatu penyakit
larutan sistem organ, cabang- cabang (Arief, 2010).
garam yaitu saluran hypothalamocor Secara fisiologis,
mayoritas cerna, tical dan di dalam rongga
atau lebih hormon, hypothalamolim mulut terdapat
dari susunan saraf bicprojections flora normal yang
setengah baik saraf (Guyton, A. C., membantu proses
responden pusat maupun Hall, 2014). pencernaan
(53,3%) saraf otonom. Pada makanan, namun
berada pada Secara fisiologi sistem pada kondisi
kriteria anatomi dan pencernaan, tertentu dapat
cukup fisiologi, otak makanan masuk bersifat patogen
buruk. menjadi hal ke tubuh dan menyebabkan
Sedangkan yang sangat dimulai dari gangguan. Secara
hasil penting mulut sampai alami, rongga
identifikasi dalam proses dengan mulut akan
nafsu tersebut dibantu
makan pada karena pada anus. pembersihannya
pasien otak terdapat oleh produksi
anoreksia hipotalamus Adanya saliva dan lidah
setelah sebagai pusat ketidaknyamana namun apabila
diberikan pengatur n pada rongga terdapat
kumur nafsu makan mulut dapat gangguan maka
larutan (LeMone, P. mempengaruhi fungsi
garam Burke, M.K. tipe dan jumlah pembersihan
menunjukka Bauldff, makanan yang tersebut kurang
n mayoritas 2015). Pada dicerna (Nuari, optimal sehingga
DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 9
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

dapat terjadi dilakukan memberikan dapat


infeksi pada upaya pelayanan mempengaruhi
area tersebut pembersihan keperawatan nafsu makan
(Nuari, 2015). melalui secara yang
Microfl perawatan profesional menyebabkan
ora yang dapat rongga mulut agar tercipta anoreksia.
berupa bakteri, atau biasa kepuasan Dalam hal ini
virus maupun dikenal pada pasien jika dibiarkan
jamur dapat dengan oral (Widayati, dapat membuat
menempati dan hygiene dapat 2020b). Salah seseorang
berkembang menyebabkan satu beresiko untuk
biak di dalam infeksi intervensi mengalami
rongga mulut. (Sriyono, tersebut dapat asupan nutrisi
Microflora 2011). diberikan yang tidak
jenis bakteri Keber melalui cukup untuk
dan jamur sihan mulut tindakan oral memenuhi
yang sering berkorelasi hygiene atau metabolisme.
ditemukan signifikan perawatan Berdasarkan
adalah terhadap mulut. Oral Standart
streptococcus, kenyamanan higiene Intervensi
salmonella, dan kualitas merupakan Keperawatan
dan candida hidup pasien tindakan Indonesia
albicans. (Widayati, perawatan (SIKI) untuk
Keberadaan D., Yususf, untuk mengelola
microflora A., membersihka nutrisi yang
tersebut di Fitriyasari, n area seimbang
dalam rongga 2014). Pasien keseluruhan karena adanya
mulut apabila rawat inap rongga ketidaknyaman
tidak tentunya mulut, mulai an pada rongga
membutuhka dari mulut, mulut, dapat
n perawatan gigi, gusi dan dilakukan oral
mulut yang lidah. hygiene
baik dalam Melalui sebelum
menunjang tindakan ini makan (PPNI,
pemenuhan diharapkan 2018). Oral
kebutuhan kenyamanan hygiene dapat
nutrisi, meningkat dilakukan
komunikasi dan dapat dengan kumur
dan meningkatka larutan garam,
keselamatan n nafsu karena garam
pasien. makan mengandung
Dalam (Izzati, natrium
pemenuhan 2013). klorida yang
kebutuhan Menu dapat
tersebut, rut membatasi
perlu peran ketidaknyama jumlah
penting dari nan pada pertumbuhan
perawat rongga mulut bakteri dan
untuk dapat garam juga
DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 10
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

mengandung meningkatkan 2 hari, nafsu perawat dalam


molekul air. PH dalam mulut makan menjalankan
Larutan garam yang meningkat salah satu
dapat dipakai mengurangi menjadi kriteria fungsinya
sebagai obat perkembangan cukup baik. yakni sebagai
kumur. bakteri, karena Dengan edukator,
Penggunaan hampir seluruh demikian kumur maka perlu
larutan garam bakteri lebih larutan garam memberikan
sebagai bahan memilih mampu edukasi
pembersih lingkungan memberikan pentingnya
mulut juga asam untuk rasa nyaman kegiatan
telah hidup. Selain pada rongga perawatan
digunakan oleh basa, larutan mulut, sehingga mulut dalam
masyarakat garam juga dapat menunjang
Tiongkok dan bersifat isotonik mempengaruhi pemenuhan
Indian Kuno. dan tidak nafsu makan kebutuhan
Kandungan mengiritasi pada pasien nutrisi pasien
natrium selaput lendir anoreksia yang (Widayati,
klorida yang (Grober, 2012). disebabkan oleh 2020).
terdapat pada Pada karena
larutan garam penelitian ini ketidaknyamana SIMPULAN
dapat menarik didapatkan hasil n pada rongga Oral
cairan pada sel peningkatan mulut seperti hygiene
dan jaringan nafsu makan sariawan, menggunakan
karena sifat paling radang larutan larutan
osmosisnya. signifikan pada tenggorokan, garam dapat
Pada rongga responden rasa asam dan meningkatkan
mulut manusia dengan pahit pada nafsu makan
tersusun oleh diagnosis lidah. Oleh pada pasien
lapisan lainnya, yaitu karena itu, anoreksia di
mukosa dengan RS Amelia.
dengan tingkat diagnosis medis Pemberian oral
kelembaban faringitis, hygiene
yang tinggi didapatkan rasa menggunakan
yang tidak nyaman bahan larutan
memungkinka pada rongga garam dapat
n sebagi mulut dan nyeri dijadikan salah
tempat yang tenggorokan, di satu intervensi
baik dalam mana nafsu dalam upaya
pertumbuhan makan berada meningkatkan
bakteri dan pada kriteria nafsu makan
mikroorganism cukup buruk dan pada pasien
e lain. setelah dengan
Air diberikan kumur anoreksia
asin larutan garam 5 unutk
bermanfaat menit sebelum membantu
karena garam makan 2x/hari pemenuhan
dapat membuat (pagi dan sore) kebutuhan
basa dan selama nutrisi.
DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 11
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

ed.). Izzati, N. (2013). paemberian


DAFTAR Jakarta: Pengaruh
PUSTAKA Rajawali minyak (2015).
Pers. atsiri Buku ajar
Arief, M. DEPKES RI. temulawak asuhan
(2010). (2011). (Curcuma keperawata
Pengkaj Pedoman Xanthorrhiz n pada
ian teknis a Roxb) gangguan
kepera penemua terhadap sistem
watan n dan nafsu gastrintestin
pada tatalaksa makan al. Jakarta:
praktik na tikus. CV Trans
klinik penyakit Repository info Media.
(12th tidak Universitas Octaviana, L. A.
ed.). menular. Gadjah K. (2018).
Jakarta: Jakarta: Mada. Faktor-
EGC. Direktora faktor yang
Azizah, A., t from berhubunga
Widayati, D., Pengenda hhtp://etd.re n dengan
Rachmania, lian pository.ug upaya
D. Penyakit m.ac.id keluarga
(2017). Tidak LeMone, P. dalam
Dischra Menular. Burke, pencegahan
ge Grober, U. M.K. penyakit
plannin (2012). Bauldff, G. dispepsia di
g Mikronut (2015). Wilayah
mempe rien : Buku ajar Kerja
ngaruhi penyelar keperawata Puskesmas
kualitas as n medikal Mangkatup
pelayan pencegah bedah (5th Kabupaten
an an, dan ed.; T. Barito
keperaw terapi Iskandar, Selatan.
atan. (Juli Ita ed.). EGC. Jurnal
Journal Panggabe Muttaqin, A. Langsat,
of Ners an, ed.). Sari, K. 5(2).
Commu Jakarta: (2015). Pangesti AD,
nity, EGC. Gangguan Nym Ari Susanti
8(1), Guyton, A. C., D, K.
53–63. Hall, J. gastrointest S. (2018).
Davidson, E. inal Perbedaan
G.C., (2014). aplikasi efektivitas obat
Neale, Buku asuhan kumur yang
J.M., K. ajar keperawata mengandung
(2010). fisiologi n medikal chlorhexidine
(2010). kedokter bedah. dan essential oils
Psikolo an. (12th Jakarta: terhadap
gi ed.). Salemba
abnorm Jakarta: Medika. penurunan
al (9th EGC. Nuari, A. .
DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 12
The Indonesian Journal of Health Science
Volume 13, No.1, Juni 2021

undergoin Sriyono, N. W. diet dan


tingkat g (2011). perawatan
halitosis. Bali hemodialy Pengantar mandiri
Dent J, 2(1), sis ilmu penderita
49–53. Patricia, therapy. kedoktera diabetes.
A. (2010). Jurnal n gigi. The
Fundametal of Gipas, Yogyakart Indonesian
nursing edition 1(1), 23– a: FK Journal of
(7th ed.). 35. UGM. Health
Jakarta: WHO. (2017). Science,
Salemba Penyakit tidak 12(2), 137–
Medika. menular. 146.
PPNI. (2018). Widayati, D., Widayati, D.
Standar Yususf, A., (2020b).
intervensi Fitriyasari, Quality
keperawat R. P. . nursing
an (2014). work life
indonesia  Peningkata dan
: Definisi n burnout
dan penerimaa syndrome
tindakan n pada pada
keperawat nyeri perawat.
an (1st kronis, Jurnal
ed.). comfort Ners Dan
Jakarta: dan Kebidanan,
DPP kualitas 7(1), 123–
PPNI. hidup 129.
Rekam Medis. lansia Wulandari, O.,
(2019). melalui Widayati,
Data acceptance D. (2020).
jumlah and Pemberday
pasien commitme aan
rawat nt therapy. keluarga
inap Jurnal dalam
dispepsia. Ners, 9(2), menurunka
Kediri. 252–261. n tingkat
Rokhmah, UF., Widayati, D. kecemasan
Purnamas (2020a). pasien
ar, DU., S. Edukasi GGK
(2017). manageme dengan
Factors n diabetes hemodialis
associated berbasis a. Jurnal
with kelompok Care :
diminishe sebaya Jurnal
d appetite sebagai Ilmiah
in chronic upaya Ilmu
kidney meningkat Kesehatan,
disease kan 8(3).
patients kepatuhan
DOI : 10.32528/ijhs.v13i1.4902 13

Anda mungkin juga menyukai