HKTUN 1
taat pada ketentuan hukum (rule of law),
berorientasi pada konsensus,
adanya kebersaman,
akuntabilitas
memiliki visi stategis.
Secara Filosofis
Good Governance, adalah sebagai tindakan atau tingkah laku yang
didasarkan pada nilai-nilai, dan bersifat mengarahkan, mengendalikan
atau mempengaruhi masyarakat/ publik untuk memwujudkan nilai-nilai
itu dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari.
HKTUN 2
Sedangkan Hasbullah Bakry
mengartikan “etika” adalah merupakan ilmu yang menyelidiki mana yang
baik dan mana yang buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui akal pikiran untuk mendapatkan ideal yang
sama bagi seluruh umat manusia ditempat manapun juga dalam waktu
bilapun juga mengenai penilaian baik dan buruk.
Etika dan moral adalah merupakan kaidah atau norma, dimana norma
moralitas adalah suatu aturan, standar, atau ukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.
Sesuatu perbuatan yang secara positif sesuai dengan ukurannya dapat
dikatagorikan bermoral atau moral baik, dan apabila secara positif tidak
sesuai ukurannya dapat disebut tidak bermoral atau moral buruk.
Selain itu etika adalah merupakan salah satu norma yang tidak
dirumuskan dalam suatu ketentuan hukum, sehingga apabila
penyelenggaraan pemerintah secara positif sesuai dengan ukuran
sebagaimana yang dirumuskan dalam asas-asasnya, maka
kepemerintahan akan dinilai baik, namun apabila sebaliknya akan dinilai
buruk.
HKTUN 3
institusi dimana kewenangan dalam sebuah negara dilaksanakan
untuk kepentingan umum.
Menurut Jan Wouters dan Cedric Ryngaert
governance mempunyai cakupan yang lebih luas termasuk
didalamnya proses-proses pemilihan, pengawasan dan penggantian
dari pihak yang berwenang untuk mengefektifkan sumber daya dan
kebijakan dan penghormatan terhadap hak-hak rakyat dan negara.
HKTUN 4
Ketiga unsur tersebut menjadi elemen penting dalam menjalankan
sebuah negara.
HKTUN 5
c. masyarakat ikut berperan positif dalam interaksi sosialnya, baik di
bidang sosial, ekonomi maupun politik.
Pemerintahan Yang Baik (good governance) menurut UNDP dan
LAN (Lembaga Administrasi Negara), meliputi:
1. Partisipasi (participation) Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban untuk mengambil bagian dalam
proses bernegara, berpemerintahan serta bermasyarakat, baik
secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi
yang mewakili kepentingannya. Partisipasi warga negara ini
dilakukan tidak hanya pada tahapan implementasi, akan tetapi
secara menyeluruh mulai dari tahapan penyusunan kebijakan,
pelaksanaan, evakuasi, serta hasil-hasilnya;
HKTUN 6
pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam
hal kebijakan maupun prosedur.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan
masyarakat sipil bertanggungjawab kepada publik dan lembaga
stakeholder. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi tersebut
untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.
HKTUN 7
2. Salah satu tugas dan wewenang
pemerintah adalah menyelenggarakan kepentingan umum. Tugas
penyelenggaraan kepentingan umum ini dijalankan oleh alat
pemerintahan (administrative organ) yang bisa berwujud seorang
petugas atau badan pemerintah;
HKTUN 8
sistematis, serta ada definisi dan penanganan yang jelas
terhadap pelanggaran kekuasaan dibawah rule of law.
Public accountability
yakni adanya pembatasan tugas yang jelas dan efisien.
Berkaitan dengan akuntabilitas ini ada lima perspektif
akuntabilias, yakni akuntabilitas organisasi/ administrasi;
akuntabilitas legal; akuntabilitas politik; akuntabilitas
Profesional; dan akuntabilitas moral
3. Informasi
yakni bahwa informasi mengenai setiap aspek kebijakan
pemerintah dapat dijangkau oleh politik. Keterbukaan informasi
diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat,
toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan pada preferensi publik.
4. Transparansi
yakni adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.
HKTUN 9
2. Integritas diri para politisi,
para penegak hukum, dan elit intelektual. Integritas dan
kredibilitas para politisi, penegak hukum, dan elit intelektual dapat
menjadi ukuran melihat apakah proses pemerintahan secara good,
bad atau ugly. Ketiga kalangan profesi tersebut harus merupakan
tolok banding model integritas.
5. Independensi lembaga
peradilan. Lembaga peradilan harus memliki kewenangan penuh
yang dapat menjangkau seluruh warga negara tanpa kecuali dan
tanpa diskriminasi.
HKTUN 10
C. ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK (AAUPB)
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggara pemerintahan serta
mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi maka diterbitkanlah
Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Nomor 30 tahun 2014.
2. Asas Kemanfaatan
adalah manfaat yang harus diperhatikan secara seimbang antara:
Kepentingan individu yang satu dengan kepentingan individu
yang lain;
kepentingan individu dengan masyarakat;
kepentingan warga masyarakat dan masyarakat asing;
kepentingan kelompok masyarakat yang satu dan kepentingan
kelompok masyarakat yang lain;
kepentingan pemerintah dengan warga masyarakat;
kepentingan generasi yang sekarang dan kepentingan generasi
mendatang;
kepentingan manusia dan ekosistemnya;
kepentingan pria dan wanita
HKTUN 11
Keputusan dan/atau Tindakan dengan mempertimbangkan
kepentingan para pihak secara keseluruhan dan tidak diskriminatif.
4. Asas Kecermatan
adalah asas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusan
dan/atau Tindakan harus didasarkan pada informasi dan dokumen
yang lengkap untuk mendukung legalitas penetapan dan/atau
pelaksanaan Keputusan dan/atau Tindakan sehingga Keputusan
dan/atau Tindakan yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat
sebelum Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan
dan/atau dilakukan.
6. Asas Keterbukaan
adalah asas yang melayani masyarakat untuk mendapatkan akses
dan memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.
HKTUN 12
Selain itu dari beberapa asas diatas terdapat pula asas-asas umum lainnya
di luar AAUPB yakni asas umum pemerintahan yang baik yang
bersumber dari putusan pengadilan negeri yang tidak dibanding, atau
putusan pengadilan tinggi yang tidak dikasasi atau putusan Mahkamah
Agung.
HKTUN 13
4. Asas keseimbangan
5. Asas kepastian hukum.
Crince Le Roy,
bahwa asas-asas yang perlu diterapkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik,
meliputi:
1. Asas kepastian hukum (principle of legal
security)
2. Asas keseimbangan (principle of
proporsionally)
3. Asas bertindak cepat (principle of
carefullness)
4. Asas motivasi untuk setiap badan
pemerintahan (principle of motivation)
5. Asas tidak boleh mencampur adukkan
kewenangan (principle of non misuse of competence)
6. Asas kesamaan dalam mengambil
keputusan (principle of equality)
7. Asas permainan yang layak (principle of
fair play)
8. Asas keadilan atau kewajaran (principle
of reasonableness of prohibition of arbritrariness)
9. Asas menanggapi pengharapan yang
wajar (principle of meeting raised expectation)
10. Asas meniadakan akibat-akibat suatu
keputusan yang batal (principle of undoing the consequences
of unnulled decision)
HKTUN 14
11. Asas perlindungan atas pandangan hidup
(principle of protecting the personal way of life) Kemudian
oleh Koentjoro Purbipranoto ditambah dua asas lagi, yaitu
berupa:
12. Asas kebijaksanaan (principle of
sapiently)
13. Asas penyelenggaraan kepentingan
umum (principle of public service)
Sadu Wasistono
merumuskan ciri-ciri tata pemerintahan yang baik, sbb:
1. Mengikut sertakan semua
masyarakat
2. Transparansi dan bertanggung
jawab
3. Efektif dan adil
4. Menjamin adanya supremasi
hukum
5. Menjamin bahwa prioritas-
prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan pada
konsensus masyarakat Memperhatikan kepentingan mereka
yang paling miskin dan lemah dalam proses pengambilan
keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.
HKTUN 15
Hubungan koordinasi ini bisa bersifat vertikal maupun horizontal, yang
bersifat vertikal adalah pengawasan atau kontrol dan yang bersifat
horizonal adalah koordinatif. Koordinasi ini tidak selamanya ditafsirkan
baik (good), bahkan dapat memperngaruhi penyelenggaraan good
governance sepanjang koordinasi yang dilakukan pada suatu konsep yang
menyimpang dari asas-asas good governance atau bertentangan dengan
etika moral dan norma hukum, sehingga fungsi pengawasan atau kontrol
dari lembaga yang lebih atas (hubungan vertikal) sangat menentukan
terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance).
HKTUN 16