Anda di halaman 1dari 3

The Toys Shop berdiri sejak tahun 201X-10 dengan mengusung semangat untuk memberikan

keceriaan bagi anak-anak Indonesia. Pendiri perusahaan ini, yaitu Bianca Anabelle Sugiharto
memiliki visi untuk menyediakan mainan berkualitas dan berunsur pendidikan untuk anak-anak.
Oleh karena itu, pemilihan jenis mainan, mulai dari bahan, warna, dan bentuk disesuaikan dengan
usia anak.Di setiap store yang didirikan, perusahaan ini menata mainan dalam loromg-lorong yang
disesuaikan dengan rentang usia anak, yaitu usia 0-3 tahun, 4-6 tahun, 7-9 tahun dan >9 tahun. Hal
ini bertujuan agar pembeli mudah untuk memilih mainan sesuai dengan kebutuhan anak mereka.
Bukan hanya menyediakan mainan dari 150 brand ternama saja, namun sejak tahun 201X-6,
perusahaan ini pun telah menjadi distributor bagi 20 supplier mainan lokal bertema edukatif, seperti
mainan tradisional berbahan kayu, rotan ataupun plastik. Ada standar mutu tertentu yang menjadi
syarat bagi brand lokal maupun ternama yang ingin memasarkan produknya di store The Toys
Shop. Adapun harga produk mulai dari Rp.35 ribu sampai dengan jutaan rupiah.
Setiap produk yang akan di impor oleh The Toys Shop dari Cina wajib disertai dengan adanya
sertifikasi Standart Nasional Indonesia (SNI) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun
2000 Pasal 1 angka 3 tentang Standarisasi Nasional (PP 102/2000). The Toys Shop selalu
berusaha untuk melengkapi setiap berkas yang ada guna mendatangkan produk-produk yang akan
dijual. Namun ternyata, beberapa produk yang akan dijual masih ada juga yang belum mendapatkan
label SNI dari pemerintah, 35% produk mainan elektronik Cina yang diimpor ke Indonesia kurang
memenuhi standar SNI. Situasi ini juga membuat persediaan barang terhambat. Beberapa produk
yang didatangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan menjadi tertahan di pelabuhan sampai
proses perizinan selesai atau bahkan beberapa dikembalikan ke negara asal produksi. Hal tersebut
membuat penjualan menjadi terkendala sehingga berdampak pada pendapatan perusahaan.
Bianca ingin menjadikan The Toys Shop menjadi toko mainan no. 1 di Indonesia dan ia ingin cita-
cita ini bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang. Untuk itu ia senantiasa memotivasi para
karyawannya untuk berinovasi menciptakan desain toko dan outlet yang menarik minat pembeli
dengan mengutamakan keramahan dan pelayanan prima kepada pelanggan. Saat ini sudah 22
store tersebar di seluruh Indonesia, terutama kota-kota besar. Total 12 store The Toys Shop berdiri
di Jabodetabek. Adapun, di Bandung dibuka tiga store, Surabaya 4 store, Palembang satu store dan
Medan 2 store. Baby & Kidz Station, yang merupakan kompetitor dari The Toys Shop sudah
mengelola total 35 store Baby & Kidz Station yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia. Semua
produk itu dijual mulai dari harga Rp 60 ribu hingga jutaan. Selain The Toys Shop dan Baby & Kidz
Station, di bisnis ritel store mainan anak-anak ada pula Fun World yang bila ditilik dari segi usia, bisa
dibilang merupakan store yang tertua tetapi jumlah tokonya baru mencapai 14 buah di Indonesia.
Saat ini jumlah total pegawai The Toys Shop adalah 2300 orang yang tersebar di 22 toko dan kantor
pusatnya di Jakarta. Budaya perusahaan yang kekeluargaan, saling menghargai dan harmonis
membuat banyak karyawan betah untuk bekerja di sini, meskipun perusahaan tidak banyak
memberikan bentuk-bentuk pengembangan bagi karyawannya. Pelatihan diberikan oleh tim HRD
internal dan dilakukan bergilir setiap 3 tahun sekali dengan tema terbatas seperti team building,
communication skill, time management, dan basic problem solving skill. Sementara itu, pelatihan
teknikal diberikan dalam bentuk coaching dari atasan kepada bawahan, seperti dari store manager
terhadap karyawan di toko/ outlet-nya. Saat ini sudah ada program pembekalan melalui berbagai
pelatihan, diantaranya: training product knowledge dan service excellence untuk meningkatkan
kemampuan pada sales dalam menggarap kebutuhan pasar. Pelatihan ini bisa diikuti oleh karyawan
dengan mengisi form keikutsertaan pelatihan yang sudah disetujui oleh atasannya. Jadwal pelatihan
dibuat bulanan dan topiknya disesuaikan dengan minat mayoritas jumlah calon peserta pelatihan.
 
Store Kelapa Gading
Persaingan usaha khususnya kota Jakarta sebagai kota bisnis memiliki tantangan tersendiri. Para
kompetitor dan investor asing semakin ekspansif melirik kota Jakarta sebagai tempat untuk mereka
mendirikan usaha ritel yang mampu menguasai pasar Indonesia. sendiri sampai saat ini masih
mengandalkan kemampuan tenaga sales untuk terus berupaya melakukan kunjungan dan
penawaran ke pelanggan melalui media brosur, katalog dan demo produk secara langsung.
Beberapa kegiatan pameran dan penayangan iklan di surat kabar baik nasional maupun surat kabar
daerah juga sudah dilakukan untuk memperkenalkan produk yang dijual oleh perusahaan. Cara ini
diyakini oleh manajemen sudah cukup efektif karena selama ini mampu mempertahankan
kepercayaan dan membuat The Toys Shop mampu semakin dikenal oleh pelanggannya. Saat ini
terdapat 5 store di area Jakarta, salah satunya di Kelapa Gading.
Store yang terletak di Mall Kelapa Gading II, Lantai 2 ini menempati area seluas 350 meter persegi
dan menyajikan beragam aktivitas menarik untuk anak-anak. Di toko terdapat ruangan play area
ukuran 8x8 meter dimana anak-anak bisa bermain lego, masak-masakan, dan kuda-kudaan.
Maksimal, sebanyak 8 anak diizinkan masuk ke area ini. Menyenangkannya lagi, dalam play area
anak-anak tidak perlu membeli apa-apa, namun ada batasan waktu bermain untuk per anak 15
menit. Toko dibuka sejak 6 tahun lalu, terletak di dekat eskalator (± 10 meter) dan di seberang area
bermain anak TimeZone. Layout toko secara rutin diganti setiap 2 tahun sekali sesuai dengan jenis
produk yang ingin diunggulkan.
Toko ini ramai dikunjungi pelanggan terutama pada saat weekend dan liburan sekolah. Untuk
menarik minat pembeli, pada saat-saat liburan sekolah dan akhir tahun diberlakukan promo discount
mulai dari 10%-25%. Selain itu, khusus untuk member, diberikan discount maks 10% yang setiap
hari dengan minimal pembelian dalam 1 struk sebesar Rp. 500 ribu. Member juga mendapat
keuntungan lain, yaitu potongan harga 20% yang berlaku H-7 s/d H+7 dari tanggal ulang tahunnya.
Namun demikian terdapat penurunan jumlah member dan pengunjung yang cukup signifikan selama
3 tahun terakhir, apalagi 1,5 tahun lalu Baby & Kidz Station membuka salah satu cabangnya di Mall
Kelapa Gading 3. Hal ini dikarenakan Baby & Kidz Station menawarkan program yang lebih menarik
seperti free cuci 1x untuk boneka yang dibeli di toko tersebut di tahun yang sama, free ongkos kirim
untuk pembelian mainan outdoor / play ground dan building / construction toys dengan pembelian
diatas 3 juta.
 

Berikut adalah data penjualan dalam 3 tahun terakhir (juta rupiah) :


 

 
 
Pada tahun 201X, total jumlah toko mainan yang ada di Mall Kelapa Gading menjadi 4 toko, yaitu
The Toys Shop, Baby & Kidz Station, Fun World dan The Teddy House. Keempatnya menyasar
pangsa pasar menengah atas. Rata-rata populasi di kawasan Kelapa Gading 75% usia produktif
dengan tingkat pendapatan menengah atas. Berikut adalah hal – hal yang berpengaruh terhadap
keputusan membeli dikalangan konsumen menengah atas berdasarkan survey yang dilakukan oleh
BSN tahun 201X-2.

 
Pihak Mall Kelapa Gading berusaha untuk menyesuaikan kebutuhan pasar dengan ketersediaan
tenant yang ada, sehingga mereka secara rutin mengevaluasi tenant-tenant, pihak Mall melalui
survey kepada pengunjung secara acak dan dikategorikan sesuai dengan jenis produk yang dijual.
Berikut adalah hasil survey 3 tahun terakhir untuk produk mainan anak :
 
 
Di Kelapa Gading sendiri terdapat 100 orang karyawan dengan tingkat pendidikan dan masa kerja
yang beragam.
Tabel Data Demografi Karyawan Toko Kelapa Gading Tahun 201X

Saat ini, manajemen menghadapi kendala dengan tingginya tingkat turn over pegawai khususnya di
Area Jakarta yang merupakan area bisnis dengan persaingan ketat, dimana perekrutan karyawan
dengan sistem hijack marak terjadi terutama untuk pegawai berpengalaman. Berikut adalah data
jumlah turn over karyawan di toko Anda :

 
Karyawan yang mengundurkan diri mengeluhkan kurangnya perhatian dari atasan mengenai
pengembangan skill yang dibutuhkan dan suasana kerja yang kurang kondusif. Para pimpinan
merasa tidak cukup waktu untuk memperhatikan kebutuhan karyawan secara individual sehingga
pembinaan seringkali menjadi bersifat umum dan mengikuti standar pembinaan yang diatur oleh
Perusahaan. Tidak cukup waktu bagi atasan untuk secara spesifik memperhatikan dan
mengembangkan karyawannya sesuai kebutuhan mereka. Selain itu, pola relasi karyawan
khususnya antara karyawan senior dengan junior merupakan permasalahan yang belum dapat
dipecahkan. Karyawan senior seringkali merasa bahwa tingkah laku karyawan junior tidak
menunjukan sikap “respect”. Para karyawan senior mempersepsi bahwa para karyawan junior
terlalu banyak menuntut, terlalu banyak ide namun tidak cukup mampu untuk bekerja secara
optimal. Sementara karyawan junior mengeluh adanya intimidasi dari karyawan senior terhadap
keseharian mereka, keengganan untuk berbagi pengalaman dan ketidak disiplinan karyawan senior
terhadap jadwal kerja. Mereka sering mengganti jadwal kerja (shift) secara mendadak tanpa ada
alasan yang jelas.
 
Ketikkan jawaban/pendapat Anda

Anda mungkin juga menyukai