Anda di halaman 1dari 6

Nama : Barokatul Aulia Izza

Nim : P2833318022
Prodi : SMT 7 D4 Sanitasi Lingkungan

Logbook Materi Pertemuan 1-4

No. Hari, tanggal, Materi yang dibaca sumber Paraf dosen


dan jam baca
1. Jumat, 30 Juli Kesehatan dan Keselamatan Anita, D. (2012).
2021 jam Kerja (K3) merupakan DASAR
17.27 upaya untuk menciptakan KESELAMATAN
suasana bekerja yang aman, DAN
nyaman dan untuk KESEHATAN
mencapai tujuan yang KERJA. Jember :
produktivitas setinggi- UPT Penerbit
tingginya. Kesehatan dan UNEJ
Keselamatan Kerja sangat
penting untuk dilaksanakan
pada semua bidang
pekerjaan seperti proyek
pembangunan gedung
seperti apartemen dan tanpa
terkecuali di bidang
kesehatan yaitu di rumah
sakit dan lain-lain, karena
penerapan K3 itu sendiri
dapat mencegah dan
mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan
maupun penyakit akibat
melakukan kerja.
Pelatihan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3)
mampu menurunkan resiko
terjadinya kecelakaan kerja.
Semakin besar pengetahuan
karyawan akan K3 maka
semakin kecil terjadinya
resiko kecelakaan kerja,
demikian sebaliknya
semakin minimnya
pengetahuan karyawan akan
K3 maka semakin besar
resiko terjadinya
kecelakaan kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja
dimulai dari disfungsi
manajemen dalam upaya
penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Ketimpangan tersebut
menjadi penyebab dasar
terjadinya kecelakaan kerja.
Dengan semakin
meningkatnya kasus
kecelakaan kerja dan
kerugian akibat kecelakaan
kerja, serta meningkatnya
potensi bahaya dalam
proses produksi, dibutuhkan
pengelolaan K3 secara
efektif, menyeluruh, dan
terintegrasi dalam
manajemen perusahaan.
Manajemen K3 dalam
organisasi yang efektif
dapat membantu untuk
meningkatkan semangat
pekerja dan memungkinkan
mereka memiliki keyakinan
dalam pengelolaan
organisasi
2. Tujuan pelaksanaan Anita, D. (2012).
kesehatan dan keselamatan DASAR
kerja (k3) antara lain, KESELAMATAN
menciptakan lingkungan DAN
kerja yang selamat dengan KESEHATAN
melakukan penilaian secara KERJA. Jember :
kualitatif dan kuantitatif UPT Penerbit
dan menciptakan kondisi UNEJ
yang sehat bagi karyawan,
keluarga dan masyarakat
sekitarnya melalui upaya
promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Dan untuk
promosi kesehatan di
tempat kerja menurut WHO
adalah berbagai kebijakan
dan aktifitas di tempat kerja
yang dirancang untuk
membantu pekerja dan
perusahaan di semua level
untuk memperbaiki dan
meningkatkan
kesejahteraan dengan
melibatkan partisipasi
pekerja, manajemen dan
stakeholder lainnya. Upaya
promotif K3 dilakukan agar
peningkatan kesehatan
(health promotion) dan
perlindungan khusus.
Peningkatan kesehatan di
tempat kerja dilakukan
melalui pendidikan dan
pelatihan dengan berbagai
metode dan media yang
intraktif. Misalnya diklat
manajemen risiko, diklat
tanggap darurat bencana,
penyuluhan gizi kerja,
penyuluhan tuberkulosis di
tempat kerja dan berbagai
kegiatan lainnya sesuai
skala prioritas perusahaan.
Sedangkan perlindungan
khusus (spesific protection)
adalah upaya promosi K3
dalam mencapai tujuan
tertentu. Perlindungan
khusus ini misalnya
pemberian vaksin bagi
pekerja yang akan bertugas
ke daerah dengan endemik
penyakit tertentu,
pengendalian lingkungan
kerja secara teknis,
administrasi dan pemakaian
alat pelindung diri,
penyesuaian antara manusia
dengan lingkungan kerja.
Dan tujuan K3 juga
merupakan mencegah,
megurangi, bahkan
menihilkan resiko penyakit
dan kecelakaan akibat kerja
(KAK) serta meningkatkan
derajat kesehatan para
pekerja sehingga
produktivitas kerja
meningkat. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, upaya
kesehatan kerja ditunjukkan
untukmelindungi pekerja
agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan sehingga
sudah seharusnya pihak
pengelola RS menerapkan
upaya-upaya K3 di RS. K3
termasuk sebagai salah satu
standar pelayanan yang
dinilai di dalam akreditasi
RS, disamping standar
pelayanan lainnya.
3. Standar Baku Mutu Winbonang.com
Kesehatan Lingkungan
menurut pasal 1, ayat 2
Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan
diartikan sebagai “Spesifikasi
teknis atau nilai yang
dibakukan pada media
lingkungan yang
berhubungan atau berdampak
langsung terhadap kesehatan
masyarakat.
Nilai Ambang Batas
yang selanjutnya disingkat
NAB adalah standar faktor
bahaya di Tempat Kerja
sebagai kadar/intensitas rata-
rata teriirnbang waktu (time
weighted average) yang dapat
diterirna Tenaga Kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu
(pasal 1, ayat (7) Permenaker
RI Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja)
Pengelolaan unsur-
unsur yang mempengaruhi
timbulnya gangguan
kesehatan sebagi ;ingkup
pekerjaannya, antara lain :
a. Limbah cair,

b. Limbah padat,

c. Limbah udara atau


gas

d. Sampah yang tidak


diproses sesuai
dengan persyaratan
yang ditetapkan
pemerintah

e. Binatang pembawa
penyakit; zat kimia
yang berbahaya

f. Lingkup pelayanan
pengelolaan zat
kimia dan limbah B3
termasuk limbah
medikr

g. Lingkup pelayanan
pengelolaan
kebisingan yang
melebihi ambang
batas

h. Lingkup pelayanan
pengelolaan radiasi
sinar pengion dan
non pengion

i. Lingkup pelayanan
pengelolaan air yang
tercemar

Anda mungkin juga menyukai