Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

Sintesis Gas Hidrogen dan Gas Amonia

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa : Allysa Pratiwi Putri


NIM : 24820007

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGAJARAN KIMIA


FMIPA ITB 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

I. Tujuan Percobaan
Mensintesis gas hidrogen dan gas amonia

II. Teori Dasar


Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion ammonium
merupakan bentuk transisi dari ammonia. Selain terdapat dalam bentuk gas, ammonia
membentuk kompleks dengan beberapa ion logam. Ammonia banyak digunakan dalam
proses produksi urea, industri bahan kimia serta industri kertas. Amonia umumnya
bersifat basa (pKb=4.75), tetapi dapat juga bertindak sebagai asam yang
sangat lemah (pKa=9.25). Amonia dapat terbentuk secara alami maupun sintetis. Amonia
yang berada di alam merupakan hasil dekomposisi bahan organik. [1]
Di laboratorium, gas amonia dibuat dengan mencampurkan garam amonium dengan suatu
hidroksida, misalnya, amonium klorida dan kalsium hidroksida (persamaan 1) [2]. Atau
atau dengan mereduksi nitrat atau nitrit dalam larutan alkali dengan Zn atau Al
(Persamaan 2) [2].
2NH4Cl(s) + Ca(OH)2 (s) → CaCl2(s) + 2H2O (l) + 2 NH3 (g)...................(1)
NO3-(aq) + 4Zn(s) + 6H2O(l) + 7OH-(aq) → NH3(g) + 4[Zn(OH)4]2-(aq) ...............(2)
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu mengandung 1
proton dan 1 elektron. Hidrogen memiliki tiga isotop yaitu protium 1H, deutrium 2H dan
3
H tritium. Gas hidrogen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang
mencair pada suhu -253°C dan memadat pada -259°C [2].
Gas H2 dapat bereaksi dengan O2 menghasilkan air (persamaan 3). Pada reaksi tersebut
bersifat eksoterm (melepaskan energi) sehingga dapat menimbulkan letupan. Di
laboratorium, gas H2 dapat dibuat dengan mereaksikan logam yang bertindak sebagai
reduktor (misalnya Zn) dengan asam encer (persamaan 4). Selain dengan asam, gas
hidrogen dapat terbentuk dengan mereaksikan logam amfoter (misal Al) dengan basa
NaOH (persaman 5).
2H2(g) + O2(g) → 2 H2O (l) + energi................................................................... (3)
Zn(s) + HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g) .................................................................(4)
2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) → 2[Al(OH)4]-(aq) + 3 H2(g) ..................................(5)
III. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1 buah gelas kimia 250 mL Padatan Ca(OH)2 ,
1 buah labu bundar Padatan NH4Cl,
1 buah gelas ukur HCl
Neraca Padatan Zn
Pemanas listrik
Corong Buchner

IV. Cara Kerja


A. Sintesis Gas H2

Padatan Zn Akuades

- Ditambahkan HCl
- Dialirkan gas yang terbentuk melalui pipa
- Ditampung gas pada tabung berisi air penuh

Gas H2

- Diuji nyala dengan api

Gas H2 dalam tabung

B. Sintesis Gas NH3

Padatan NH4Cl Serbuk Ca(OH)2

- Dipanaskan
- Dialirkan gas yang terbentuk melalui pipa
- Ditampung gas pada tabung

Gas NH3 dalam tabung

- Diidentifikasi gas yang terbentuk

Diuji dengan kerta Ditambahkan HCl


lakmus

Kertas lakmus Gas Putih


berubah menjadi biru
V. Data Pengamatan
No Perlakuan Hasil pengamatan

Sintesis gas Hidrogen


1 Ditambahkan air kedalam labu Padatan Zn berwarna abu-abu dan tidak
berisi padatan Zn larut dalam air
2 Ditambahkan HCl Terbentuk gas H2
Sintesis gas Amonia
1 Dipanaskan campuran padatan Terbentuk gas Amonia
NH4Cl dan Ca(OH)2
2 Gas Amonia dalam tabung Gas menjadi berwarna putih
ditambahkan HCl
3 Gas Amonia diuji dengan kertas Kertas lakmus berubah menjadi
lakmus
berwarna biru

VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan sintesis gas hidrogen dan gas amonia pada skala
laboratorium. Adapun prosedur sintesis gas hidrogen yang dilakukan didasarkan
pada video percobaan [3]. Pada video tersebut gas hidrogen dibuat dengan
mereaksikan logam aktif yaitu seng (Zn) dengan asam klorida (HCl). Berikut
persamaan reaksi yang terjadi :

Zn(s) + H+(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)


Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yakni logam Zn bertindak sebagai
reduktor sehingga ion H+ dapat mengalami reduksi menjadi H2. Adapun logam
yang dapat bertindak sebagai reduktor adalah logam yang memiliki potensial
reduksi yang lebih negatif dibandingkan potensial reduksi hidrogen misalnya
seperti logam Mg. Data mengenai potensial reduksi suatu unsur logam dapat
diketahui dari deret volta. Deret volta adalah deret yang menyatakan unsur-unsur
logam berdasarkan potensial elektrode standarnya. Deret ini memberikan
informasi reaktivitas unsur logam dalam suatu reaksi redoks.
Berikut dibawah ini adalah deret volta :
Berdasarkan data deret volta dapat diketahui bahwa reaktivitas unsur
logam semakin berkurang dari kiri ke kanan serta sifat reduktor (daya reduksi)
logam semakin berkurang dari kiri ke kanan. [2]
Selain dari deret volta, kereaktifan suatu logam dapat dilihat berdasarkan
golongannya. Logam golongan utama paling reaktif dibandingan dengan logam
golongan transisi. Adapun ion H+ yang bereaksi dengan logam Zn dapat diperoleh
dari asam klorida, asam sulfat maupun asam nitrat atau asam lainnya. Karena
yang terpenting pada reksi pembentukan gas hidrogen adalah ion H+ yang bereaksi
dengan logam aktif membentuk gas hidrogen.
Gas hidrogen yang terbentuk kemudian dialirkan melalui selang dan ditampung
dalam labu yang diletakkan terbalik (mulut labu berada dibawah). Pada proses ini
digunakan teknik pendesakan air karena gas hidrogen yang terbentuk lebih ringan
dari pada udara. Sehingga ketika wadah penampung yang berisi air diletakan
terbalik maka gas hidrogen akan mendesak air untuk berada pada permukaan
paling atas dari wadah. Pendesakan air oleh gas hidrogen ini membuktikan sifat
H2 yang tidak mudah larut dalam air.
Identifikasi adanya gas hidrogen yang terbentuk dilakukan dengan memberi nyala
api pada tabung, terlihat adanya letupan kecil dan nyala api berwarna kuning, hal
ini membuktikan adanya reaksi antara gas H2 dengan oksigen menghasilkan
molekul air dan reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm sehingga
menghasilkan letupan. Berikut persamaan reaksi yang terjadi:
H2(g) + O2(g) → H2O(l) + energi
Jika labu penampung tidak diletakkan terbalik maka gas H2 akan keluar ke dalam
ruang bebas, sehingga ketika diberi nyala api tidak akan menghasilkan letupan
karena gas hidrogen tidak bereaksi dengan oksigen. Hal ini karena pada ruang
bebas molekul gas hidrogen lebih bebas bergerak dan menghindar bertumbukan
dengan molekul gas O2.
Gas hidrogen dapat dibuat tidak hanya dengan menggunakan asam melainkan
dapat juga dibuat dengan mereaksikan logam alumunium dengan basa NaOH.
Logam alumunium bisa didapatkan dengan memotong kecil-kecil alumunium
bekas kaleng minumam lalu ditimbang 2-3 gram kemudian ditempatkan kedalam
botol besar. Lalu ditambahkan larutan NaOH 5% sebanyak 150 mL. Kemudian
dipasang selang pada mulut botol kaca sambil mennggucangkan sedikit botol
berisi alumunium dan larutan NaOH tersebut. Gas hidrogen yang dihasilkan akan
masuk kedalam balon yang disambungkan melalui ujung selang lainya. Sehingga
balon dapat terbang ke udara karena telah berisi gas hidrogen.
Berikut persamaan reaksi yang terjadi :
2Al (s) + 2 NaOH (aq) + 6 H2O → 2Na+(aq) + 2 [Al(OH)4]– + 3H2 (g)
Berdasarkan persamaan reaksi diatas, dapat diketahui dengan adanya gugus OH-
dapat membuat logam Al bereaksi dengan air dan menghasilkan gas hidrogen.
Berdasarkan proses pembuatan gas hidrogen, dapat diketahui sifat-sifat logam
yang bereaksi dengan asam maupun basa. Dapat disimpulkan bahwa logam aktif
lebih cepat bereaksi dengan asam untuk menghasilkan gas hidrogen, sedangkan
untuk logam amfoter lebih cepat bereaksi dengan basa untuk menghasilkan gas
hidrogen.
Selanjutnya untuk prosedur sintesis gas amonia pada percobaan ini yaitu
mereaksikan amonium klorida (NH4Cl) dengan Ca(OH)2, seperti percobaan pada
video [4]. Serbuk NH4Cl dan Ca(OH)2 dimasukkan dalam tabung lalu ditutup dan
disambungkan dengan selang dan dipanaskan. kemudian diberikan sedikit air
untuk mempercepat reaksi. Untuk menampung gas amonia yang dihasilkan maka
posisi wadah penampung harus diletakan terbalik karena jika tidak maka gas
amonia yang terbentuk akan menguap. Berikut persamaan reaksi yang terjadi :
2 Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) NH3(g) + H2O(l)
Gas NH3 yang terbentuk mudah larut dalam air sehingga ketika gas amonia masuk
kedalam wadah penampung yang berisi air didalam tabung, ketika gas amonia
dialirkan ke dalam tabung yang tekanan udara nya lebih rendah daripada tekanan
udara diluar, maka udara yang ada diluar tabung akan menekan air yang sudah di
tetesi indikator PP. Secara perlahan air akan naik kedalam wadah penampung dan
menyembur dan seketika air berwarna merah muda karena gas amonia telah larut
dalam air.
VII. Kesimpulan
Sintesis gas hidrogen berhasil dilakukan ditandai dengan munculnya letupan
ketika diberi nyala api. Sintesis gas amonia berhasil dilakukan, ditandai dengan
perubahan warna air yang telah ditetesi indikator PP menjadi merah muda ketika
dialirkan gas amonia yang terbentuk dalam labu.

VIII. Daftar Pustaka


1. Canham, G.R., dan Overton, T. (2010): Descriptive Inorganic Chemistry
Fifth Edition,W.H. Freeman and Company, New York.

2. Housecroft, C.E., dan Sharpe, A.G. (2012): Inorganic Chemistry Fourth


Edition. Pearson Education Limited, England.

3. Dowling, M. (Sutradara). (2014): Preparation and Properties of Hydogen


Gas, diperoleh melalui situsinternet: https://youtu.be/K45ivcudgqY

4. Edurite. (Director). (2010): Preparation of Ammonia Gas and Study of its


Physical and Chemical Properties, diperoleh melalui situs internet:
https://youtu.be/An4yxgjIeFo

Anda mungkin juga menyukai