Berpikir merupakan tuntutan bagi setiap manusia yang berakal, karena tugas Para Ulama berbeda pendapat dalam memberikan penjelasan tentang
utama akal adalah berpikir. Manusia yang berakal tidak akan terlepas dari hukum mempelajari ilmu Mantiq, ada tiga pendapat, yaitu :
aktivitas berpikir setiap jam, menit, bahkan detik. Tapi yang menjadi objek 1. Ulama yang berpendapat Haram.
pemikirannya ada yang positif dan ada yang negative, ada yang sistematis dan Pendapat ini dikemukakan oleh dua tokoh Ulama, yaitu: Ibnu
ada yang tidak. Shalah (Taqiyyuddîn Abu ‘Amr Utsman bin Abdurrahman bin Utsman
Untuk membentuk pemikiran seseorang menjadi sistematis maka penulis bin Musa al-Kurdi al-Syahrazuri; 577-643 H) dan Imam Nawawi (Abu
menyarankan untuk mempelajari, memahami dan mempraktekkan ilmu mantiq. Zakaria Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-
Selain membentuk pemikiran yang ideal juga menjembatani pemikiran untuk Dimasyqiy: 631-676 H) Penyusun kitab Riyadhush Sholihin, Arbain
memahami filsapat, sebagian tokoh berpendapat bahwa ilmu mantiq adalah ilmu Nawawi, dan lain-lain.
pengantar menuju filsapat. 2. Ulama yang berpendapat Boleh dan bahkan dianjurkan
Melalui buku ini penulis berharap bisa membantu menjembatani para mempelajarinya.
pembaca untuk memperdalam ilmu mantiq, sehingga bisa menjadi washilah untuk Pendapat ini di gagas oleh Imam Al-Ghozali (Abu Hamid
memperdalam ilmu filsapat. Muhammad bin Muhammad al Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi'i: 450 - 14
Jumadil Akhir 505 H)
3. Ulama yang berpendapat Boleh.
bagi seorang yang memiliki akal dan hati sempurna serta
memahami betul Al-Qur’an dan Hadits, ini menurut pendapat yang
masyhur.
Bab 3 b. Tashdiq (persepsi), yaitu memahami atau mengetahui adanya
Pengertian dan Ilmu nisbat/relasi/ hubungan antara konsep-konsep yang ada, baik
sesuai kenyataan atau tidak. seperti pemahaman bahwa air laut
Ilmu menurut ahli mantiq (logika) ialah perihal mengetahui sesuatu itu asin, langit berada di atas kita, Langit dicipta oleh Allah swt, dll
yang sebelumnya tidak diketahui, baik secara yaqin atau hanya dhann
(dugaan), sesuai dengan kenyataan atau tidak. Seperti contoh seseorang yang
melihat bayangan dari arah jauh dan ia mengetahui bahwa dia adalah
manusia, dia yaqin betul dan kenyataannya bayangan tersebut adalah
manusia, maka pengetahuan (penemuan) orang itu disebut Ilmu (buah
fikiran) yang pasti benar. Tetapi jika melihat bayangan tersebut hanya
menduga dan kenyataanya memang demikian, maka hal tersebut disebut
ilmu dhann yang sesuai dengan kenyataan (benar). Ilmu itu dibagi menjadi
dua, yaitu ;
1. Ilmu Qodim
Pengetahuan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, pengetahuan
yang sifatnya tak terbatas (Allah Maha Mengetahui ; al-Aliim). Dan
Mantiq bukan membahas ilmu ini.
2. Ilmu Hadist (baru)
Pengetahuan dimiliki oleh manusia secara keseluruhan.Ilmu inilah
yang menjadi pembahasan ilmu Mantiq ( Logika ). Di lihat dari cara
memahami suatu hal, ilmu ini ada dua jenis :
a. Tashawwur (konsepsi), yaitu memahami atau mengetahui lafazh
mufrad (tunggal) seperti pemahaman seseorang terhadap arti
lafazh : pohon, lemari, nyawa, aliran listrik, dll.
Bab 4 Bab 5
Ilmu Hadist (Ilmu manusia) Definisi dan Hujjah
1. Ilmu Dhoruri ( Aksiomatis ), adalah mendapatkan suatu pengetahuan, Definisi menurut ahli Mantiq adalah lafazh yang memberikan
tanpa membutuhkan Ta’ammul (angan-angan, renungan, pemikiran atau kepahaman tentang makna lafazh mufrad (tashawwur/konsepsi).
analisa). Contoh: Ibu menyuruh anaknya ke warung membeli lumpur. Si anak
2. Ilmu Nadhori (Spekulatif) adalah mendapatkan suatu pengetahuan, dengan bingung buat apa lumpur, padahal lumpur adalah tanah. Setelah dijelaskan
disertai ta’ammul (angan-angan, renungan, pemikiran atau analisa). bahwa lumpur adalah kue maka sang anak langsung paham.
Hujjah maksudnya adalah kias (silogisme), kias menurut istilah ahli
Mantiq adalah lafazh yang memberi pengertian pada tashdiq.
Contoh: Ungkapan alam raya ini berubah-rubah dan setiap yang berubah
adalah makhluk, ungkapan ini mengantarkan pada kesimpulan Alam Raya
adalah makhluk.
o Aqliyyah, yaitu dalalah yang bedasarkan akal seperti, perubahan tatanan
Bab 6 barang-barang di dalam kamar menunjukkan adanya orang di dalam kamar.
Dalalah (penunjuk) o Wadh’iyyah, yaitu dalalah yang berupa penetapan seperti, bendera
setengah tiang menandakan berkabung
Dalalah (penunjuk) adalah sesuatu yang dapat menunjukkan suatu
pengertian. Dalalah dibagi menjadi dua, yaitu : Bab 7
Dalalah lafdhiyah, ialah tanda yang berupa bentuk kata, misalnya: Rumah, Dalalah Wadh’iyyah
menunjukkan bangunan tempat tinggal yang terdiri dari dinding Di dalam Ilmu Mantiq Dalalah lafhdiyyah Wadh’iyyah itu ada tiga
(papan/tembok), tiang, atap, pintu dan lainnya.. macam, yaitu:
Dalalah Lafdhiyah (tanda yang berupa kata) itu terbagi menjadi tiga macam, Dalalah Muthabaqah (Denotasi lengkap), yaoitu apabila maknaya
yaitu; sepenuhnya selaras dengan arti lengkapnya. Seperti makna sapi pada kalimat
o Thabi’iyah, yaitu dalalah yang bersifat pembawaan, seperti suara ‘Aduh” “saya membeli sapi” yang dimaksud sapi disini keselurihan sapi secara
(rintihan) menunjukkan sakit. makna dan arti.
o Aqliyyah, yaitu dalalah yang berdasarkan akal, seperti suara dalam ruangan Dalalah Tadhammun (Denotasi Implikasi), yaitu apabila makna yang
menunjukkan ada orang di dalamnya dimaksudkan hanya sebagian saja dari arti penuhnya. Kalimat “saya
o Wadh’iyyah, yaitu dalalah yang berdasarkan penetapan istilah, seperti es menyembelih sapi” yang di maksud disini hanyalah sebagian tubuh sapi.
teh, menunjukkan minuman teh diberi es. Dalalah Iltizam (Dinotasi Inhern), yaitu apabila makna yang dimaksudkan
adalah pengertian lain tetapi merupakan hal lazim yang ada pada kata
Dalalah Ghairu lafdhiyah, ialah yang bukan berbentuk kata, misalnya: tersebut seperti kalimat “saya menarik sapi”. Sapi dalam kalimat di sini
Merah muda, menunjukkan malu. pengertiannya adalah tali yang merupakan kelaziman bagi sapi
Dalalah Ghoiru Lafzhiyyah (tanda yang bukan berupa kata) terbagi menjadi
tiga yaitu:
o Thabi’iyah, yaitu dalalah yang bersifat pembawaan, seperti, merah muda,
menunjukkan malu.
b. Juz’iy (Partikuler), kebaikan kulliy, yaitu Term yang menunjukkan satu
obyek saja. Contoh: Ahmad, Presiden Republik Indonesia pertama.
LAFAZH DAN PEMBAGIANNYA 3. Pembagian Lafazh Mufrad Kulliy
Kulliy (Term Simpel Universal) terbagi menjadi dua, yaitu:
Bab 8 a. Dzati (Substansional), yaitu jika pengertian dari Kulliy itu bagian dari
Pembahasan Tentang Kata-Kata hakekat Juz’i sebagiannya, seperti Hewan (Unsur Animalitas) dan Natiq
(Unsur rasionalitas) dinisbatkan pada manusia. Manusia hakekatnya hewan
Kata adalah bunyi atau satuan yang mengandung arti tertentu. (sebagian) dan manusia hakekatnya berfikir (sebagian). Hewan sebagian dari
Sedangkan Kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung pikiran yang pengertian manusia. Manusia sama dengan hewan yang berfikir
sempurna atau lengkap. Kalimat dalam tata bahasa sama dengan proposisi ( (seluruhnya).
)القضيةdalam ilmu logika ()المنطق. Kata bisa disebut juga Terma atau logika, b. Aridhi (Accidental), yaitu jika pengertian dari Kulliy tidak termasuk dalam
tetapi tidak semua dapat dianggap Terma meskipun setiap Terma terdiri dari hakekat Juz’i (sebagian)nya. Seperti Gubernur dinisbatkan kepada Sutiyoso,
kata. Gubernur bukan termasuk nhakekat Sutiyoso, buktinya kalau Sutiyoso tidak
1. Pembagian Kata jadi Gubernur maka lafazh Gubernur tidak bisa lagi dinisbatkan ke Sutiyoso.
Lafazh yang musta’mal (term) itu terbagi menjadi dua macam, yaitu; 4. Pembagian Kulliyyat (Klarifikasi)
a. Murakkab (komposit), jika term itu terdiri dari lebih dari satu kata. Lafazh Kulliyat lima (Klasifikasi predicable) disebut juga Pradicabel.
murakkab (term komposit) meskipun dari kata mempunyai arti sendiri- Pradicable adalah nama-nama jenis predikat dalam hubungannya dengan
sendiri tetapi jika digabungkan hanya menjadi satu pengertian. Contoh; subyek.
rumah sakit, kuda putih dll. Menurut Prophyrius, predicable itu ada lima macam yaitu :
b. Mufrad (simpel), jika term itu terdiri dari satu kata atau satu istilah. Contoh: 1. Jinsi ()الجنس, yaitu himpunan golongan-golongan yamng menunjukkan
Manusia, negara dll. hakekat sesuatu yang berbeda tetapi terpadu oleh persamaan sifat, seperti
2. Pembagian Lafazh Mufrad term “Hewan” merupakan genus dan golongan, manusia merupakan species.
Lafzh Mufrad itu terbagi menjadi dua macam, yaitu : Genus lebih umum daripada species.
a. Kulliy (Universal) adalah term yang dapat dipergunakan bagi setiap anggota 2. Fashol ()الفصل, artinya perbedaan, yaitu suatu atribut atau kumpulan atribut-
suatau kelas dengan arti yang sama. Contoh: Manusia, sekolah, hewan dll. atribut yang membedakan suatu kelas/golongan/species dengan genus yang
sama. Contih, Rasionalitas memisahkan manusia dari golongan-golongan 3. Jinis wasath ()الجنس الوسط, ialah genus-genus yang diatas dan bawahnya
hewan lain. terdapat genus lain. Contoh, jasad hidup (An-Nami) diatas ada genus jasad di
3. Ardh ()العرض, yaitu atribut yang bukan merupakan sebagian dari konotasi bawahnya ada genus hewan.
(hakekat) term dan tidak merupakan kelanjutan dari konotasi itu. Contoh,
Hitam, bukan atribut kusus bagi manusia, tapi anggota lainpun memiliki
atribut hitam, seperti hewan.
4. Nau’ (وع55)الن, yaitu kelompok dari (individu) yang menunjukkan hakekat
kebersamaan bentuknya dan sifat-sifat tertentu yang membedakannya
dengangan dari golongan lain. Contoh, Term manusia, setiap individu
memperlihatkan persamaan bentuk yang membedakan adalah kemampuan
berfikir.
5. Khosh (اص55)الخ, yaitu satu atribut atau kumpulan atribut tambahan yang
dimiliki secara husus oleh setiap individu golongan. Seperti tertawa, bagi
manusia tertawa bukanlah hakekat tapi itu kusus ada pada manusia, selain
manusia tidak ada tertawa.