Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

IlmuBalaghah II H. Masyhuri Putra, Lc, MA

Disusun oleh :

Rahmad Assidikki : 11930213352

Noor Nasriq Syaizmie Bin Rohezat : 11930215456

Yohan isro akbar : 11930210948

JURUSAN ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berkat limpahan rahmat, karunia,
dan kuasa-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ILMU BADI’” ini.
Shalawat beserta salam juga dihadiahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wa Sallam
yang telah membawa umat dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu
penegtahuan.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan penelaahan melalui studi pustaka
dan dari bacaan media lainnya yang bertujuan untuk melengkapi materi yang diperlukan dalam
penyusunan makalah.

Makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna, pasti pendapat kesalahan didalamnya, baik
itu tata cara penulisan, keterkaitan materi, maupun pilihan diksi memperbaiki penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala menurunkan rahmat dan berkahnya kepada kita
semua.

Pekanbaru, 18 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang..................................................................................1


1.2 Rumusan masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 defenisi ilmu badi’……………………………………….………..2

2.2 Pembagian ilmu badi’.....................................................................2-6

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan ....................................................................................7

3.2 saran……………………………………………………………...7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ilmu Balaghah secara bertahap mengajarkan kita bagaimana mengungkapkan ide secara
teratur dan efektif. Pada Ilmu Ma’ani, kita belajar bagaimana memilih diksi yang tepat dengan
konteks perbincangan. Setelah memahami Ilmu Ma’ani, ilmu Bayan mengajarkan kita bagaimana
cara menyusun redaksi yang tepat dengan berbagai opsi penyusunan yang memungkinkan.
Meskipun ide kita hanya satu, namun kita dapat mengutarakannya melalui beberapa konsep yanng
diajarkan pada Ilmu Bayan. Selain memperhatikan aspek ide yang diatur sedemikian rupa agar
dapat diterima oleh Mukhattab dengan baik, Ilmu Balaghah juga mencakup Ilmu Badi’.

Objek kajian dalam ilmu Badi’ yaitu upaa untuk memperindah bahasa, baik pada lafadz
maupun makna. Adapun Ruang lingkup dalam pembahasan ilmu Badi’ yaitu Muhassinat
Lafdziyyah (keindahan-keindahan lafadz) dan Muhassinat Ma’nawiyyah (keindahan-keindahan
makna).

1. Rumusan Masalah

a) Bagaimana definisi Ilmu Badi’ ?


b) Apa saja pembagian Ilmu Badi’ ?

2. Tujuan

a) Untuk Mengetahui Defenisi Ilmu Badi’


b) Untuk Mengetahui Pembagian Ilmu Badi’

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Defenisi Ilmu Badi’

Dalam kitab Jauhar al-Maknun karangan Imam Akhdhori ilmu Badi' yaitu :
‫علم يعرف به وجوه تحسين الكالم بعد رعاية المطابقة و وضوح الذّاللة‬
“Yaitu ilmu untuk mengetahui cara membentuk kalam yang baik sesudah
memelihara muthobaqoh dan kejelasan dalalahnya.”
Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan dalam buku Ilmu
Balaghoh karangan K.H Wahab Muhsin dimana ilmu Badi' menurut bahasa yakni
sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh. Sedangkan menurut istilah :
‫علم يعرف به وجوه تحسين الكالم المطابق لمقتضى الحال‬
“Yaitu ilmu untuk mengetahui cara memperindah kalam yang telah sesuai dengan
tuntutan keadaan (muthabaqoh li muqtadhol hal).”
Peletak dasar ilmu Badi' adalah Abdullah Ibn Al-Mu'taz (W.274 H). Kemudian
ilmu ini dikembangkan oleh Imam Qatadah Bin Ja'far Al-Khatib. Setelah itu diikuti
oleh ulama-ulama lainnya seperti Abu Hilal Al-Askari, Ibnu Rusyaiq al-Qairawani
(Kairawan), Shafiyuddin al-Hili, dan Ibnu Al-Hijjah.
Hifny bin nashif dalam bukunya memberikan defenisi mengenai ilmu badi’ dengan:
Ilmu badi’ adalah ilmu untuk mengetahui aspek-aspek keindahan sebuah kalimat yang
sesuai dengan keadaaan, jika aspek-aspek keindahan itu berada pada makna,maka
dinamakan dengan muhassinaat al-maknawiyah. Dan bila aspek keindahan itu ada pada
lafadz, maka dinamakan dengan muhassinaat al-lafdziyah’.

2. Pembagian Ilmu Badi’

Pembahasan dalam Ilmu Badi' menitikberatkan pada segi-segi keindahan kata baik
secara lafadz maupaun makna. Secara garis besar pembahasan Badi' dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
a. ‫( محسّنات المعنويّة‬Keindahan-keindahan makna)

2
Dalam kitab Ilmu Balaghoh (Muhsin, 2002 :115) dijelaskan bahwa ‫محسّنات‬
‫المعنوية‬ yaitu cara memperindah kalam yang menitikberatkan pada
memperindah makna.
Dalam pembagian pembahasannya, ‫ محسّنات المعنوية‬dibagi menjadi beberapa
pokok bahasan, antara lain sebagai berikut :
• ‫التورية‬
Yaitu Penyebutan suatu kata yang mufrad yang mempunyai dua
makna, yaitu makna yang dekat, jelas, dan tidak diinginkan, dan
makna yang jauh, samar, dan dimaksudkan.
Contoh :
َّ ‫هَا ٍد يَ ْه ِد ْينِي ال‬
‫سبِ ْي َل‬
“Penunjuk yang menunjukkan saya jalan”
Tauriyah terbagi menjadi empat macam yaitu : Tauriyah
Mujarradah, Tauriyah Murasyahah, Tauriyah Mubayyanah, dan
Tauriyah Muhayyaah.
• ‫المطابقة‬
“Al-Muthabaqah (Thibaq) adalah berkumpulnya dua kata yang
berlawanan dalam suatu kalimat.”
Contoh :
‫كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النور‬
“(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang.”
• ‫المقابلة‬
Muqabalah adalah dua lafadz atau lebih dalam suatu kalimat
kemudian diikuti oleh dua lafadz atau lebih yang berlawanan
maknanya.
Muqobalah terbagi menjdi 5 macam yaitu : Muqobalah itsnain bi
itsnain, Muqobalah tsalatsah bi tsalasah, Muqobalah arba’ah bi
arba’ah, Muqobalah khomsah bi khomsah, Muqobalah sittah bi
sittah.

3
• ‫المبالغة‬
“Mubâlaghah adalah ekspresi ungkapan yang menggambarkan
sesuatu hal secara berlebihan yang tidak mungkin (tidak sesuai
dengan kenyataan)”.
Terdapat tiga pembagian Mubalaghah, yaitu : Tabligh, Ighraaq, dan
Ghuluww.
• ‫اإللتفات‬
Iltifat artinya menoleh, berbelok atau beralih, dalam ilmu balagah
pun iltifat yaitu mengalihkan Uslub (gaya bicara) dari satu arah ke
arah yang lain. Intinya iltifat ialah membelokkan salah satu diksi
kepada diksi yang lain. Adapun yang dimaksud dengan diksi disini
ialah kata ganti takallum (orang pertama) khithab (orang kedua) dan
ghaib ( kata ganti orang ketiga) jadi jika kita menggunakan kata
ganti orang ketiga, lalu tiba-tiba diganti dengan menggunakan kata
ganti orang kedua atau orang pertama, inilah yang disebut dengan
iltifat alias pembelokan.
• ‫المشاكلة‬
Musyakalah yaitu menyebutkan sesuatu dengan menggunakan
lafadz lain, karena sesuatu tersebut bersamaan dengan lafadz lain
tersebut dalam kenyataan atau dalam perkiraannya.
• ‫الجمع‬
“al-jam’u adalah dimana mutakallim mengumpulkan sesuatu yang
bemacam-macam ke dalam satu hukum baik dua perkara ataupun
lebih”.
• ‫التقسيم‬
Taqsim adalah menyebutkan beberapa lafadz kemudian
memberikan keterangan tambahan pada masing-masing lafadz.
• ‫اللف و النشر‬
Adalah mengumpulkan dua hal dalam suatu kalimat, kemudian
menyertakannya kalimat yang berkaitan dengan masing-masing hal

4
tersebut tanpa mengkhususkan, mutakallim yakin bahwa pendengar
telah mengetahui.
• ‫مذهب الكالمي‬
Mendatangkan sastrawan untuk sampai pada suatu ajakan secara
benar dan membatalkan ajakan lawan dengan hujjah yang bersifat
aqliyah serta pembuktiannya atau lainnya.
• ‫تأكيد المدح بما يشبه الذم‬
Adalah menguatkan pujian dengan menggunakan umgkapan yang
menyerupai celaan. Dari struktur kalimat, uslub ini ditandai dengan
pemakaian kata yang menunjukkan pengecualian (huruf istisna’).
ِ ‫ص ُح ْال َع َر‬
Contoh : ‫ب َب ْيدَ أنّى ِم ْن قُ َري ِْش‬ َ ‫أَنَا أ ْف‬
“Aku orang Arab yang paling fasih, hanya saja aku ini orang
quraisy.”
• ‫تأكيد الذم بما يشبه المدح‬
Adalah menguatkan celaan dengan menggunakan kalimat atau
ungkapan yang menyerupai pujian.
ِ ‫ض َل ِل ْلقَ ْو ِم إِ َّال أَنَّ ُه ْم َال يَ ْع ِرفُ ْونَ ِل ْل َج‬
Contoh : ُ‫ار َحقَّه‬ ْ َ‫َال ف‬
“Tidak ada keutamaan bagi kaum itu, kecuali mereka tidak
mengetahui (menghormati) hak-hak bertetangga.”
b. ‫( محسّنات اللّفظية‬keindahan-keindahan lafadz)
Dalam pembagian pembahasannya,‫محسّنات اللّفظية‬ dibagi menjadi beberapa
pokok bahasan, antara lain sebagai berikut :
• Al-Jinās adalah dua lafadz (kata) yang sama ucapannya tetapi
berbeda maknanya. Contoh :
‫ع ٍة‬
َ ‫سا‬ َ ‫ع ِة يُ ْق ِس ُم ْال ُمجْ ِر ُمونَ َما لَبِثُوا‬
َ ‫غي َْر‬ َ ‫يَ ْو َم تَقُو ُم السَّا‬

Dan pada hari kiamat, bersumpahlah orang-orang yang


berdosa, mereka tidak akan berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat
saja. (QS.Ar-ruum : 55)

Jinas terbagi menjadi dua macam, yaitu: Pertama, al-Jinās


at-Tām (‫)الجناس التام‬, yaitu dua lafaz yang sama pengucapannya

5
dalam empat segi, yaitu: jenis huruf, baris (harakat) huruf, jumlah
huruf dan tertib urutan huruf. Kedua, al-Jinās Ghair at-Tām ( ‫الجناس‬
‫)غير التام‬, yaitu dua lafaz yang mirip pengucapannya tetapi tidak sama
pada salah satu dari empat segi, yaitu: jenis huruf, baris (harakat)
huruf, jumlah huruf dan tertib urutan huruf.

• ‫السجع‬
As-saja‘ adalah kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat
atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah
dan berirama. Susunan lafadz/kata akhir pada suatu kalimat
dinamakan fāshilah. Contohnya terdapat dalam hadist Rasulullah
saw : ‫س ًكا تَلَفًا‬
ِ ‫ْط ُم ْم‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم أَع‬
ِ ‫ْط ُم ْن ِفقًا َخلَفًا َوأَع‬
“Ya Allah berikanlah orang yang berinfak itu pengganti harta benda
dan berikanlah orang yang menahan (tidak berinfak) itu kerusakan
harta bendanya.”
• ‫االقتباس‬
Al-iqtibās adalah mengutip sesuatu dari Al-Quran atau hadis, lalu
disertakan ke dalam suatu kalimat prosa atau syair tanpa dijelaskan
bahwa kalimat yang dikutip itu dari Al-Quran atau hadis.
Contohnya terdapat dalam perkataan Abdul Mukmin al-Ashfahani:
‫ار‬
ُ ‫ص‬َ ‫َص ِفي ِه اآلَب‬ ِ ‫ار ِإنَّ َما ي َُؤ ِخ ُرهُم ِل َي‬
ُ ‫وم ت َشخ‬ ِ ‫ص‬َ ‫ُوش َواألَن‬
ِ ‫َثرة ُ ال ُجي‬ َّ َ‫ال تَغُ َّرنَّكَ ِمن‬
َ ‫الظلَ َم ِة ك‬
“Jangan engkau tertipu daya dalam kezaliman dengan banyaknya
balatentara dan pengikut, sesungguhnya kami tangguhkan (azab
mereka) sampai pada hari di mana mata terbelalak.”

6
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai ilmu Badi’ di atas, dapat disimpulkan bahwa


Ilmu Badi’ adalah suatu ilmu untuk mengetahui segi keindahan suatu perkataan baik itu
dari segi lafadznya maupun maknanya, setelah perkataan tersebut bersesuaian dengan
tuntutan keadaan dan zaman.
Ilmu Badi’ dibagi menjadi dua aspek yakni : ‫( محسّنات المعنويّة‬keindahan-keindahan
makna) dan ‫( محسّنات اللّفظية‬keindahan-keindahan lafadz). Dalam ‫ محسّنات المعنويّة‬ada beberapa
pokok bahasan,antara lain :
‫ تأكيد المدح بما‬,‫ مذهب الكالمي‬,‫التقسيم اللف و النشر‬,‫ اإللتفات‬,‫ الجمع‬,‫ المشاكلة‬,‫ المبالغة‬,‫ المقابلة‬,‫ المطابقة‬,‫التورية‬
‫مراعة النظير‬, ‫ تأكيد الذم بما يشبه المدح‬,‫يشبه الذم‬.
Sedangkan dalam ‫ محسّنات اللّفظية‬antara lain : ‫ الموازنة‬,‫ السجع‬,‫الجناس‬
2. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sebagai penyusun
makalah ini sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari pembaca dan dosen
pengampu mata kuliah agar makalah ini jadi lebih sempurna. Semoga makalah ini
membawa manfaat bagi para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Akhdlori, Imam, Tarjamah Jauharul Maknun, Subang : al-Ma’arif, 1979.

Al-Hasyimi, Sayyed Ahmad, Jawahirul Balaghah, Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah, 1999.

al-Jarim, Ali dan Amin, Musthofa, al-Balaghah al-Wadhihah, Bandung : PT. Sinar Baru
Algesindo,1998.

Idris, Mardjoko, Ilmu Balaghah Antara al-Bayan dan al-Badi’, Yogyakarta: Teras, 2007.

Shofwan, Sholehuddin, Pengantar Memahami Nadzom Jauharul Maknun Juz 3, Jombang : Darul
Hikmah, 2008.

Anda mungkin juga menyukai