Dikerjakan oleh:
Fungsi Ginjal
1. Mempertahankan Keseimbangan H2O dalam
tubuh
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh,
melalui regulasi H2O
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian
ion cairan ekstraselular (CES)
4. Mempertahankan volume plasma yang tepat
sebagai peran regulatorik yaitu pengatur
keseimbangan garam
5. Mengekskresikan produk akhir metabolisme
tubuh: urea, asam urat dan kreatinin
6. Membantu mempertahankan keseimbangan
asam-basa tubuh
7. Mengeluarkan senyawa asing seperti: obat,
zat aditif, pestisida.
8. Menghasilkan eritritroprotein (hormon
perangsang sel darah merah)
9. Menghasilkan Renin (enzim yang memicu
rantai konservasi garam di ginjal)
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif
Nefron
Merupakan unit terkecil yang melakukan pembentukan urin
di ginjal. Terdiri dari:
Komponen Vaskular:
1. Arteriol Aferen -> membawa darah ke
Glomerulus
2. Glomerulus-> menyaring plasma bebas
protein
3. Arteriol Eferen -> membawa darah dari
Glomerulus
4. Kapiler Peritubulus
Mendarahi jaringan Ginjal
Komponen Tubular: tabung yang berongga
1. Kapsula Bowman -> pengumpul filtrat
2. Tubulus Proksimal-> reabsorpsi & sekresi
3. Ansa Henle -> menghasilkan urin dgn
konsentrasi beragam
4. Aparatus Jukstaglomerulus
5. Tubulus distal & Tubulus Koligentes ->
reabsorpsi Na+ dan H20 serta sekresi K+
dan H+.
By: Disi Nurul Amalia
20200910170011
Sakit Kepala
Penurunan TD Penurunan Kesadaran
Darah dalam keadaan basa karena
Hiperkalemia Pernafasan
tingginya kadar bikarbonat (pH darah
Otot berkedut Kusmaul
>7,45). Penyebab utamanya yaitu:
penggunaan diuretik, kehilangan asam Akral Hangat
karena muntah berlebihan atau Mual,
pengosongan lambung, Muntah,
dan kelenjar Diare
adrenal yang
terlalu aktif. Letargi Kebingungan, ↓LOC,
Pusing
Disritmia/ Mual Muntah
Takikardi Diare
Hiperventilasi
Tremor, Kram Otot
Hipokalemia
Viswanatha , P. A., dan Putra, dr. K. A. H. 2017. Keseimbangan Asam Basa. Bali: Univerditas Udayana
Sistem Perkemihan
Tugas 3
Hasil Video “Renal Physiology
Urine Formation Glomerular
Filtration”
Glomerular Filtration
By: Disi Nurul Amalia
Rata-rata, manusia memiliki 5-6 Liter darah dalam sistem 20200910170011
Referensi:
Amin, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis & Nanda Nic, Nic, Noc. Jogjakarta: Medi Action.
TUGAS II. SISTEM PENCERNAAN
(Minggu ke 4 - 5)
A. Sebelum pembelajaran
Mahasiswa diharuskan membawa
minimal 1 buah buku referensi
setiap kegiatan belajar.
B. Selama pembelajaran
1. Mahasiswa diharuskan
mengerjakan modul sesuai dengan
urutan kegiatan belajar.
2. Mempelajari, mencatat, dan
bertanya mengenai materi.
18 | P a g e
Sistem Pencernaan
Tugas 1
Rangkuman Buku Ajar Gasroenterologi Edisi I
Batu Empedu
By: Disi nurul amalia
20200910170011
2. Oral Kolesistografi
Menggunakan kontras dalam bentuk kapsul
yang ditelan pasien. Dapat memperlihatkan
gambar kantung empedu dengan sensitivitas
pemeriksaan 90% dan mengindikasikan
duktus sistikus tidak tersumbat. Sudah
digantikan oleh imaging lain (ERCP, USG, CT,
MRI)
4. Endhoscopy Retrogade Cholangio Pancreatography (ERCP)
Mempergunakan duodenoskop, kontras media dan fluoroskopi, dapat memvisuallisasikan gambaran duktus
koledokus, mendeteksi batu yang tampak sebagai bayangan radiolusen. Sensitivitas dan Spesifisitas
mencapai 95%. Dalam pemeriksaan ini dapat langsung dilakukan drainage dan pembersihan batu dari duktus
koledokus. Kerugiannya, pemeriksaan ini adalah prosedur invasif dengan komplikasi 2-7% terjadi
pankreatitits, perdarahan, atau kolangitis dan keberhasilan bergantung pada operator juga alat.
Manifestasi Klinis
3. Koledokolitiasis
Batu bermigrasi ke duktus koledokus bersifat intermiten dan
terutama setelah makan. Hasil LAB menunjukan ↑ amilase & lipase hingga ribuan.
Gambaran USG
terdapat batu
dalam kantung
empedu.
By: Disi nurul amalia
20200910170011
Human Beings
Sumber: IdaaLearning Youtube Account https://www.youtube.com/watch?v=zr4onA2k_LY
3. Lidah
Otot lentur pengecap rasa makanan,
5. Lambung
epiglotis lalu mengarahkan makanan ke
Berbentuk seperti tas & merupakan
esofagus tempat dimana makanan dicerna
Mekanik → Otot Lambung
4. Esofagus Kimiawi → Asam Lambung
Merupakan jalan makanan turun - Pepsin: Memecah Protein
menuju lambung dengan gerakan menjadi Asam Amino
peristaltik - HCl: membunuh kuman
dimakanan
6. Liver
Memproduksi cairan empedu,
8. Usus Kecil
memfilter darah, mengatur
Memiliki panjang 7,5 meter
glikogen
& tempat pencampuran
cairan dari Hati dan
7. Pankreas Pankreas, Vili & Mikrovili
Pemecah karbohidrat, (Finger Like Projections)
protein & lemak. menyerap nutrisi secara
maksimal lalu mendistribusi-
kan ke aliran darah yang
9. Usus Besar
mengalir keseluruh tubuh
Menyerap kembali cairan & garam.
Tempat dimana feses terbentuk &
menyalurkannya hingga rektum (panjang 10. Rektum
usus besar 1,5 meter) Tempat pengeluaran feses
Sistem Pencernaan
Tugas 3
Video Lipid Metabolism Overview
By Alila Medical Media Youtube Account
Sumber: Alia Medical Media Youtube Account https://www.youtube.com/watch?v=ppqpUVaasNc
- Lemak & trigliserida dari makanan yg dicerna, - Pembentukan Tg & Chol yg disintesis di hati diangkut
disimpan dijaringan adiposa & sintesis karbohidrat secara endogen dalam bentuk VLDL (Very Low Density
di hati. Lipoprotein) → Proses Lipolisis bersama IDL
- Lemak dicerna diusus kecil dibantu garam empedu (Intermediate Density Lipooprotein) → LDL dan HDL
juga lipase pankreas. Garam empedu mengemulsi - Lemak di jaringan adiposa dimobilisasi → produksi energi
lemak, bertindak sebagai deterjen & memecah dibantu hormon sensitif lipase, merespons hormon epinefrin.
- Gliserol → Glikolisis → Piruvat, sedangkan Asam Lemak
gumpalan besar lemak → sel kecil agar mudah
→ oksidasi 𝛽 → menghasilkan asetil-KoA.
diakses lipase.
- Setiap siklus 𝛽-oksidasi menghilangkan 2 karbon rantai
- Lipase pankreas mengubah trigliserida →
asam lemak & melepaskan 1 asetil-KoA, yang dapat
monogliserida, asam lemak bebas, & gliserin. →
dioksidasi dalam siklus asam sitrat.
menuju → sel epitel usus – enterosit →trigliserida - 𝛽-oksidasi → Lemak → energi/massa unit lebih tinggi
- Trigliserida + Kolesterol → partikel lipoprotein dari karbohidrat.
besar (Kilomikron) → meninggalkan enterosit → - Asetil-KoA berlebih → dialihkan untuk membuat keton.
memasuki kapiler limfatik → ke dalam aliran darah - Bila tubuh kekurangan glukosa, keton adalah sumber energi
→ mengirimkan lemak ke berbagai jaringan. yang penting, terutama untuk otak. Namun, keton bersifat
- Enzim permukaan dinding kapiler darah (lipoprotein asam, & bila diproduksi secara berlebihan mengakibatkan
lipase) menghidrolisis Trigliserida → Asam Lemak & asidosis metabolik, → koma dan kematian.
Gliserol → melewati dinding kapiler kedalam - Ketoasidosis → komplikasi diabetes & Diet ekstrim
jaringan → dioksidasi menjadi energi / diesterisasi ↓Karbo ↑Lemak → Sel mengoksidasi lemak untuk bahan
bakar (tubuh tidak dapat memanfaatkan glukosa.)
ulang untuk penyimpanan. (Lipolysis Process)
- Diet ↑karbohidrat → asetil-KoA berlebihan → asam
lemak.
Riwayat Nutrisi
Riwayat Genetik
Kaji riwayat keluarga mengenai gangguan Gastrointestinal. Misal: Poliposis
Adenomatosa Familial (FAP), kelainan dominan autosom yang diturunkan yang
2.
menyebabkan pasien terkena kanker usus besar (McCance et al., 2014).
• Usus Buntu
• Usus Descending
• Ureter Kanan
• Ureter Kiri
• Ovarium & Tuba
Falopi Kanan • Ovarium & Tuba
• Korda Spermatika Falopi Kiri
Kanan • Korda Spermatika
Kanan
a. Inspeksi
Kesimetrisan abdomen, adanya perubahan warna (lebam kebiruan atau kulit kekuningan), Distensi
abdomen, Sisi menonjol, Kulit kencang dan berkilau, Lipatan kulit, lemak subkutan, Lokasi, ukuran,
dan deskripsi cedera tekanan
b. Auskultasi
Diagfragma stetoskop diletakan di 4 kuadran, Bising usus normal → nyaring, tidak
teratur setiap 5-15 detik, rentang frekuensi normal 5-30/ menit (Jarvis, 2016)
Peningkatan motilitas usus “borborygmus” terjadi pada penderita
diare/gastroenteritis/obstruksi usus lengkap. Suara vaskular atau bising "swooshing"
di atas aorta abdominalis, arteri ginjal, & arteri iliaka. Suara bising aorta menunjukkan
adanya aneurisma.
c. Perkusi
Menentukan ukuran padatan organ; mendeteksi keberadaan massa, fluida, dan udara;
ukuran hati & limpa. Nada perkusi abdomen:
1. timpani (nada tinggi, keras, suara musik dari usus yang berisi udara)
2. tumpul (nada sedang, lembut, suara gedebuk diatas organ padat; hati).
d. Palpasi
Palpasi ringan untuk mendeteksi massa yang besar dan area nyeri tekan. Palpasi
dalam untuk menentukan lebih lanjut ukuran dan bentuk organ perut dan massa.
Pemeriksaan Diagnostik
By: disi Nurul amalia
20200910170011
Labolatorium
1. a. Darah
Pemeriksaan darah lengkap bisa mendiagnosis anemia &
infeksi. Sedangkan pada serum darah, akan menunjukan nilai
elektrolit, fungsi hati, amilase lipase, bilirubin (total, direct,
indirect), amonia dan lainnya.
b. Urin
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi amilase (pankreatitis
akut akan mengalami ↑amilase di urine) dan urobilinogen
(evaluasi obstruksi hati dan bilier) pada urin,
c. Feses
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi pada
pasien diare, lemak di feses pada pasien suspek malabsorpsi,
parasit feses, & tes imunokimia tinja (FIT) untuk mendeteksi
kolorektal kanker dini.
2.
Radiografi
Dilakukan untuk mendeteksi struktur dan gangguan fungsional sistem GI.
a. X-Ray
Hasil rontgen bisa menunjukan kelainan seperti massa, tumor, dan striktur
atau penyempitan untuk fungsi normal. Persiapan yang dilakukan ganua
menggunakan “Hospital Gown” & melepas benda metal di tubuh pasien.
1. Esophagogastroduodenoscopy
5.
empedu, saluran empedu, dan pankreas untuk
mengidentifikasi penyebab dan lokasinya obstruksi.
Lebih pada tujuan terapeutik daripada diagnosis
Endoskopi
6. Usus Kecil
(Enteroscopy)
Memvisualisasikan seluruh
usus halus, termasuk usus
halus ileum distal.
Pemeriksaan ini unruk
mengevaluasi & menemukan
sumber perdarahan GI.
Kolonoskopi Kolonoskopi Virtual
7. Pemeriksaan pada seluruh usus Gambaran multi-dimensi dari seluruh 8.
besar, “gold standar test” usus besar (CT kolonografi), dapat
untuk mendeteksi kanker usus langsung dilakukan prosedur minor-
besar surgical
Sigmoidoscopy
9. Endoskopi rektum & kolon sigmoid
menggunakan scope fleksibel. Tujuan dari tes
ini: deteksi kanker kolon, mendiagnosis atau
pantau penyakit radang usus.
Pathway Penyakit:
Genetik, Imunologi, Lingkungan Usia, Resistensi Insulin, Obesitas Sindrom Cushing, Akromegali
↓
Defisiensi Insulin
↓ ↓ ↓
Glukosa tidak dapat diantar dari Jaringan Lemak Hati
permukaan sel ke intrasel ↓ ↓
↓ Lipolisis (Pemecahan Lemak) Glukogenesis Meningkat
Rangkaian reaksi dalam metabolisme ↓ ↓
glukosa intrasel menurun Asam Lemak Meningkat Hiperglikemia Mikroangiopati
↓ ↓ ↓ Jaringan syaraf
Produksi Energi metabolic menurun Badan Keton Meningkat Ginjal tidak mampu menyerap ↓
↓ ↓ glukosa yg tersaring keluar Neuropati
Kelemahan Ketoasidosis Diabetik ↓ ↓
↓ ↓ Glukosuria Parasitesia
Intoleransi aktiviitas Nyeri Abdomen, Mual, Muntah ↓ ↓
↓ ↓ Diuresis Osmotik Rangsangan Kulit ↓
Anoreksia Perubahan Nutrisi Kurang dari ↓ ↓
Kebutuhan Tubuh Poliuria (Sering BAK) Luka pada Ekstremitas
↓ ↓
Kekurangan Volume Cairan Kerusakan Integritas Kulit
↑ Sensitivitas Insulin
↑ Penyerapan Glukosa
↓ Glikogenesis Menjaga berat badan agar tidak obesitas,
meninggalkan kebiasaan merokok dan meningkatkan
aktivitas fisik
Sumber:
Handayani, I. B. (2012). Evaluasi Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat
pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD
Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakrta).Gambar Dari Pinterest
Disi nurul amalia / 20200910170011
5. Tes HbA1C
Merupakan reaksi antara glukpsa dan haemoglobin yg tersimpan &
bertahan dalam sel darah merah selama 120 hari Interprestasi Hasil:
Sumber:
- <6,4 % Kontrol Glikemik Baik Widiningrum, N. F. (2015). Hubungan antara kontrol
- 6,5 – 8 % Kontrol Glikemik Sedang Glikemik dengan Profil Lipid (Pasien Diabetes mellitus
Tipe II Ranap dan Rajal di RSUD
- >8 % Kontrol Glikemik Buruk Adhyatama) (Doctoral Dissertation, UNIMUS).
TUGAS IV. SISTEM IMUN
(Minggu ke…. )
Leukosit
Sel darah putih & turunannya juga dengan protein plasma, bertanggung
jawab untuk strategi pertahanan kekebalan yang berbeda.
FUNGSI LIMPOSIT
2.
Mendeteksi & mengenali antigen
Komunikasi dengan sel lain untuk berespon
Respon
3. Rekruitmen bantuan dan koordinasi respon
Imun
4. Destruksi atau supresi penginvasi
Alamiah.
Berperan saat pertama kali melawan infeksi
karena responnya yang cepat dan tidak
tergantung paparan sebelumnya
- Fisik:
- Kulit, Saluran Pernapasan, Saluran Cerna &
Membran Mukosa
- Larut:
o Biokimia (Lisozim, Sebaseous, Asam
Lambung, dll)
o Humoral (Komplemen, Interferon, Crp)
- Selular (Fagosit)
Sel Mononuklear, Sel Polimononuklear, Sel
Natural Killer, Sel Mast dan Basofil.
AdAptif.
Antibody mengeliminasi patogen ekstraseluler. Dibagi
menjadi 5 kelas Imunoglobulin:
1. IgG : Pada respons imunitas sekunder
2. IgA : Pada sekresi di pencernaan, pernapasan, &
sistem genitourinari
3. IgM : Pada respons imunitas primer
4. IgE : Pada reaksi alergi dan respons antiparasit
5. IgD : Ada dipermukaan Sel B. Fungsi belum jelas
Disi nurul amalia / 20200910170011
Disi nurul amalia / 20200910170011
AutoImmune
AutoImmune
disease
Sistem Imun gagal untuk membedakan antigen
Imunodefisiensi.
Imunodefisiensi yang non herediter, timbul dari
kerusakan jaringan limfoid yang tidak disengaja.
Contoh: Sel kanker, HIV hingga AIDS
Hipersensitivitas
Hal ini terjadi karena imun terlalu atau 1. Auto imun respon: system kekebalan tubuh melawan
salah dalam merespon antigen. Alergi jaringan tubuh sendiri
merupakan respon imun adaptif yang 2. Penyakit Kompleks Imun: respon imun yang berlebihan
gagal dalam merespon benda asing dan merusak jaringan normal
dalam tubuh, meliputi: 3. Alergi: hipersensitifitas terhadap hal yg tidak berbahaya
atau yang disebut allergen (debu & serbuk sari)
- Systemic lupus
erythematosus