Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kimia Industri I

2021, Vol. 1, No. 1


Asidi Alkalimetri
Nashiru Maulana * (1), Nur Shela Evi A (2),Fathor Rohim (3), Shinta Lela Puspita S (4)
Ir. Elly Agustiani, M.Eng.
Departemen Teknik Kimia Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
20 September 2021

Abstrak

Asidi alkalimetri merupakan titrasi standarisasi yang digunakan untuk menentukan kadar analit yang
bersifat asam/basa yang didasarkan pada reaksi asam dan basa. Asidimetri adalah titrasi yang menggunakan
asam atau acid sebagai larutan standarnya. Sedangkan Alkalimetri merupakan titrasi yang menggunakan basa
sebagai latrutan standarnya. Tujuan dari percobaan asidi alkalimetri adalah untuk mengetahui konsentrasi
larutan sampel dengan menggunakan metode asidi alkalimetri. Prosedur Percobaan asidi alkalimetri yaitu
melakukan standarisasi NaOH dengan larutan H2C2O4.2H2O dan Menentukan Massa CH3COOH X N

Kata kunci : Asidi alkalimetri, Asam, Basa

1.0 Pendahuluan
1.0.1 Latar Belakang
Dalam menentukan kadar suatu senyawa tertentu, dapat menggunaan berbagai macam
metode, salah satunya yaitu titrasi. Titrasi merupakan sebuah proses analisis dimana suatu volume
larutan standar ditambahkan ke dalam larutan tertentu dengan tujuan mengetahui konsentrasi yang
tidak diketahui. Larutan standar sendiri adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya, larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer merupakan larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari
massa - volum larutan). Sedangkan larutan standar sekunder ialahlarutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Standardisasi larutan merupakan suatu proses ketika konsentrasi larutan standar sekunder
ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi larutan standar primer ( John Kenkel, 2003). Dalam
proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titran atau titer adalah
larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya).
Sedangkan titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik
ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit.
Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan
konsentrasinya atau strukturnya.
Bersumber pada tipe reaksi yang digunakan dalam proses titrasi, terdapat tata cara proses
titrasi antara lain ialah asidimetri dan alkalimetri. Asidi dari kata acid (bahasa Inggris) yang berarti
asam lagi metri dari (bahasa Yunani) yang berarti ilmu, proses, ataupun seni mengukur. Asimetri
berarti pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam. Titrasi asidimetri- alkalimetri
ialah titrasi yang berhubungan dengan asam- basa. Tidak hanya itu, penegrtian dari
Asidimetri merupakan titrasi yang memakai larutan asam ataupun acid selaku larutan
standarnya, terhadap sesuatu larutan basa. Sebaliknya alkalimetri ialah titrasi yang memakai larutan
basa ataupun alkali selaku larutan standarnya, terhadap sesuatu larutan yang bertabiat asam. Dalam
titrasi ada perhitungan volume yang dibutuhkan buat menggapai titik ekivalen. Dalam praktiknya titik
ekivalen susah buat diamati, disebabkan titik ekivalen ialah titik akhir teoritis ataupun titik akhir
stoikiometri. Perihal ini diatasi dengan pemberian penanda asam- basa sehingga titik akhir titrasi bisa
dikenal. Titik akhir titrasi ialah kondisi di mana akumulasi satu tetes zat penitrasi( titran) yang akan
menimbulkan pergantian warna indikator.
Bersasarkan uraian diaatas maka praktikum ini dilakukan untuk mengetahuia kadar asam dan
basa dalam suatu larutan. Sehingga tujuan dari praktikum asidi alkalimetri yaitu dapat mengetahui
kadar konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan metode asidi alkalimetri.

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

1.0.2 Dasar Teori


1.0.2.1 Analisis Kimia
Analisis kimia yang diketahui terhadap sampel yaitu analisi kualitatif dan analisi kuantitatif.
Analisis kuantitatif yang sering diterapkan yaitu analisis titrimetri. Analisis titrimetri dilakukan
dengan menitrasi suatu sampel tertentu dengan larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Perhitungan didasarkan pada volume titran yang diperole hingga tercapai titik
ekuivalen titrasi. Analisis titrimetri yang didasarkan pada terjadinya reaksi asam dan basa antara
sampel dengan larutan standar disebut analisis asidi-alkalimetri. Apabila larutan yang bersifat asam
maka analisi yang dilakukan adalah analisis asidimetri. Sebaliknya, jika digunakan suatu basa sebagai
larutan standar, analisis disebut sebagai analisi alkalimetri ( Keenan, 1991).
1.0.2.2 Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke
dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar
dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah
larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volume larutan). Larutan standar sekunder
adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day
Underwood, 1999).
Dalam analisis asam basa, titrasi akan melibatkan epngukuran yang seksama volumena suatu
asam dan suatu absa yang tepat aakan saling menetralkan. Rekasi penetralan atau asidimetri dan
alkalimetri melibatkan titrasi asambasa atau basayang terbentuk karena hodrolisis garamm yang
berasal dari asam lemah dengan suatu standar (asidimetri) dan teori asam bebas yang terbentuk dari
hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar (Alkalimetri). Reaksi-rekasi
ini melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida   untu membentuk air (Basset, 1994).
Pada saat perubahan warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator berubah warna saat titik
ekuivalen. Pada asam basa dikenal istilah ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik
pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk mengetahui titik ekkuivalen
digunakan indikator. Saat perubahan warna terjadim saat ituv disebut titik akhir titirasi ( Sukmariah,
1990).
Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi tidak tepat sama
dengan titik ekuivalen (≤ 0,1%), disebabkan oleh kelebihan titran indikator berekasi dengan analit tau
indikator berekasi dengan titranm diatasi dengan titrasi larutan blangko. Larutan blangko larutan yang
terdiri atas semua pereaksi kecuali analit. Untuk mengetahui titik ekuivalen secara permanen biasanya
dibuat kurva titrasi yaitu kurva yang menyatakan hubungan antara –log [H^+] atau –log [X^-]   atau –
log [Ag^+] atau E (volt) terhadap volume (Harjadi, 1990).
pH larutan tergantung dari harga Ka dab Kb. Bila Ka,Kb bersifat larutan asam, Bila Kb>Ka
larutan bersifat basa (Sukmariah,1990)
Titrasi asam basa :

1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat


2. Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat.
3. Misalnya HCl(aq) +NaOH(Aq) —- > NaCl(aq) +H2O (l) (Reaksi revesible)
4. Titrasi asam lemah dan basa kuat
5. Pada akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
6. Misalnya : Ch3COOH(aq) +NaOH(aq) — > CH3COONa(aq) +H2O(Aq) (Reaksi revesible)
7. Titrasi basa lemah dan asam kuat
8. Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang bersal dari basa lemah dan assam kuat
9. Misalnya : NH4OH(aq) + HCl(aq) —- > NH4Cl(aq) +H2O(l)
10. Titrasi asam lemah dan basa lemah
11. Pada akhir titrasi akan terbentuk garam yang erasal dari asam lemah daan basa lemah.
12. Misalnya: CH3COOH(aq) + NH4OH(aq) — >CH3COONH4(aq) +H2O(l)

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

1.0.2.3 Standarisasi
Standardisasi larutan merupakan suatu proses ketika konsentrasi larutan standar sekunder
ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi larutan standar primer ( John Kenkel, 2003). Dalam
proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titran atau titer adalah
larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti konsentrasinya).
Sedangkan titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik
ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit.
Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan
konsentrasinya atau strukturnya.
1.0.2.4 Asidi Alkalimetri
Asidi dari kata acid yang berarti asam sedang metri yang berarti ilmu, proses, atau seni
mengukur. Asimetri berarti pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam. Titrasi
asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam-basa. Berdasarkan reaksinya
dengan pelarut, asam dan basa diklasifikasikan menjadi asam-basa kuat dan lemah sehingga titrasi
asam-basa meliputi titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, asam lemah
dengan basa kuat, asam kuat dengan garam dari asam lemah, dan basa kuat dengan garam dari basa
lemah ( Regina Tutik Padmaningrum, 2006).
1.0.2.5 Indikator Asam Basa
Indikator asam-basa pada umumnya adalah senyaw organic yang bersifat asam atau basa
lemah dan dalam larutan mengalami ionisasi sbagai berikut:

Hin H+ + In-
(bentuk asam) (bentuk basa)

Bila hanya salah satu bentuk-bentuk itu yang berwrna tertentu disebut indicator satu wrana,
misalnya timoolftalein (tak berwarna-biru), fenolftalein (tak berwarna-merah), bila kedua 2 bentuk itu
mempunyai warna yang berbeda disebut indicator dua warna, misalnya metal orange (merah-orange),
metal merah (merah-kuning) dan banyak lainnya. Pada titrasi asam basa indicator yang dipilih harus
dapat berubah warna tepat pada saat titik ekivalen tercapai. ( Wiadnyani, 2017).

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan
1. Buret
2. Erlenmenyer
3. Gelas beker
4. Gelas ukur
5. Labu ukur
6. Pipet tetes

Bahan yang digunakan


1. NaOH
2. HCl
3. CH3COOH (sampel)
4. Aquades
5. Indikator pp
Gambar 1. Skema Alat Percobaan

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

2.2 Metodelogi
2.2.1 Waktu Praktikum
Waktu praktikum akan dilaksanakan pada hari Senin, 20 September 2021 pada pukul 13.00-
17.00.

2.2.2 Lokasi Praktikum


Lokasi pada praktikum asidi alkalimetri dilaksanakan di laboratorium kimia industri, Kampus
ITS, Surabaya.

2.2.3 Prosedur Penelitian


2.2.3.1 Standarisasi NaOH dengan larutan HCl
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil larutan NaOH dan HCl yang telah tersedia dengan menggunakan gelas ukur.
3. Memasukkan NaOH ke dalam buret sampai batas 0.
4. Mengambil HCl sebanyak 10 ml dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
5. Menambahkan indikator pp sebanyak 2 tetes.
6. Menitrasi larutan HCl dengan NaOH.
7. Mengamati perubahan warna larutan, yaitu yang awalnya bening menjadi merah muda.
8. Mengulang standarisasi hingga 3 kali.
9. Mencatat volume rata-rata titrasinya.

2.2.3.2 Menentukan Massa CH3COOH X N


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil CH3COOH X N sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur.
3. Memasukkan larutan CH3COOH X N ke dalam labu ukur.
4. Selanjutnya menambahkan aquades sedikit demi sedikit sambil mengocoknya hingga
volumenya tepat 100 ml.
5. Mengambil larutan CH3COOH X N sebanyak 5ml dengan menggunakan gelas ukur 10ml.
6. Memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
7. Menambahkan 2 tetes indikator pp.
8. Menambahkan kembali NaOH dalam buret sampai menunjukkan batas angka 0.
9. Menitrasi larutan CH3COOH X N dengan NaOH.
10. Mengamati perubahan warna larutan, yaitu yang awalnya bening menjadi merah muda.
11. Mengulang standarisasi hingga 3 kali.
12. Mencatat volume rata-rata titrasinya.
13. Mengitung normalitas dan massa CH3COOH X N.

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

3.0 Diagram Alir

Menyiapkan Alat dan Bahan

Standarisasi NaOH dengan Menentukan Massa CH3COOH X


larutan HCl N

Mengambil larutan NaOH dan HCl Mengambil CH3COOH X N


yang telah tersedia dengan sebanyak 10 ml dengan
menggunakan gelas ukur menggunakan gelas ukur

Memasukkan larutan CH3COOH X


Memasukkan NaOH ke dalam buret
N ke dalam labu ukur
sampai batas 0

Mengambil HCl sebanyak 10 ml dan Selanjutnya menambahkan


memasukkannya ke dalam aquades sedikit demi sedikit sambil
erlenmeyer. mengocoknya hingga volumenya
tepat 100 ml

Menambahkan indikator pp sebanyak


2 tetes Mengambil larutan CH3COOH X
N sebanyak 5ml dengan
menggunakan gelas ukur 10ml

Menitrasi larutan HCl dengan NaOH

Memasukkannya ke dalam
erlenmeyer
Mengamati perubahan warna larutan,
yaitu yang awalnya bening menjadi
merah muda Menambahkan 2 tetes indikator pp

Menambahkan kembali NaOH


Mengulang standarisasi hingga 3 kali dalam buret sampai menunjukkan
batas angka 0
Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)
Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

Mencatat volume rata-rata titrasinya Menitrasi larutan CH3COOH X N


dengan NaOH

Mengamati perubahan warna


larutan, yaitu yang awalnya bening
menjadi merah muda

Mengulang standarisasi hingga 3


kali

Mencatat volume rata-rata titrasinya

Mengitung normalitas dan massa


CH3COOH X N

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

4.0 Pembahasan

1. Pembuatan NaOH
NaOH = 0,6 N = 0.6 mmol/ml
Volume = 100 ml
0,6 mmol/ml x 100 ml = 60 mmol

Massa NaOH
60 mmol x 40 mg/mmol = 2400 mg = 2,4 gram

2. Perhitungan pembuatan HCL


HCL = 0,65 N
Konsentrasi = 37 %

Tabel 1. Hasil Pengamatan


Titrasi HCL dan NaOH
Titrasi 1 10 ml
Titrasi 2 8 ml
Titrasi 3 6 ml
Rata - rata 8 ml

5.0
Tabel 2. Hasil Pengamatan
Titrasi CH3COOH dan NaOH
Titrasi 1 10 ml
Titrasi 2 8 ml
Titrasi 3 6 ml
Rata - rata 8 ml

5.0 Kesimpulan

Daftar Pustaka
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Buku
kedokteran EGC, Jakarta .
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia, Jakarta.
Day, Underwood, (1999). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
John, Kenkel. (2003). Analytical Chemistry for Technicians. Washington: Lewis Publishers.
Keenan,dkk., (1991). Ilmu Kimia Universitas edisi Ke Enam jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Modul Praktikukm Kima Industri 1. (2019/2020). Diakses pada Kamis, 16 September 2021.
Regina, Tutik P. (2006). Titrasi Asidi-alkalimetri. Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY
PPM. Diakses pada hari Jum’at, 17 September 2021.

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1
Sukmariah, 1990. Kimia Kedokteran Edisi Dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
wiadnyani, dkk, 2017. Praktikum Kimia Analitik, Universitas Udayana, Bali.

Appendiks

Lembar Revisi
Modul Percobaan : Asidi Alkalimetri
Kelompok/NRP : 3A/ 029, 007,018,019
Tanggal Percobaan : 20 september 2021

(Praktikum ke-1)

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)


Jurnal Kimia Industri I
2021, Vol. 1, No. 1

Tanggal revisi Tanggal kembali Keterangan Tanda Tangan

Received Date (Revisi Jurnal ke-1); Accepted Date (Jurnal )Diterima)

Anda mungkin juga menyukai