Anda di halaman 1dari 34

PERAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DALAM UPAYA MITIGASI DAN PENANGGULANGAN TUMPAHAN


MINYAK DI DAERAH

Muhammad Yusuf, S.Hut., M.Si.


Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Ditjen Pengelolaan Ruang Laut

Jakarta, 28 Juli 2021


PENDAHULUAN

• Perairan Indonesia merupakan area yang sangat padat sebagai


jalur penghubung logistik antar wilayah, sekaligus perbatasan
negara antara Indonesia, Malaysia dan Singapore. Kompleksnya
kegiatan di wilayah perairan Indonesia seperti operasional kapal
tanker, perbaikan dan perawatan kapal (docking), terminal
bongkar muat tengah laut, scrapping kapal, serta terjadinya
insiden kecelakaan/tabrakan kapal tanker merupakan sumber
pencemar di laut (point source).
• Selain itu, di wilayah perairan Indonesia banyak tersebar potensi
minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan sebagai Wilayah
Kerja Pertambangan Migas, termasuk jalur pipa hasil produksi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia 2
POTENSI SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT

ALUR TRANSPORTASI MINYAK MENTAH DAN MINYAK


PRODUK
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
POTENSI SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT

JALUR TRANSPORTASI LAUT DI INDONESIA


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
POTENSI SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT

OPERATOR: ENI OFFSHORE TIMOR SEA 1 LIMITED OPERATOR: HESS (INDONESIA-V) LIMITED

CONTRACTOR: AMOSEAS INDONESIA INC. OPERATOR: ENI WEST TIMOR LTD.

BEBERAPA KONSESI MIGAS DI LAUT TIMOR


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
POTENSI SUMBER PENCEMARAN LAUT

Limbah
Limbah Industri Pertambangan
DARATAN
AKTIVITAS DI

Textil. Tailing emas,


Minuman,kimia, dll batubara, mineral
lain

Limpah Pertanian Limbah Domestik


Pupuk, pestisida, Sampah RT,kantor,
pakan, dll hotel ,pasar, dll

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
POTENSI SUMBER PENCEMARAN LAUT

Limbah
LAUT
AKTIVITAS DI PESISIR DAN

Limbah Industri
Pertambangan
Perikanan
Eksplorasi
Pengolhan,
minyak,
budidaya, dll
sedimentasi

Transportasi
Laut Dumping
Kecelakaan Kapal, Limbah B3 cair,
Tubrukan tanker, padat, serbuk, dll
kapal kandas, dll

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
DAMPAK TUMPAHAN MINYAK TERHADAP LINGKUNGAN
DAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia 8
KEBIJAKAN MITIGASI DAN PENANGGULANGAN
TUMPAHAN MINYAK DI PESISIR DAN LAUT
DASAR HUKUM
• Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan
Darurat Akibat Tumpahan Minyak di Laut;
• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Kelautan dan Perikanan
• Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 26 Tahun 2021 tentang
Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan, Rehabilitasi, dan Peningkatan
Sumberdaya Ikan dan Lingkungannya.
• Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaran Penataan Ruang Laut
• Keputusan Menteri KP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Alur Pipa dan/atau Kabel
Bawah Laut
• Beberapa peraturan terkait penanggulangan pencemaran akibat tumpahan minyak
mungkin sudah mengalami penyesuaian sesuai UU CK.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
PERATURAN PRESIDEN 109/2006
tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak
di Laut
• Tim Nasional Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut dengan Kemhub sebagai ketua tim
nasional dan KLHK wakil ketua dengan anggota tim K/L terkait.
• Tim Daerah Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut dengan Bupati/Walikota sebagai Ketua
Tim dan Tim Lokal dengan Syahbandar/Otorita Pelabuhan sebagai Ketua Tim.

Tim Nasional Negara lain


MENHUB
PUSKODALNAS
Ka. PUSKODALNAS/ DIRJEN
HUBLA

(Koordinator Misi Tier 3)


Tim Daerah

ADPEL Koordinator

(Koordinator Misi Tier 2)


Tim Lokal
ADPEL

(Koordinator Misi Tier 1)

OSC
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
PERATURAN PRESIDEN 109/2006
tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak
di Laut • Penanggulangan tumpahan minyak tingkatan tier 3;
• Keanggotaan terdiri atas 10 Menteri, Panglima TNI, KAPOLRI,
TIM Kepala BPH Migas, Kepala SKK Migas dan Gubernur/Walikota;
NASIONAL • Membentuk PUSKODALNAS

• Penanggulangan tumpahan minyak tingkatan tier 2;


• Dibentuk oleh Bupati/Walikota dan Gubernur (utk DKI Jakarta)
• Keanggotaan perwakilan dari instansi daerah bidang perhubungan,
TIM lingkungan hidup, energi dan sumberdaya mineral, kelautan dan perikanan,
DAERAH kesehatan, kehutanan, kepolisian dan ADPEL Koordiantor sebagai
Koordinator Misi.

• Penanggulangan tumpahan minyak tingkatan tier 1;


• Dibentuk oleh ADPEL;
• Keanggotaan terdiri atas pimpinan unit migas dan penanggung
TIM LOKAL
jawab kegiatan lain dan ADPEL sebagai koordinator Misi.

KELEMBAGAAN OPERASIONAL
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
PERATURAN PRESIDEN 109/2006
tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak
di Laut

Analisa Uji Kandungan


Kualitas Air Kontaminan
Laut dan Finger
Oil Spill
Print
Modelling 1. GUGATAN
PENGADILAN
Visual
Observation 2. KLAIM GANTI RUGI

Analisa
Data
Satelit

UPAYA PENANGGULANGAN
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI KP 26/2021
tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan,
Rehabilitasi, dan Peningkatan Sumberdaya Ikan dan
Lingkungannya

PENCEGAHAN (Permen KP No 26/2021 Pasal 14)


• Pemerintah, gubernur, bupati/wali kota, dan Setiap Orang yang melakukan kegiatan
dan/atau usaha bangunan dan instalasi di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(5) huruf f, wajib dilengkapi dengan prasarana dan sarana pencegahan Pencemaran
Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya. 🡪 TERMASUK INSTALASI MIGAS
• Pencegahan Pencemaran Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya untuk kegiatan dan/atau
usaha bangunan dan instalasi di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI KP 26/2021
tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan,
Rehabilitasi, dan Peningkatan Sumberdaya Ikan dan
Lingkungannya
PENANGGULANGAN (Permen KP No 26/2021 Pasal 78)
• Dalam hal terjadi Pencemaran Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya dan Kerusakan
Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya yang dilakukan oleh Setiap Orang wajib
melakukan penanggulangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
• Penanggulangan Pencemaran Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya dan Kerusakan
Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan menggunakan personil, peralatan, dan bahan penanggulangan pencemaran
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI KP 26/2021
tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan,
Rehabilitasi, dan Peningkatan Sumberdaya Ikan dan
Lingkungannya
PEMULIHAN (Permen KP No 26/2021 Pasal 41)
Rehabilitasi Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya adalah proses pemulihan dan
perbaikan kondisi sumber daya ikan dan lingkungannya yang telah rusak walaupun
hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula
• Rehabilitasi Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan terhadap: a.terumbu karang; b. mangrove; c. lamun; d. estuari; e.
laguna; dan f. teluk
• Dalam hal terjadi Pencemaran Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya dan Kerusakan
Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kementerian
yang menyelenggarakan tugas di bidang kelautan dan perikanan melakukan valuasi
ekonomi terhadap Sumber Daya Ikan dan kerugian ekonomi yang dialami oleh pemangku
kepentingan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI KP 26/2021
tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan,
Rehabilitasi, dan Peningkatan Sumberdaya Ikan dan
Lingkungannya
PEMANTAUAN DAN EVALUASI (Permen KP No 26/2021 Pasal 73)
Pemerintah, gubernur, bupati/wali kota, dan Setiap Orang yang melakukan kegiatan
dan/atau usaha yang berpotensi menimbulkan Pencemaran Sumber Daya Ikan dan
Lingkungannya dan Kerusakan Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya wajib melaporkan
pelaksanaan pencegahan

SANKSI (Permen KP No 26/2021 Pasal 77)


Pemerintah, gubernur, bupati/wali kota, dan Setiap Orang yang tidak melaksanakan
kewajiban pencegahan Pencemaran Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya dan
pencegahan Kerusakan Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, Pasal 6, Pasal 8, Pasal 10 sampai dengan Pasal 27, Pasal 29 sampai
dengan Pasal 40, dan Pasal 73 dikenai sanksi administratif.

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
PERATURAN MENTERI KP 28/2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut

PROSEDUR DAN TATA CARA PENERBITAN KESESUAIAN


KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG LAUT (Permen KP No 28/2021 Pasal
137)
Pemegang Persetujuan atau Konfirmasi memiliki kewajiban:
e. menjaga kelestarian ekosistem Laut dan melakukan rehabilitasi sumber daya yang
mengalami kerusakan;
p. menyediakan prasarana dan sarana pencegahan pencemaran dan pencegahan
kerusakan sumber daya ikan serta lingkungannya

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
PASCA TERBITNYA
UU 11/2021
PP 5/2021 dan PP 21/2021

“Setiap orang yang melakukan pemanfaatan ruang Laut secara menetap di wilayah perairan dan
wilayah yurisdiksi Wajib memiliki Ijin Lokasi’’
UU 11/2020 tentang Cipta
Kerja
Perizinan Berusaha pemanfaatan di Laut
diberikan untuk kegiatan:

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
(KKPRL)
DALAM PERIZINAN BERUSAHA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
TAHUN 2021 Step 1 Step 2 Step 3
TENTANG PENYELENGGARAAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS KESESUAIAN KEGIATAN PERSETUJUAN PERIZINAN
RESIKO PEMANFAATAN RUANG LINGKUNGAN BERUSAHA
BERBASIS RESIKO
Pasal 4 Kewenanga Kewenanga Kewenanga
n n n
Untuk memulai dan melakukan kegiatan usaha, Menteri KP : Di Ruang Menteri KLHK : Di K/L/D sektor
Pelaku Usaha wajib memenuhi: Laut Ruang Laut dan kegiatan:

5/2021
Menteri ATR : Di Ruang Ruang Darat - Perikanan,
a. persyaratan dasar Perizinan Berusaha; Darat
Output*: Output: - Perhubungan,
dan/atau

PP
- Pariwisata,
b. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. • Persetujuan Kesesuaian Persetujuan - Pertambangan dll.
Pasal 5 Keg Pemanfaatan Ruang
Laut (Persetujuan);
Lingkungan
(UKL-UPL/ Amdal)
Output:
KBLI - Resiko :
• Konfirmasi Kesesuaian ▪ Rendah - NIB
▪ Persyaratan dasar Perizinan Berusaha Keg Pemanfaatan Ruang ▪ Menengah rendah – NIB &
meliputi kesesuaian kegiatan pemanfaatan Laut (Konfirmasi) Standar
ruang, persetujuan lingkungan, persetujuan ▪ Menengah tinggi - NIB &
Standar
bangunan gedung, dan sertifikat laik fungsi. ▪ Tinggi – NIB & Izin
▪ Ketentuan mengenai persyaratan dasar PP 21/2021 PP 22/2021 PP 5/2021 & PP SEKTOR
Perizinan Berusaha diatur dalam peraturan *Pendaftaran Persetujuan paling sedikit dilengkapi dengan:
perundang-undangan di bidang tata ruang, a. koordinat lokasi;
lingkungan hidup, dan bangunan gedung. b. rencana bangunan dan instalasi di Laut;
c. kebutuhan luas kegiatan Pemanfaatan Ruang di Laut;
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia d. informasi Pemanfaatan Ruang di sekitarnya; dan
e. kedalaman lokasi.
KEPUTUSAN MENTERI KP 14/2021
tentang Alur Pipa dan/atau kabel Bahwah Laut

DASAR HUKUM PERIZINAN PEMASANGAN PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT:


1. UU Nomor 11 tahun 2020 ttg Cipta Kerja
2. PP 5 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
3. PP 21 No.21 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Penataan Ruang;
4. PP 22 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan LH
5. PP 25 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Bidang Energi Dan Sumber Daya Mineral
6. PP 27 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan;
7. PP 31 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Bidang Pelayaran, dan
8. PP 46 tahun 2021 ttg Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
KEPUTUSAN MENTERI KP 14/2021
tentang Alur Pipa dan/atau kabel Bawah Laut

TUJUAN PENETAPAN ALUR PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT


1. Memudahkan pemerintah dalam mengontrol pergelaran pipa dan kabel jaringan
internasional bawah laut terutama terkait degan hankam;
2. Mengefektif kan dan mengefisienkan pemanfaatan ruang laut untuk alur pipa dan
kabel sehingga daya saing perairan laut Indonesia meningkat;
3. Meminimalisir kerusakan ekosistem di Kawasan konservasi laut akibat dilalui oleh
banyak alur kabel dan pipa bawah laut; dan
4. Memeratakan jaringan alur kabel telekomunikasi dan ketenagalistrikan ke seluruh
wilayah sehingga dapat mendorong pemerataan pelayanan dan kesejahteraan

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
KEPUTUSAN MENTERI KP 14/2021
tentang Alur Pipa dan/atau kabel Bahwah Laut

PROSES BISNIS PERIZINAN PEMASANGAN PIPA DAN KABEL BAWAH LAUT:

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
KEPUTUSAN MENTERI KP 14/2021
tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bahwah Laut

PETA ALUR KABEL LAUT:

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
KEPUTUSAN MENTERI KP 14/2021
tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bahwah Laut

PETA ALUR PIPA BAWAH LAUT:

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
PENEGAKAN HUKUM THD PELAKU PERUSAKAN DI
WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
- Pasal 98 dan Pasal 109 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan ancaman hukuman 10
(sepuluh) tahun penjara dan denda paling banyak 10 (sepuluh) milyar rupiah;
- Pasal 69 ayat (1) dan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, dengan ancaman hukuman 3 (tiga) tahun penjara dan denda
paling banyak 500 (lima ratus) juta rupiah; dan
- Pasal 73 ayat (1) huruf g jo Pasal 35 ayat (1) dan/atau Pasal 75 jo Pasal 16 ayat (1),
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
dengan ancaman hukuman paling lama 10 (sepuluh) tahun penjara dan denda
paling banyak 10 (sepuluh) milyar rupiah.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
STRATEGI MITIGASI PENANGGULANGAN PENCEMARAN
MINYAK DI LAUT

Fasilitasi Pengawasan
Pembentukan dan Sistem
Tim Terpadu Pelaporan

Peningkatan
Dukungan SDM,
Kesadartahuan
Teknologi, Sarana
dan Partispasi dan Prasarana
masyarakat Penguatan
Sinergi
Komunikasi
stake holder
(Pemerintah,
Kementerian Kelautan dan Perikanan
TNI, Polri,
Republik Indonesia Masyarakat)
PEMANFAATAN TEKNOLOGI ANTARIKSA UNTUK MENDUKUNG
PEMANTAUAN TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

INDES
INDESO (Infrastructure Development of Space
O Oceanography)
▪ Solusi teknologi antariksa untuk mendukung Indonesia
dalam pengelolaan sumber daya kelautan jangka panjang
yang berkelanjutan (perikanan, budidaya, dan lingkungan
pesisir).

PERTAMA di Dunia yang mengintegrasikan ▪ INDESO three segments:


data, pemodelan dan satelit 1. Build, develop and operate: pusat operasional untuk
pemantauan & perkiraan
Development phase 4th March 2013 - 2. Implement: pengembangan kapasitas besar untuk
September 2014 (18 months).
mentransfer teknologi & pengetahuan
3. Expand & enhance aplikasi hilir yang berorientasi
Operational phase October 2014 - March
pada hasil
2017 (48 months)
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
PEMANFAATAN TEKNOLOGI ANTARIKSA UNTUK MENDUKUNG
PEMANTAUAN TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

Berakhir: 30 Juni 2017 Dilanjutkan: Agustus 2018

INDES BARATA
Bali Radar Ground Receiving Station

O TRANSFORM
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
PEMANFAATAN TEKNOLOGI ANTARIKSA UNTUK MENDUKUNG
PEMANTAUAN TUMPAHAN MINYAK DI LAUT

Kementerian Kelautan dan Perikanan


BARATA
Republik Indonesia
Bali Radar Ground Receiving Station
PENTINGNYA PENYADARTAHUAN MASYARAKAT
DALAM MITIGASI TUMPAHAN MINYAK DI PESISIR DAN LAUT

• Dalam konteks pengandalian pencemaran, PENYADARTAHUAN


KEPADA MASYARAKAT sangat diperlukan dalam kaitan upaya
PENANGGULANGAN / TANGGAP DARURAT pada saat terjadi
pencemaran tumpahan minyak.
• Peningkatan peran serta masyarakat sangat diperlukan agar dapat
membantu tugas Tim Koordinasi Penanggulangan Tumpahan Minyak
di Daerah, dan pemilik kegiatan dalam upaya penanggulangan
tumpahan minyak.
• Target Penyadartahuan adalah masyarakat nelayan yang tinggal di
wilayah pesisir dan melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut,
serta pemangku kepentingan lain yang dianggap dapat berpartisipasi
dalam kegiatan penanggulangan saat kejadian tumpahan minyak.
• Tujuan yang ingin dicapai agar masyarakat pesisir khususnya nelayan
dapat menjadi bagian dalam upaya penanggulangan pencemaran
akibat tumpahan minyak di laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
LINGKUP PENYADARTAHUAN ATAS KEJADIAN
TUMPAHAN MINYAK DI PESISIR DAN LAUT
1. Pemahaman atas pengertian dan lingkup pencemaran laut
2. Pemahaman atas sumber-sumber pencemaran di laut baik yang
diketahui maupun yang tidak diketahui sumbernya
3. Pemahaman atas Wilayah Kerja Migas yang ada di Laut Timor beserta
perusahaan pengelolanya, baik milik RI maupun milik negara tetangga
4. Pemahaman atas hak dan kewajiban pemilik kegiatan Migas
5. Pemahaman atas peran nelayan sebagai pelapor atas kejadian tumpahan
minyak di laut
6. Pemahaman atas tata cara pelaporan kejadian tumpahan minyak di laut
7. Pemahaman atas upaya penanggulangan atau tanggap darurat bila ada
kejadian tumpahan minyak
8. Pemahaman atas upaya pembersihan pantai dan laut dari minyak
9. Pemahaman atas upaya pembersihan biota dan satwa yang terdampak
tumpahan minyak
10. Pemahaman atas pembiayaan untuk penanggulangan tumpahan minyak
11. Pemahaman atas perhitungan klaim ganti kerugian.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia
LINGKUP PENYADARTAHUAN ATAS KEJADIAN
TUMPAHAN MINYAK DI PESISIR DAN LAUT

CONTOH…..
1. Tata cara pelaporan kejadian tumpahan minyak di laut oleh
masyarakat.
• nama orang yang melaporkan peristiwa;
• nomor telepon (kantor/rumah ) atau sarana komunikasi lainnya;
• tanggal dan waktu pengamatan;
• lokasi (lintang dan bujur atau posisi relatif terhadap garis pantai);
• sumber dan sebab pencemaran (nama dan jenis kapal, tubrukan atau kandas);
• jenis dan perkiraan jumlah minyak yang tergenang (dan kemungkinan
pencemaran lanjut);
• data meteorologi (temperatur udara dan air laut) dan kondisi cuaca (panas,
mendung/berawan atau hujan), dan keadaan laut;
• data oceanografi (arah dan kecepatan angin, arus, dan arus pasang surut); dan
• tindakan yang diambil atau dimaksudkan untuk menanggulangi kejadian.

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
LINGKUP PENYADARTAHUAN ATAS KEJADIAN
TUMPAHAN MINYAK DI PESISIR DAN LAUT

2. Tata cara pembersihan pantai.


• Pembersihan dengan menggunakan bahan penyerap minyak yang tidak berbahaya;
• Pembersihan menggunakan alat pembersih bertekanan tinggi;
• Pembersihan menggunakan alat berat;
• Penanganan limbah yang sudah terkumpul;
- pembakaran eksitu
- pembakaran insitu
- penimbunan
- pengemasan untuk pengolahan di perusahaan pengolah limbah

3. Tata cara pembersihan ekosistem dan biota…… dst…..

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


Jakarta, 28 Juli 2021

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia 34

Anda mungkin juga menyukai