Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL FISIOLOGIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Maternitas

DI SUSUN OLEH:

HIJRIANTI SUHARNAH
14420202170

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik
maupun psikososial seorang wanita karena pertumbuhan dan
perkembangan alat reproduksi dan janinnya. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kehamilan, dari dalam maupun dari luar yang dapat
menimbulkan masalah, terutama bagi yang pertama kali hamil. Perubahan
yang terjadi pada kehamilan akan berdampak pada aspek psikologi
kehamilan. Upaya pemeliharaan kesehatan kehamilan tidak semata-mata
di tujukan pada aspek fisik saja, tetapi aspek psikososial juga perlu di
perhatikan agar kehamilan dan persalinan berjalan lancar (Hamdiyah and
Tahir 2018)
Pada setiap masa kehamilan ibu akan mengalami beberapa
perubahan, baik perubahan fisik maupun perubahan psikologis yang cukup
spesifik sebagai reaksi dari apa yang ia rasakan pada masa kehamilan
(Rinata and Andayani 2018). Pada periode kehamilan akan terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisiologis dalam kehamilan
diantaranya perubahan sistem endokrin, sistem reproduksi, kardiovaskuler,
dan sebagainya. Selain itu, juga terjadi perubahan emosional yang
kompleks (Laili and Wartini 2017)

B. TUJUAN
Dengan adanya laporan pendahuluan ini pembaca diharapkan dapat
mengetahui tentang Konsep Medis dan Konsep Keperawatan tentang Ibu
Hamil Fisiologis

C. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep Medis
2. Konsep Keperawatan
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir (Syaiful and Fatmawati 2019)
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim
seseorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya
pembuahan yaitu bertemunya sperma laki-laki dengan sel telur yang
dihasilkan oleh indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan
baru berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat
berlindung yang aman dan nyaman bagi janin (Syaiful and Fatmawati
2019)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester ,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke 13-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke –
28 hingga minggu ke 40) (Syaiful and Fatmawati 2019)

B. PATOFISIOLOGI TERJADINYA KEHAMILAN


1. Ovulasi: Ovarium Melepaskan Sel Telur
Hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi menyebabkan
telur di dalam ovarium menjadi matang. Setiap 28 hari atau lebih, satu sel
telur matang dilepaskan dari ovarium, yang disebut ovulasi. Setelah
dilepaskan, telur bergerak ke tuba falopi dan bertahan selama sekitar 24
jam. Jika sel telur tidak dibuahi selama waktu itu, sel telur akan hancur
dan menstruasi dimulai 11-16 hari kemudian
2. Pemupukan: Sperma Bertemu Telur
Telur yang matang dibuahi ketika bergabung dengan sel sperma.
Sperma terkandung di dalam air mani yang mengalir ke vagina, melalui
leher rahim dan rahim, kemudian masuk ke saluran tuba. Jika berumur
kurang dari 24 jam, telur bisa dibuahi oleh sperma.
3. Implantasi: Telur yang Telah Dibuahi Menempel pada Dinding
Rahim
Sebagian besar sel telur dibuahi oleh sperma saat masih berada di
tuba falopi. Telur yang telah dibuahi kemudian mengalir ke tuba falopi ke
dalam rahim.  Biasanya proses ini bisa memakan waktu 1-2 hari. Saat
mencapai rahim, telur menempel pada lapisan rahim dan kehamilan akan
dimulai (Indriyani, Diyan, and Asmuji 2016)

C. TANDA TANDA KEHAMILAN


1. Perubahan pada payudara
Perubahan hormon pada awal kehamilan dapat membuat payudara Anda
terasa lebih padat, sensitif, dan kencang. Puting pun akan terlihat lebih
menonjol dan berwarna lebih gelap, dengan pembuluh darah yang lebih
tampak di permukaan kulit payudara
2. Lebih sering buang air kecil
Di masa awal kehamilan, kebanyakan wanita akan lebih sering ingin
buang air kecil, terutama pada malam hari. Hal ini disebabkan oleh
perubahan hormon dan bertambahnya jumlah cairan tubuh. Pada tahap
kehamilan selanjutnya, keinginan buang air kecil lebih disebabkan oleh
pembesaran rahim yang menekan kantong kemih
3. Lebih cepat lelah
Rasa lelah yang muncul saat hamil umumnya disebabkan oleh
meningkatnya kadar hormon progesteron. Tak hanya itu, peningkatan
jumlah darah, detak jantung, dan metabolisme tubuh juga dapat
menyebabkan tubuh ibu hamil cepat lelah.
4. Mual dan muntah
Mual dan muntah umumnya baru akan terasa pada usia kehamilan 6
minggu, tetapi bisa juga muncul lebih awal. Kondisi ini biasanya akan
hilang setelah memasuki usia kehamilan 12–16 minggu. Mual dan muntah
dapat dicegah dengan cara menjaga perut agar tidak kosong, yaitu makan
dengan porsi sedikit, tetapi sering. Selain itu, Anda juga bisa mencoba
mengonsumsi permen mint atau jahe juga untuk membantu meredakan
gejala mual dan muntah saat hamil.
5. Sensitif terhadap bau
Terjadinya perubahan hormon saat hamil dapat membuat indra penciuman
wanita menjadi lebih sensitif. Hal ini bisa membuat wanita yang sedang
hamil menjadi lebih mudah merasa mual saat mencium aroma tertentu,
misalnya parfum atau minyak wangi, makanan berbumbu atau berbau
tajam, serta asap rokok.
6. Hilangnya nafsu makan
Peningkatan kadar hormon dan sensitivitas indra penciuman bisa
membuat wanita hamil menjadi kehilangan nafsu makan. Jika Anda
mengalaminya, cobalah untuk tetap mengonsumsi camilan, seperti biskuit
tanpa perasa atau roti gandum.
7. Konstipasi
Salah satu tanda kehamilan yang mungkin tidak banyak disadari adalah
pencernaan yang melambat. Hal ini membuat ibu hamil lebih rentan
mengalami konstipasi atau sembelit. Perubahan pada pencernaan ini
terjadi karena perubahan hormon saat hamil yang memengaruhi kinerja
sistem pencernaan.
8. Suasana hati yang mudah berubah
Perubahan hormon juga dapat membuat Anda merasa lebih emosional.
Suasana hati yang cepat berubah tanpa alasan yang jelas bisa menjadi
salah satu kemungkinan tanda kehamilan.
9. Pusing
Pusing kerap dirasakan di awal usia kehamilan akibat turunnya tekanan
darah dan menyempitnya pembuluh darah. Hal ini dapat diatasi dengan
cukup istirahat. Namun, konsultasikan ke dokter jika pusing yang Anda
alami berlangsung cukup lama dan tidak membaik setelah beristirahat.
10. Keluar bercak darah dari vagina
Terkadang kehamilan diawali dengan munculnya bercak darah yang
keluar dari vagina. Bercak darah atau flek dari vagina bisa menjadi tanda
menempelnya sel telur yang sudah dibuahi pada dinding rahim (Adrian
2020)

D. NUTRISI PADA KEHAMILAN


Ukuran penting diet pada kehamilan adalah dari asupan kalori,
kualitas diet, dan frekuensi makan. Hal ini akan mempengaruhi pasien dan
pertumbuhan janin. Diet yang dipilih haruslah diet seimbang dengan makanan
yang mengandung seluruh jenis kelompok makanan dasar. Spesifikasi dari
diet akan bervariasi sesuai dengan keinginan pasien, pola makan keluarga,
dan latar belakang budaya dan etnis.
Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan mencerminkan
kebutuhan janin untuk tumbuh, serta untuk kebutuhan fisiologis ibu. Untuk
memenuhi meningkatnya kebutuhan energi secara keseluruhan, rata-rata
wanita harus mengkonsumsi tambahan 300 kkal per hari di luar kebutuhan
dasarnya. Kalori harian yang tepat dari diet yang diperlukan untuk memasok
kebutuhan energi dan mencapai berat badan yang tepat dapat diperkirakan
dengan mengalikan berat badan ideal pasien (dalam kilogram) dengan 35 kkal
dan menambahkan 300 kkal dari total.
Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya
adalah sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin
B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, vitamin D, vitamin
B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam
kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi dan
kolin.
Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia
kehamilan, mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini
disebabkan oleh  banyaknya  keluhan ibu hamil yang
mempengaruhi keinginannya untuk makan.
a. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan
umumnya timbul keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah,
pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan
dan malas beraktivitas.
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein,
mineral serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan
pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan
keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu
hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan,
bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan muntah posi
makanan kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta gizi pada
saat seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta
vitalisnya, disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang
diproses. Agar kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-
hal seperti berikut:
1) Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar
dan sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
2) Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang
selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau
jajanan lain yang bergizi.
b. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Kedua
Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk
pertumbuhan serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan
kesehatan ibu. Pada saat ini muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu
makan bertambah, perkembangan janin sangat pesat bukan saja tubuhnya
tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena
pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi perhatian
utama maka ibu hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti
galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan untuk minum susu
400 cc. Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah:
1) Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein
(zat pembangun), agar janin mengalami pertumbuhan yang baik.
Bahan makanan sumber protein adalah ikan, daging, telur, kacang-
kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lain-lain.
2) Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan
mineral merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan
sayuran.
3) Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki,
hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan
makanan yang banyak mengandung garam antara lain mie
instan, margarine, mentega, kecap, dan lain-lain. Untuk itu bahan
makanan tersebut hendaknya dibatasi.
c. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Ketiga
Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali
cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan
agar tidak terjadi kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan
dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai untuk mencukupi segala
yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga sama
dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan
terlalu banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan. Keperluan zat gizi
tambahan yang diperlukan pada kehamilan, adalah:
Kalori : 2200 +  285 kal

Protein : 48 +  12 gr

Kalsium : 500 +  400 mg

Besi : 26 +  20 mg

Vitamin A : 500 +  200 RE

Thiamin : 1 +  0.2 mg

Riboflavin: 1.2 +  0.2 mg

Niacin : 9 +  1 mg

Vitamin C : 60 +  10 mg

Vitamin D : 5 +  10 ug

d. Zat-Zat Nutrisi pada Kehamilan


1) Sumber Energi
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah kabohidrat dan lemak.
Sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar
kebutuhan karbohidrat terpenuhi disarankan makan 3 porsi
karbohidrat setiap hari. Lemak juga menghasilkan energi, dan
menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi
pertumbuhan. Lemak digunakan untuk pembentukan materi membran
sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak,
disamping itu lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun
demikian dalam kondisi hamil asupan lemak juga harus dibatasi
karena kandungan kalorinya yang tinggi.

2) Protein
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga
meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan. Hal ini
dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada
janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan
diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu,
plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12
g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan
protein dapat mencapai 75 – 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total
kalori).
3) Asam Folat
Asam folat termasuk vitamin B kompleks, yakni vitamin B9.
Kebutuhan asam folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400
mikrogram perhari atau setara dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan
dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jeruk, buncis,
kacang-kacangan dan roti gandum. Selain itu folat juga dapat
didapatkan dari suplementasi asam folat. Dalam tubuh, asam folat
berfungsi sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam
nukleat. Folat juga diperlukan pada pembentukan dan pematangan sel
darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang. Selain itu, folat
juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan
heme pada molekul hemoglobin. Kekurangan asam folat menyebakan
gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam
morfologi inti sel, terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti
erytrosit, leukosit, sel epitel lambung dan usus, epitel vagina dan
servik uterus. Pada ibu hamil, folat memegang peranan penting dalam
perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan neural
tube pada bulan pertama kehamilan. Neural tube inilah sebagai awal
pembentukan otak dan sumsum tulang belakang

4) Zat Besi
Total kebutuhan besi selama kehamilan sekitar 1 gram. Pada
menstruasi bulanan, kebanyakan wanita memiliki cadangan besi yang
kurang selama tahun-tahun reproduksi mereka.6 Anemia defisiensi
besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama
kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami deplesi besi
sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme besi normal. Zat besi dibutuhkan
untuk pembetukan hemoglobin, sedangkan selama kehamilan volume
darah akan meningkat akibat perubahan pada tubuh ibu dan pasokan
darah bayi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan dan
hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,
kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir dengan
berat badan rendah dan anemia pada bayi.
5) Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg
sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan
bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain
itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah
berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk
mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika
kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang
dibutuhkan janin akan diambil dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber kalsium dari makanan
diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga
merupakan sumber kalsium yang baik.10 Suplemen kalsium tidak
diperlukan pada wanita dengan diet yang mencakup makanan yang
mengandung produk susu yang memadai.
6) Zink
Zink merupakan trace mineral. Kekurangan zink bisa mengakibatkan
teratogenik pada manusia, meskipun hal ini belum meyakinkan. Kadar
zink dalam cairan ketuban berkorelasi dengan aktivitas antimikroba,
sehingga berperan dalam melindungi infeksi intrauterin. Asupan
makanan rendah seng telah dikaitkan dengan PJT. RDA untuk seng
selama kehamilan meningkat dari 15 menjadi 20 mg per hari. (Hartati
and Nurlinda 2019)

E. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL


Perubahan anatomi dan fisiologi paling banyak terjadi pada sistem
reproduksi. Sementara itu, perubahan psikologis mulai terjadi ketika ibu
mengetahui dirinya hamil. Kehamilan terbagi menjadi tiga periode yang
dikenal dengan sebutan trimester. Trimester I terjadi pada minggu 1-12, pada
masa ini terjadi perkembangan dan pembentukan organ pada janin. Trimester
II terjadi pada minggu 13-28, pada periode ini terjadi perkembangan dan
pembentukan lanjutan pada organ janin. Trimester III terjadi pada minggu ke
28 sampai saatnya persalinan (38-40 minggu), pada tahap ini merupakan
masa tumbuh kembang dan persiapan kelahiran. Pada masa ini, janin sudah
dapat hidup di dunia luar dengan atau tanpa bantuan medis..
Sejak awal kehamilan, terjadi berbagai macam perubahan baik dari aspek
fisiologis maupun psikologis. Perubahan tersebut menyebabkan
ketidaknyamanan yang kebanyakan berkaitan dengan perubahan struktur
anatomi dan fisiologi selama masa kehamilan. Perubahan struktur anatomis
dan fisiologi terjadi pada hampir semua organ didalam tubuh. Perubahan
tersebut terutama disebabkan guna memenuhi tuntutan perkembangan janin
dan mempersiapkan ibu untuk perawatan selanjutnya. Biasanya, puncak
perubahan akan terjadi selama trimester kedua. Perubahan yang terjadi
meliputi semua organ tubuh yang meliputi : sistem reporoduksi, pernafasan,
kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan, muskuloskeletal dan integumen.
Perubahan pertama yang akan kita bahas adalah sistem reproduksi.
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Pertumbuhan uterus dapat terlihat setelah minggu ke 14, namun hal
ini pada keadaan tertentu bergantung pada tinggi dan berat badan
wanita. Postur juga mempengaruhi tipe dan derajat pembesaran
abdomen yang terlihat. Karna semakin membesar, uterus keluar dari
rongga panggul dan dapat di palpasi. Perlunakan istimus
menyebabkan antefleksi uterus berlebihan selama tiga bulan pertama
kehamilan. Fundus menekan kandung kemih, bersama dengan dinding
kandung kemih, menyebabkan wanita sering berkemih. Uterus
membesar secara bertahap sampai setinggi umbilikus pada minggu ke
20 kehamilan. Pada minggu ke 38 sampai ke 40 tinggi fundus turun
karna janin mulai masuk ke pintu atas panggul.
b. Serviks
Bentuk servis pada wanita yang belum pernah mengalami kehamilan
terlihat bulan dan halus serta menonjol ke arah vagina, sedangkan
selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah. Sebelum
kehamilan teraba seperti ujung hidung, pada awal masa kehamilan
teraba seperti ujung daun telinga dan pada keadaan pertengahan
kehamilan teraba seperti bibir.
c. Vagina
Selama kehamilan terjadi peningkatan pH sekresi vagina dari 3,5
menjadi 6,5 sehingga suasana vagina menjadi lebih basah.
Peningkatan pH ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi vagina, khususnya infeksi jamur.
d. Payudara
Adanya rasa penuh pada payudara, peningkatan sensitivitas, rasa geli
dan berat di payudara mulai timbul sejak minggu ke enam kehamilan.
Puting susu dan aerola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna
merah sekunder pada aerola dan puting susu menjadi lebih erektil.
2. Sistem kardiovaskuler
a. Tekanan Darah
Selama masa hamil, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 sampai
10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini kemungkinan disebabkan
oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa
kehamilan
b. Volume dan komposisi darah
Volume darah meningkat sekitar 1500 ml. Peningkatan terdiri atas
1000 ml plasma darah ditambah 450 ml sel darah merah. Perningkatan
volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke 10 sampai ke 12.
Peningkatan volume darah sangat penting untuk sistem vaskuler yang
mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan janin
dan ibu berdiri atau telentang, dan cadangan cairan untuk mengganti
darah yang hilang selama proses malahirkan.
c. Curah Jantung
Curah jantung meningkat dari 30% sampai 50% pada minggu ke 32
kehamilan, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke
40.
3. Sistem Pernafasan
a. Fungsi paru
Frekuensi napas ibu hamil hanya sedikit meningkat (kira kira dua kali
bernapas dalam 1 menit). Beberapa wanita mengeluh mengalami
dispnea saat istirahat.
b. Laju metabolisme basal
Laju metabolisme basal (Basal Metabolisme Rate {BMR}), biasanya
meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR meningkat 15% sampai
20% pada akhir kehamilan. BMR Kembali ke nilai sebelum hamil
pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Pada kehamilan tahap awal
banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan
aktivitas ringan.
4. Sistem Ginjal
a. Perubahan Anatomi
Pada kehami;an tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke
kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Pada
trimester kedua, kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari
panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karna panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hipertermia kandung
kemih dan uretra.
b. Perubahan fungsi ginjal
Fungsi ginjal berubah akibat adanya hormon kehamilan, peningkatan
volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan. Saat
wanita hamil berbaring terlentang, berat uterus akan menekan vena,
kava dan aorta, sehinggah curah jantung menurun. Akibatnya, tekanan
darah ibu dan frekuensi jantung anak menurun, begitu juga dengan
volume darah ke ginjal.
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Kapasitas ginjal untuk mengekskresi air selama berminggu minggu
awal kehamilan. Lebih efisien daripada minggu-minggu selanjutnya,
kadang-kadang pada awal kehamilan, sejumlah air yang hilang
menyebabkan beberapa wanita menjadi haus.
5. Sistem Integumen
a. Munculnya pigmentasi akibat peningkatan hormon hipofisis anterior
melanotropin selama masa hamil. Melasma diwajah yang juga disebut
kloasma, adalah bercak kecoklatan pada kulit di daerah maksila dan
dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam.
b. Striae gravidarum atau tanda regangan yang timbul pada 50% sampai
90% wanita pertengahan kedua kehamilan. Regangan kadang-kadang
menimbulkan sensasi mirip gatal. Striae gravidarium sering terlihat
pada abdomen dan bokong lalu menghilang menjadi bayangan yang
lebih terang setelah melahirkan
c. Munculnya linea gravidarum adalah garis memanjang berwarna hitam
pada perut
d. Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa hamil. Kulit
berminyak dapat timbul selama masa kehamilan. Dapat terjadi
peningkatan pertumbuhan rambut halus. Banyak wanita mengalami
penebalan pada rambutnya pada masa kehamilan karena kerontokan
jauh berkurang.
6. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara mencolok.
Payudara yang besar dan posisi yang bungkuk saat berdiri akan semakin
membuat kurva punggung menonjol, pergerakan menjadi lebih sulit.
Perubahan ini dan perubahan lain terkait seringkali menimbulkan rasa
tidak nyaman pada muskuloskeletal.
7. Sistem pencernaan
Nafsu makan pada wanita hamil meningkat, sekresi usus berkurang,
fungsi hati berubah dan absorpsi nutrien meningkat. Usus besar bergeser
ke arah lateral atas dan posterior. Aktivitas peristaltik menurun.
Akibatnya, bising usus menghilang dan konstipasi, mual serta muntah.
a. Mulut
Gusi berongga dan membengkak. Gusi cenderung sering berdarah
karna kadar estrogen yang meningkat.
b. Nafsu makan
Nafsu makan berubah selama masa kehamilan. Pada trimester pertama
sering terjadi penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah.
Namun, pada trimester kedua, mual muntah lebih jarang dan nafsu
makan meningkat. Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan
untuk pertumbuhan janin.
c. Rasa tidak nyaman di abdomen
Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
meliputi panggul berat atau tertekan

8. Sistem Endokrin
Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di
abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan
energi baik pada masa hamil maupun menyusui (Deswani, Desmamita,
and Mulyanti 2018)
F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN
Bentuk-bentuk perubahan psikis pada ibu hamil yaitu perubahan
emosional, mudah cemburu, sensitif, cenderung malas, minta perhatian lebih,
perasaan tidak nyaman, cemas, depresi, dan stress (Aryani, Raden, and
Ismarwati 2016)
Ibu hamil akan mengalami perubahan psikologis seperti keluhan
mual, muntah, pusing, dan mudah lelah. Indra penciuman juga menjadi
sangat peka, dan oleh karena itu, tak jarang kita melihat ibu hamil muda
yang tampak begitu tegang dan mudah emosi. Hal itu biasanya kita temui
di trimester pertama. Pada masa kehamilan trimester kedua, ibu hamil
merasakan perubahan bentuk tubuhnya, terutama pada wajah, perut, dan
dada. Dalam fase ini, beberapa ibu hamil merasa cemas karena takut akan
bertambahnya berat badan. Di trimester ketiga, ibu hamil sering
mengeluhkan mudah lelah dan kurang tidur (Rustikayanti, Kartika, and
Herawati 2016)
Perubahan psikis yang biasanya dialami dari trimester I sampai dengan
Trimester III antara lain:
1. Perubahan psikis pada trimester pertama, biasanya seorang ibu mudah
mengalami depresi, timbul rasa kecewa, cemas, penolakan terhadap
kehamilannya, dan rasa sedih atas perubahan-perubahan yang dialami
selama masa kehamilan (Illustri 2018)
2. Pada trimester kedua keadaan psikologis ibu nampak lebih tenang dan
mulai dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang menyertai
pada masa kehamilan (Illustri 2018). Pada periode ini, umumnya wanita
hamil sudah bisa menerima kehamilannya dengan baik. Secara fisik, sang
ibu sudah merasakan gerakan dan denyut jantung janin. Akan tetapi, pada
periode ini perasaan cemas pun muncul kembali ketika melihat keadaan
perutnya yang bertambah besar, payudara semakin besar dan bercak
bercak hitam yang semakin melebar. Perasaaan cemas muncul karna
mereka mengkhawatirkan penampilannya akan rusak dan merasakan
takut suaminya tidak akan mencintai dirinya lagi. Tentunya, perasaan ini
akan menganggu proses kehamilan. Akan tetapi, hal ini jangan
dikhawatirkan karna sebagian besar suami akan menganggap istrinya
sangat seksi (Huliana 2007)
3. Pada trimester ketiga, perubahan psikologis ibu tampak lebih kompleks
dan meningkat kembali dibanding keadaan psikologis pada trimester
sebelumnya, hal ini diakarenakan ibu semakin menyadari adanya janin
dalam rahimnya yang semakin lama semakin membesar dan sejumlah
ketakutan mulai bertambah, ibu semakin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan keadaan bayi serta keadaan ibu sendiri (Illustri
2018). Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase
penantian yang penuh dengan kewaspadaan. Pada periode ini,
ibu hamil mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran bayinya
tersebut. Ibu hamil merasakan kembali ketidaknyamanan fisik
karena merasa canggung atau merasa dirinya tidak menarik lagi,
sehingga dukungan dari pasangan sangat dia butuhkan
(Rustikayanti, Kartika, and Herawati 2016)

G. TANDA DAN BAHAYA KEHAMILAN


Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau
periode antenatal, yang apabila tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu. Macam-macam tanda bahaya kehamilan diantaranya: perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, masalah penglihatan, bengkak pada
muka dan tangan, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang atau
menghilang, demam, mual muntah yang berlebihan, keluar cairan banyak per
vaginam secara tiba-tiba (keluar air ketuban sebelum waktunya). (Purwati,
Indri Astuti, Larasaty 2015)
Menurut Winkjosastro tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya
adalah: Perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat, perdarahan kehamilan
lebih dari 20 minggu, nyeri perut hebat, gerakan janin berkurang, penglihatan
Kabur, bengkak pada muka atau tangan, selaput kelopak mata pucat, muntah
berlebihan (hiperemesis gravidarum) dan tidak bisa makan pada kehamilan
yang dapat berpotensi menjadi Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Oktaviani
and Anggraini 2016)

H. JADWAL KUNJUNGAN ANC


Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
1. Hamil Minggu Pertama Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan
2. 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali
3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Kecuali jika ditemukan
kelainan atau faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif
4. Pemeriksaan di ANC

WAKTU
TRIMESTER TINDAKAN
KUNJUNGAN
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pemeriksaan ultrasonografi.
3. Nasehat diet tentang menu
seimbang.
4. Observasi adanya penyakit yang
I dan II Sebulan Sekali dapat mempengaruhi kehamilan,
resiko komplikasi kehamilan.
5. Rencana untuk pengobatan
penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan
imunisasi Tetanus Toksoid I
III Dua minggu sekali 1. Evaluasi data laboratorium untuk
melihat hasil pengobatan.
sampai ada tanda
2. Diet menu seimbang.
kelahiran 3. Pemeriksaan ultrasonografi.
4. Imunisasi Tetanus Toksoid II.
5. Observasi adanya penyakit yang
dapat mempengaruhi kehamilan,
komplikasi kehamilan.
6. Rencana untuk pengobatan.
Nasehat tentang tanda-tanda
inpartu, kemana harus datang
untuk melahirkan (Indriyani,
Diyan, and Asmuji 2016)

I. PEMERIKSAAN KEHAMILAN (LEOPOLD 1-IV)


1. Leopold I
a. Tujuan:
1) Menentukan umur kehamilan melalui tinggi fundus uteri dengan
menggunakan jari atau meteran
2) Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan
b. Menyimpulkan bagian yang teraba di fundus:
1) Kepala: teraba keras, bundar dan melenting
2) Bokong: kurang bundar dan kurang melenting
3) Letak lintang: fundus uteri kosong
2. Leopold II
a. Tujuan :
1) Menentukan letak punggung janin dan letak bagian terkecil janin
(letak membujur)
2) Meraba kepala janin disebelah kanan atau kiri (letak lintang)
b. Menyimpulkan bagian punggung dan bagian terkecil:
1) Punggung: bila pemeriksa merasakan adanya tahanan uterus dari
atas kebawah seperti memapan
2) Bagian kecil: pada arah yang berlawanan dari punggung teraba
benjolan kecil (kaki dan tangan janin)
3. Leopold III
a. Tujuan
Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawah ibu
b. Menyimpulkan:
1) Kepala: besar, bulat, keras, melenting (bila belum masuk PAP)
2) Bokong: besar tidak keras
3) Lintang: tidak teraba bagian besar
4. Leopold IV
a. Tujuan:
Menentukan sampai dimana bagian terbawah janin sudah masuk PAP
b. Menyimpulkan:
1) Convergen: belum masuk PAP (kedua jari tangan bisa bertemu)
kepala belum masuk PAP
2) Divergen: sudah masuk ke rongga panggul / PAP (tangan tidak
bisa bertumpu / sejajar), kepala sudah masuk PAP (Indriyani,
Diyan, and Asmuji 2016)

J. PERHITUNGAN TAFSIRAN PARTUS


1. Tafsiran partus
a. Jika HPHT bulan Januari-Maret Maka : Hari + 7, Bulan + 9 dan
Tahun + 0
b. Jika HPHT bulan April-Desember Maka : Hari + 7, Bulan – 3 dan
Tahun + 1 (Indriyani, Diyan, and Asmuji 2016)

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorim
a. Kadar Hemoglobin, pemeriksaan ini dilakukan pada trimester I dan
trimester III. Pada trimester I, berfungsi untuk persiapan nutrisi
selama masa konsepsi dan pada trimester III berfungsi untuk
persiapan persalinan apabila dicurigai anemia
b. Golongan Darah/Rhesus, diperiksa untuk persiapan perencanaan
persalinan dan deteksi dini adanya ketidaksamaan golongan darah dan
rhesus antara ibu dan bayi. Pemeriksaan ini penting dilakukan karena,
akan jadi masalah jika ada perbedaan golongan darah atau rhesus pada
ibu dan bayi. Ketika ibu mempunyai rhesus negatif (Rh negatif)
namun bayi mempunyai rhesus (Rh positif), maka ketika terjadi
paparan antara darah ibu dan darah bayi saat bersalin atau perdarahan
dalam kehamilan, tubuh ibu akan memproduksi protein yang bernama
Rh antibodi, yang mana pada kehamilan selanjutnya akan menembus
plasenta dan merusak sel darah merah bayi apabila bayi kedua juga
mempunyai rhesus positif. Sehingga menyebabkan anemia pada janin
yang dapat mengancam hidup
c. Skrining HIV dan penyakit menular lainnya, pemeriksaan ini penting
dilakukan untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. Dengan
skrining lebih awal, dapat menurunkan risiko penularan dan
membantu ibu dan bayi mendapatkan penanganan lebih awal karena
diagnosa yang lebih awal
d. Urinalisis, atau tes urin digunakan untuk mendeteksi apakah ada
infeksi pada kandung kemih atau ginjal, diabetes, dehidrasi, dan
preeklampsia dengan cara memeriksa kadar protein, reduksi, keton,
dan bakteri urin
e. Gula Darah Puasa, dilakukan untuk skrining adanya Diabetes Melitus
Gestasional. Tes yang paling tepat adalah dengan menggunakan
metode tes toleransi glukosa oral yang berfungsi untuk
mengidentifikasi cara tubuh dalam menangani glukosa setelah makan.
Untuk mendeteksi Diabetes Melitus Gestasional, skrining dilakukan
pada minggu ke 24-28 kehamilan (Indriyani, Diyan, and Asmuji
2016)
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama
Umur                                  
Agama                                 
Pendidikan                            
Pekerjaan                              
Suku/Bangsa                          
No. Med. Rec                       
Diagnosa Medis                    
Tanggal pengkajian               
Golongan Darah
Alamat                         
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama                                   
Umur                                     
Agama                                 
Pendidikan                            
Pekerjaan                              
Suku/ Bangsa                        
Alamat                                  
Hubungan dengan klien        
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama                     
b. Riwayat kesehatan sekarang  
c. Riwayat kesehatan dahulu     
d. Riwayat kesehatan keluarga  
e. Riwayat Keperawatan Prenatal         
1) GPA                                  
2) Riwayat penggunaan kontrasepsi            
a) Jenis                                  
b) Mulai menggunakan          
c) Terakhir menggunakan      
d) Keluhan                             
3) Riwayat menstruasi
a) Menarche                          
b) Siklus                               
c) Keluhan                             
d) Banyak darah                    
e) HPHT                                
4) Riwayat perkawinan        
a) Status perkkawinn                        
b) Berapa kali menikah          
c) Usia pernikahan                
d) Lama pernikahan          
5) Riwayat kehamilan sekarang
a) Usia kehamilan                  
b) Test kehamilan                  
c) Keluhan atau masalah       
d) Mulai pergerakan anak      
e) Pemakaian obat-obatan     :
f) Kebiasaan (merokok/minum alkohol)       
g) Pemeriksaan kehamilan (ANC)                
h) Keikutsertaan pada kelas persalinan         
i) Imunisasi                                                   
6) Riwayat kehamilan/persalinan dahulu      :
No Tahun Usia Usia Lahir di Tindakan Kondisi bayi
ibu kehamilan persalinan PB BB Patologis
1
4. ASPEK BIOLOGIS (PEMERIKSAAN FISIK)
a. Keadaan Umum
1) Penampilan                  
2) Kesadaran        
Kualitas                 
Kuantitas   E = , M = , V =               GCS =
Fungsi kortikal      
3) Tanda-tanda vital
TD : R :
P : S :
BB sebelum hamil                 :
BB sekarang                           :
TB                                          :
4) Rambut dan kulit kepala
5) Muka                                      
6) Mata
7) Hidung
8) Leher                                      
9) Dada
10) Abdomen                               
a) TFU =
b) DJJ =
c) Ballotemen           
d) Letak janin           
e) Presentasi             
f) Masuknya presentasi
g) Linea dan striae gravidarum
h) Pergerakan janin    
i) HIS                       
11) Genetalia                                
12) Flour albus            
13) Perdarahan            
14) Kebersihan            
15) Keluhan                 
5. AKTIFITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi                        
b. Istirahat/tidur
c. Personal Hygiene
d. Eliminasi
e. Pola aktivitas
6. ASPEK PSIKOLOGIS
a. Persepsi klien terhadap kehamilan
b. Persepsi keluarga terhadap kehamilan.
c. Konsep diri
7. ASPEK SOSIAL
8. ASPEK SPIRITUAL
9. PENGETAHUAN KLIEN DAN KELUARGA TENTANG :
a. Perawatan payudara
b. Perawatan kehamilan
c. KB
d. Persiapan persalinan
10. PEMERIKSAAN LAB DAN DIAGNOSTIK

No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Satuan


normal
Hematologi
Darah perifer lengkap

1. Haemoglobin
2. Leucosit
3. Trombosit
4. Hematokrit
5. Eritrosit
6. Golongan darah
11. THERAPY (Indriyani, Diyan, and Asmuji 2016)

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG BISA MUNCUL


1. Trimester I
a. Nausea Berhubungan dengan kehamilan
b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis kehamilan
2. Trimester II
a. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur/bentuk tubuh ditandai dengan hiperpigmentasi pada kehamilan
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi klinis yang baru
hadapi oleh klien ditandai dengan kehamilan
3. Trimester III
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis
b. Inkontinensia urien stres berhubungan dengan kehamilan
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan kekhawatiran
mengalami kegagalan (Tim pokja SDKI PPNI 2017)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Trimester I
a. Nausea Berhubungan dengan kehamilan
Manajemen Mual :
Observasi
1) Identifikasi faktor penyebab mual (mis. pengobatan dan prosedur)
2) Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup ( mis. nafsu
makan, tanggung jawab peran, aktivitas, dan tidur)

Terapeutik
1) Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
2) Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. bau tak sedap,
suara dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
Edukasi
1) Anjurkan istrahat dan tidur yang cukup
2) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(mis. relaksasi, terapi musik, akupresur)

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

Manajemen Muntah
Observasi
1) Identifikasi karakteristik muntah (mis. warna, konsistensi, waktu,
adanya darah, frekuensi, dan durasi)
2) Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit

Terapeutik
1) Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis. bau tak sedap,
suara, stimulus visual yang tidak menyenangkan)
2) Kurangi atau hilangkan penyebab muntah (mis. kecemasan,
ketakutan)

Edukasi
1) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola
muntah (mis. biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik,
akupresur)
2) Anjurkan memperbanyak istirahat

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan


Manajemen Nutrisi
Observasi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Monitor asupan makanan
3) Monitor berat badan

Terapeutik
1) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
2) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3) Berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi
1) Anjarkan diet yang di programkan
2) Anjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis kehamilan


Manajemen Energi
Observasi
1) Monitor kelelahan fisik dan emosional
2) Monitor pola dan jam tidur

Terapeutik
1) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
2) Berikan aktifitas distraksi yang menyenangkan

Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
2) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

2. Trimester II
a. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan
struktur/bentuk tubuh ditandai dengan hiperpigmentasi pada kehamilan
Promosi Citra Tubuh
Observasi
1) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
2) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

Terapeutik
1) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
2) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan

Edukasi
1) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
2) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi klinis yang baru


hadapi oleh klien ditandai dengan kehamilan
Edukasi Kesehatan
Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersi dan sehat
Terapeutik
1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Timester III
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis
Manajemen Nyeri
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal

Terapeutik
1) Berikan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
hipnosis, terapi musik, aromaterapi, kompres air hangat/dingin)
2) Fasilitasi istrahat dan tidur

Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b. Inkontinensia urine stres berhubungan dengan kehamilan
Perawatan Inkontinensia Urine
Observasi
1) Identifikasi penyebab inkontinensia urine (mis. disfungsi
neurologis, gangguan refleks destrusor, gangguan fungsi kognitif,
gangguan medula spinalis)

Terapeutik
1) Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin

Edukasi
1) Jelaskan dafinisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine
2) Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur

Kolaborasi
1) Rujuk ke ahli inkotinensia, jika perlu

c. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan kekhawatiran


mengalami kegagalan
Redukasi Ansietas
Observasi
1) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonbverbal)

Terapeutik
1) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
2) Paham situasi yang membuat ansietas
3) Dengarkan dengan penuh perhatian

Edukasi
1) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian antiansietas, jika perlu (Tim pokja SIKI
PPNI 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2020. “10 Tanda-Tanda Kehamilan Yang Wajib Diketahui.” Alo
Dokter. https://www.alodokter.com/apakah-saya-hamil.
Aryani, Farida, Akbar Raden, and Ismarwati. 2016. “Senam Hamil Berpengaruh t
Erhadap Tingkat Kecemasan Pada Primigravida Trimester III Di RSIA
Sakina Idaman Sleman , Pregnancy Exercise Influence d The Level of
Anxiety D . I Yogyakarta.” Journal Ners and Midwifery Indonesia 04(3):
129–34.
Deswani, Ulty Desmamita, and Yuli Mulyanti. 2018. Asuhan Keperawatan
Prenatal Dengan Pendekatan Neurosains. MMalang: Wineka Media.
Hamdiyah, and Wildana Tahir. 2018. “Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida
Terhadap Perubahan Fisik Selama Hamil.” 6: 10–15.
Hartati, Irma, and Nurlinda. 2019. “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Nutrisi Dalam Kehamilan Di Puskesmas Langsa Lama.” 2(1).
Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Depok: Wisma
Hijau.
Illustri. 2018. “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perubahan
Psikologis Masa Kehamilan.” Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan 9(2):
218–28.
Indriyani, Diyan, and Asmuji. 2016. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Laili, Fauzia, and Endang Wartini. 2017. “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Terhadap Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu
Hamil.” Jurnal Kebidanan Malahayati 3(3): 152–56.
http://ejurnal.malahayati.ac.id/index.php?
journal=bidan&page=article&op=view&path%5B%5D=1013&path%5B
%5D=973.
Oktaviani, Ledy, and Anggraini. 2016. “Pengaruh Relaksasi Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Ibu Hamil Berisiko Tinggi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumur Batu Bandar Lampung Tahun 2016.” 10(4): 1–4.
Purwati, Indri Astuti, Larasaty, Nurina Dyah. 2015. “Pengetahuan Tentang Tanda-
Tanda Bahaya Kehamilan Sebagai Evaluasi Hasil Pendidikan Kesehatan
Knowledge.” : 121–28.
Rinata, Evi, and Gita ayu Andayani. 2018. “Karakteristik Ibu (Usia,
Paritas,Pendidikan) Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III.” 16(1): 14–20.
Rustikayanti, Nety, Ira Kartika, and Yanti Herawati. 2016. “Perubahan Psikologis
Pada Ibu Hamil Trimester III.” The Lancet 39(1004): 321.
Syaiful, Yuanita, and Lilis Fatmawati. 2019. Asuhan Keperawatan Kehamilan.
Surabaya: CV Jakad Publishing.
Tim pokja SDKI PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI.
Tim pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai