PENDAHULUAN
C. Tujuan.
1) Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serta
peranan faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang
meningkat dalam l ayanan professional terhadap masyarakat di masa depan
tersebut.
2) Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik
yang berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan
perubahan sosio-kultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk
mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
D. Manfaat.
1) Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang
masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri
serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Upaya-Upaya Mengantisipasi Masa Depan, Terutama Perubahan Dalam Nilai dan
Sikap
Mengantisipasi masa depan terutama dalam perubahan nilai dan sikap
adalah merupakan hal yang sangat sulit dan tidak dapat dilaksanakan dalam
waktu yang cepat. Mengubah orang dari yang bersifat negative menjadi sikap
positif, luas dan rasional, dari sikap yang menolak perubahan kepada sikap yang
menerima dan melaksanakan perubahan.
Namun demikian kita tetap percaya bahwa upaya-upaya hanya dapat
dilakukan melalui pendidikan di rumah tangga oleh keluarga, pendidikan di
sekolah dan pendidikan di masyarakat. Ketiga pusat pendidikan ini didukung oleh
kebijakan-kebijakan dari pemerintah agar mampu mempersiapkan manusia masa
depan dengan segala tuntutannya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidikan dengan menganalisis materi
yang ada di dalam kurikulum dan di dalam buku pelajaran. apa yang dapat
diberikan agar materi dapat mendekati kenyataan yang ada di masa depan.
Sekolah dapat menyediakan sarana seperti laboratorium, perpustakaan, ruang
praktek, ruang computer, ruang gelap untuk belajar dengan media slide, dan film
ilmu pengetahuan dengan catatan sarana tersebut bukan hanya ada namun
memiliki fungsi.
Diperlukan suasana yang demokratis dan suasana lainnya yang konduksif
untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai yang harus dimiliki anak untuk masa
depan, maka suasana belajar-mengajar lebih menekankan pengembangan diri anak
dengan memberikan kesempatan yang luas untuk mengeluarkan pendapat, untuk
pembelajaran sendiri. Sekolah tetap tanggap kepada suku bangsa yang ada di
kelas, dan juga berbagai kepercayaan yang ada. Guru membiasakan anak untuk
mampu mencari informasi tentang apa saja yangs esuai dengan anak, informasi
tentang dunia kerja, informasi tentang buku yang baik dan baru, informasi tentang
kecenderungan masa depan, Jadi sekolah sebagai agent of innovation, secara
terencana mengarahkan siswanya untuk mengantisipasi masa depan dengan sefala
cirri dan tuntutannya.
Tidak kalah penting adalah sikap guru yang mau mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, mau meningkatkan kualitas profesinya, mau mencari
informasi-informasi baru di dalam bidang pendidikan pengajaran, mau
memperhatikan hasil-hasil penelitian di dalam bidang pendidikan, pengajaran dan
psikologi paling tidak, guru harus menjadi orang yang gemar membaca, membaca
Koran, jurnal, dan majalah-majalah yang berhubungan dengan bidang
spesialisasinya.
BAB III
PENUTUP
Rangkuman:
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Wujud sifat hakikat manusia mencakup: kemampuan menyadari diri,
kemampuan bereksistensi, pemilikan kata hati, moral, kemampuan bertanggung
jawab, rasa kebebasan (kemerdekaan), kesediaan melaksanakan kewajiban dan
menyadari hak, kemampuan menghayati kebahagiaan. Sedangkan dimensi-
dimensinya meliputi: dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan
keberagamaan.
Sifat hakikat manusia dan segenap dimensinya hanya dimiliki
manusia dan tida k terdapat pada hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut
membedakan secara prinsipil dunia hewan dari dunia manusia.
Adanya sifat hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada
manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan
sekaligus menguasai hewan, terutama kemampuan menghayati kebahagiaan
pada manusia.
Korelasi antara manusia dan pendidikan dapat terlihat pada pernyataan: semua
sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan dan berkat pendidikan, maka sifat hakikat dapat ditumbuh
kembangkan secara selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang
utuh.