Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Ketahanan Pangan
merupakan suatu kondisi pemenuhan pangan terdiri dari ketersediaan pangan yang
cukup, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
Jika rumah tangga tidak aman pangan, sulit untuk melihatnya aman pada
level nasional
14
15
tangga.
Sesuai dengan definisi ketahanan pangan dari World Food Summit tahun
perdangangan bersih.
harga.
16
c. Pemanfaatan Pangan
gizi rumah tangga. Status ketahanan pangan rumah tangga dapat berubah
mengalami penyesuaian dari suatu kondisi tertentu yang dapat diukur melalui
pangan. Jika dalam rumah tangga tidaktahan pangan, maka kondisi ketidak tahan
17
mengahadapi masalah pangan. Semakin banyak orang harus mengatasi, maka orang
kurang pangan pada pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh wanita (D. G.
dikembangkan oleh Maxwell dan Smith (2003) dengan teori disebut Coping
Strategies Index (CSI). Coping Strategy Index (CSI) merupakan alat ukur indikator
dalam skor angka. Perubahan dalam skor CSI menunjukkan perubahan status
ketahanan pangan apakah menurun atau mengalami perbaikan dimana semakin kecil
skor CSI menunjukkan perbaikan ketahanan pangan yang berarti rumah tangga
• Identifikasi
Penyusunan daftar pertanyaan yang disesuaikan dengan kondisi lokasi/budaya
Tahap 1
• Frekuensi
Mengukur frekuensi relatif dari strategi dengan metode recall 30 hari
Tahap 2
• Kategori
Membuat kategori kecenderungan perilaku dan melakukan pembobotan
Tahap 3
Tahapan 1: Identifikasi
daftar pertanyaan yang relevan pada lokasi penelitian. Berikut daftar penyusunan
1) Perubahan makanan
melalukan coping strategy. Frekuensi diperoleh nilai tengah atau range dari “tidak
pernah” ke “setiap hari” dalam rumah tangga, kemudian memberikan nilai pada
1 2 3 4 5
Hampir setiap Kadang-kadang Sekali-kali Jarang Tidak pernah
hari (3-6 hari/minggu) (1-2 hari/minggu) (<1 hari/minggu) (0 hari/minggu)
c. Tahap 3: Kategori
berikut:
coping mengenai apakah mereka termasuk yang sangat berat dan sangat kurang
berat atau ringan, kemudian menanyakan kepada kelompok strategi lain yaitu
4) Membuat focus group discussion (FGD) minimum 6-8 yang mewakili kelompok
persepsi tentang berat tidaknya strategi yang digunakan oleh individual. Secara
paling banyak.
melakukan analisis CSI yaitu dengan mengalikan frekuensi relatif dengan bobot
diterapkan ditingkat rumah tangga. Menurut Chambers dan Conway (1992) Sustainable
Livelihood merupakan pencaharian yang terdiri dari kemampuan, aset (sumber daya dan
akses) dan kegiatan yang dilakukan sebagai sarana untuk hidup. Penghidupan yang
oleh Institute for Development Studies (IDS) and the British Department for International
23
Development (DFID) yang menyebutkan bahwa mata percaharian yang terdiri dari
kemampuan, aset (termasuk material dan sumber daya sosial) dan kegiatan yang
dibutuhkan untuk sarana hidup. Mata pencaharian yang berkelanjutan sehingga dapat
mengatasi dan memulihkan dari tekanan dan guncangan, memelihara atau meningkatkan
b. livelihood aset yaitu berkaitan dengan identifikasi lima aset utama yang dimiliki
seseorang. Konsep ini berupaya mencari manfaat secara tepat serta memahami
secara realistik kekuatan seseorang (aset atau capital endowment) dan bagaimana
memberikan informasi tentang aset seseorang secara visual. Terdapat lima aset,
yaitu modal manusia, modal alam, modal keuangan, modal fisik, modal sosial.
1. Modal alam adalah ketersediaan sumber alam seperti tanah, air, pohon, hutan,
yang tidak berwujud seperti udara dan lainnya yang ketersediaanya bermanfaat
untuk penghidupan.
bisa dari tabungan yang dimiliki baik tabungan tunai, tabungan di bank atau
asset likuid seperti ternak dan perhiasan. Selain tabungan modal finansial juga
bisa berupa kredit atau pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan atau
25
non keuangan seperti kumpulan dan sejenisnya serta aliran dana selain
3. Modal fisik meliputi sarana infrastruktur dan sarana lainnya yang mendukung
4. Modal sosial merupakan hubungan yang dimiliki atau diikuti oleh masyarakat
lebih luas.
Secara konseptual hubungan antara aset-aset rumah tangga miskin adalah semakin
besar akses atau kepemilikan seseorang terhadap aset yang dimiliki, maka seseorang akan
lebih berdaya untuk meningkatkan pendapatan. Keadaan ini dapat meningkatkan dan
lebih berkelanjutan.
4. Kemiskinan
mampuan akses secara ekonomi, sosial, budaya, politik dan partisipasi dalam masyarakat.
adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya
bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelompok orang
pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman
tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial
dan politik.
27
besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. Dalam konteks itu,
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok
tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air
hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan
500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat
SD.
28
14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.
500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau
dimensi yaitu:
tingkat dan distribusi modal manusia serta aset sosial dan fisik yakni kurangnya
kesempatan di pasar.
Transfers (CCT).
Menurut pedoman umum PKH (2012) Sasaran PKH adalah RTSM dan
rentan yang terdaftar dalam data terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
1. Ibu hamil/menyusui,
3. Anak SMA /MA atau sederajat, dan anak usia enam sampai 21 tahun
dengan kriteria lanjut usia diutamakan mulai dari 60 (enam puluh) tahun,
tersebut, PKH menjadi model jaminan yang unik. Di satu sisi, PKH
kepada RTSM secara tunai melalui Kantor Pos dimaksudkan agar penerima
dilakukan oleh studi Demeke et al (2011). Studi ini menjelaskan secara ekplisit
secara eskplisit namun menggunakan sebagian dari konsep SLF antara lain oleh
(2011; Shahid dan Siddiqi (2011); Guo (2011); Shaw et all (2001) dan
Purwaningsih (2010).
Shaw et all (2001) Pengaruh Tabungan pada Dependen Regresi tabungan memfasilitasi keputusan
konsumsi, produksi dan Konsumsi Pedesaan Malawi rumah tangga yang cenderung untuk
ketahanan pangan di Malawi dan ketahanan pangan meningkatkan keamanan rumah tangga
Independen dalam jangka panjang
Tabungan tabungan memungkinkan rumah tangga
untuk menanggung risiko secara
bertahap lebih besar dan tumbuh
tanaman lebih.
Uzma Iram dan Muhammad Menganalisis pengaruh Dependen : Ketahanan Regresi Logistik Variabel independen meliputi usia ibu,
S. Butt ketahanan pangan pangan rumahtangga (kalori jumlah ruang per kapita, akses terhadap
Determinants of household rumahtangga di pakistan perkapita) air bersih dan pendapatan secara
food security : An Empirical individu memberikan pengaruh positif
Analysis for Independen : Perumahan, terhadap ketahanan pangan.
Usia Ibu, Pendidikan Ibu,
Jumlah ruang perkapita, variabel independen yang meliputi
Ketiadaan fasilitas toilet, ketiadaan fasilitas toilet dan pendidikan
akses terhadap air bersih, ibu rumahtangga secara individu
pendapatan memberikan pengaruh negatif terhadap
ketahanan pangan
35
7. Kerangka Berfikir
diukur oleh Coping Strategies Index (CSI), dimana semakin besar nilai CSI,
pangan. Oleh karena itu, hubungan antara variabel independen melalui posisi
meliputi aset rumah tangga sangat miskin (aset finansial, aset alam, aset fisik,
aset manusia, aset sosial) yang dalam penelitian ini akan fokus pada aset
finansial yaitu aset finansial tabungan, aset finansial hutang. Selain itu,
serta lama pendidikan ibu terhadap ketahanan pangan saat terjadi kerentanan
keluarga, dan lama pendidikan ibu untuk mencapai ketahanan pangan di saat
pangan adalah Coping Strategies Index yang menunjukkan strategi atau upaya
kerentanan. Semakin besar nilai indeks CSI akan cenderung semakin rawan
pangan sebuah rumah tangga. Ketahanan pangan adalah outcome dari hasil
8. Hipotesis
berasal dari langkanya likuiditas (Demek et al. 2011). Selain itu tabungan
(Shaw and Nagarajan 2011). Menurut Guo (2011) pada rumah tangga
37
pangan.
Modal finansial berupa hutang atau pinjaman dapat digunakan pada saat
dibutuhkan termasuk saat terjadi goncangan, yang meliputi gagal panen akibat
bencana alam, kehilangan ternak, kematian atau penyakit dari anggota keluarga
untuk memperlancar konsumsi mereka atau untuk tujuan lain. Namun, memiliki
c. Pengaruh Pekerjaan
pekerjaan petani dan bukan petani. Keluarga yang memiliki mata pencaharian
mengurangi kegiatan di sektor pertanian. Selain itu upah dari pekerjaan bukan
pertanian yang diperoleh belum tentu sepadan dengan penurunan pendapatan dari
d. Pengaruh Pendapatan
menghadapi rawan pangan (Guo 2011). Oleh karena itu pendapatan diperkirakan
keluarga lebih banyak. Namun di sisi lain, jumlah keluarga akan meningkatkan
menempuh pendidikan. Pendidikan ibu yang lama atau lebih tinggi memberikan
kemampuan kepada ibu rumah tangga untuk melakukan pembelian pangan yang
untuk dapat melakukan pengelolaan dan pengaturan pangan yang lebih baik