Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN

BERCOCOK TANAM
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta

PASAL 2
(1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak
Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang
timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 72
(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1)
dan ayat (2) dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000.00 (Satu Juta
Rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah).
(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana
dimaksud pads ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000.00
(lima ratus juta rupiah).
PANDUAN
BERCOCOK TANAM

Deny Pradana Saputro, M.Pd.


Octa Risandes
Meliana Fannisa
Fikri Fajriandra
Muhammad Yusri
Anggi
Rahmad Ramadhan
Sheryn Julia
Eka Novriadi S
Yossi Arimbi
Nurul Fadhilla

Penerbit
Natika Pekanbaru
2020
PANDUAN
BERCOCOK TANAM
Penulis :
Deny Pradana Saputro, M.Pd.
Octa Risandes
Meliana Fannisa
Fikri Fajriandra
Muhammad Yusri
Anggi
Rahmad Ramadhan
Sheryn Julia
Eka Novriadi S
Yossi Arimbi
Nurul Fadhilla

© Hak Cipta pada Penulis

Sampul dan Tata Letak : Fikri Fajriandra


Foto : Tim Kukurta Balek Kampung UNRI 2020.
Penerbit Natika, Agustus 2020

Alamat Penerbit
Jl. Kesadaran, Pekanbaru- Riau (28281), Indonesia
e-mail: natikaprint@gmail.com

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Cetakan Pertama : Agustus 2020

35+viii hlm ; 15,5 x 23cm

ISBN 978-623-93080-4-9
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada sehingga dapat
diselesaikanlah Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Balek
Kampung Kelurahan Labuh Baru Barat serta juga
dengan telah diselesaikannya buku panduan ini.
Kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah ikut andil dalam
penulisan buku ini, yaitu Octa Risandes, Meliana
Fannisa, Fikri Fajriandra, Muhammad Yusri, Anggi,
Rahmad Ramadhan, Sheryn Julia, Eka Novriadi S,
Yossi Arimbi dan Nurul Fadhilla selaku anggota Tim
Kukurta Balek Kampung UNRI 2020. Kemudian,
ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada warga
Kelurahan Labuh Baru Barat yang telah membantu
terlaksananya kegiatan Kukerta. Penulisan dari buku ini
memiliki tujuan sebagai luaran atau salah satu hasil dari
pelaksanaan Kukerta oleh tim dan juga agar dapat
menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan cocok
tanam.

v
Semoga buku panduan ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua. Kami menyadari bahwa buku ini tidak
luput dari kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan agar menjadi
lebih baik di masa mendatang.

Pekanbaru, Agustus 2020

Penulis

vi
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................... v


Daftar Isi ..................................................................................... vii
Daftar Gambar ......................................................... viii

Pendahuluan ............................................................ 1
Bagian 1. Panduan Sederhana Membuat Pupuk
Organik .................................................................... 3
A. Pembuatan Pupuk Cair Mikro Organisme
Lokal (MOL) ................................................ 4
B. Proses Pembuatan Pupuk Kompos ................ 11
Bagian 2. Panduan Pembuatan Media Tanam ........... 15
Bagian 3. Panduan Penyemaian Benih ..................... 18
Bagian 4. Perawatan Tanaman ................................. 24
A. Perawatan Penyemaian ................................. 24
B. Pencegahan Hama ........................................ 25

Daftar Pustaka.......................................................... 34

vii
Daftar Gambar

Gambar 1 ................................................................. 3
Gambar 2 ................................................................. 3
Gambar 3 ................................................................. 4
Gambar 4 ................................................................. 6
Gambar 5 ................................................................. 8
Gambar 6 ................................................................. 11
Gambar 7 ................................................................. 15
Gambar 8 ................................................................. 27
Gambar 9 ................................................................. 28
Gambar 10 ............................................................... 30
Gambar 11 ............................................................... 31
Gambar 12 ............................................................... 32

viii
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Di tahun 2019-2020 sekarang ini negara Indonesia
maupun negara lain mengalami wabah yang menyebabkan
turunnya perekonomian masyarakat. Hal ini berdampak pada
masyarakan menengah ke atas maupun menegah kebawah.
Dampak yang paling besar dirasakan oleh masyarakat
menengah kebawah . karena masyarakat menengah kebawah
kebanyakan berprofesi sebagai karyawan swasta dan
perusahaan banyak yang mengurangi pegawainya atau kita
sebut saja PHK dikarenakan menurunya perekonomian tadi.
Pengurangan tenaga kerja pasti akan berdampak juga
pada hasil produksi yang akan berdampak pengurangan
produksi, kenaikan harga dipasaran dan juga stock produk
dipasaran. Apalagi bila hal tersebut terjadi pada 3 aspek
penting kita ya itu sandang, pangan dan papan. Mungkin
beberapa dari kita tidak akan ambil pusing dengan
mengatakan “kenapa tidak impor saja dari luar, bukankah itu
lebih mudah“. Memang mudah tapi apa kita harus terus
bergantung dengan barang impor dari negara lain padahal
potensi negara kita amat besar. Contonya disektor perikanan
kita, bahkan kita disebut negara maritim negara dengan

1
banyak pulau, bisa kita lihat berapa besar potensi kita.
Disektor pertanian kita berapa besar luarnya lahan
perkebunan dan persawahan kita. Tidak usah muluk-muluk
untuk kita menanam 1-2 hektar cukup kita menana untuk
keperluan dapur itu sudah sangat membantu perekononim
kita.
Dewasa ini sudah banyak sekali cara terobosan-
terobosan baru tancang pertanian di lahan yang sempit
bahakan haya memanfaatkan sela-sela/pigiran perkarangan
rumah. Tidak hanya terobosan cara menanam adajuga
tananan-tanaman yang di perlakukan secara organik. Bukan
hanya lebih sehat akan tetapi lebih ramah lingkungan dan
juga dapat mengurangi sampah-sampah oraganik karena kita
ubah menjadi pupuk.

2. Tujuan dan manfaat


Buku ini di tujukan untuk masyarakat yang kurang
berpengalaman dalan mengolah tanamam dan bertujuan
untuk mempermudah orang untuk melakukan cocok tanam
yang sederhana. dan dapat bermanfaat untuk apa bila
masyarakat mau melakukan budaya cocok tanam dirumah ,
itu sangat bermanfaat untuk mengurangi pengeluraan belanja
bahan dapur.

2
BAGIAN 1
Panduan Sederhana Membuat Pupuk
Organik

Mungkin sebelum cara membuat pupuk kita


berkenalan dulu dengan pupuk sedikit tentang pupuk karena
pepatah baru bilang tak kenal maka ta’aruf. Dari beberapa
literatus pupuk di definisikan dengan kalimat yang berbeda
tetepi dengan makna yang sama yaitu bahan yang di
tambahkan ke dalam tanah untuk menambahkan unsur-unsur
hara untuk pertumbuhan tumbuhan. Pupuk juga dari
bentuknya ada 2 ya itu cair dan padat sedangkan dari unsur
penyusunya ada organik dan anorganik.

Gambar 1 : pupuk kimia Gambar 2 : pupuk organik


(anorganik) Republika.co.id
Agrotanicipanas.blogspot.com

3
Dibagian ini kita sengaja mengambil untuk pembutan
pupuk organik, bukan karena lebih simpel tetepi juga lebih
ramah lingkungan dan juga mudah dikerjakan walaupun akan
ada bau-bau kurang sedap.

A. Pupuk Cair Mikro Organisme Lokal (MOL)


1. Limbah Hijau (Limbah Sayuran)

Gambar 3 : limbah organik rumah rangga


https://8villages.com
Untuk yang pertama kita menggunakan Limbah
Hijauan Sayuran / Limbah Dapur.
Proses pembuatan MOL dari limbah hijau atau sayuran
Alat:
1. Drum plastik, ember ,dan sebagainya
2. Plastik transparan
Bahan :
1. Limbah Sayuran Hijauan (Kol, Cesin, Vetsay, Mentimun,
bayam, kangkung dll),

4
2. Garam : 5 % dari berat bahan ( 5 Kg), · Gula merah 2 %
dari cairan setelah diproses selama 24 hari,
3. Air cucian beras

Cara Pembuatan :
1. Limbah sayuran hijauan diiris-iris hingga menjadi
potongan-potongan kecil dan masukan kedalam drum
plastik, setiap lapisan setebal 20 cm dan taburkan garam
sampai rata, lanjutkan dengan berlapis-lapis seperti
diatas sampai kedua bahan habis.
2. Tambahkan air cucian beras sebanyak 5 liter,
3. Tambahkan gula sebanyak 1 ons dan diaduk hingga rata.
4. Drum ditutup rapat dengan plastik dan diatasnya diberi
air sehingga tampak plastik cekung terisi air.
5. Setelah 3-4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan
berwarna kuning kecoklatan, baunya segar dan jika
diukur PH nya 3- 5 .

Cara Penggunaan :
1. Pengomposan : jika akan digunakan untuk mempercepat
penghancuran Bahan Organik campurkan 1 liter cairan
ditambah 10 liter air tawar tambahkan gula 2 ons dan

5
cairan siap di siramkan pada bahan organik yang akan
dikomposkan.
2. Penyemprotan pada tanaman : 400 cc cairan dicampur
dengan 14 liter air tawar (1 tangki semprotan) dan diaduk
rata , semprotkan pada pagi atau sore hari (hindari
sengatan cahaya matahari pada siang hari) pada berbagai
jenis tanaman, jika tanaman padi pada umur 10 hari, 20
hari, 30 hari dan 40 hari setelah tanam.

2. Anak Bambu/Rebung

Gambar 4 : rebung bambu (Bambusa vulgaris)


https://www.indozone.id/

Nah sudah tau kan untuk pembutan mol dari sayuran


selanjutnya kita coba mengubah bahannya dari senjata nenek
moyang kita yang dipakai untuk melawan penjajah dulu, tapi
kita pake yang masih mudanya. yang masih imut-imut, yapp
dengan anak bambu/ rebung.

6
Proses pembuatan MOL dari anak bambu/rebung
Bahan :
1. 2 buah rebung bambu kurang lebih 3 kg,
2. Air apa saja, tapi yang lebih bagus Air beras 5 liter,
3. 1 buah maja atau disebut labu aceh, jika tidak ada buah
maja bisa diganti dengan gula merah 1,5 ons.

Cara Pembuatan :
1. Rebung yang telah kita siapkan di hancurkan atau di iris
tipis lalu di masukan ke ember/tong.
2. Haluskan buah maja lalau campurkan dengan rebung
bambu tadi, atau tambahkan gula merah yang telah
dihaluskan dan aduk sampai rata,
3. Rendam dengan air , atau air cucian beras sebanyak 5
liter.
4. Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang
plastik yang disambungkan dengan air yang berada pada
botol. Biarkan selama 15 hari.

Cara Penggunaan :
1. Pengomposan : dapat digunakan sebagai dekomposer
dengan konsentrasi: 1 : 5 (1 liter cairan MOL ditambah
dengan 5 liter air), tambahkan gula merah 1 ons dan aduk

7
hingga rata, disiramkan pada saat proses pembuatan
kompos.
2. Penggunaan pada tanaman : penyemprotan dilakukan
pada pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan
dicampur dengan 14 liter air tawar pada umur 10 hari, 20
hari 30 dan 40 hari setelah tanam.

3. Keong Mas ( Siput Murbey)


Yang selanjutnya adalah dengan menggunakan keong
mas, kalau tidak tau keoang mas itu siput yang biasa ada di
parit depan rumah atau rawa-rawa.

Gambar 5: keong mas(Pomacea canaliculata Lamarck)


https://bisnisukm.com/

8
Proses pembuatan MOL Keong Mas(Siput Murbei)
Bahan :
1. keong mas yang masih segar 5 kg,
2. Buah maja matang 2 buah ( jika tidak ada dapat diganti
dengan gula merah 1 kg atau juga bisa dengan air tebu 1
liter)
3. Air kelapa 10 liter, ingat ya yang tua kalau yang muda
untuk di minum.

Cara Pembuatan :
1. Hancur keong mas dan masukan dalam tong plastik,
2. Lalu hancurkan buah maja dan campurkan,
3. Masukan 10 liter air kelapa dan aduk hingga rata.
4. Tutup rapat dengan plastik dan berikan selang plastik
sambungkan pada botol yang telah berisi air.

Cara Penggunaan :
1. Pengomposan : pencampuran dengan konsentrasi 1 : 5 ( 1
liter cairan MOL ditambah dengan 5 liter air tawar),
tambahkan 1 ons gula merah, aduk rata dan siramkan
pada bahan organik yang mau dikomposkan.
2. Penggunaan pada tanaman : dapat disemprotkan pada
berbagai tanaman dengan konsentrasi 400 cc dicampur

9
dengan 14 liter air tawar. Pada tanaman padi sejak fase
vegetatif hingga generatif (umur 10, 20, 30, 40 atau umur
setelah fase masak susu), MOL keong mas ini dapat
dicampur dengan MOL lainnya. Disemprotkan pada
pagi/sore hari, hindari penyemprotan pada siang hari
(terik matahari).

4. Buah Maja ( Labu Kaye/Aceh)


Proses pembuatan MOL dari buah maja
Bahan :
1. 5 buah Labu Kaye/Maja yang matang,
2. 30 liter air beras,
3. 20 liter urine sapi/ Kebau/Kambing atau Kelinci.

Cara Pembuatan :
1. Haluskan buah maja dan masukan pada drum/tong
plastik,
2. Campurkan 30 liter air beras dan 20 liter urine sapi,
diaduk hingga rata. Lalu tutup rapat dengan plastik,
3. Masukan selang plastik (diameter 0,5 cm) sambungkan ke
dalam botol yang sudah berisi air.
4. Simpan selama 15 hari.

10
Cara Penggunaan :
1. Untuk pengomposan : 1liter MOL Maja dicampur dengan
5 liter air, tambahkan 1 ons gula merah dan aduk hingga
rata, siramkan pada bahan organik yang akan
dikomposkan hingga rata.
2. Penggunaan pada tanaman : Penyemprotan dilakukan
pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc ditambah
dengan 14 liter air tawar, aduk hingga rata. Disemprotkan
pada umur tanaman padi : 10 hari, 20, 30, 40 dan fase
akhir pembungaan (generatif).

B. Proses Pembuatan Kompos

Gambar 6 : Pupuk kompos

Kompos adalah hasil fermentasi dari berbagai macam


bahan organik seperti hewan, tanaman dan limbah organik

11
lainnya. Pupuk kompos juga biasa kita sebut dengan pupuk
organik karna terbuat dari bahan-bahan organik.

Proses pembuatan kompos yang dikembangkan adalah


melalui 2 cara yaitu:
1. Kompos Dengan Cara Berlapis
Bahan :
1.Sisa tanaman, Hijauan,
2.Kotoran hewan,
3.Serbuk gergaji,
4.Kapur (CaCo3),
5.MOL.

Pembuatan/Penyusunan bahan :
1.Semua bahan yang besar-besar dan panjang-panjang di
potong-potong/dicincang
2.Letakan dan susun bahan-bahan diatas tempat/ tanah yang
terhindar dari genangan air.
3.Lapisan ke 1 letakan/sebarkan sisa tanaman seperti jerami
setebal maksimal 30 Cm, · Sirami dengan MOL hingga
bahan dalam kondisi lembab (tidak terlalu basah dan tidak
kering),

12
4.Letakkan bahan organik lain dilapisan ke2 serbuk gergaji,
sirami dengan MOL, · Lapisan ke 3 kotoran hewan, sirami
dengan MOL,
5.Lapisan ke 4 bahan lainnya dan terus diikuti dengan mol
dan · Paling atas taburi kapur dengan rata, hingga
mencapai ketinggian 1M,
6.Pada saat menyusun bahan letakan bambu dan pada
ruas/bukunya dilubangi agar sirkulasi udara berjalan
dengan baik dengan jarak antara bambu yang satu dengan
bambu yang lain 50 cm.
7.Jika perlu tutup dengan terpal untuk menambah
kelembaban agar cepat terjadi proses penghancuran oleh
mikro organisme.
8.Biarkan selama 3 hari, dan lakukan pengontrolan terhadap
kelembaban dan suhu udara jika terlalu panas atur suhu
dengan membalikkan bahan tersebut, jika terlalu basah
tambahkan dedak, dan jika terlalu kering tambahkan MOL.
9.Selanjutnya tinggal menunggu kompos matang/ jadi.

2. Kompos Dengan Cara Campur


Bahan :
1.Sisa tanaman, Hijauan,
2.Kotoran hewan,

13
3.Serbuk gergaji,
4.Kapur (CaCo3),
5.MOL.

Cara Pembuatan :
1.Semua bahan di campur/aduk hingga rata dan tambahkan
MOL sampai benar-benar basah/lembab,
2.Simpan pada tempat yang tidak tergenang dan aman dari
sinar matahari atau hujan, · Letakan bambu-bambu
pengatur sirkulasi udara dengan jarak dari bambu ke bambu
50 cm,
3.Tutup dengan terpal untuk mempercepat penghancuran oleh
mikro organisme. · Kontrol setelah 3 hari terhadap suhu,
jika terlalu panas balikan bahan-bahan tersebut, jika terlalu
basah tambahkan dedak dan bila terlalu kering tambahkan
MOL.
4.Selanjutnya tunggu hingga kompos matang/jadi.

14
Bagian 2
Panduan Pembuatan Media Tanam

Faktor pendukung yang berpengaruh dalam peroses


bercocok tanam adalah media tanam. Media tanam juga
menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman yang akan
mempengaruhi hasil produksi.
Jenis-jenis media tanam sangat banyak dan beragam.
Apalagi dengan berkembangnya berbagai metode bercocok
tanam seperti hidroponik dan aeroponik. Bahan yang
digunakan merupakan bahan yang banyak tersedia di alam
dan bisa dikerjakan sendiri.

Gambar 7 : Tanah Humus

Untuk membuat media tanam yang baik diperlukan


unsur tanah, bahan pengikat atau penyimpan air, serta

15
penyedia unsur hara. Bahan baku yang akan digunakan
adalah tanah top soil, kompos, dan arang sekam.
Berikut cara membuat media tanam organik dengan
mudah:
1. Siapkan tanah yang gembur yang berwarna gelap dan
usahakan ambil di bagian atas. Lalu ayak tanah menjadi
butiran-butiran halus dan usahan tanah dalam keadaan
kering sehingga tidak menggumpal. Tanah yang
menggumpal nantinya akan menyebabkan bahan-bahan
tidak tercampur merata.
2. Siapkan kompos yang telah matang, lalu ayak kompos
atau humus tersebut sehingga menjadi butiran halus.
Untuk komposnya sendiri bisa dari jenis kompos biasa,
bokashi, atau kompos takakura.
3. Siapkan arang sekam (sekam yang telah di bakar)
4. Campurkan tanah, kompos, dan arang sekam dalam
sebuah wadah ataupun tanah rata. Komposisi campuran
dengan perbandingan (2:1:1) adalah 2 bagian tanah, 1
bagian kompos dan 1 bagian arang sekam dan aduk
hingga merata.
5. Masukkan campuran tersebut ke dalam pot atau polybag.
Media tanam siap digunakan.

16
Catatan:
Bahan baku tersebut juga bisa dicampur dengan komposisi
perbandingan 1:1:1 atau 2:1:1. Mana yang pas untuk anda,
tentunya tergantung dari jenis tanaman dan ketersediaan
sumber daya.

Media tanam sangat berguna apabila kita ingin


menanam sayuran dalam polybag atau pot. Metode seperti ini
cocok diterapkan di lahan yang terbatas atau lahan sempit.

17
Bagian 3
Panduan Penyemaian Benih

Penyemaian benih adalah menyebar / menyemai /


menanam benih di media/tempat semai sampai benih/bibit
tersebut tumbuh cukup besar, yaitu memiliki 2-7 helai daun
(tergantung jenis tanamannya). Setelah itu barulah bibit
tersebut ditanam di tempat yang sesungguhnya (tempat yang
tentunya sudah dipersiapkan). Berikut tahapan penyemaian
yang baik:

1. Memilih Wadah Semai


Wadah semai (tempat penyemaian) yang bisa
digunakan antara lain nampan, tray, polibag, pot, kaleng
bekas, dsb. Yang perlu kita perhatikan untuk penggunaan
wadah semai adalah lubang pada bagian dasar wadah harus
dibuat sehingga dapat terjaga kelancaran sirkulasi air (agar
air berlebih keluar dari media tersebut, sehingga media
semainya tidak becek atau kelebihan air).
Bisa juga bagian samping dari wadah tersebut diberi lubang
untuk lebih memperlancar sirkulasi air.

18
2. Media Semai
Media semai yang kita gunakan adalah media yang
telah kita buat tadi dengan komposisi perbandingan tanah
humus, kompos matang, arang sekam 2:1:1. Jika memang
tidak sempat kita dapat menggunakan/membeli di pasaran. Di
pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah
berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung
untuk menyemai benih tersebut.
Sebelum kita menggunakan media tanam yang dibeli
di pasaran, lebih baik media tanam tersebut kita dibuka dan
diamkan selama 1 hari di tempat teduh / terbuka
yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Hal
ini bertijuan untuk mendinginkan tanah yang ada di dalam
kemasannya, barulah kemudian media tanam tsb siap
digunakan. Yang terpenting, ketika benih atau bibit
dimasukkan ke media semai, media semainya harus gembur
(tidak padat dan keras), sehingga akar bibit/benih akan
tumbuh leluasa menembus media semai tsb.

3. Menyemai Benih (Belum Bertunas)


Yang kita maksud benih belum bertunas adalah benih
yang tidak melalui proses germinasi (perkecambahan). Jadi
benar-benar masih berbentuk biji tanaman/tumbuhan.

19
Sebelum menebar benih, sehari sebelumnya masukkan media
tanam ke wadah semai (tray/pot/polibag). Kemudian basahi
terlebih dulu media tanam, dan upayakan media tanam dalam
kondisi gembur (tidak padat).

Catatan:
*Untuk benih yang halus seperti butiran pasir, menyemainya
cukup ditaburkan secara merata di permukaan media tanam
dengan diberi jarak antar benih (maksudnya jangan
menumpuk) dan jangan ditutupi lagi dengan media
tanam (tanah).
*Untuk benih berukuran kecil, menyemainya/menanamnya
ditaburkan secara merata di permukaan media tanam dengan
diberi jarak antar benih (maksudnya jangan menumpuk),
lalu tutup benih dengan media tanam tipis-tipis, sehingga
posisi benih sedikit terbenam di media tanam tsb.
*Untuk benih berukuran sedang/besar, masukkan benih
dengan kedalaman 0,2 - 4,5 cm. Kedalaman yang dimaksud
adalah ketebalan tanah yang menutupi benih/biji tersebut.
Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih
dulu sedalam 0,2 - 4,5 cm ditambah ketebalan benih.
Selanjutnya benih diletakkan di dalam lubang tsb, kemudian
tutupi dengan media semai/tanam (tanah) di sekitar benih tsb.

20
Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap
kotak cukup diisi 1 benih (untuk benih ukuran besar). Jika
benihnya ukuran sedang, maka isilah dengan 1-2 benih.
Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus
(sebaiknya menggunakan alat sprayer). Tutup wadah semai
menggunakan plastik bening yang diberi beberapa lubang
kecil, sehingga kelembaban media semai/tanam lebih terjaga.
Jika media semainya (tanahnya) kering dan akan disiram,
buka terlebih dulu plastiknya baru disiram dan tutup kembali.
Ketika nanti sudah muncul tunas atau berkecambah, maka
buka tutup plastik tersebut dan jangan ditutupi lagi dengan
plastik.

4. Menyemai Bibit (Benih Bertunas)


Benih bertunas adalah benih yang sudah bercabang
atau mengeluarkan tunasnya, yang berarti benih itu sudah
melalui proses germinasi (perkecambahan). Sama seperti tadi
sehari sebelum menanam benih bertunas, masukkan media
tanam ke wadah semai (tray / pot / polibag). Selanjutnya
media tanam kita basahi dan upayakan media tanam dalam
kondisi gembur (tidak padat). Lalu masukkan benih bertunas
ke dalam media tanam dengan kedalaman 0,4 - 11 cm
tergantung ukuran benihnya. memasukkannya dengan

21
membuat lubang kecil terlebih dulu sedalam 0,4 - 11 cm,
selanjutnya benih bertunas diletakkan di dalam lubang
tsb. Kemudian tutupi benihnya dengan media tanam (tanah)
di sekitar benih bertunas tsb. Jika menggunakan tray khusus
penyemaian, sebaiknya setiap kotak cukup diisi 1 benih
bertunas.
Jika mengalami kesulit dalam melepaskan benih
bertunas pada media germinasi (kapas/tisu/kain)
karena akarnya melilit kapas/tisu/kain atau takut akar akan
patah ketika dilepaskan dari kapas/tisu/kain. Maka sebaiknya
kita sobek atau gunting kapas/tisu/kain di sekitar benih yang
bertunas, lalu letakkan benih tsb di dalam lubang bersama
kapas/tisu/kainnya. Karna kapas terbuat dari serat kayu
nanatinya akan terurai dan menjadi pupuk tambahan untuk
tanaman. Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus
agar media tidak hancur dan akar tanaman dapat tumbuh
dengan baik.

5. Lokasi Persemaian
Lokasi peletakan wadah semai tergantung dari jenis
biji/benih/bibit tanaman tersebut. Ada tanaman yang
membutuhkan sinar matahari penuh, berarti kita letakan di
lokasi yang terang. Ada yang sebaliknya, tidak kuat jika

22
terkena matahari langsung, berarti harus diletakkan di tempat
yang teduh. Usahakan wadah persemaian terhindar dari
gangguan kucing atau binatang lainnya.

23
Bagian 4
Perawatan Tanaman

1. Perawatan Penyemaian
Perawatan persemaian biasanmya
meliputi penyiraman, penjarangan bibit, serta pencegahan
hama dan penyakit. Ketika persemaian bibit harus
mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk memacu
pertumbuhannya, sehingga persemaian harus dijaga
agar tidak kering dan tidakterlalu basah dengan cara
disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat
spray), dilakukan 1 - 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung
kondisinya. Jika kondisi media tanamnya lembab,
penyemprotan air cukup sekali sehari, bahkan cukup 2 hari
sekali. Penyiraman yang berlebihan justru cenderung lebih
berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman.
Jangan lupa selalu perhatikan pertumbuhan benih , apakah
terlalu rapat atau tidak. Jika benih terlalu rapat maka lakukan
penjarangan dengan memindahkan benih yang terlalu rapat
ke tempat lain.
Penyakit yang menyerang bibit baru tumbuh biasanya
busuk daun dan busuk akar. Pencegahan dapat kita lakukan

24
dengan cara menjaga persemaian tidak terlalu basah serta
menyemprot dengan pestisida yang sesuai. Pada umumnya
ketika melakukab penyiraman berlebihan maka daun akan
mulai menguning dari bagian bawah. Seandainya hal itu
terjadi segera hentikan penyiraman, Sebaliknya, ketika
penyiraman kurang, maka daun akan terlihat layu, kemudian
mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika daun terlihat
layu, berarti kurang penyiramannya, dan ketika daun
menguning berarti kelebihan penyiraman.
Setelah bibit tumbuh cukup besar (memiliki 2-7 helai
daun, tergantung jenis tanamannya), maka bibit
tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam yang
dipersiapkan)

B. Pencegahan Hama
Salah satunya metoda pengendalian terhadap
beberapa jenis OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)
menggunakan bahan-bahan secara alamiah yang dikenal
dengan nama pestisida nabati. Dalam upaya pengembangan
pestisida nabati di tingkat petani agar mampu dikembangkan
diperlukan strategi antara lain :
1. Mudah didapat, bahan baku cukup tersedia , berkualitas,
kuantitas dan kontinuitas terjamin,

25
2. Mudah dibuat ekstrak, sederhana dan dalam waktu yang
tidak lama,
3. Kandungan senyawa pestisida harus efektif pada kisaran
3-5 % bobot kering bahan,
4. Selektif,
5. Bahan yang digunakan bisa dalam bentuk segar/ kering,
6. Efek residunya singkat, tetapi cukup lama efikasinya
7. Sedapat mungkin pelarutnya air (bukan senyawa sintetis),
8. Budidayanya mudah, tahan terhadap kondisi suhu
optimal,
9. Tidak menjadi gulma atau inang hama penyakit,
10. Bersifat multi guna.
Pestisida nabati memiliki cara unik untuk membunuh
hama yaitu dengan cara merusak pertumbuhan telur, larva
dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengusir serangga,
menggangu komunikasi, menolak makan, mengagau
reproduksi betina, memblokir kemampuan makan dan
memcegah pertumbuhan pantogen penyakit. Pestisida nabati
mampu berkerja sebdiri maupun di kolaborasikan dengan
bahan lain.
1. Pembuatan Pestisida Nabati Daun Pepaya
Daun Pepaya (Carica papayal) merupakan bahan
baku dalam pembuatan pestisida nabati ini. Daun Pepaya
mengandung bahan aktif papain sehingga efektif untuk

26
mengendalikan ulat dan hama penghisap. Berikut cara
pembuatan pestisida nabati:

Gambar 8. Daun Pepaya (Timesindonesia.co.id)

Bahan :
1.1kg pepaya
2.Air 20 liter
3.Minyak tanah
4.Detergen
Cara pembuatan
1. Rajang daun pepaya segar hingga halus

2. Rendam dalam 10 liter air

3. Tambah 2 sendok makan minyak tanah, 30 grm detergen

lalu diamkan semalaman.


4. Saring dengan menggunakan kain halus agar mendapat

hasilnya .

27
Cara penggunaannya dengan cara cairan di
semprotkan langsung ke tanaman kita.

2. Pestisida Daun Nimba

Gambar 9. Daun Nimba

Daun Nimba (Azadirachta indica A. Juss)


mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen, dan meliantrol.
Efektif mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri,
nematoda dll. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Bahan :
1.Biji nimba
2.Daun nimba
3.Air

28
Cara pembuatan :
- Dengan biji :
1.Tumbuk halus 200-300 gr biji nimba
2.Kemudian rendam dengan 10 liter air semalam
3.Ketika sudah semalaman aduk rata dan saring dengan kain
halus
- Dengan daun:
1.Tumbuk halus 1 kg daun nimba kering bisa juga dengan
daun segar
2.rendam dalam 10 liter air semalam
3.Ketika sudah semalaman aduk rata dan saring dengan kain
halus.
Cara penggunaannya dengan cara cairan di
semprotkan lansung ke tanaman kita.

3. Pestisida Nabati Daun Sirsak


Daun sirsak (Annona muricata L) mengandung bahan
aktif Annonain dan Resin efektif mengendalikan hama trip.
Berikut cara pembuatannya:
Bahan :
1.Daun sirsak
2.air
3.detergen

29
Gambar 10. Daun Sirsak (republika.co.id)

Cara Pembuatan :
1. Haluskan 50-100 lembar daun sirsak

2. Kemudian rendam ke dalam 5 liter air

3. Tambahkan 15 grm detergen, aduk rata dan diamkan

semalaman
4. Lalu Saring dengan kain halus.

Cara penggunaan dengan di cairkan kembali ke 10-15


liter air di semprotkan langsung ke tanaman kita.

4. Pestisida Nabati “Srikaya (Annona squamosa)”


Srikaya megandung annonain dan resin. Efektif untuk
mengendalikan ulat dan hama penghisap.

30
Gambar 11. Buah Srikaya (hot.liputan6.com)
Bahan :
1. Biji srikaya

2. air

3. detergen

Cara pembuatan :
1. haluskan 15-25 gr biji srikaya

2. masukan kedalam 1 liter air

3. tambahkan 1 gr detergen lalu aduk rata

4. rendam 1 malam kemudian saring dengan kain halus

Cara penggunaannya dengan cara cairan di


semprotkan lansung ke tanaman kita

31
5. Pestisida “Bawang Putih (Allium sativum)”

Gambar 12. Bawang Putih (cnnindonesia.com)

Pestisida nabati bawang putih efektif untuk


mengendalikan beberapa hama. Cara pembuatan pestisida
nabati bawang putih sebagai berikut:
Bahan :
1.bawang putih
2.air
3.detergan
4.minyak tanah

Pembuatan :
1. Parut/cacah 100 grm bawang putih

2. Kemudian campur dengan 0,5 liter air

32
3. Tambahkan 10 grm detergen dan 2 sendok teh minyak

tanah.
4. Didiamkan selama 24 jam

5. saring dengan kain halus

6. Encerkan larutan hasil penyaringan hingga 20 kali


volumenya dan semprotkan ke tanaman lalu siram langsung
ke tanaman kita.

33
Daftar Pustaka
Pakpahan, Aknolt Kristian. Covid-19 Dan Implikasi Bagi
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Jurnal Ilmiah
Hubungan Internasional (2020). 59-64.
Wakhidati, Yusmi Nur, et al. Dampak Pandemi Covid 19
Pada Restrukturisasi Tenaga Kerja Pada Usaha
Ayam Broiler Pola Kemitraan Di Kabupaten
Prosiding Seminar Teknologi Agribisnis Peternakan
(Stap) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman. Banyumas. Vol. 7. 2020.
Hadisuwito, Sukamto. Membuat pupuk organik cair. Agro
Media. 2012.
Augustien, Nora, and Hadi Suhardjono. Peranan berbagai
komposisi media tanam organik terhadap tanaman
sawi (Brassica juncea L.) di polybag. Agritrop:
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of Agricultural
Science). 14.1 (2016).
Herman, Teguh Adiprasetyo Bandi Hermawan Welly, and
Zainal Arifin. Pelatihan Pembuatan Media Tanam
Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Lokal Di
Kelurahan Beringin Raya Kota Bengkulu. Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat DEWANTARA 3.1
Februari (2020): 37-40.

34
Paeru, R. H., et al. Panduan Praktis Bertanam Sayuran di
Pekarangan. Penerbit Swadaya Grup. 2015.
Sudarmo, Subyakto, and Sri Mulyaningsih. Mudah
Membuat Pestisida Nabati Ampuh. Agro Media,
2014.

35

Anda mungkin juga menyukai