Ny. Dina 25 tahun dan Tn. Sahid 27 tahun berasal dari suku Melayu memiliki seorang anak
bernama Nina usia 5 tahun yang didiagnosis oleh dokter spesialis anak menderita thalasemia
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah tepi dan analisis hemoglobin
dan setiap 20 hari sekali harus menjalani transfusi darah. Atas anjuran bagian Obgyn (obstetri
dan ginekologi) RSMH mereka datang ke Klinik Genetika FK Unsri untuk konsultasi karena ingin
mempunyai anak lagi yang diharapkan tidak menderita thalasemia.
Di klinik Genetika, dilakukan pengambilan darah vena Ny. Dina dan Tn. Sahid serta darah vena
Nina. Hasil pemeriksaan mikroskopik dan DNA didapatkan:
1. Ny. Dina
- Analisis DNA: heterozigot HbE yaitu mutasi Gen Globin Beta Kodon 26 dari GAG
(glutamat) menjadi AAG (lisin).
2. Tn. Sahid
- Morfologi RBC: sangat anisopoikilositosis, cukup sering ditemukan Sel Target, tear
drops dan ovalocytosis dan stomatocyte.
- Analisis DNA: heterozigot mutasi Gen Globin Beta Kodon 41-42 berupa delesi TTCT
dan heterozigot mutasi Southeast Asian Ovalocytosis berupa delesi 27 bp gen AE-1.
3. Nina
- Analisis DNA: Heterozigot HbE yaitu mutasi Gen Globin Beta Kodon 26 dari GAG
(glutamat) menjadi AAG (lisin) dan Heterozigot mutasi Gen Globin Beta Kodon 41-
42 berupa delesi TTCT.
I. KLARIFIKASI ISTILAH.
Pemeriksaan darah tepi : proses untuk menguji struktur atau permukaan darah di luar
sentral.
Gen globin beta kodon : gen yang mengatur pembentukan hemoglobin pada sel darah
merah dalam tubuh manusia.
1. Ny Dina dan tuan Sahid berasal dari suku melayu memiliki seorang anak yang menderita
thalasemia.
4. Ny Dina dan tuan Sahid berkonsultasi ke klinik genetic karena ingin mempunyai anak lagi dan
diharapkan tidak menderita thalasemia.
5. di klinik genetika , dilakukan pengambilan darah vena ny Dina, tuan Sahid , dan Nina untuk
mendapatkan hasil mikroskopik (morfologi RBC) dan analisis DNA.
III. ANALISIS
Jawab : Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel
darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120
hari). Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia
diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan
hilang, dan infeksi berulang. Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan
sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi
hemoglobin sebagaimanamestinya. Hemoglobin merupakan protein kaya zat
besi yang berada di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkannya sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin berkurang atau
tidak ada, maka pasokan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
tubuh tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak
mampu lagi menjalankan aktivitasnya secara normal.Thalasemia adalah
sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan
pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk
hemoglobin. Thalasemia adalah penyakit yang sifatnya diturunkan. Penyakit ini,
merupakan penyakit kelainan pembentukan sel darah merah.
Jawaban:
- Keluhan Utama
- Riwayat pertumbuhan
Jawaban :
c. Apa saja yang ditemukan pada saat pemeriksaan darah tepi pada penderita thalasemia?
Jawaban:
Jawaban:
Jawab:
Karena pada penderita thalassemia terjadi perubahan atau mutasi gen, yaitu
pembawa kode genetic untuk pembuatan hemoglobin. Akibatnya kualitas sel
darah merah tidak baik dan tidak dapat bertahan hidup lama. Tidak bias
bertahan sepanjang hidup sel darah merah normal. Sehingga harus mendapat
transfusi darah seumur hidup untuk mengatasi anemia mempertahankan
kadar hemoglobin 9-10%.
Jawaban:
Jawaban :
Ny. Dina dan tn. Sahid melakukan konsultasi diklinik genetika, karena
ny. Dina dan tn. Sahid ingin memiliki keturunan lagi yang normal.
1. diagnosis prenatal
Diagnosis post natal disebut uji tapis pada bayi baru lahir dilakukan
pada penyakit-penyakit tertentu yang sulit didiagnosis karena
asymptomatis tetapi dapat disembuhkan bila dilakukan deteksi dini.
3. diagnostik presimptomatik
4. konseling genetika
b. Seberapa besar kemungkinan ny Dina dan tuan Sahid mempunyai anak normal?
Jawaban:
Setiap sifat dan fungsi fisik pada tubuh kita dikontrol oleh gen, yang
bekerja sejak masa embrio. Gen terdapat di dalam setiap sel tubuh kita.
Setiap gen selalu berpasangan. Satu belah gen berasal dari ibu, dan yang
lainnya dari ayah. Diantara banyak gen dalam tubuh kita, terdapat
sepasang gen yang mengontrol pembentukan hemoglobin pada setiap
sel darah merah. Gen tersebut dinamakan gen globin.
Th : Gen Thalasemia
th : Gen normal
Thth : normal
Tn Sahid (Thth) >< Ny Dina (Thth)
G : Th Th
th th
Jawaban :
Pada tn. Sahid mengalami mutasi gen globin beta kodon 41- 42
berupa delesi TTCT yang juga dapat mengakibatkan perubahan
penyandian kodon menjadi asam amino. dan mutasi southeast asian
ovalocytosis berupa delesi 27 bp gen AE-1
jawaban :
DNA plasmid merupakan wadah yang digunakan untuk kloning gen, sehingga
DNA plasmid harus di pisahkan dari DNA kromosom. DNA plasmid
mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil daripada DNA kromosom. Untuk
memisahkan DNA plasmid, maka memerlukan perlakuan yang sedikit berbeda
dengan prosedur di atas. Pertama, membran sel dilisis dengan penambahan
detergen. Proses ini membebaskan DNA kromosom, DNA plasmid, RNA,
protein dan komponen lain. DNA kromosom dan protein diendapkan dengan
penambahan potasium. DNA + protein + potasium yang mengendap dipisahkan
dengan cara sentrifugasi. Supernatan yang mengandung DNA plasmid, RNA dan
protein yang tersisa dipisahkan. Kemudian ditambahkan RNase dan protease
untuk mendegradasi RNA dan protein. Akhirnya DNA plasmid dapat
dipresipitasi menggunakan etanol.
Jawaban:
Sedimen Darah Tepi dari Penderita Thalassemia Trait dan Orang Normal
Variasi bentuk eritrosit (sel darah merah) pada sedimen darah tepi
(Ny. Dina) mutasi gen (Tuan Sahid ) mutasi gen globin beta kodon
globin beta kodon 26 41-42 delesi TTCT
Hipokrom mikrositik
Tear drops
2. hemolysis
Thalasemia β mayor
V. HIPOTESIS
Orang tua Nina mempunyai kemungkinan 25% untuk mendapatkan anak normal.
VI. SINTESIS
THALASEMIA
A. DEFINISI
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel
darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari).
Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing,
muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.
Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang
dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagaimana mestinya. Thalasemia adalah
sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan
pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin.
Thalasemia adalah penyakit yang sifatnya diturunkan. Penyakit ini, merupakan penyakit
kelainan pembentukan sel darah merah.
Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah merah dan
berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian
tubuh yang membutuhkannya sebagai energi. Apabila produksi hemoglobin berkurang
atau tidak ada, maka pasokan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh
tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan tidak mampu lagi
menjalankan aktivitasnya secara normal. Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel
darah merah yang berfungsi mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh,
selain itu yang memberikan warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4
molekul zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta.
Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang produksinya disandi oleh gen globin
alpha dan beta. Hemoglobin terdiri dari 4 rantai asam amino (2 rantai amino alpha dan 2
rantai amino beta) yang bekerja bersama-sama untuk mengikat dan mengangkut oksigen
ke seluruh tubuh. Rantai asam amino inilah yang gagal dibentuk sehingga menyebabkan
timbulnya thalassemia.
Pada masuia dewasa hemoglobin terdiri dari Hb A (mayor) yang terdiri dari
α2β2 dan Hb A2 (minor) yang terdiri dari α2δ2. Pada bayi dan embrio terdapat bentuk
hemoglobin lain yaitu Hb F (α2γ2) dan hemoglobin embrional : Hb Gowers 1 (ζ2ε2), Hb
Gowers 2 (α2ε2), dan Hb Portland (ζ2γ2). Hemoglobin abnormal antara lain Hb H (β4)
dan Hb Bart’s (γ4) (Suryohudoyo. 2007). Sedangkan globin tersusun atas α helix (terdiri
atas 141 asam amino) dan β sheets (terdiri atas 146 asam amino) (Medicastore). α helix
(kelompok α) terdiri dari rantai alfa dan rantai zeta. Terletak pada kromosom 16. β
sheets (kelompok β) terdiri dari rantai beta, gamma, delta, dan epsilon. Terletak pada
kromosom 11.
B. PENYEBAB
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan
dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan.
Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya.
Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi
tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena 2
jenis yang utama adalah :
• Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha). Pada keadaan ini mungkin
tidak timbul gejala sama sekali pada penderita, atau hanya terjadi sedikit kelainan
berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom).
• Alpha Thalassemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha). Penderita mungkin
hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah yang tampak pucat
(hipokrom) dan lebih kecil dari normal (mikrositer).
• Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha). Gambaran klinis penderita
dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang
disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali).
• Alpha Thalassemia Major (gangguan pada 4 rantai globin alpha). Thalassemia tipe
ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada thalassemia tipe alpha. Pada kondisi
ini tidak ada rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF yang
diproduksi. Biasanya fetus yang menderita alpha thalassemia mayor mengalami anemia
pada awal kehamilan, membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis),
perbesaran hati dan limpa. Fetus yang menderita kelainan ini biasanya mengalami
keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
• Beta Thalassemia Trait. Pada jenis ini penderita memiliki satu gen normal dan satu
gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan
sel darah merah yang mengecil (mikrositer).
• Thalassemia Intermedia. Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih
bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia
yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi.
• Thalassemia Major (Cooley’s Anemia). Pada kondisi ini kedua gen mengalami
mutasi sehingga tidak dapat memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul
pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa anemia yang berat.
2. Thalasemia Minor,
si individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun individu hidup normal,
tanda-tanda penyakit thalasemia tidak muncul. Walau thalasemia minor tak bermasalah,
namun bila ia menikah dengan thalasemia minor juga akan terjadi masalah.
Kemungkinan 25% anak mereka menerita thalasemia mayor. Pada garis keturunan
pasangan ini akan muncul penyakit thalasemia mayor dengan berbagai ragam keluhan.
Seperti anak menjadi anemia, lemas, loyo dan sering mengalami pendarahan.
Thalasemia minor sudah ada sejak lahir dan akan tetap ada di sepanjang hidup
penderitanya, tapi tidak memerlukan transfusi darah di sepanjang hidupnya.
C. GEJALA
Apabila salah seorang dari orang tua
menderita Thalassemia trait/bawaan,
sedangkan yang lainnya tidak maka satu
dibanding dua (50%) kemungkinannya
bahwa setiap anak-anak mereka akan
menderita Thalassemia trait/bawaan,
tetapi tidak seseorang diantara anak-anak
mereka Thalassemia mayor.
Dari skema diatas dapat dilihat bahwa kemungkinan anak dari pasangan pembawa sifat
thalassemia beta adalah 25% normal, 50% pembawa sifat thalassemia beta, dan 25%
thalassemia beta mayor (anemia berat).
Semua thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar
penderita mengalami anemia yang ringan. Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-
thalasemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus,
borok), batu empedu dan pembesaran limpa. Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa
menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah.
Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Anak-anak yang menderita
thalasemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat
dibandingkan anak lainnya yang normal. Karena penyerapan zat besi meningkat dan
seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa terkumpul dan mengendap
dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung.
Oleh karena itu, untuk memastikan seseorang mengalami thalasemia atau tidak,
dilakukan dengan pemeriksaan darah. Gejala thalasemia dapat dilihat pada banyak usia
3 bulan hingga 18 bulan. Bila tidak dirawat dengan baik, anak-anak penderita thalasemia
mayor ini hidup hingga 8 tahun saja. Satu-satunya perawatan dengan tranfusi darah
seumur hidup. Jika tidak diberikan tranfusi darah, penderita akan lemas, lalu meninggal.
D. DIAGNOSA
E. PENGOBATAN
Pada thalasemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian
tambahan asam folat. Penderita yang menjalani transfusi, harus menghindari tambahan
zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamid), karena zat besi
yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan. Efek samping transfusi darah adalah
kelebihan zat besi dan terkena penyakit yang ditularkan melalui darah yang
ditransfusikan. Setiap 250 ml darah yang ditransfusikan selalu membawa kira-kira 250
mg zat besi. Sedangkan kebutuhan normal manusia akan zat besi hanya 1-2 mg perhari.
Pada penderita yang sudah sering mendapatkan transfusi kelebihan zat besi ini akan
ditumpuk di jaringan-jaringan tubuh seperti hati, jantung, paru, otak, kulit dll.
Penumpukan zat besi ini akan mengganggu fungsi organ tubuh tersebut dan bahkan
dapat menyebabkan kematian akibat kegagalan fungsi jantung atau hati.
F. PENCEGAHAN
Pada keluarga dengan riwayat thalasemia perlu dilakukan penyuluhan genetik
untuk menentukan resiko memiliki anak yang menderita thalasemia. Pengidap
thalasemia yang mendapat pengobatan secara baik dapat menjalankan hidup layaknya
orang normal di tengah masyarakat. Sementara zat besi yang menumpuk di dalam tubuh
bisa dikeluarkan dengan bantuan obat, melalui urine. Penyakit thalasemia dapat
dideteksi sejak bayi masih di dalam kandungan, jika suami atau istri merupakan
pembawa sifat (carrier) thalasemia, maka anak mereka memiliki kemungkinan sebesar
25 persen untuk menderita thalasemia. Karena itu, ketika sang istri mengandung,
disarankan untuk melakukan tes darah di laboratorium untuk memastikan apakah
janinnya mengidap thalasemia atau tidak.
Karena penyakit ini belum ada obatnya, maka pencegahan dini menjadi hal yang lebih
penting dibanding pengobatan. Program pencegahan thalassemia terdiri dari beberapa
strategi, yakni (1) penapisan (skrining) pembawa sifat thalassemia, (2) konsultasi
genetik (genetic counseling), dan (3) diagnosis prenatal.
Skrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif. Secara
prospektif berarti mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia langsung dari populasi
diberbagai wilayah, sedangkan secara retrospektif ialah menemukan pembawa sifat
melalui penelusuran keluarga penderita thalassemia (family study). Kepada pembawa
sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat tentang keadaannya dan masa
depannya. Suatu program pencegahan yang baik untuk thalassemia seharusnya
mencakup kedua pendekatan tersebut. Program yang optimal tidak selalu dapat
dilaksanakan dengan baik terutama di negara-negara sedang berkembang, karena
pendekatan prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus dibedakan
antara usaha program pencegahan di negara berkembang dengan negara maju. Program
pencegahan retrospektif akan lebih mudah dilaksanakan di negara berkembang daripada
program prospektif.
Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin tetapi
belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan informasi dan nasehat
tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak.
Dalam rangka pencegahan penyakit thalassemia, ada beberapa masalah pokok yang
harus disampaikan kepada masyarakat, ialah : (1) bahwa pembawa sifat thalassemia itu
tidak merupakan masalah baginya; (2) bentuk thalassemia mayor mempunyai dampak
mediko-sosial yang besar, penanganannya sangat mahal dan sering diakhiri kematian;
(3) kelahiran bayi thalassemia dapat dihindarkan.
Mutasi Genetik
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah
pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi
mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Perubahan pada sekuens basa
DNA akan menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh gen.Contohnya, bila
gen yang mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen
mutan tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat perubahan
sekuens asam amino. Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan bila enzim
yang berubah oleh gen mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya dan
menguntungkan bagi sel.
Mayoritas merupakan mutasi tidak nyata atau mutasi netral (silent mutation).
Silent mutation merupakan perubahan sekuens basa yang tidak menyebabkan perubahan
aktivitas pada produk yang dikode oleh gen. Silent mutation umumnya muncul akibat
satu nukleotida diganti oleh nukleotida lain, terutama pada lokasi basa ketiga pada
triplet kodon mRNA. Bila perubahan satu basa nukleotida ini tidak mengubah asam
amino, maka fungsi dari protein tidak berubah. Bila asam amino yang dikode berubah,
fungsi protein dapat tidak terganggu bila asam amino yang berubah tersebut bukan
merupakan bagian vital dari protein, atau secara kimia sangat mirip dengan asam amino
aslinya.
TACAACGTCACCATT
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
Silent Mutation
TACAAgTCACCATT
AUGUUcCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
1. Mutasi gen
Pasangan basa nitrogen pada DNA, antara timin dan adenine atau antara guanine
dan sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang lemah. Atom-atom hydrogen
dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau pirimidin. Perubahan
kimia sedemikian disebut perubahan tautomer. Misalnya secara tidak normal,
adenine berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa perubahan
genetic seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen. Mutasi gen
disebut juga dengan mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat terjadi karena
substitusi basa N. Macam macam mutasi gen antara lain:
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation) : tejadi perubahan kodon (triplet) dari kode
basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein,
misalnya UUU diganti UUS yang sama-sama kode dari fenilalamin.
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena adanya penambahan atau
pengurangan tiga basa secara bersama-sama.
AGCGT GGCGT
TCGCA CCGCA
Mutasi ini dapat menyebabkan beberapa hal tergantung dari letak mutasinya pada
gen.Bila penggantian basa berlangsung di dalam gen yang mengkode protein, maka
mRNA yang ditranskripsi dari gen akan membawa basa yang salah. Bila mRNA
tersebut ditranslasi menjadi protein, maka kesalahan basa tersebut dapat menyebabkan
tidak terjadinya pembentukan protein, atau terbentuknya protein abnormal, atau
terbentuknya kodon nonsense (kodon STOP) yang menghentikan sintesis lengkap
protein fungsional, dikenal sebagai nonsense mutation.
Terbentuknya asam amino yang berbeda dari normal pada sintesis asam amino akibat
kesalahan basa pada mutasi titik disebut dengan missense mutation. Misalnya sickle-cell
anemia (anemia sel sabit), merupakan penyakit akibat missense mutation tunggal pada
basa pengkode protein hemoglobin. Protein hemoglobin tersusun atas 147 asam amino.
Pada asam amino ke-6, adenine digantikan dengan timin. Perubahan ini menyebabkan
perubahan asam amino glutamate menjadi valin, sehingga mengubah bentuk molekul
hemoglobin pada kondisi kadar oksigen rendah, dan menyebabkan sel darah merah
menjadi berbentuk bulan sabit. Bentuk bulan sabit menyulitkan transport sel darah
merah melalui pembuluh darah kapiler.
TACAACGTCACCATT
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACtTCACCATT
AUGUUGaAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin- triptofan
Mutasi pasangan basa dapat juga menyebabkan perubahan pada DNA yang
disebut dengan frameshift mutation. Mutasi ini berupa delesi (pemotongan) atau insersi
(penyisipan) satu atau beberapa pasang nukleotida pada DNA dan menyebabkan
terjadinya pergeseran pembacaan kerangka sandi (reading frameshift), sehingga akan
menyebabkan perubahan asam amino. Contoh kasus frameshift mutation adalah
penyakit Huntungton (Huntungton disease), suatu penyakit saraf yang disebabkan oleh
adanya penyisipan basa tambahan pada DNA.
Mutasi penggantian (substitusi) basa dan mutasi frameshift dapat terjadi secara
spontan akibat kesalahan pada replikasi DNA. Mutasi spontan ini umumnya muncul
tanpa pengaruh dari bahan – bahan penyebab mutasi (bahan mutagenic atau mutagen)
seperti halnya senyawa kimia atau factor pengaruh radiasi.
Jenis mutasi yang lain adalah mutasi supresor, mutasi yang dapat meniadakan
mutasi yang terjadi sebelumnya sehingga menjadi normal kembali. Mutasi ini disebut
juga mutasi balik (reversed mutation) dan menghasilkan revertan, yaitu gen yang
mengalami mutasi balik dan menjadi normal kembali. contoh mutasi gen adalah reaksi
asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat
adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.
b. Duplikasi
c. Translokasi
d. Inversi
e. Isokromosom
Isokromosom adalah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu
menduplikasikan diri, pembelahan sentromernya mengalami perubahan arah
pembelahan sehingga terbentuklah dua kromosom yang masing-masing
berlengan identik (sama). Jika dilihat dari pembelahan sentromernya maka
isokromosom disebut juga fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan
translokasi Robertson (fusion) yang mengalami penggabungan
f. Katenasi
Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non
homolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling
bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
1. Mutasi somatic, yaitu mutasi yang terjadi pada sel tubuh atau sel soma. Mutasi
somatis kurang memiliki arti genesis (mutasi ini tidak akan diwariskan pada
keturunannya)
2. Mutasi germina, yaitu mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet), sehingga
dapat diturunkan.
2. Mutasi resesif, pada organisme diploid tidak akan diketahui selama dalam
keadaan heterozigot, kecuali resesif pautan seks. Namun pada organisme
haploid (monoploid) seperti virus dan bakteri, pengaruh mutasi dominan dan
juga resesif dapat dilihat pada fenotipe virus dan bakteri tersebut.
2. Mutasi balik atau back mutations, yaitu mutasi yang dapat mengembalikan
dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.
d. Menurut kejadiannya:
1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak
diketahui. Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), secara kebetulan
dan jarang terjadi. Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis, radio fektif
alam, dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan
manusia. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja diusahakan
oleh manusia dengan zat kimia, sinar X, radiasi dan sebagainya. Maka sering
disebut juga mutasi induksi.
Radiasi (penyinaran dengan sinar radio aktif); misalnya: sinar alfa, beta,
gamma, ultraviolet, dan sinar x. Radiasi ultra ungu merupakan mutagen
penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari sinar
cosmis dari angkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-
lain, gen-gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya
berubah dan terjadilah mutasi.
b. Mutasi Kimia
Mutasi kimia yang pertama kali ditemukan ialah gas mustard (belerang
mustard) oleh C. Averbach dan kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia
penting lainnya ialah: gas metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin,
hidroksil amim dan lain-lain. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan
replikasi yang dilakukan oleh kromosom yang mengalami kesalahan
sehingga menyebabkan susunan kimianya berubah juga.
c. Temperatur
Mutagen
1. Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat
yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan
dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
2. Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif,dll. Sinar ultraviolet
dapat menyebabkan kanker kulit.
3. Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi.
Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
Bahan mutagenic yang lain adalah analog basa nukleotida. Molekul – molekul
ini memilki struktur serupa dengan basa nitrogen normal, namun berbeda pada ikatan
hidrogennya. Misalnya molekul 2-aminopurin merupakan analog adenine (A), sehingga
kedudukan adenine (A) adalah timin (T), namun karena struktur 2-aminopurin, maka 2-
aminopurin berpasangan dengan sitosin (C). Hal yang sama juga terjadi pada 5-
bromourasil.
Pada perbaikan dengan cahaya (light repair), bakteri memiliki enzim fotoliase
yang menggunakan energi cahaya visible untuk memisahkan ikatan dimer timin.
Manusia dengan penyakit xeroderma pigmentosum sangat sensitive terhadap paparan
sinar matahari dan tidak memiliki mekanisme perbaikan terhadap efek mutagenic radiasi
sinar UV, sehingga sangat berisiko mengidap kanker kulit.
Pada perbaikan tanpa cahaya (dark repair), cahaya tidak diperlukan dalam
mekanisme perbaikan. Mekanisme perbaikan ini disebut juga sebagai nucleotide
excision repair, dan tidak terbatas hanya pada kerusakan akibat bahan mutagenic yang
lain. Pada mekanisme ini, enzim bakteri dapat memotong bagian timin DNA yang rusak
dan menghasilkan bagian yang terbuka. Enzim yang lain akan mengisi gap (bagian yang
terbuka) ini dengan DNA baru yang komplementer dengan rantai DNA yang tidak
rusak. Langkah terakhir adalah reaksi penyegelan (sealing) oleh enzim DNA ligase.
4. kebocoran radiasi dari pembuangan sampah-sampah industri, reaktor atom, roket, dan
lain sebagainya.
Meski sifat mutasi adalah merugikan namun dalam beberapa hal berguna pula
pada manusia dalam kehidupannya, misalnya:
1. Meningkatkan hasil panen produksi pangan, seperti gandum, tomat kacang tanah,
kelapa poliploidi, kol poloploidi dengan mutasi induksi.
Frekuensi Mutasi
Kecepatan mutasi adalah kemungkinan gen mengalami mutasi pada setiap pembelahan
sel. Kecepatan mutasi dinyatakan sebagai kelipatan 10, dan karena mutasi sangat jarang
terjadi maka eksponen selalu dalam bentuk negative. Misalnya, bila terdapat satu
kemungkinan mutasi dalam 104 sel yang membelah diri, maka laju (rate) mutasi adalah
sebesar 1/10.000 yang diekspresikan sebagai 10-4 per pembelahan sel. Mutasi spontan
sangat jarang terjadi, umunya muncul sekali dalam 109 pasangan basa yang bereplikasi
(laju mutasi 10-9). Karena rata-rata mutasi spontan terjadi satu kali setiap 10 6 gen yang
direplikasi. Suatu bahan mutagenic umumnya mempercepat terjadinya mutasi spontan.
Dengan adanya senyawa mutagenic, kecepatan normal mutasi spontan (10-6 mutasi per
gen yang bereplikasi) dapat dipercepat menjadi berkisar antara 10-5 hingga 10-3 mutasi
per gen yang bereplikasi.
PEMERIKSAAN THALASEMMIA
BATASAN
PATOFISIOLOGI
Molekul globin terdiri atas sepasang rantai- dan sepasang rantai lain yang
menentukan jenis Hb. Pada orang normal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A
(merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari 2 rantai- dan 2 rantai-
= 22), Hb F (< 2% = 22) dan HbA2 (< 3% =22). Kelainan
produksi dapat terjadi pada ranta- (-thalassemia), rantai- (-
thalassemia), rantai- (-thalassemia), rantai- (-thalassemia), maupun
kombinasi kelainan rantai- dan rantai- (-thalassemia).
EPIDEMIOLOGI
DIAGNOSIS
I. Anamnesis
Keluhan timbul karena anemia: pucat, gangguan nafsu makan, gangguan tumbuh
kembang dan perut membesar karena pembesaran lien dan hati. Pada umumnya
keluh kesah ini mulai timbul pada usia 6 bulan.
II. Pemeriksaan fisis
Pucat
Gangguan pertumbuhan
III. Pemeriksaan penunjang
1. Darah tepi :
Retikulosit meningkat.
3. Pemeriksaan khusus :
4. Pemeriksaan lain :
Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe
melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks.
Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang
sehingga trabekula tampak jelas.
DIAGNOSIS BANDING
Thalasemia minor :
anemia sideroblastik
PENATALAKSANAAN
I. Medikamentosa
II. Bedah
III. Suportif
Transfusi darah :
Hb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl. Dengan kedaan ini akan
memberikan supresi sumsum tualang yang adekuat, menurunkan tingkat akumulasi
besi, dan dapat mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan penderita.
Pemberian darah dalam bentuk PRC (packed red cell), 3 ml/kg BB untuk setiap
kenaikan Hb 1 g/dl.
PEMANTAUAN
I. Terapi
Efek samping kelasi besi yang dipantau: demam, sakit perut, sakit kepala,
gatal, sukar bernapas. Bila hal ini terjadi kelasi besi dihentikan.
II. Tumbuh Kembang
Anemia kronis dan kelebihan zat besi dapat menimbulkan gangguan fungsi jantung
(gagal jantung), hepar (gagal hepar), gangguan endokrin (diabetes melitus,
hipoparatiroid) dan fraktur patologis.
Tindakan-tindakan yang disarankan dapat disarankan oleh konselor dapat meliputi tes
sebagai berikut:
Prenatal diagnosis
Prenatal diagnosis merupakan tindakan untuk melihat kondisi kesehatan fetus yang
belum dilahirkan. Metode yang digunakan meliputi ultrasonografi, amniocentesis,
maternal serum, dan chorionic virus sampling.
Carrier testing
Carrier testing merupakan tes untuk mengetahui apakah seseorang menyimpan gen yang
membawa kelainan genetik. Metode yang digunakan untuk melaksanakan tes tersebut
adalah uji darah sederhana untuk melihat kadar enzim terkait kelainan genetik tertentu,
atau dengan mengecek DNA, apakah mengandung kelainan tertentu.
Preimplantasi diagnosis
Newborn screening
Predictive testing
Predictive testing merupakan tes yang digunakan untuk menguji apabila seseorang
menderita kelainan genetik dengan melihat riwayat genetik keluarga sebelumnya. Tes
ini dilakukan setelah kelahiran, dan biasa juga disebut sebagai presymptomatic testing
Apabila hasil diagnosis menunjukkan adanya kelainan genetik maka konselor dapat
menyarankan pilihan-pilihan berikut:
Mengadopsi
Apabila pilihan untuk tidak memiliki anak tidak dapat diterima oleh orang tua, salah
satu jalan keluarnya berupa pilihan untuk mengadopsi anak. Anak yang diadopsi dapat
merupakan anak saudara sendiri (keponakan) atau anak orang lain yang tidak memiliki
hubungan darah. Dalam hal ini mengadopsi anak saudara sendiri memiliki risiko
kelainan genetik lebih besar daripada mengadopsi anak orang lain yang tidak memiliki
hubungan darah. Konselor harus mengetahui terlebih dahulu pedigree keluarga tersebut,
dan memprediksi apakah di antara saudara-saudara terdapat (kemungkinan) menderita
kelainan genetik, dengan demikian keluarga dapat mengambil keputusan yang terbaik
menurutnya.
Kehamilan dengan donor sperma atau ovum merupakan salah satu solusi, di mana sel
sperma dan sel telur dipertemukan di luar rahim. Dalam hal ini akan diperiksa apakah
sel sperma atau sel ovum yang mengandung kelainan genetik. Sel yang mengandung
kelainan genetik akan digantikan dengan sel dari donor, sehingga tetap terjadi
pembuahan dan diharapkan anak yang dilahirkan dapat hidup sehat dengan risiko
terpapar kelainan genetika yang minim.
Keputusan untuk tidak mempunyai anak lagi merupakan solusi yang dapat diambil
untuk orangtua yang telah memiliki anak sebelumnya namun menderita kelainan
genetik, sehingga dengan demikian kehadiran anak berikutnya yang diprediksi bakal
menderita kelainan genetik dapat dihindari.
Tindakan operasi
Tindakan operasi dapat diterapkan untuk kelainan genetik tertentu seperti spina bifida
atau congenital diaphragmatic hernia (suatu kondisi di mana terdapat lubang pada
diafragma sehingga membuat paru menjadi tidak berkembang). Pilihan ini dapat
dilakukan pada masa sebelum kelahiran. Namun kebanyakan penyakit genetik tidak
dapat diobati dengan tindakan operasi.
Menterminasi kehamilan
Terminasi kehamilan/ aborsi merupakan solusi yang paling memberatkan bagi orangtua,
terlebih bagi orangtua muda yang belum mempunyai anak sebelumnya. Konselor harus
mempu menjelaskan dengan baik dan mudah mudah dimengerti oleh orangtua mengenai
indikasi dan kontraindikasi medis pelaksanaan aborsi. Konselor juga harus memahami
aspek etis yang menyertainya serta melakukan pendekatan holistik. Dengan demikian
orangtua tersebut dapat berpikir jernih dalam mengambil keputusan yang terbaik.
Orangtua juga dapat ditawarkan pilihan untuk meneruskan kehamilannya, dengan risiko
bahwa anak yang dilahirkan menderita kelainan genetik dan umurnya hanya sebentar.
Pilihan ini memungkinkan orangtua untuk melihat anaknya sebelum meninggal
walaupun hanya sesaat.
Namun pilihan apapun yang disarankan oleh konselor harus didiskusikan dulu dengan
pasien, dalam artian bahwa pasien diberikan kebebasan untuk berpikir jernih dan
memilih keputusan apa yang harus diambil. Konselor wajib memberikan semua
informasi, termasuk baik-buruk mengenai tindakan yang dapat diambil tanpa ada kesan
menutup-nutupi.
Daftar Pustaka:
1. Amniocentesis
Pada usia kehamilan 16-20 minggu, pada ibu hamil akan diambil cairan amnionnya dengan
menggunakan jarum yang melewati abdomen. Sel-sel pada cairan amnion tersebut dapat
dianalisa untuk mencari adanya kromosom abnormal.
2. Chorionic Villus Sampling (CVS) yang dapat dilakukan setelah 10-14 minggu kehamilan
Sebelum CVS, pemeriksaan USG diperlukan untuk mengidentifikasi lokasi janin,
rahim, dan plasenta. CVS dapat berusaha baik melalui atau transabdominal rute
transcervical. Teknik yg dilakukan akan tergantung pada lokasi plasenta serta dokter
dan keinginan pasien.
Rekombinasi Gen
Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk
jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya
susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian
spesies baru.
rekombinasi gen yaitu penyatuan gen-gen yang dibawa oleh urutan DNA. rekombinasi
gen ini sama halnya bila dikatakan rekombinasi dna yang mana peristiwa ini dpat terjadi
melalui beberapa cara yang biasa dikatakan 1.Transformasi (masuknya DNA dari
DNA dalam hal ini makro nukleid dan mikro nukleid dari cell itu sehingga didapatkan
dna rekombinan) 3. dengan cara transduksi (peristiwa rekombinanini melalui peran virus
(bakteriofage) yang membawa sifat tertentu dan memasukkannya kedalam cell lain).
Secara alami, rekombinasi gen terjadi saat pembelahan meiosis terjadi, (jadi bukan saat
fertilisasi), yaitu ketika fase yang disebut sebagai "pindah silang" atau crossing over,
pada profase I (silahkan lihat tahapan pembelahan meiosis untuk lebih jelasnya). Pada
fase itu, gen-gen dari pasangan kromosom homolog saling bertukaran. Seperti kita
ketahui, manusia memiliki 2 set kromosom yang saling berpasangan, satu set kromosom
yang membawa sifat-sifat ayah, dan satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ibu.
Pada pembelahan mitosis (perbanyakan sel), kedua set kromosom tersebut akan
diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada perubahan susunan gen. Namun, pada saat
pembelahan meiosis, yaitu pada pembentukan sel gamet (yang nota bene hanya punya
satu set kromosom),mterjadi pndah silang, sehingga satu set kromosom hasil dari
genetik nya. Para ahli telah berhasil menghilangkan, menambahkan, atau menukar gen-
gen tertentu sehingga didapat sifat-sifat baru yang disukai. Umumnya organisme yang
organisme yang lebih tinggi. Salah satu contoh yang paling populer adalah penyisipan
gen pembuat insulin ke dalam genom bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut
DAFTAR PUSTAKA :
1. Brozovic M, Henthorn J. Investigation of abnormal hemoglobins and thalassemia.
In: Dacie JV, Lewis SM, eds. Practical Hematology. 8th ed. Churchill Livingstone
Edinburgh, 1995 : 249.
4. Miller DR. Baehner RL, Mc. Millan CW, Miller LP. Blood Disease of Infancy and
Childhood. 5th ed. St. Louis : Mosby Co., 1997 : 619.