Anda di halaman 1dari 10

BAB.

3 MENERAPAKAN KAIDAH DAN ATURAN K3 DI PETERNAKAN


UNGGAS
Nama Mata Pelajaran : Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : Menerapakan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan persyaratan K3 dalam dunia usaha di
lingkup peternakan
2. Menjelaskan dasar hukum pelaksanaan K3
3. Menerapkan kaidah dan peraturan K3
4. Menerapkan sistem Manajemen K3
5. Memelihara Infrastruktur
6. Menjelaskan pedoman penerapan K3
7. Menyimpan alat, bahan kimia dan biologis
Alokasi Waktu : 30 jam

KEGIATAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER


PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
TM PS PI
1. Menjelaskan 1. Adan 1. Modul /
persyaratan K3 ya persyaratan K3 di 1.Observasi/ 2 2 bahan
dalam dunia dunia usaha lingkup pengamatan menerap
usaha di lingkup peternakan unggas 2.Hasil kerja kan
peternakan 2. Adan 3.Tes lisan 2 2 kaidah
K3 di
ya dasar hukum 4.Tes tertulis
2. Menjelaskan peternak
dasar hukum pelaksanaan K3 di an
pelaksanaan K3 lingkup usaha 2 2 unggas
peternakan unggas
3. Menerapkan 3. Adan 2.Perpusta
kaidah dan ya kaedah dalam kaan
peraturan K3 menerapkan k3 di 2 2
dunia usaha 3. Ineternet
4. Menerapkan peternakan
sistem 4. Adan
Manajemen K3 ya sistem
manajemen K3 yg 2 2
5. Memelihara diterapakan di dunia
Infrastruktur usaha peternakan
unggas
2 2
6. Menjelaskan 5. Adan
pedoman ya infrastruktur yang
penerapan K3 dipelihara dalam
farm peternakan 3 3
7. Menyimpan alat, unggas
bahan kimia dan 6.
biologis Adanya pedoman
penerapan K3
didunia usaha
peternakan unggas
7.
Adanya penerapan
penyimpan alat,
bahan kimia dan
biologis sesuai
dengan prosedur
yang benar
1. Persyaratan K3 dalam dunia usaha di perusahaan peternakan tersebut.
lingkup peternakan
Penerapan sistem manajemen (K3) dapat
Pada prinsipnya tanggung jawab terhadap menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berada kerja maupun orang yang berada di tempat
pada setiap orang. Setiap orang atau kerja. Menurut peraturan menteri Tenaga Kerja
karyawan yang bekerja dalam suatu No: Per. 05/Men/1996, tentang sistem
perusahaan peternakan khususnya ternak keselamatan dan kesehatan kerja.
unggas, harus berpartisifasi dalam setiap
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, Sistem manajemen (K3) adalah bagian dari
serta bertanggung jawab atas keselamatan sistem manajemen secara keseluruhan yang
dan kesehatan dirinya masing-masing meliputi : struktur organisasi, perencanaan,
dilingkungan kerjanya. Karena dalam suatu tanggung jawab, pelaksanaan prosedur,
perusahaan peternakan khususnya ternak proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
unggas senantiasa terdapat kegiatan-kegiatan pengembangan, penerapan, pencapaian,
teknis yang melibatkan juga berbagai pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
peralatan teknis dan sumber daya manusia. keselamatan dan kesehatan kerja dalam
Maka secara keseluruhan beban tanggung rangka pengendalian resiko yang berkaitan
jawab atas operasinya suatu perusahaan dengan kegiatan kerja guna terciptannya
peternakan akan berada pada pimpinan tempat kerja yang aman, efesien dan efektif.

1
1.2. Orang atau badan hukum yang secara
Tempat kerja adalah, setiap ruangan atau berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha
lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau bukan miliknya dan untuk keperluan itu
tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang memperguna-kan tempat kerja.
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber Adapun tujuan dan sasaran sistem
atau sumber-sumber bahaya baik didarat, manajemen K3 perusahaan peternakan
didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, khususnya ternak unggas adalah menciptakan
diudara, yang berada di dalam wilayah suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kekuasaan hukum Republik Indonesia. kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
mempekerjakan pekerja dengan tujuan rangka mencegah dan mengurangi kecelakan
mencari laba/keuntungan atau tidak, baik dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
milik swasta mapun milik negara. tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif.
Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik didalam maupun 2. Dasar Hukum Pelaksanaan Program K3
diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa
atau barang untuk memenuhi kebutuhan Bagi suatu perusahaan, tenaga kerja
masyarakat. merupakan aset yang sangat berharga. Agar
dapat melakukan tugasnya secara efektif dan
Pengusaha adalah : efisien, maka kesejahteraan tenaga kerja perlu
diperhatikan. Salah satu bentuk kesejahteraan
1.1 Orang atau badan hukum yang bagi tenaga kerja adalah perlindungan
menjalankan suatu usaha milik sendiri dan terhadap keselamatan dan kesehatan
untuk keperluan itu menggunakan tempat kerjanya. Untuk menjamin
kerja. keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
maupun orang lain yang berada di tempat
kerja, serta menjamin keamanan terhadap
sumber produksi, proses produksi dan dan
lingkungan kerja, perlu penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Penerapan sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja ini sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku di
Indonesia. Peraturan perundangan yang
dimaksud adalah:

2.1 Pasal 27 ayat (2), UUD tahun 1945.


”Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidup-an yang layak
bagi kemanusia-an”.

2.2 Undang-Undang No. 13 tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan” Pasal 86

2.2.1 Setiap pekerja mempunyai hak untuk


memperoleh perlindung-an atas:

 Keselamatan
dan kesehatan kerja
 Moral dan
kesusilaan
 Perlakuan
yang sesuai dengan hak-hak dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.

2.2.2 Untuk melindungi keselamatan pekerja


guna mewujudkan produktifitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya
K3
2.2.3 Perlindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Kaidah dan peraturan mengenai K3
2
Dalam sistem manajemen keselamatan dan Apabila ada ternak yang sakit, maka harus
kesehatan kerja, Program K3 merupakan cepat-cepat ditangani sehingga tidak akan
bagian dari perencanaan. Sebagaimana alur membahayakan bagi kesehatan manusia.
proses sistem manajemen keselamatan dan Kegiatan penanganan ternak yang sakit
kesehatan kerja, maka untuk dapat tersebut, harus sesuai dengan persyaratan
menetapkan dan memelihara program kerja yang telah ditentukan. Misalnya:
K3 perusahaan perlu adanya tahapan-tahapan menggunakan sarung tangan pada saat
diantaranya: pemahaman terhadap dasar bekerja, menggunakan masker atau penutup
hukum pelaksanaan program K3, adanya hidung pada saat bekerja, memakai sepatu
komitmen dan kebijakan dari bot saat bekerja dilingkungan farm dan lain
pengusaha/pemilik perusahaan, dan akhirnya sebagainya.
perencanaan,yang di dalamnya termasuk
program kerjanya. Disamping itu yang tidak kalah penting adalah
mencuci tangan dan pakaian kerjanya dengan
3.1 Menerapkan kaidah dan peraturan K3 menggunakan sabun, setiap kali habis
pada penggunaan vaksin, obat, vitamin melakukan kegiatan penanganan ternak yang
dan desinfektan. Penggunaan sakit.
vaksin, obat, vitamin dan
desinfektan harus betul-betul 3.5 Menerapkan kaidah dan peraturan K3
diperhatikan demi keamanaan pada penggunaan peralatan elektronik dan
baik itu pekerja kandang, lingkungan penggunan bahan kimia sesuai SOP.
disekitar kandang serta manusia
(konsumen). Jangan Penggunaan peralatan elektronik memerlukan
menggunakan obat-obat atau atau menuntut pengetahuan bagi para
antibiotik untuk ternak ayam, pada pegawai farm, dan lebih khusus lagi bagi
hal ternak ayam tersebut 1 minggu operator peralatan tersebut. Penggunaan
setelah penggunaan antibiotik atau peralatan elektronik disamping menuntut
obat ayam mau dipanen. Hindari pengetahuan juga memerlukan kewaspadaan.
penggunaan obat-obatan atau Jangan sampai dengan peralatan elektronik
antibiotik minimal 2 minggu sebelum yang tujuannya untuk meringankan bagi para
panen dihentikan. pekerja atau pegawai farm justru
menimbulkan bahaya atau cacat bagi
3.2 Menangani vaksin, obat, vitamin dan operatornya misalnya putus jari tangannya
desinfektan sesuai SOP (Standar atau cacat bagian anggota tubuh lainnya.
Operating Procedure) K3. Pada saat
menggunakan vaksin, obat dan vitamin Penggunaan bahan-bahan kimia seperti pada
serta desinfektan harus sesuai dan saat melakukan kegiatan sanitasi kandang
selaras dengan program K3 yang telah dan peralatan, dan sanitasi ruangan
dicanangkan. Misalnya penggunaan penetasan dengan menggunakan bahan
obat atau antibiotik, vitamin serta formalin dan kalium permanganat (KMnO4).
desinfektan tersebut harus tepat dosis, Dua bahan kimia tersebut harus direaksikan
tepat waktu dan tepat sasaran. Dengan terlebih dahulu dalam penggunaannya, karena
memperhatikan standar operating KMnO4 berbentuk serbuk dan formalin
prosedur (SOP), maka dampak negatif berbentuk cair. Untuk itu proses
dari penggunaan obat,vitamin, vaksin penggunaannya jangan sampai terbalik.
dan desinfektan dapat dihindarkan. Proses penggunaannya dapat dilakukan
dengan cara menaruh KMnO4 dalam suatu
3.3 Menangani limbah vaksin, obat, cawan atau tempat yang lain, baru kemudian
vitamin dan desinfektan sesuai dengan formalin disiramkan di KMnO4 tersebut.
kaidah K3.
Apabila dalam penggunaannya terbalik maka
Limbah adalah sisa samping dari proses dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja.
produksi yang berbentuk cair, padat dan gas Dapat menyebabkan luka bakar dianggota
apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat tubuh pekerja.
mencemari lingkungan. Sedangkan limbah
dari kegiatan vaksinasi atau pengobatan 4. Penerapan Sistem Manajemen K3
ternak , pemberian vitamin, serta kegiatan
sanitasi kandang baik yang berupa botol Setiap perusahaan peternakan unggas yang
bekas obat, botol bekas vaksin beserta sisa mempekerjakan tenaga kerja sebanyak
vaksin, bungkus plastik kemasan vaksin dan seratus (100) orang atau lebih dan atau
bekas kemasan desinfektan harus mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
dikumpulkan dan dibuang ditempat yang oleh karakteristik dari proses produksi yang
aman. Aman yang dimaksut disini adalah tidak dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
mencemari lingkungan, baik itu linkungan peledakan, kebakaran, pencemaran, dan
biotik maupun abiotik. penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem
manajemen K3.
3.4 Menangani ternak sakit yang
membahayakan manusia sesuai SOP Sistem manajemen K3 sebagaimana
dimaksud wajib dilakasanakan oleh pengurus,
3
perusahaan dan seluruh tenaga kerja sebagai
satu kesatuaan. Dalam penerapan sistem karena peralatan yang digunakan pegawai
manajemen K3 perusahaan peternakan kandang tersebut, terkontaminasi oleh zat-zat
unggas, wajib melaksanakan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

4.1. Menerapakan kebijakan keselamatan


dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen
terhadap penerapan sistem manajemen K3.

4.2. Merencanakan pemenuhan kebijakan,


tujuan dan sasaran penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja

4.3. Menerapkan kebijakan keselamatan


dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dari
mekanisme pendukung yang diperlukan
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja.

4.5. Mengukur, memantau dan


mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahannya.

4.6. Meninjau secara teratur dan


meningkatakan pelaksanaan sistem
manajemen K3 secara berkesinambungan
dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Memelihara Infrastruktur K3

5.1. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja dalam perusahaan


peternakan unggas adalah keselamatan kerja
yang menyangkut dengan unsur manusia,
mesin/peralat, bahan yang dikerjakan dan
ternak yang diusahakan. Adapun fungsi
keselamatan kerja adalah mencegah
terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Yang
perlu diperhatikan dalam keselamatan dan
kesehatan kerja adalah terciptanya keamanan
dan lingkungan yang sehat di perusahaan
peternakan unggas untuk semua pekerja
tanpa harus membedakan jenis atau
klasifikasi pekerjaan.

Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan


dalam keselamatan kerja :

5.1.1. Keselamatan atau keamanan personal


( manusia)

Setiap orang yang bekerja di perusahaan


peternakan unggas harus menggunakan
peralatan K3 pada waktu bekerja sesuai
dengan spesifikasi pekerjaannya.

Disamping itu jangan sampai menggunakan


peralatan makanan sehari- hari seperti piring,
sendok, garpu, ember, baskom atau peralatan
lainnya bercampur dengan peralatan kandang,
karena dampak yang terjadi dapat
menimbulkan keracunan bahkan tidak jarang
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan

4
kimia yang dipergunakan pada saat maupun pegawai yang mencoba serta tidak
melakukan salah satu kegiatan di farm. menutup kemungkinan dapat menabrak
pegawai atau karyawan farm lainnya.
5.1.2. Keamanan peralatan dan kendaraan
farm 5.1.3. Pemasangan Instalasi Pengaman
Semua peralatan yang akan digunakan atau
yang sudah dipasang, hendaknya dilakukan Setiap kali peralatan akan dipergunakan, kita
evaluasi ulang atau dicek ulang. Apakah harus selalu memeriksa apakah alat
peralatan tersebut sudah benar-benar layak pengamannya sudah terpasang dengan benar
atau aman digunakan atau belum ? sesuai dengan buku manualnya. Apakah alat
pengaman yang dipasang sudah sesuai
Yang perlu diperhatikan adalah kendaraan dengan standar nasional untuk katagori alat
farm yang dipergunakan sehari-hari tertentu.
dilingkungan farm, harus selalu diawasi
dalam pemakaiannya. Hal ini bertujuan 5.1.4. Pemasangan kabel
disamping menjaga keawetan kendaraan
tersebut, juga keamanan bagi pegawai farm Kondisi yang sama harus diperhatikan untuk
itu sendiri. peralatan yang membutuhkan arus dari
sumbernya, jenis kabel yang dipasang harus
Jangan menaruh kunci kendaraan farm dalam memenuhi standar yang telah ditentukan.
posisi tergantung di kendaraan farm pada Misalnya suatu bangunan atau peralatan yang
saat tidak dipergunakan. Karena hal ini dapat memerlukan arus listrik yang berkekuatan
memancing bagi pencuri atau bahkan besar, maka kabel listrik yang dipasang juga
pegawai farm sendiri untuk mencoba harus yang besar. Jangan memasang kabel
mengendarainya. Pada hal syarat untuk listrik dibawah standar yang telah ditentukan,
dapat mengendarai suatu kendaraan harus karena dapat menimbulkan kebakaran.
sudah mempunyai SIM (surat ijin
mengemudi). 5.1.5 Pengaman Listrik

Apabila terjadi ada seseorang pegawai farm Petugas atau pemakai alat yang
yang belum bisa mengoperasikan kendaraan berhubungan dengan listrik harus memeriksa
akan tetapi , karena ada kunci yang kondisi pengaman listrik, untuk mengetahui
mengantung dikendaraan maka dia mencoba kelayakan dari semua pengaman listrik yang
untuk mengendarainya. Hal dapat ada, apakah semua pengaman yang ada
menimbulkan bahaya (kecelakaan) baik itu telah memenuhi syarat teknis.
kerusakan pada kendaraan farm itu sendiri
Jangan sampai ada kabel-kabel listrik dalam berhubungan kesehatan kerja dalam
keadaan terkelupas, baik itu kabel yang ada di perusahaan peternakan unggas adalah :
instalasi listrik di farm maupun kabel-kebel
yang berada diperalatan peternakan. Apabila 5.1.1 Sirkulasi udara yang baik
hal tersebut terjadi tidak terkontrol dan tidak
segera diperbaiki maka dapat menimbulkan Untuk menjaga agar udara dalam ruangan
bahaya bagi pekerja difarm. Misal ada kabel kantor, kandang ternak , pabrik pakan tetap
yang terkelupas dan akhirnya bersinggunngan bersih dan nyaman perlu dipasang peralatan
kemudian terkena air maka dapat seperti (sistem penyedot atau pengisap debu,
menimbulkan setrum (aliran listrik) yang kipas angin , AC dan penanaman pohon
akhirnya dapat menimbulkan kebakaran atau pelindung disekitar kantor dan kandang ternak
bahkan dapat menimbul-kan kematian bagi dan lain-lain)
pekerja yang terkena setrum ( aliran listrik)
tersebut. 5.1.2 Kebisingan

5.1.6 Pemadam kebakaran Untuk mengantisipasi kebising-an dalam


bekerja di pabrik pakan atau pada saat
Semua gedung baik yang termasuk dalam mengoperasikan alat pemecah atau
instansi pemerintah maupun swasta penghancur biji-bijian (disk mill) yang ada di
sebaiknya dilengkapi dengan alat pemadam perusahaan peternakan unggas perlu alat
kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan penutup telinga atau pelindung telingga.
bangunan. Alat pemadam kebakaran dapat Disamping alat tersebut masih ada alat –alat
ditempatkan di laboratorium, bengkel, pabrik pelindung badan lainnya seperti : (alat
pakan, gudang pakan. kandang, gedung atau pelindung mata, alat pelindung kepala, alat
kantor perusahaan peternakan unggas. Alat pelindung tangan, alat pelindung kaki, alat
pemadam kebakaran secara periodik harus pelindung hidung dan mulut dan lain
dicek apakah berfungsi dengan baik atau sebagainya).
tidak.
6 Pedoman Penerapan Dan Sistem
5.2 Kesehatan Kerja Manajemen K3 pada Perusahaan
Peternakan Unggas
Hal-hal yang perlu diperhatikan yang

5
6.1 Komitmen dan kebijakan pimpinan kepemimpinan-nya dan komitmennya
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
6.1.1 Kepemimpinan dan komitmen dengan menyediakan sumberdaya yang
memadai.
Pengurus atau pemimpin perusahaan
peternakan unggas harus menunjukan Setiap tingkat pimpinan di perusahaan
peternakan unggas harus menunjukan
komitmen terhadap K3, sehingga penerapan
sistem manajemen K3 di perusahaan
peternakan unggas dapat berhasil dengan
baik dan mudah dikembangkan.

Setiap tenaga kerja atau karyawan


perusahaan peternakan unggas dan orang
lain yang berada ditempat kerja harus
berperan serta dalam menjaga dan
mengendalikan pelaksanaan k3.

Komitmen pimpinan perusahaan berkaitan


dengan keselamatan dan kesehatan kerja
dilakukan dengan cara menyediakan
sumberdaya yang memadai, dan diwujudkan
dalam bentuk:
 Membentuk Organisasi dan menempatkan
organisasi keselamatan dan kesehatan
kerja pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan
 Menyediakan anggaran,
 Menyediakan tenaga kerja yang berkualitas
 Menyediakan sarana lain yang diperlukan
untuk K3
 Menetapkan tanggung jawab, wewenang,
dan kewajiban yang jelas dalam
penanganan K3
 Membangun dan memelihara kesadaran,
motivasi dan keterlibatan seluruh pihak di
perusahaan

6.1.2 Kebijakan K3

Kebijakan K3 suatu perusahaan peternakan


unggas adalah suatu pernyataan tertulis yang
ditanda tangani oleh pengusaha dan atau
pengurus perusahaan peternakan unggas,
yang memuat keseluruhan visi dan tujuan
perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3 , dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan peternakan
unggas secara menyeluruh yang bersifat
umum dan atau operasional.

Kebijakan K3 suatu perusahaan peternakan


unggas sebaiknya dalam pembuatannya
melalui proses konsultasi antara
pengurus/pengelola dan wakil tenaga kerja
atau karyawan suatu perusahaan tersebut,
yang kemudian harus dijelaskan,
disebarluaskan kepada seluruh warga atau
tenaga kerja/karyawan yang ada di
perusahaan tersebut.

Kebijakan K3 yang disusun dan disepakati


bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang,
dalam rangka peningkatan kinerja K3.

6.2. Perencanaan

Perusahan peternakan unggas baik itu ayam


6
pedaging maupun ayam petelur harus
membuat perencanaan yang efektif untuk produksi. Ruangan untuk menyimpan bahan
mencapai keberhasilan penerapan dan kimia diusahakan sedemikian rupa jauh dari
kegiatan sistem manajemen K3 dengan
sasaran yang jelas dan dapat diukur.

Perencanaan harus memuat tujuan, sasaran,


dan indikator kinerja yang diterapkan dengan
mempertimbangkan identifikasi sumber
bahaya, penilaian dan pengendalian reksiko
sesuai dengan persyaratan perundang-
undangan yang berlaku.

6.3. Penerapan

Dalam mencapai tujuan K3 perusahaan


peternakan unggas harus menunjuk personal
yang mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan sistem yang diterapkan.
 Sumber daya manusia ( SDM), sarana dan
dana
Perusahaan harus mempunyai personal
yang memiliki kualifikasi , sarana, dana
yang memadai sesuai dengan sistem
manajemen K3
 Tanggung jawab
Dalam peningkatan K3 , akan efektif
apabila semua pihak dalam suatu
perusahaan tersebut didorong untuk
berperan serta dalam penerapan dan
pengembangan sistem manajemen K3
serta memiliki budaya perusahaan yang
mendukung dan memberikan kontribusi
bagi sistem manajemen K3
 Pelatihan dan kompetensi kerja
Pengembangan dan penerapan sistem
manajemen K3 perusaha-an peternakan
unggas yang efektif ditentukan oleh
kompetensi kerja dan pelatihan dari
setiap tenaga kerja diperusahaan
tersebut.
 Kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung dari sistem
manajemen K3 antara lain; komunikasi,
pelaporan dan pendukumentasian semua
kegiatan yang berada disuatu peruhaan
peternakan unggas tersebut.

7. Menyimpan Alat-Alat Produksi Bahan


Kimia Dan Biologis

Alat-alat produksi seperti cangul, ember, sapu,


sekop, timbangan, hand sprayer, power
sprayer, kereta dorong, alat-alat kesehatan,
dan peralatan lainnya disimpan di tempat yang
aman, baik itu dari pencurian maupun
keamanan keawetan ataupun keberfungsian
alat tersebut. Untuk menyimpan alat-alat
produksi perlu sarana pendukung seperti
gudang yang memenuhi persyaratan.
Sedangkan untuk peralatan kesehatan perlu
juga disimpan pada ruangan tertentu dan alat-
alat kesehatan sebaiknya dipisahkan dengan
alat-alat untuk kegiatan produksi.

Bahan – bahan kimia sebaiknya disimpan


pada ruangan khusus, tidak dicampur dengan
bahan-bahan biologis maupun alat–alat
7
ruang dapur. Pada intinya pada saat kimia dan biologis sebaiknya sesuai dengan
menyimpan semua alat-alat produksi, bahan standard operating Procedure (SOP).
Lembar Aplikasi Konsep program kerja K3
visi dan tujuan perusahaan dan
Mengidentifikasi K3 pada perusahaan komitmen dan tekad melaksanakan K3
peternakan ayam broiler (ayam pedaging)

1.Lakukan identifikasi sumber bahaya yang


berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan
ayam broiler (pedaging) yang meliputi :

a. Kegiatan persiapan kandang atau


sanitasi kandang (pencucian kandang,
penyemprotan dengan bahan
desinfektan, penebaran sekam,
pengapuran dll)
b. Kegiatan pembuatan brooder dan
pemasangan alat pemanas
c. Kegiatan pemberian pakan dan
minum
d. Kegiatan vaksinasi
e. Kegiatan pemanenan (saat
penangkapan, penimbangan dan
,pengangkutan ayam dll)
2. Lakukan identifikasi dampak yang
ditimbulkan akibat kegiatan tersebut
3. Carilah solusi atau alternatif pemecahan
dari masing-masing dampak tersebut
4. Buatkan program K3 nya.

---Selamat mengerjakan----

Lembar Pemecahan Masalah

Seorang peternak ayam broiler akan


melakukan kegiatan pemanenan ternak
kebetulan keadaan cuaca saat itu sedang
panas. Pada hal konsumen atau pembeli
meminta agar ayam segera dikirim.

Apa saran anda agar kegiatan pemanenan


tersebut berjalan lancar tanpa menyebabkan
cidera baik itu ternak maupun peternak serta
konsumen atau pembeli merasa puas.

Lembar Pengayaan

Kepanjangan dari K3 adalah


Kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan keselamatan kerja

Keselamatan kerja dalam perusahaan


peternakan unggas adalah keselamatan
kerja yang menyangkut dengan unsur :
manusia, mesin/peralat, bahan yang
dikerjakan dan ternak yang diusahakan.
manusia, mesin/peralat, dan bahan
yang dikerjakan
manusia, mesin/peralat, dan ternak
ternak yang diusahakan.

Kebijakan K3 suatu perusahaan


peternakan unggas sebaiknya memuat
tentang :
visi dan tujuan perusahaan dan
komitmen dan tekad melaksanakan K3
visi dan tujuan perusahaan dan
8
, dan program kerja yang mencakup 2. a
kegiatan perusahaan peternakan 3. c
unggas secara menyeluruh yang 4. c
bersifat umum dan atau operasional. 5. a
6. a
Pada prinsipnya tanggung jawab
terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) berada pada:
Setiap perusahaan
peternakan Setiap organisasi
peternakan Setiap orang

Peraturan Menteri Tenaga Kerja yang


mengatur tentang sistem keselamatan
dan kesehatan kerja ( K3) adalah:
Peraturan menteri Tenaga Kerja No:
Per. 05/Men/1999
Peraturan menteri Tenaga Kerja No:
Per. 05/Men/1998
Peraturan menteri Tenaga Kerja No:
Per. 05/Men/1997

6. Undang - undang yang mengatur tentang


Ketenagakerjaan adalah :
a. Undang-Undang No. 13 tahun 2003
b. Undang-Undang No. 13 tahun 2004
c. Undang-Undang No. 12 tahun 2004

7. Pasal dalam Peraturan perundang –


undangan yang mengatur bahwa : setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan adalah :
a. Pasal 24 ayat (2), UUD tahun 1945
b. Pasal 26 ayat (2), UUD tahun 1945
c. Pasal 27 ayat (2), UUD tahun 1945

8. Dalam penerapan sistem manajemen


K3 perusahaan peternakan unggas, ada
beberapa ketentuan-ketentuan yang
harus dilakuan diantaranya:
a.Menerapakan kebijakan K3 dan
menjamin komitmen
dalam penerapannya,

merencanakan
pemenuhan kebijakan, tujuan dan
sasaran penerapan K3 dan menerapkan
kebijakan K3 secara efektif
b. Mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja K3 dan meninjau
secara teratur dan meningkatakan
pelaksanaan sistem manajemen K3
c. Menerapakan kebijakan K3 dan
menjamin komitmen
dalam penerapannya,

merencanakan
pemenuhan kebijakan, tujuan dan
sasaran penerapan K3 dan menerapkan
kebijakan K3 secara efektif serta
mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja K3 dan meninjau
secara teratur dan meningkatakan
pelaksanaan sistem manajemen K3.

Kunci j awaban
1. b

9
7. c

Anda mungkin juga menyukai