T Tary W 1593822681
T Tary W 1593822681
I. Pengertian
TPT adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi
tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang labil.
Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu
kosong, beton, kayu dan sebaginya.
II. Fungsi dan Jenis Konstruksi Penahan Tanah
Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang
berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat :
1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan,
jembatan, kendaraan, dll)
2. Berat tanah
3. Berat air (tanah)
Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan
campuran semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan
tanahnya.
Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah :
1. Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan
prasarana lain
2. Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan
prasarana lain, misalnya :
a. Dinding saluran irigasi
b. Prasarana tepi jalan kondisi khusus
c. Dan lain-lain
3. Perlindungan tebing
Jenis tembok penahan tanah :
1. Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity)
2. Tembok yang dibuat dari bahan kayu** (talud kayu)
3. Tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton)
K on str u k si P er k e ra sa n J alan
P en g a m a n T ep i J a la n
Dinding Saluran Irigasi m ed a n b u k it / leren g
2
** Tanah kondisi jenuh dapat diartikan kondisi tanah yang sudah maksimal dalam
menyerap air.
VI. Pemeliharaan dan peningkatan Dinding Penahan Tanah
Dalam hal pemeliharaan dan peningkatan dinding penahan tanah hal-hal yang
perlu diperhatikan antara lain :
1. Kebersihan lingkungan tepi sekitar dinding dari rumput-rumput atau
tumbuhan dengan akar yang dapat merusak dinding
2. Keadaan suling-suling
3. Kondisi saluran air/drainase air
4. Perlindungan terhadap bahan utama
Misalnya :
- Untuk material batu kali dan beton dapat dilakukan pemlesteran
- Untuk meterial kayu perlindungan terhadap rayap atau cuaca***
5
Talud : suatu lereng yang curam dan pendek yang terbentuk secara bertahap pada batas lereng bawah dari
suatu lahan karena proses deposisi pada hedge, dinding batu, atau penahan yang sama lainnya
Dalam dunia proyek, talud bisa diartikan sebuah pasangan batu belah yang berfungsi sebagai penahan tanah
agar tidak longsor. Pada kesempatan ini akan kami share kan bagaimana cara menghtiung volume pekerjaan
talud. Sebagai contoh lihat di bawah ini :
Pada gambar di atas, kita asumsikan panjang talud adalah 1 meter. Maka volume talud tersebut adalah:
Galian tanah
=[0,65 + 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3
Plesteran
=[0,2 + 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2
Pipa drainase
=0,7 x 1 = 0,7 m'
6
PENGERTIAN TURAP
Sebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu bangunan meliputi pekerjaan
penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar
daerah penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut
bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus
tidak boleh mahal, mudah dipasang dan dipindah-pindahkan.
Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah
disekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap
dan penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai
adalah turap dengan tiang tegak, papan turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-
tiang, dan kadang-kadang dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti
pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.
Macam Turap
Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak
sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah
pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis
yang diperlukan.
Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai
berikut :
1. Turap dengan tiang tegak dan papan turap.
2. Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.
3. Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.
Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan
turap secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.
Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang
terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton
maupun tiang baja.
Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat
menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk
pekerjaan penggalian yang besar-besar.
Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah,
adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di tempat.
7
Untuk membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah
dengan membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari
deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan
tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan
dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu sendiri.
2. Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi
dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya
sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan
sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh
tentang konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.
a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama
penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah
pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah
pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi
tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.
Di sini, : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/ )
: Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian
b) Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila
didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-
sia belaka.
c) Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air
cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air
memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang
kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala
bahaya akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian
ini harus dipelajari sebaik-baiknya.
Prosedur Perencanaan
Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat
perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan
penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.
Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan,
diperiksa daya “heaving” (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus
dihitung pula.
Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan
9
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah
tekanan air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban
mati dan beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan
perencanaan bagian-bagian konstruksi.
Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya
ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini
masih banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi
dan Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut
Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang
sesuai dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara
dimana tekanan tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah,
berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut
dihitungkan sebagai tekanan total.
Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat
pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan
mana yang benar dari semua saran-saran diatas.
Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan
tanah dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara
dimana kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan
diuraikan menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara
yang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.
a) Tekanan Tanah
.
Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan
tanah rencana yang didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang
diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria
tersebut, tekanan tanah yang berkerja pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur
10
tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap
sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria
mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan tekanan tanah seperti yang diperlihatkan
dalam Gambar 1.4 bila menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan
sel tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya
menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah seperti yang menunjukan bagaimana
distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan
Peck (Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960) dan dengan
menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.
Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah
pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah
tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut
menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan
bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya
menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah
lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila lebih kecil dari 20%,
dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal
tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah pondasi diambil berdasarkan keadaan
lapangan.
Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan
jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah
berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil
penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan
kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-
benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.
Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan
Tegangan satuan baja biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang
mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara, menimbulkan
kelemahan penampangdan terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar
sehingga tegangan leleh yang diberikan = 2400 tidak dapat dipakai, dan diganti dengan
harga 1200 .
11
Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi
menurut nilai yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini
diperkirakan atas sebesar 2700 .
Perhitungan Panjang Pemancangan
(a.) Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian
tiang yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian
dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup
supaya tekanan tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan,
perhitungan stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara
Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat diperoleh dengan menyelidiki
keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif ,
diukur dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan
diperoleh pada kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana sama
besarnya dengan
Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah
dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman
yang terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan
diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke
tiang diperkirakan selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan
tahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif.
Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.
(b.) Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja
dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air
tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat
volume tanah pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah,
bila muka air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai
berat dengan memperhitungkan daya apungnya.
Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya
keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila
pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari 1,8 kali dalamnya galian, lebih baik
dipilih tipe struktur yang lain.
7 Perhitungan Penampang
12
tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila
dalamnya keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang
dipakai untuk menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian
maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan sebenarnya lebih
dalam.
Momen inersia luas dan modulus penampang yang dipakai untuk menghitung
tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar,
dengan mempertimbangkan kekakuan turap.
Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar, namun
harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu batas
besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan di belakang
turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.
Cara perhitungan tidak diuraikan di sini, tetapi disarankan bila pergeseran menjadi
terlalu besar, tanah pondasi seyogyanya diperbaiki mutunya, atau dipakai turap baja
dengan kekakuan yang lebih besar.
Pemeriksaan “Boiling”
Boiling juga dinamakan “quicksand” atau pasir apung, yang mungkin terjadi pada
penggalian tanah yang berpasir.
Misalkan ada suatu keadaan dimana turap baja telah selesai dipancangkan, dan galian
telah dibuat. Begitu penggalian berjalan, aliran air ke atas dari “seepage” perlahan-lahan
mulai bekerja. Kemudian, setelah tekanan aliran air yang bekerja pada pasir ini sama
beratnya dengan berat pasir di dalam air, butir-butir pasir mulai bergerak dengan hebatnya
dan mengaduk lapisan pasir. Gejala ini disebut “boiling”.
Agar boiling ini tidak terjadi, gradien hidrolisnya tidak boleh melebihi gradien
hidrolis kritis. Dengan perkataan lain :
i < ic
Disini, i : Gradien hidrolis
ic : Gradien-hidrolis kritis
Dalam praktek, dalamnya pemancangan turap baja ditentukan sedemikian rupa sehingga
dengan mengambil faktor keamanan tertentu Fs, syarat di atas dapat terpenuhi.
Walaupun dalamnya pemancangan turap baja diperoleh dari analisa stabilitas
seperti yang diuraikan di depan, namun dalam yang sesungguhnya adalah harga terbesar
dari kedua harga yang diperoleh bila dibandingkan dengan hasil pengamatan terhadap
gejala boiling pula.
14
Jarak penopang biasanya diambil 5 meter atau kurang untuk arah mendatar dan sekitar 3
meter untuk arah vertikal. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, akibat perubahan
temperatur dapat ditambahkan gaya aksial sekitar 15 ton pada penopang ini.
Bila penggalian dilakukan secara besar-besaran, maka perlu dipasang tiang-tiang
antara untuk mencegah penopang menjadi tertekuk. Tiang-tiang antara ini juga berfungsi
sebagai pemikul beban dalam arah sepanjang batangnya. Dalam hal ini, perencanaan harus
memperhitungkan gaya aksial vertikal sesuai dengan beban yang disebutkan di atas.
Dinding turap ataupun tiang antara yang tertanam pada lapisan yang jelek, atau
turap dan bendungan elak sementara yang dibangun di bawah air akan mengalami
penurunan (settlement) yang besar, juga pergeseran tempat (displacement). Pada
prinsipnya, tiang antara untuk mencegah tertekuknya penopang, tidak menahan beban
vertikal. Bila panjang pemancangannya cukup dan aman terhadap penurunan, maka hal ini
dapat digabungkan untuk kedua keperluan tersebut, tentunya setelah diperhitungkan
dengan teliti.
16
No URAIAN PERSYARATAN
A. PERENCANAAN
1 Non Teknis 9. Merupakan usulan dari masyarakat terutama rumah
tangga miskin (RTM)
10. Sedapat mungkin memanfaatkan potensi sumber
daya yang ada.
11. Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh
masyarakat.
12. Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat
yang besar baik sebagai sarana dan prasarana
penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir
atau erosi.
13. Untuk alasan kemudahan pelaksanaan
pembangunan dan efisiensi waktu dan biaya
pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada
kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasarana
penahan tanah 4,00 meter
14. Prasasrana tembok penahan tanah untuk sarana dan
prasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin
bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis dan
persyaratan keamanan yang memadai.
B. PELAKSANAAN
17
2 Tembok Kantilever
3 Tembok Kantilever