Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU

DENGAN GANGGUAN KEHAMILAN

Disusun Oleh:

1. Elgalenia Martha Saputri_2014401012


2. Ilyas Indra Prayoga_2014401019
3. Putri Regita Cahyani_2014401029
4. Yeni Purwaningsih_2014401035

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
POLTEKKES TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh
penulis untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Gizi dan diet. Disamping itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar yang turut membimbing sehingga 
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi  Muhammad
SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat nanti. Makalah ini penulis susun
dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai kebutuhan nutrisi
pada ibu dengan gangguan kehamilan. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Gizi dan diet..

Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari  kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik  dan  saran yang  membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan  makalah ini. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 23 juli 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................………… 1
1.2. Tujuan...........................................................................................................… 1
1.3. Manfaat............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Anemia..............................................................................................................3-5
2.2. Pre_Eklampsia...................................................................................................5-7
2.3.Hiperemessis Gravidanuin................................................................................7-13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2. Saran.................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Pada
kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus
sehat dan mempunyai kecukupan ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang
baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein, minimal seperti zat besi dan
kalsium, vitamin, asam folat danenergi.

Kehamilan itu masa penting, karena disini mutu seorang anak ditentukan. Dari ibu yang sehat
tumbuh benih yang sehat. Salah satu pemeliharaan kehamilan adalah
kecukupanmakanan.Mutu anak dalam kandungan ditetukan oleh mutu makanan.

Seperti orang normal, ibu hamil perlu menu seimbang yaitu menu yang lengkap dan sesuai
dengan tubuh butuhkan, Bedanya porsi makanan ditambah dari biasanya, agar dapat
memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan anak yang dikandunnya.

Gizi yang baik selama kehamilan akan membantu anda dan bayi anda untuk tetap sehat.
Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat pada masa
kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi (kilojoules). Wanita harus
didorong untuk makan makanan yang bergizi dan mengontrol berat badan selama masa
kehamilan. Pertambahan berat badan yang normal adalah sekitar 10-13 kg untuk wanita yang
sebelum kehamilan memiliki berat badanideal.

1.2 Tujuan

a. TujuanUmum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami dan mengerti tentang kebutuhan gizi seimbang ibu hamil pada trimester II.
 b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan pangan (gizi seimbang) pada ibu
hamilterutamapada trimester ke II
2. Untuk membantu mahasiswa memecahkan masalah serta mempermudah
mahasiswa untuk mengelompokkan makanan yang sesuai untuk ibu hamil dengan
1
memperhatikan gizi yang sesuai untuk kehamilan di trimesterII
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam KesehatanReproduksi
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. MahasiswamampumenyusunmakananseimbangibuhamiltrimesterIIsesuai
kebutuhandenganperhitungan-perhitunganyangsesuai.
2. Memperbaikigiziibuhamilsertamampumemberikantrik-trikataumakananyang sesuai
untuk kehamilan trimesterII
3. Mengurangiangkadefisiensigizi(nutrisi)padakehamilantrimesterII

BAB II
PEMBAHASAN

2.1Anemia

Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah
normal. Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di dalam sel-sel darah merah tidak
cukup, seperti protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, tubuh yang tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen akan
mengalami anemia. Akibatnya, seseorang mungkin akan merasa lelah atau lemah. Selain itu,
gejala lain mungkin muncul adalah sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

1. beberapa jenis anemia yang dapat terjadi:


1) Anemia defisiensi B12.
2) Anemia defisiensi folat.
3) Anemia defisiensi besi.
4) Anemia karena penyakit kronis.
5) Anemia hemolitik.
6) Anemia aplastik.
7) Anemia megaloblastik.
8) Anemia pernisiosa.
9) Anemia sel sabit.
10) Talasemia.

2. Faktor anemia
1) Stimulasi produksi sel darah merah yang tidak memadai dipengaruhi oleh
hormon.
2) Hiportiroidisme
3) Beberapa gangguan yang dapat meningkatkan kerusakan sel darah merah.
4) Kekurangan vitamin dan nutrisi seperti rendah zat besi, vitamin B12, dan folat.
5) Gangguan usus, sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan vitamin
berkurang.
3
6) Memiliki penyakit kronis.
7) Penyakit keturunan atau diturunkan dari orangtua.
8) Faktor lain, seperti paparan zat beracun, kondisi imun tubuh, dan sebagainya.

3.Penyebab anemia meliputi:

1) Konsumsi obat-obatan tertentu.


2) Adanya eliminasi yang terjadi lebih awal dari biasanya pada sel darah merah
yang disebabkan oleh masalah kekebalan tubuh.
3) Memiliki riwayat penyakit kronis, seperti kanker, ginjal, rheumatoid arthritis,
atau ulcerative colitis.
4) Mengidap beberapa bentuk anemia, seperti talasemia atau anemia sel sabit,
yang bisa diturunkan.
5) Sedang hamil.Memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, seperti
limfoma, leukemia, anemia aplastik atau myelodysplasia, dan multiple
myeloma.

4.Gejala

Gejala anemia yang paling umum adalah tubuh cepat merasa lelah dan terlihat pucat serta
sering mengeluh kedinginan. Beberapa gejala umum lainnya, antara lain:

1) Selalu merasa mudah marah.


2) Sakit kepala.
3) Mengalami masalah sulit berkonsentrasi atau berpikir.
4) Sembelit.

Akan muncul kondisi ini apabila penyakit semakin parah:

1) Warna biru hingga putih pada mata.


2) Kuku menjadi rapuh.
3) Muncul keinginan untuk makan es batu, tanah, atau hal-hal lain yang bukan
makanan (kondisi ini disebut juga “pica”).
4) Pusing ketika berdiri.
5) Warna kulit pucat.
6) Sesak napas.

7) Lidah terasa sakit.


5.Pencegahan

pencegahan lainnya adalah:

Memastikan vitamin C yang cukup di dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau
suplemen. Hal ini agar tubuh dapat menyerap zat besi. Caranya dengan melakukan diet
seimbang.

Konsumsi suplemen kalsium karena dapat memengaruhi cara tubuh menyerap zat
besi.Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan minum vitamin C agar tubuh dapat
menyerap lebih banyak zat besi dari makanan.

2.2 Pre-eklampsi

Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam
urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Preeklamsia harus diberikan penanganan untuk mencegah komplikasi dan mencegahnya


berkembang menjadi eklamsia yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin. Salah satu
faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia adalah ibu hamil berusia lebih
dari 40 tahun atau di bawah 20 tahun.

1.Tanda dan gejala

1) Tekanan darah tinggi (hipertensi)


2) Proteinuria (ditemukannya protein di dalam urin)
3) Sakit kepala berat atau terus-menerusGangguan penglihatan, seperti
pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya
4) Nyeri di ulu hati atau perut kanan atas
5) Sesak napasPusing, lemas, dan tidak enak badan
6) Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun
7) Mual dan muntah
8) Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain
9) Berat badan naik secara tiba-tiba

2.Penyebab Pre-eklamsi
Penyebab pre-eklamsia masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada dugaan
bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ
yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin.

Kelainan tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit dan timbulnya reaksi yang
berbeda dari tubuh ibu hamil terhadap perubahan hormon. Akibatnya, timbul gangguan pada
ibu hamil dan janin.

Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah faktor berikut ini dinilai dapat memicu
gangguan pada plasenta:

1. Pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit


autoimun, dan gangguan darah
2. Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
3. Baru pertama kali hamil
4. Hamil lagi setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya
5. Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
6. Mengandung lebih lebih dari satu janin
7. Mengalami obesitas saat hamil, yang ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT)
≥30 kg/m2
8. Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
fertilization)
9. Ada riwayat preeklamsia dalam keluarga

3. pengobatan

1. Obat-obatan : antihipertensi, kortekosteroid, mgso4


2. Perawatan di rumah sakit
3. Perawatan setelah melahirkan

4.Komplikasi Pre-eklamsia

Jika tidak ditangani, pre-eklamsia dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

1.Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi
dan kejang

2. Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
3. Penyakit jantung
4. Gangguan pembekuan darah
5. Solusio plasenta
6. Stroke hemoragik
7. Sindrom HELLP

• Komplikasi juga bisa menyerang janin. Komplikasi pada janin meliputi:

1. Pertumbuhan janin terhambat


2. Lahir prematur
3. Lahir dengan berat badan rendah
4. Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS)

5.Hal untuk menurunkan resiko

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya preeklamsia, yaitu:

1. Melakukan kontrol rutin selama kehamilan


2. Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki kondisi hipertensi dan
diabetes sebelum kehamilan
3. Menerapkan pola hidup sehat, antara lain dengan menjaga berat badan ideal,
mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak mengonsumsi makanan yang tinggi garam, rajin
berolahraga, dan tidak merokok
4. Mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral sesuai saran dokter

2.3Hiperemessis Gravidanuin

Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebih pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan. Umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi, kedapatan pada kehamilan semester I. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu.

7
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormuon estrogen dan HCG
dalam serum. Keluhan dan gejala fisiologi menentukan berat ringannya penyakit.

A . Etiologi

Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis :

1. Faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida,molahidatidosa,


diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.

3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.

4. Faktor psikologi memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab terhadap ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup

B. Gejala dan Tanda

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan :

1. Tingkat I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
tidak adanya nafsu makan, berat badan menurun, dan terasa nyeri pada epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100 /menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering, mata cekung.

2. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering, dan
tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat

8
badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguvari dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3.Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat ; suhu meningkat dan tensi menurun. Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukan adanya payah hati.

C.Patologi

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai berikut :

a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan digenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis.

b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardial.

c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak.

d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh Kontorti.

D. Penanganan

1. Pencegahan ; dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan


kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang
diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit
namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual
dan muntah. Defeksi hendaknya diusahakan teratur.

2. Terapi obat, menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti
muntah (mediamer B6, Drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti
mulas.

3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.

9
- Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja,

telah banyak mengurangi mual dn muntahnya.

- Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter
khusus telah mengurangi mual dan muntah.

- Therapy psikologik, berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal


yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan
coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan
serta lingkungan.

- Penambahan cairan, berikan infus dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3


liter dalam 24 jam.

- Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.

E. Diet Pada Hyperemesis Gravidarum

1. Tujuan

a. Mengganti persediaan glikogen dan mengontrol acidosis.

b. Secara berangsur memberikan makanan cukup kalori dan zat-zat bergizi.

2. Syarat-syarat

a. Tinggi hidrat arang, rendah lemak.

b. Cukup air.

c. Makanandiberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan


keadaan penderita.

d. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang dan diberikan dalam porsi kecil tapi
sering.

e. Menurut keadaan penderita secara berangsur diberikan makanan yang memenuhi


sarat gizi.

3. Macam diet dan indikasi pemberian

a. Diet Hyperemesis I

10
Diberikan pada penderita dengan hyperemesis berat yaitu dengan kondisi umum :

- Lebih parah

- Muntah berhenti

- Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma

- Nadi kecil dan cepat

- Suhu meningkat, tekanan darah menurun

- Komplikasi fatal terjadi pada sistem saraf pusat dengan gejala nistagmus, diplopia,
perubahan mental akibat sangat kekurangan zat makanan yaitu vitamin Bkompleks

- Ikterus

Diet :

- Roti kering

- Buah-buahan

- Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudah makan

- Makanan ini kurang dalam semua zat gizi kecuali vitamin C, maka hanya
diberikan selama beberapa hari

b. Diet Hyperemesis II

Keluhan utama :

- Penderita tampak lebih lemah dan apatis

- Turgor kulit lebih mengurang

- Lidah mengering dan tampak kotor

- Nadi kecil dan cepat

- Suhu kadang-kadang naik

- Mata sedikit ikteris

- Berat badan menurun, tekanan darah menurun

11
- Mata cekung

- Konstipasi, olyguria

Diet :

- Diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang

- Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi

- Minuman tidak diberikan bersama makanan

- Makanan ini rendah dalam semua zat gizi kecuali Vitamin A dan Vitamin D

c. Diet Hyperemesisi III

Diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan keluhan utama

- Muntah terus menerus mempengaruhi keluhan utama penderita

- Lemah

- Tidak ada nafsu makan

- BB

- Nyeri pada epigastrium

- Nadi meningkat 100/menit

- Tekanan darah sistolik menurun

- Turgor kulit mengurang

- Lidah mengering, mata cekung

Diet :

- Minuman boleh diberikan bersama makanan sesuai dengankesanggupan penderita

- Makanan cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium

12
- Roti panggang, biskuit, soda krakers, dapat dimakan bersama

- Buah-buah segar, sari buah

- Minuman berkarbonasi, sirop, kaldu tak berlemak, teh, kopi encer

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil.Gejala
dan tanda terjadinya hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tuga tingkatan gejala dan tanda
ini didasarkan menurut berat ringannya gejala.Wanita yang meninggal karena hiperemesis
gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ hepar, jantung, otak,
ginjal.

Penderita hiperemesis gravidarum ini harus diberikan diit yang tepat supaya nutrisinya tetap
terjaga.Diit pada hiperemesis gravidarum ini bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen
dan mengontrol acidosis dan secara berangsur memberikan makanan cukup kalori dan zat-zat
gizi.Diit hiperemesis ada tiga yaitu diit hyperemesis I, II, dan III.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, dan
mudah-mudahan setelah membaca makalah ini pembaca dapat menambah wawasannya
tentang pentingnya nutrisi pada ibu hamil terutama nutrisi pada hiperemesis gravidarum dan
bagaimana diit pada hiperemesis gravidarum.

14
DAFTAR PUSTAKA

Admin. ( 2009). Gizi Ibu Hamil, Jakarta: Rineka Cipta.

Alimul, Aziz. (2007). Metode penelitian keperawatan dan tehnik analisis

data. Jakarta : salemba medika

Arisman. (2007). Ilmu Gizi. Bathara, Jakarta.

Arikunto,S.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka

Cipta. Jakarta .

Bobak , L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Budionto, A.K. 2009. Dasar-dasar ilmu gizi. Cetakan keempat. Malang : UMM

Press

Boston. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif, edisi pertama, cetakan kedua,

Penerbit kencana, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai