Anda di halaman 1dari 31

PERTANIAN INOVATIF (IPB 10C)

Kuliah V
PERTANIAN CERDAS IKLIM
Pertanian masa depan dalam menghadapi dampak perubahan iklim

Oleh:
Tim Pengajar
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo ARIFIN, MS (Koordinator)
Learning Outcomes

Mahasiswa diharapkan mampu memahami permasalahan/tantangan dampak dari


variabilitas dan perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian, serta mampu
menjelaskan strategi solusinya melalui penerapan Climate Smart Agriculture
(CSA), suatu sinergi antara peningkatan produktivitas lahan dan income petani,
adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


SISTEM IKLIM BUMI Iklim mempengaruhi produksi pertanian
termasuk luas area tanam, intensitas
pertanaman dan produktivitas lahan.

Unsur-unsur/pembentuk iklim yang


mempengaruhi produktivitas pertanian
adalah radiasi matahari, suhu udara,
Curah hujan, tekanan udara, kecepatan
dan arah angin, kelembaban udara dan
kelembaban tanah dan topografi.

Iklim dan cuaca yang terbentuk pada suatu


lokasi geografis di permukaan bumi
merupakan hasil dari proses interaksi
antara permukaan, atmosfir, hidrosfir ,
Kriosfir serta biosfir dimana interaksi yang
terjadi diatur oleh mekanisme eksternal
forcing yang berasal dari Matahari, lapisan
Atmosfir, Angin dan pergerakan massa
udara serta lautan dan Arus laut
Source: Bureau of Meteorology Australia

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Permasalahan utama: Gas Rumah Kaca di atmosfir terus meningkat

IPCC, 2018
Laju kosentrasi CO2 di atmosfer trendnya selalu meningkat
Akibat aktivitas manusia, emisi antropogenik dari gas gas rumah kaca saat ini tertinggi dalam sejarah.
Perubahan iklim yang terjadi memberikan dampak yang luas terhadap manusia dan alam (IPCC
Synthesis Report 2014).

Kosentrasi CO2 di Kosentrasi CO2 di


atmosfer pada 16 Januari atmosfer pada Desember
2019 = 410.5 ppm 2019 = 412.4 ppm

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Akibatnya suhu sistem bumi-atmosfir terus meningkat:
Perubahan Iklim terus meningkat intensitasnya

Global warming akan mencapai


1,5oC pada periode 2035 - 2052
jika emisi GRK meningkat dengan
laju yang sama seperti saat ini

Tahun 2006-2015 peningkatan


suhu rataan global sekitar 0,75
sampai 0,99 oC.

Sumber : IPCC (2018)

Besarnya peningkatan suhu tidak sama antar tempat, pemanasan akan terjadi lebih tinggi di darat dari pada
dilaut karena pengaruh perbedaan kapasitas panas antara muka air dan daratan.

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


. Kenaikan nilai rataan suhu

suhu panas
Peluang semakin sering terjadi
Kejadian Semakin sedikit
suhu dingin suhu panas ekstrim
semakin sering
terjadi

DINGIN RATAAN PANAS

Kenaikan variabilitas iklim

suhu dingin suhu panas


Peluang semakinsering semakin sering
Kejadian terjadi terjadi
suhu dingin suhu panas ekstrim
ekstrim >> >>>

IPCC AR4, Schar et al. 2004 DINGIN RATAAN PANAS


Slide compliments of Mark Zelinka
Proyeksi Perubahan Suhu Global

Peningkatan suhu permukaan


daratan lebih tinggi daripada
lautan. Di lintang tinggi
peningkatan suhu permukaan
lebih besar daripada daerah
lainnya.

Sumber : IPCC (2018)

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


PERUBAHAN SUHU DI ASIA TENGGARA

ISU UTAMA

1. Tren pemanasan dan


meningkatnya kejadian suhu
ekstrim di wilayah SEA

2. Kejadian kekurangan air/water


scarcity semakin sering terjadi

3. Produktivitas tanaman pangan


diprediksi akan semakin menurun

IPB 10C 29/09/2020


| www.course.ipb.ac.id 29/09/2020 9
Suhu wilayah Indonesia diproyeksikan naik sekitar 0.4 - 1.2 oC (BMKG)
IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020
Perubahan iklim memberikan tantangan besar terhadap
kestabilan dan usaha peningkatan produktivitas pertanian
Dampak pada Sektor pertanian sangat besar (terjadi perubahan
PERUBAHAN IKLIM kondisi optimum lingkungan untuk tumbuh dan berkembang)

Tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan , Peternakan, Perikanan


Suhu dan hutan alam
meningkat
Akan terjadi perubahan:
Perubahan pola - Ketersediaan air (Kejadian kekurangan air/water scarcity akan
curah hujan semakin sering terjadi)
dan distribusinya - Awal Waktu Tanam dan Panjang Masa Tanam
- Stress lingkungan (karena kejadian iklim ekstrim akan menyebabkan semakin
Iklim ektrim seringnya banjir, kekeringan, erosi oleh air hujan dan angin kencang; peningkatan
kemasaman tanah dan salinitas serta degradasi biologis.)
- Distribusi habitat dan spesies (yang akan mempengaruhi ekosistem alamiah
Muka air laut naik,
pH air laut turun
dan hewan liar)
- Degradasi servis lingkungan/ecosystem services

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Pengambilan keputusan
dalam aktivitas
pertanian sangat
dipengaruhi oleh
iklim/cuaca setempat
Nairametrics.com Asiaflux

Thejakartapost.com Masterfile.com
MENGAPA PERUBAHAN IKLIM
MEMPENGARUHI PERTANIAN ?

IKLIM DAN CUACA SANGAT


MEMPENGARUHI SEKTOR
PERTANIAN

PERUBAHAN IKLIM  KONDISI OPTIMUM BERUBAH MENGGANGGU


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  PRODUKSI
Dampak perubahan iklim terhadap hasil
pertanian di massa depan
Sumber : IPCC (2016)

Perubahan iklim
secara signifikan
menurunkan
produksi pertanian

Proyeksi perubahan produksi pertanian (gandum, jagung, padi, dan kedelai) karena perubahan iklim (kenaikan
suhu > 2°C), menggunakan skenario emisi, wilayah tropis dan temperate, dan untuk yang sudah beradaptasi (biru)
dan tidak beradaptasi (coklat).

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Dampak perubahan iklim terhadap hasil
perikanan di massa depan
Proyeksi perubahan potensi
penangkapan ikan dan
invertebrata di laut
menunjukkan penurunan di
wilayah ekuator

Global warming
meningkatkan suhu
permukaan laut dan
menyebabkan acidification
sehingga potensial
penangkapan ikan di
beberapa wilayah menurun
Sumber : IPCC (2016)

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Pembangunan Pertanian, haruslah
1. Mencapai tujuan Ketahanan Pangan
– Memberi pangan penduduk yang terus BERTAMBAH
– Produksi Pangan HARUS ditingkatkan (sementara lahan terbatas)
– Dampak Perubahan Iklim semakin besar (perlu ADAPTASI).

2. Menghindari Dampak yang “irreversible” dan


“berbahaya” dari Perubahan Iklim
– Target menahan peningkatan suhu < 1.5 oC membutuhkan
penurunan emisi sangat besar (MITIGASI)
– Pertanian dan Kehutanan memberikan kontribusi cukup besar
terhadap emisi total GRK
– Pertanian Harus menjadi bagian dari solusi penanganan PI
IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020
Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan
Pencapaian ketahanan pangan dapat dibagi atas 4 dimensi:
• physical availability of food, which addresses the “supply side” of food security and is
determined by the level of food production, storage and processing, ransport and distribution
and trade; (KETERSEDIAAN)
• the economic and physical access to food, including incomes and access to markets;
(AKSES)
• the food utilization, i.e. the way the body makes the most of various nutrients in the
food, which is influenced by people’s health status (adanya air bersih, energy, dll)
(PEMANFAATAN)
• the stability of food security (“at all times” ), which emphasizes the importance of having
to reduce the risk of adverse effects on the other three dimensions (STABILITAS)

PERUBAHAN IKLIM MEMPENGARUHI 4 DIMENSI DARI KETAHANAN PANGAN YAITU KETERSEDIAAN,


AKSES , PEMANFAATAN DAN STABILITAS

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


CLIMATE-SMART AGRICULTURE UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN dalam
menghadapi dampak Perubahan Iklim

CLIMATE SMART AGRICULTURE Pertama kali diperkenalkan oleh FAO pada tahun 2010

Adaptasi
Mitigasi

Sinergi UNTUK MENCAPAI KETAHANAN


PANGAN dan Tujuan
Pembangunan NASIONAL.

Peningkatan
Produktivitas &
Pendapatan

Climate Smart Agriculture membangun sinergi antara peningkatan produktivitas


dan pendapatan petani dengan adaptasi serta mitigasi perubahan iklim

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


TIGA PILAR PENERAPAN CLIMATE SMART AGRICULTURE
Climate-Smart Agriculture akan:

Meningkatkan Intensifikasi
Sistem Produksi secara
berkelanjutan untuk
produktivitas
dan pendapatan
Mengurangi emisi GRK
dan meningkatkan
penyerapan (mitigasi)

Meningkatkan resiliensi Negara-Negara Berkembang bergantung pada


Ekosistem dan tatanan kehidupan pertanian; Ketahanan Pangan rentan terhadap PI;
pedesaan/wilayah/negara terhadap Tujuan utama CSA meningkatkan ketahanan pangan,
dampak perubahan iklim adaptasi sistem produksi pertanian merupakan
(adaptasi) kebutuhan fundamental, mitigasi merupakan
FAO, 2010 additional objective.
IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020
APAKAH ADAPTASI DAN MITIGASI?
ADAPTASI MITIGASI
Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Emisi Pertanian CO2, CH4, atau N2O.
Pengelolaan Aliran Karbon dan Nitrogen
(kompos, pakan ternak dan biogas).

Menghindari Emisi GRK/Menggantikan


sumber energi
Jones et al. 2004
Efisiensi penggunaan energi
• Adaptasi : tindakan menyesuaikan diri dalam antisipasi pengaruh dari Biofuels, Biomass Energy, Renewable Energy
Perubahan iklim dengan tujuan meringankan dampak buruk dari
perubahan iklim.
• Melalui tindakan adaptasi petani dapat meningkatkan resiliensi Absorpsi /Menghilangkan Emisi GRK
terhadap iklim yang tidak menguntungkan. Adaptasi akan melebarkan
coping range (daya tahan) petani sehingga tingkat produksi dapat di Peningkatan Sink (Menanam pohon,
pertahankan walaupun kondisi iklim berada di luar rataan normalnya
Agroforestry)

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Penerapan Climate Smart Agriculture : program dan teknologi yang dipilih sangat site
spesific dan terdiri dari satu atau kombinasi dari beberapa komponen

Climate smart: Tersedianya ICT atau Teknologi Informasi dan Komunikasi IKLIM untuk pengambilan keputusan (pilihan
komoditas, pola tanam, waktu tanam, jumlah dan waktu aplikasi pupuk, pengendalian OPT, waktu dan jumlah pengairan atau irigasi,
waktu panen), untuk prediksi musiman risiko iklim ekstrim dan dibangunnya Early Warning System, tersedianya asuransi pertanian
BERBASIS INDEKS IKLIM (climate index based insurance)

Water smart: pengelolaan air di lahan petani, pengelolaan air wilayah (komunitas petani) , teknologi penangkapan dan
penyimpanan air hujan, teknologi hemat air, PES (pay for ecosystem services).

Carbon smart: konservasi tanah (tampa pengolahan/no-tillage), sistem penggunaan lahan/landuse (agroforestry), integrasi
peternakan dan pertanian, pengelolaan lahan gambut, pupuk organik.

Soil and Land smart: Pengelolaan pemupukan tanah (site-specific), Precision fertilizers, pemanfaatan legume untuk
menangkap nitrogen, cover crop pada perkebunan, perencanaan wilayah, konservasi tanaman hutan pada wilayah rentan longsor, PES.

Protection Smart: Bioherbisida, pengelolaan OPT yang terintegrasi, rotasi tanaman, peringatan dini OPT (based on climate
information system)

Energy smart: energi alternatif (biofuels, HYDROPOWER), mesin pertanian yang hemat energi, pengelolaan tanah yang
minimum (BAHAN BAKAR MINIMUM), pengelolaan sampah pertanian (MENJADI SUMBER ENERGI).

Farmers Smart: Terbentuk Komunitas petani, networking antar petani, sharing teknologi tersedia, bank benih dan bibit
(Penggunaan varietas unggul rendah emisi, tahan kekeringan, tahan salinitas dan tahan genangan), diversifikasi komoditas, informasi
pasar, sumber alternatif mata pencaharian (agri-eco-tourism).
Teknologi Komunikasi Informasi tentang panjang musim hujan, onset
musim hujan, prediksi cuaca harian dan 10
dan Informasi IKLIM harian yang dkomunikasikan kepada petani
akan digunakan untuk pengambilan
keputusan (pilihan komoditas, pola tanam,
waktu tanam, persiapan lahan, jumlah dan
waktu aplikasi pupuk, pengendalian OPT,
waktu dan jumlah pengairan atau irigasi, waktu
panen).
Sangat diperlukan untuk informasi prediksi
musiman risiko iklim ekstrim sebagai Early
Warning System bagi petani,
Prediksi iklim yang tepat dapat dimanfaatkan
untuk proteksi petani melalui tersedianya
asuransi pertanian BERBASIS INDEKS IKLIM.
Soyemi & Bolaji, 2018

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Climate index based insurance
Basic Principle: payment is
100%
granted when ‘unwanted’
climate/weather condition
(% nilai Pertangungan)

occurs (climate index) without


Besar Pembayaran

prove of crop damage.


50%
Mechanism: payment is given
when climate index is not
fulfilled (example: rainfall);
Pembayaran Niiai Pembayaran niiai Tidak ada
pertagungan pertangungan pembayaran Nilai
there are 3 terms premi, trigger,
secara penuh sebagian pertagungan and exit; partly coverage below
0% Trigger level (according to
75 200
Exit Trigger agreeable contract) and full
Hujan Musim Kemarau coverage below Exit level

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Climate index based Insurance

Year Total Rainfall Year Total Rainfall


One method used to determine TRIGGER
and EXIT is using HISTORICAL BURNING
METHOD.

Determination of payment (Y) by the


insurance company to the farmers is
calculated as the following:
𝑅𝑎𝑖𝑛𝑓𝑎𝑙𝑙 − 𝐸𝑥𝑖𝑡
𝑌 = 1− × 𝐼𝑛𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
𝑇𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 − 𝐸𝑥𝑖𝑡

( 4 worst years)

𝑅𝑎𝑖𝑛𝑓𝑎𝑙𝑙 − 𝐸𝑥𝑖𝑡
𝑌 = 1− × 𝐼𝑛𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
𝑇𝑟𝑖𝑔𝑔𝑒𝑟 − 𝐸𝑥𝑖𝑡
STRATEGI ADAPTASI

Strategi Adaptasi pada Sektor Pertanian merupakan kombinasi dari:

1. AKSI SPESIFIK (Perubahan 1-2 aspek di lahan petani)


Exposure
2. PERUBAHAN SISTEMIK (PERUBAHAN SECARA KESELURUHAN)

Strategi Adaptasi

Aksi Spesifik Perubahan Sistemik


Reformasi Kelembagaan :
- Diversifikasi livelihood
untuk menghadapi risiko
iklim
Contoh:
Contoh:
Merubah Reformasi
kelembagaan - Reformasi kelembagaan
varietas untuk menciptakan sistem
padi
insintif bagi pengelolaan
sumber daya yang lebih
baik.

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN
PEMBANGUNAN (PERTANIAN)
Dampak Perubahan Iklim merupakan suatu
Exposure ancaman terhadap pencapaian tujuan
pembangunan dan menghambat pertumbuhan
ADAPTASI
suatu bangsa

Mitigation
Adaptasi dapat mengurangi ancaman tersebut.

(Rencana) Pembangunan (jangka pendek, jangka


panjang) dapat dibuat sedemikian rupa agar
PEMBANGUNAN membantu terlaksananya adaptasi terhadap
perubahan iklim.

Pada dasarnya aktivitas adaptasi serupa dengan aktivitas pembangunan yang bertujuan
mengurangi kerentanan penduduk . Bedanya, adaptasi menekankan pada kerentanan yang
ditimbulkan oleh dampak perubahan iklim saat ini dan di masa depan.

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


TRANSISI PERTANIAN KONVENSIONAL MENUJU PERTANIAN CERDAS IKLIM?

Pertanian Konvensional
PERTANIAN CERDAS IKLIM
• Boros sumberdaya energi
• Tinggi penggunaan pupuk, • Teknologi efisien energi untuk
pestisida dan herbisida pertanian
• Ekspansi lahan pertanian • Meningkatnya efisiensi
• Menipisnya sumberdaya alam penggunaan pupuk dan
• Meningkatnya spesialisasi pemanfaatan pupuk organik
MENUJU • Intensifikasi lahan
pada produksi pertanian
tertentu dan sistem • Restorasi, Konservasi dan
pemasaran pemanfaatan sumberdaya alam
. Kapasitas petani dalam secara berkelanjutan
penanganangan dampak • Meningkatnya diversifikasi
perubahan iklim lemah, • Kapasitas petani tinggi
. Produksi tidak stabil • Produksi dan Income Stabil

1. More Resource Efficient System dan


2. More Resilient system
PENDAMPINGAN PETANI DALAM TRANSFORMASI MENUJU CLIMATE SMART AGRICULTURE

Climate-Smart Agriculture tidak hanya melakukan


transformasi pada teknologi sistem produksi pertanian
tetapi juga memperbaiki dan meningkatkan
layanan/pendampingan/services terhadap petani
dalam proses transformasi sistem produksi mereka

• Komunikasi, Penyuluhan dan Pendidikan untuk meningkatkan kesadaran terhadap


perubahan iklim dan cara penanggulangannya (Interdiciplinary Stakeholder Collaboration,
Forum Innovasi)
• Tersedianya Sistem Informasi Iklim dan Decision Support Tools untuk sistem usaha
tani yang lebih presisi, termasuk tersedianya EWS untuk bencana terkait iklim.
• Tersedia Asuransi dan akses terhadap funding serta proteksi sosial
• Pengembangan Penelitian dan infrasruktur untuk mendukung Climate-Smart Agriculture
(varietas resistan terhadap kondisi lingkungan yang berubah, pengembangan IoT based Smart
Farming perlu pengembangan sensor sensor untuk monitoring lahan pertanian seperti pertumbuhan dan
perkembangan, deteksi kekeringan dan automatisasi pemberian air , serangan hama penyakit dan automatisasi
penanggulangan OPT, dll dan oleh karena itu perlu dibangun infrastruktur internet yang baik dan infrastruktur
pendukung lainnya)
PENUTUP
Climate Smart Agriculture bersifat spesifik – lokasi, identifikasi dan
menggabungkan aktivitas pertanian yang paling sesuai dan paling
sustainable bagi ekonomi, lingkungan dan kondisi sosial masyarakat
setempat.

CSA bersifat lintas sektoral: mencakup seluruh sub-sektor pertanian


(tanaman setahun, musiman, ternak, unggas, perikanan darat,
perikanan laut, kehutanan) dan sektor sektor pendukung pertanian

Implementasi CSA membutuhan dukungan semua pihak, termasuk


dari aspek kebijakan dan infrastruktur.
Keberhasilan penerapan CSA dapat dilihat dengan peningkatan
produktivitas lahan, peningkatan pendapatan petani, efisiensi
penggunaan input dan stabilitas produksi (adaptasi) dan pengurangan
emisi (mitigasi) serta terjadi peningkatan kapasitas petani (terjadi
perubahan positif dari SUT)

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020


Selamat Belajar
Sampai Jumpa di Pertemuan
Minggu ke-6

You can download the material at: www.course.ipb.ac.id

IPB 10C | www.course.ipb.ac.id 29/09/2020

Anda mungkin juga menyukai