Anda di halaman 1dari 7

Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

Psikometri Kelas B – Pertemuan Pertama

Tujuan akhir: membangun kompetensi untuk melakukan penelitian: MPSD, MPSI-I, MPSI-II,
Asesmen Psikologi, dan Psikometri.

Mempelajari: pengukuran psikologis, pengolahan data penelitian psikologis. Mahasiswa kana


diminta untuk mengerjakan latihan menggunakan data untuk mencari tahu sejauh mana alat
ukur psikologis memenuhi persyaratan alat ukur yang baik.

Topik Psikometri: membahas 4 topik besar; reliabilitas, validitas, analisis item, dan
penormaan tes. Materi utama dari buku Cohen & Swerdlik, Anastasi & Urbina, Urbina, Caplan
& Sacuzzo, dll.

SELALU BAWA BUKU atau LAPTOP karena Mba Dewi & Bu Jul tidak akan memperbolehkan
masuk ke kelas.

link Google Drive buku-buku tentang Pengukuran Psikologis + Jadwal untuk Semester 6
(2017):
https://drive.google.com/drive/folders/1hD10HDByQQv9hy8dlTahHwS4fmmnSuPX

link Powerpoint Psikometri tahun angkatan 2016:


https://drive.google.com/drive/u/0/folders/10ZqiZCVMfsxk4G-M0WUT6Nvdy8LBCxc_
https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1wnHkFMNRnz_VGd6vdvReFAS0lVxQyY4V

Peraturan Perkuliahan:
1. Selalu membawa materi referensi dan buku untuk perkuliahan.
2. Perkuliahan akan dimulai jam 08.20. Jika telat, maka boleh masuk namun tidak boleh
absen.
3. Kuis akan dilangsungkan 2x; sebelum UTS (3 Maret; UTS 31 Maret - 3 April) dan UAS
(28 April; UAS 9 Juni 12 Juni). Tidak ada susulan.
4. Mahasiswa WAJIB membaca buku.

Bobot Penilaian:
1. Untuk Tugas Kelompok (5 orang), yang dikumpulkan adalah satu laporan keselurahan
yang berisi dari tugas-tugas mingguan (deadline: 2 Juni 2019 atau Jum’at terakhir
perkuliahan). Akan ada penilaian peer review.
2. Tugas mingguan akan dikumpulkan di hari Jumat jam 15.00 di admin Metriset. Akan
di feedback oleh Mba Dewi, tidak perlu mengumpulkan revisi namun include revisi di
laporan akhir. Di Tugas Mingguan akan dibuat laporan kontribusi (peer review
mingguan).
3. Persentase penilaian sudah dirincikan di dalam dokumen Silabus yang diberikan Mba
Dewi di dalam link Google Drive.
4. Materi UTS: Pengantar, Norma, dan Reliabilitas. Materi UAS: Analisis Item dan
Validitas.

Diskusi Kelompok: Review Materi Asesmen Psikologis


Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

1. Apa yang dimaksud dengan Psychological Assessment?


a. Psychological assessment – as the gathering and integration of psychology –
related data for the purpose of making a psychological evaluation that is
accomplished through the use of tools such as test, interviews, case studies,
behavioral observation, and specially designed apparatuses and measurement
procedures.
(Cohen & Swerdick, 2009)

Segala proses mengumpulkan data yang berhubungan dengan aspek-aspek


psikologis seseorang melalui penggunaan alat-alat (tools: tes, wawancara,
studi kasus, observasi tingkah laku, dan prosedur pengukuran dan apparatus
yang didesain khusus) serta mengintegrasikan data tersebut untuk membuat
evaluasi psikologis.

Proses: pengumpulan data, integrasi data, dan evaluasi data.

2. Apa yang dimaksud dengan Psychological Testing?


a. Psychological Testing – the process of measuring psychology related variables
by means of devices or procedures designed to obtain a sample of behavior
(Cohen & Swerdlik, 2009)

Proses pengukuran variable-variabel yang berhubungan dengan psikologi


dengan menggunakan prosedur objektif dan terstandarisasi serta alat ukur
yang didesain untuk mendapatkan sampel tingkah laku. Alat ukur yang
digunakan adalah tes psikologis.

Proses: Administrasi tes, scoring tes, dan interpretasi tes.

Perbedaan testing dan asesmen dapat dilihat di Cohen, Swerdik, Sturman (2013, p. 3)
Testing Assement
Objective Typically, to answer a referral question,
Typically, to obtain some gauge, usually solve a problem, or arrive at a decision
numerical in nature, with regard to an ability through the use of tools of evaluation
or attribute.
Process Assement is typically individualized. In
Testing may be individual or group in nature. contrast to testing, assessment more
After test administration, the tester will typically focuses on how an individual
typically add up “the number of correct process rather than simply the results of
answers or the number of certain types of that processing.
responses… with little if any regard for the
how or mechanics of such content”
(Maloney & Ward, 1976, p. 39)
Role of Evaluator The Assessor is key to the process of
The tester is not key to the process; selecting tests and/or other tools of
practically speaking, one tester may be
Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

substituted for another tester without evaluation as well as in drawing conclusions


appreciably affecting the evaluation. from the entire evaluation.
Skill of Evaluator Assessment typically requires an educated
Testing typically requires technician-like selection of tools of evaluation, skill in
skills in terms of administrating and scoring evaluations, and thoughtful organization
a test as well as in interpreting a test result.
and integration of data.
Outcome Typically, assessment entails a logical
Typically, testing yields a test score or series
problem-solving approach that brings to
of test scores. bear many sources of data designed to shed
light on a referral question.
• Testing menjawab 1 pertanyaan terkait metodenya, (contoh) berdasarkan hasil
observasi, bagaimana tingkat agresivitasnya.
• Asesmen adalah keseluruhan hasil dari berbagai testing/metode asesmen mengenai
(contoh) apakah orang ini cocok untuk bekerja di rumah sakit? Seharusnya dia tidak
agresif.

3. Apa yang dimaksud dengan tes psikologis?


a. Device or procedure designed to measure variables related to psychology:
intelligence, personality, aptitude, interest, and values (Cohen & Swerdlik,
2009).
b. Tes psikologis pada dasarnya adalah pengukuran yang objektif dan
terstandarisasi terhadap suatu sampel tingkah laku (Anastasi & Urbina, 1997).
i. Yang diukur merupakan contoh-contoh gestur/tingkah laku kecil
tertentu yang mewakili/merepresentasikan suatu tingkah laku.
ii. Mengukur kemampuan aritmatika pada anak SD dengan menggunakan
5 soal perkalian saja à apakah sudah representatif?
iii. Sample of behavior = item dari tes.
c. Satu set/serangkaian/kumpulan item yang didesain untuk mengukur
karakteristik/variable psikologis manusia yang terwujud dalam tingkah laku
(Kaplan & Sacuzzo, 2009).
d. Psychological Variable: covert & intangible variables.

4. Apa syarat-syarat tes psikologis yang baik?


a. Standarisasi/Baku
Memiliki prosedur yang standar/sama dalam:
i. Administrasi
ii. Pemberian skor
iii. Interpretasi
b. Reliabilitas
Adanya konsistensi skor jika seseorang dites kembali dengan tes yang sama
pada waktu yang berbeda, dengan bentuk tes yang setara, dinilai oleh orang
yang berbeda, atau menunjukkan konsistensi respons terhadap item-item tes
à skor tes bisa berubah, namun yang penting kategori hasil skor masih sama.
Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

Reliabilitas tidak lepas dari margin of error. Skor yang diperoleh dari tes (raw
score) selalu mengandung error. Alat tes yang baik adalah yang memiliki
margin of error yang kecil.

c. Validitas
Menunjukkan seberapa baik tes memenuhi fungsinya, yakni:
i. Benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.
ii. Menunjukkan derajat ketepatan (akurasi) dalam penyimpulan damn
interpretasi skor tes (Kaplan & Saccuzo, 2005).

d. Objektif
Proses administrasi, skoring, dan interpretasi bebas dari
bias/keberpihakan/penilaian pribadi tester.

e. Norma
i. Norma dari suatu psychological testing merupakan acuan/pedoman
yang digunakan untuk memaknai hasil skor dari suatu tes psikologis.
ii. Norma terdiri dari data yang memungkin untuk menentukan
kedudukan relatif testee.
iii. Norma berfungsi sebagai dasar untuk membandingkan individual
dengan group; berbentuk z score atau persentil. Contoh norma:
ranking di kelas ditentukan oleh nilai rata-rata yang dimiliki semua
siswa di kelas.
iv. Norma diaplikasikan setelah scoring sudah dilakukan. Norma
digunakan untuk membantu menginterpretasi skor.
5. Apa saja langkah-langkah penyusunan tes psikologis? Cohen & Swerdlik (2009)
Chapter 8
a. Test Conceptualization
Pembuat tes harus mengajukan beberapa pertanyaan, seperti:
• Tingkah laku/Apa yang dapat diukur oleh alat tes ini?
• Apa objektif dari alat tes ini?
• Apakah pembuatan alat tes ini dibutuhkan?/ Apakah terdapat demand
terhadap alat tes ini?
• Siapa yang akan menggunakan alat tes ini?
• Siapa yang akan mengerjakan alat tes ini? Karakteristik testee.
• Norm Referenced vs Criterion Referenced

b. Test Construction
Membuat item sesuai format yang ditentukan sebelumnya. Menentukan
teknik penyekoran.

Konstruk merupakan konsep abstrak. Untuk mengkonkretkan suatu konstruk,


konstruk tersebut harus dioperasionalkan. Konstruk dapat dioperasionalkan
Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

dengan menurunkan konstruk tersebut dengan membuat indikator-indikator.


Dari indikator, barulah test maker dapat membuat item-item.
• Scalling – proses penetapan aturan untuk menempatkan angka dalam
skala pengukuran.
• Tipe-tipe skala: Age, Grade, Stanine, Unidimensional,
Multidimensional, Komparatif, dan Kategorikal.
• Metode Scalling: semakin tinggi atau rendah skor yang didapatkan,
semakin banyak/sedikit karakteristik yang dimiliki oleh testee.
• Rating Scale: proses mengelompokkan kata-kata, pernyataan, atau
simbol-simbol yang mendasari penilaian mengenai trait tertentu, sikap,
dan emosi yang diindikasikan oleh testee. Final test score bisa
menggunaka summative test score/Likert scale.
• Writing items: jumlah item pada draft pertama biasanya 2x lebih
banyak dibandingkan final version. Item Format: terdiri dari variable
seperti form (bentuk), plan (rencana), struktur, arrangement, dan
layout item tes individual secara kolektif.
o Selected Response Format
o Constructed Response Format
• Scoring items: semakin tinggi nilai yang dihasilkan, semakin akurat

c. Test Tryout: alat tes dicobakan ke testee yang memiliki karakteristik tertentu.
Pengujian alat tes dilakukan secara empiris agar test maker dapat melakukan
analisis validitas, reliabilitas, dll.
d. Item Analysis
i. Index of the item’s difficulty, reliability, validity, discrimination.
e. Test Revision
i. Dilakukan ketika terdapat item yang belum oke.
ii. Setelah revisi, alat tes akan diujikan kembali.

Test Tryout – Item Analysis – Test Revision diulang-ulang hingga test maker dapat
menciptakan alat tes psikologis yang memenuhi syarat-syarat; terstandarisasi, objektif, valid,
reliabel, dan norma sesuai.

PSYCHOMETRICS
1. The science of psychological measurement (Cohen, Swerdlik, & Sturman, 2013).
2. Psychometrics = Psychology + Metrics
3. Ilmu tentang pengukuran variable psikologis yang didasarkan pada teori dan metod e
4. Measurement = proses pemberian angka pada suatu objek atau karakteristik dari
objek tersebut.
a. The act of assigning numbers of symbols to characteristic od people or objects
according to rules (Cohen, Swerdlik, & Sturman, 2013). Measurement is the
assignment of numerals to obejcts or events according to the rules (Stevens,
dalam Crocker & Algina, 1986). Bersifat kuantitatif.
5. Pengukuran tidak dilakukan terhadap keselurahan objek yang hendak diukur
melainkan hanya terhadap atribut/aspek/karakterisitk/property dari objek tersebut,
yang merupakan sampel tingkah laku yang merepresentasikan objek tersebut (Lord &
Novick, 1968, Torgerson, 1958, dalam Crocker & Algina, 1986).
Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

JENIS-JENIS TES PSIKOLOGIS:


1. Tes psikologis dapat dikategorikan berdasarkan beberap aspek. Jelaskan kategori
tersebut.
a. Cara Administrasi:
i. Individual à diberikan kepada satu individu (testee) dalam satu waktu
1. Diberikan kepada anak-anak, lansia, orang yang memiliki
gangguan, dan orang-orang yang memiliki pendidikan yang
rendah (buta huruf).
ii. Kelompok à diberikan kepada >1 individu (testees) dalam satu waktu
b. Tipe tingkah laku yang diukur:
i. Tes kemampuan (maximum performance test/ability): mengukur
kemampuan individu dalam jangka waktu tertentu. Ability test terdiri
dari item-item yang terdiri dari benar dan salah serta terdapat derajat
kesulitan. Berdasarkan hal yang diukur, ability test terdiri dari:
1. Kecerdasan (intelligence): solving problems dan adaptation.
Baca lagi dengan pendekatan faktor analisis dan pendekatan
proses.
2. Bakat (aptitude)
3. Prestatif (achievement)

Anastasi & Urbina (1997) halaman 474-475 untuk perbedaan aptitude


dan achievement.
1. Achievement: mengukur hasil pembelajaran seseorang di
setting formal/sistematis (sekolah, bimbel). Tujuan: mengukur
sejauh mana seseorang sudah menguasai pembelajaran
tertentu.
2. Aptitude: mengukur hasil pembelajaran seseorang di setting
sehari-hari/informal. Tujuan: meramalkan/memprediksi
seseorang kalau dia akan mendapatkan/memilih program
pembelajaran tertentu.
ii. Tes Kepribadian (typical performance/personality)
1. Terstruktur/Objektif à pilihan ganda, self-report inventory.
2. Tidak Terstruktur/Projektif à diminta untuk menggambar,
Rorschach.
c. Batas waktu (kedua tes dibawah payung maximum performance tes/ability
test):
i. Power test à tidak ada batasan waktu, soal memiliki tingkat kesukaran
yang perlahan-lahan meningkat.
1. Timed-Power Test (ada batasan waktu).
Aliya Fitri – 1706050801 Mba Dewi Maulina & Bu Julia Suleeman

ii. Speed test à relative mudah dan memiliki batas waktu yang singkat,
hasil dilihat dari kecepatan individu mengerjakan tes.
1. Untuk memunculkan individual differences, maka jangka
waktu tes dibatasi à seberapa banyak/cepat individu dapat
mengerjakan item-item tes.
2. Contoh: Perceptual Speed Test
d. Sifat/Bentuk Respon:
i. Paper & Pencil Test
ii. Oral Test
iii. Non-Verbal Test; Performance Test

Anda mungkin juga menyukai