Disusun oleh :
Kelas 1B
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun tugas
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Kode Etik
Psikologi dengan judul “BAB VIII : PENDIDIKAN dan/atau PELATIHAN”.
Dalam makalah ini penulis selaku penyusun memohon maaf atas banyaknya
kekurangan dari makalah yang penulis sajikan ini, baik materi yang tidak lengkap
atau penulisan yang kurang jelas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran, masukan, ataupun kritik yang membangun dari berbagai pihak .
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga para
pembaca. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang program
Pendidikan dan/atau Pelatihan yang diberikan oleh Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
(2) Pendidikan dalam pengertian ini termasuk pendidikan bergelar atau non
gelar.
Pendidikan bergelar yaitu program pendidikan yang dilaksanakan oleh
Perguruan Tinggi.
Pendidikan non gelar adalah kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh
Perguruan Tinggi, Himpsi, Asosiasi/Ikatan Minat dan/ atau Praktik
Spesialisasi Psikologi atau lembaga lain yang kegiatannya mendapat
pengakuan dari Himpsi.
(3) Pelatihan adalah kegiatan yang bertujuan membawa kearah yang lebih baik
yang dapat dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi, Himpsi, Asosiasi/Ikatan
Minat dan/atau Praktik Spesialisasi Psikologi atau lembaga lain yang
kegiatannya mendapat pengakuan dari Himpsi.
Contoh kasus :
3
2.2. Pasal 38 : Rancangan dan Penjabaran Program Pendidikan dan/atau
Pelatihan
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang bertanggung jawab atas program
pendidikan dan/ atau pelatihan mengadakan langkah-langkah yang tepat
untuk memastikan bahwa program yang dirancang memberikan
pengetahuan yang tepat dan pengalaman yang layak untuk memenuhi
kebutuhan.
4
pendidikan dan/atau pelatihan, melaksanakan dan melaporkan hasil yang
disusun sesuai dengan stándar atau kompetensi ilmiah dan etik.
Contoh kasus :
Analisis Kasus :
Dengan melihat situasi dan kondisi saat ini yang tentu sudah berbeda
dengan kondisi pada dunia pendidikan beberapa tahun lalu, seorang pendidik
di tuntut untuk dapat menyampaikan materi yang sesuai dan tepat sasaran
kepada peserta didik oleh karena itu pendidik diminta dapat lebih kreatif dan
dapat melakukan pengubahan/ modifikasi pada materi yang di sampaikan
kepada para peserta didik, agar program yang diberikan dapat sesuai dan tepat
sasaran. Hal ini sesuai dengan pasal 38 ayat 2.
Contoh kasus :
5
kemajuan pengetahuan terkini dan sesuai dengan materi yang akan dibahas serta
berdasarkan kajian teoritik maupun bukti-bukti empiris yang ada.
Contoh kasus :
Seorang psikolog X mengadakan seminar tentang kesehatan mental dengan
memberikan contoh dari permasalahan orang lain dengan tidak dilebih-lebihkan
juga tidak dikurang-kurangkan dan tetap menjaga kerahasiaan klien tersebut.
Contoh kasus :
6
pendidikan dan/atau pelatihan dari konsekuensi yang tidak menyenangkan,
baik dari keikutsertaan atau penarikan diri/pengunduran dari keikutsertaan.
Contoh kasus :
7
masalah pribadinya. Kemudian Rina pun menjawab bahwa ia hanya kelelahan
karena kerja paruh waktunya saja. Telah berjalan beberapa semester, prestasi
akademik Rina selalu menurun, karena Pak Novri tidak ingin agar Rina tidak
terus-menerus seperti ini dan berniat menghindarkan Rina dari konsekuensi
buruk nantinya seperti keterlambatan lulus. Akhirnya Pak Novri meminta Rina
untuk menceritakan masalah yang ia alami agar Pak Novri dapat membantu,
beliau juga berjanji akan menjaga rahasia dan tidak menyebar luaskan rahasia
tersebut, kemudian Rina pun menceritakan semua masalahnya termasuk
pelecehan dan tertekan yang dia rasakan. Lalu Pak Novri pun perlahan
membantu dan memberikan solusi pada Rina hingga Rina dapat kembali fokus
pada kuliahnya.
Contoh kasus :
Misalkan diterima kerja di sebuah perusahaan, sebelum di tempatkan di
posisi tertentu biasanya diwajibkan untuk mengikuti sebuah pelatihan terlebih
dahulu, sebagai karyawan baru harus mengikuti pelatihan tersebut, sedangkan
pihak perusahaan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pelatihan itu dan
untuk mentor saat pelatihan adalah orang luar dalam arti bukan orang
perusahaan atau karyawan lain dalam perusahaan.
8
2.7. Pasal 43 : Penilaian Kinerja Peserta Pendidikan dan/atau Pelatihan atau
Orang yang Disupervisi
Contoh kasus :
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak terlibat dalam keakraban seksual
dengan peserta pendidikan dan/atau pelatihan atau orang yang sedang
disupervisi, orang yang berada di agensi atau biro konsultasi psikologi,
pusat pelatihan atau tempat kerja dimana Psikolog dan/ atau Ilmuwan
9
Psikologi tersebut mempunyai wewenang akan menilai atau mengevaluasi
mereka.
(2) Bila hal di atas tidak terhindari karena berbagai alasan misalnya karena
adanya hubungan khusus yang telah terbawa sebelumnya, tanggungjawab
tersebut harus dialihkan pada Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi lain
yang memiliki hubungan netral dengan peserta untuk memastikan
obyektivitas dan meminimalkan kemungkinan-kemungkinan negatif pada
semua pihak yang terlibat.
Contoh kasus :
X merupakan seorang peneliti dalam bidang psikologi yang sedang menjadi
trainer dalam suatu training, ia mempunyai kewajiban untuk mengevaluasi
setiap tugas yang dilaksanakan trainee. Y merupakan istri X dan Y adalah
trainee dalam training tersebut. Kasus ini jelas melanggar pasal 44 kode etik
psikologi dan harus dialihka pada Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi lain.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12