yang mempelajari sifat bahan selama perubahan temperatur • .Analisis termal adalah salah satu teknik standar untuk kendali mutu dan riset. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses pengemasan atau produksi. Anda hanya perlu sedikit sampel untuk mengukur efek dan properti penting seperti titik lebur, kapasitas panas spesifik, kristalisasi, polimorfisme, kandungan, transisi kaca, dan kemurnian untuk bahan aktif dan eksipien. • Beberapa metoda analisis termal telah dikembangkan dibedakan berdasarkan jenis sifat bahan yang dipelajari perubahannya • Analisis Termal sering digunakan untuk menyelidiki bahan farmasetik. Polimorfisme, pseudo-polimorfsme, diagram fase, stabilitas, dan kemurnian, semua dapat diukur lewat analisis termal • Aplikasi analisis termal adalah untuk mempelajari bentuk fisik bahan • Polymorfis – kemampuan suatu bahan untuk membentuk lebih dari satu jenis bentuk kristal. • Pseudopolymorfis (bentuk tersolvasi) – padatan kristalin yang tersolvasi) padatan kristalin yang mengandung molekul pelarut sebagai bagian dari struktur kristal tersebut secara keseluruhan. • Amorfis – padatan amorf yang tidak memiliki struktur kristal biasa secara tiga dimensi. • Metode analisis termal mengukur perubahan fisik, mekanik, kimia, dan termodinamika yang terjadi pada temperatur dan beban yang berbeda, dan dapat menentukan kapan dan pada suhu apa perubahan penting terjadi. • Metode analisis termal juga berguna untuk mengidentifikasi bahan yang tidak diketahui, menjawab pertanyaan tentang struktur molekul kristal dan polimer amorf, dan membantu mereka untuk meneliti dan mengembangkan bahan komposit baru. • Pengukuran koefisien ekspansi termal dari batangan logam merupakan contoh sederhana dari analisa termal. Contoh lainnya adalah pengukuran perubahan berat dari garam-garam oksi dan hidrat pada saat mengalami dekomposisi akibat pemanasan. • Analisis termal membantu menentukan apakah bahan tersebut cocok untuk aplikasi atau penggunaan yang dimaksudkan. Menggunakan model suhu dari waktu ke waktu, metode ini memberikan data akurat tentang suhu transisi gelas (Tg), koefisien ekspansi termal linier (CTE), panas spesifik, suhu leleh, transisi fase dan banyak lagi. • Dua jenis teknik analisa termal yang utama adalah analisa termogravimetrik (TGA), yang secara otomatis merekam perubahan berat sampel sebagai fungsi dari suhu maupun waktu, dan analisa diferensial termal (DTA) yang mengukur perbedaan suhu, T, antara sampel dengan material referen yang inert sebagai fungsi dari suhu. • Teknik yang berhubungan dengan DTA adalah diferential scanning calorimetry (DSC) 9. Pada DSC, peralatan didisain untuk memungkinkan pengukuran kuantitatif perubahan entalpi yang timbul dalam sampel sebagai fungsi dari suhu maupun waktu. Analisa termal lainnya adalah dilatometry, dimana perubahan dari dimensi linier suatu sampel sebagai fungsi suhu direkam. • Dilatometry telah lama digunakan untuk mengukur koefisien ekspansi termal; baru-baru ini, teknik ini berganti nama menjadi thermomechanical analysis (TMA), dan telah banyak diaplikasikan pada beragam material dan masalah; misalnya kontrol kualitas polimer. • Dengan peralatan analisa termal yang modern dan otomatik, dimungkinkan untuk karakterisasi material dengan TGA, DTA dan DSC menggunakan alat yang sama; dengan beberapa model yang memungkinkan pengukuran TGA dan DTA secara simultan. Peralatan analisa termal agak rumit dan mahal, karena berbagai peristiwa termal dan sifat-sifat fisik dapat dipelajari secara cepat, sensitif dan akurat. Namun demikian, prinsip dasar operasi peralatan ini sebenarnya cukup sederhana.