Indo 6
Indo 6
Penyakit Atresia ani adalah tidak terjadinya perforasi membrane yang memisahkan bagian
entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak berhubungan langsung dengan
Waktu penanganan Atresia ani tergantung pada jenis atresia ani, semakin tidak ada anus maka
penanganan atresi ani semakin cepat dan segera mungkin, penanganan pasien atresia ani
membutuhkan waktu yang lama karena operasi yang dilakukan untuk pasien atresia ani > 2 kali,
operasi pembentukan coloctomi, PSA dan penutupan colostomi. Sehingga dalam penanganannya
Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforate meliputi anus,
rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002). Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak
pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke
dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
Atresia ani adalah malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar
(Walley,1996). Ada juga yang menyebutkan bahwa atresia ani adalah tidak lengkapnya
perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal
(Suriadi,2001). Sumber lain menyebutkan atresia ani adalah kondisi dimana rectal terjadi
1|Page
Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus
Atresia berasal dari bahasa Yunani, artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau makanan.
Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya
lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata
lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau
rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karena
Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak
berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. Jika atresia
terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti
keadaan normalnya
Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu:
c. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak
dari peritoneum
2. Anatomi Fisiologi
Secara fungsional, pasien atresia ani dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu :
a. Yang tanpa anus tetapi dengan dekompresi adequate traktus gastrointestinalis dicapai
2|Page
b. Kelompok ini terutama melibatkan bayi perempuan dengan fistula rectovagina atau
rectofourchette yang relatif besar, dimana fistula ini sering dengan bantuan dilatasi,
c. Yang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adequate untuk jalam keluar
tinja.
d. Pada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk menghasilkan dekompresi
spontan kolon, memerlukan beberapa bentuk intervensi bedah segera. Pasien bisa
sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal
2) Anomali intermediet
Rectum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalis; lesung anal dan
Ujung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter internal tidak ada. Hal ini
3|Page
2. Tipe II anus imperforata membranase,
Menurut (Raffensperger dan Swenson's 1992), bila bayangan udara pada ujung rectum dari
foto di bawah garis puboischias adalah tipe rendah, bila bayangan udara diatas garis
pubococcygeus adalah tipe tinggi dan bila bayangan udara diantara garis puboischias dan
Benson (1962) membagi berdasarkan garis pubocoxigeus dan garis yang melewati ischii
kelainan disebut :
Anamnesis perjalanan penyakit yang khas dan gambaran klinis perut membuncit seluruhnya
diagnosis ialah pemeriksaan radiologik dengan enema barium. disini akan terlihat gambaran
klasik seperti daerah transisi dari lumen sempit kedaerah yang melebar. pada foto 24 jam
kemudian terlihat retensi barium dan gambaran makrokolon pada hirschsprung segmen
panjang. Pemeriksaan biopsi hisap rektum dapat digunakan untuk mencari tanda histologik
yang khas yaitu tidak adanya sel ganglion parasimpatik dilapisan muskularis mukosa dan
adanya serabut syaraf yang menebal pada pemeriksaan histokimia, aktifitas kolinaterase
meningkat.
4|Page
Atresia ani biasanya jelas sehingga diagnosis sering dapat ditegakkan segera setelah bayi
lahir dengan melakukan inspeksi secara tepat dan cermat pada daerah perineum. Diagnosis
kelainan anurektum tipe pertama dan keempat dapat terlewatkan sampai diketahui bayi
dengan kelainan tipe satu/kelainan letak rendah baik berupa stenosis atau anus ektopik sering
mengalami kesulitan mengeluarkan mekonium. Pada stenosis yang ringan, bayi sering tidak
Megakolon sekunder dapat terbentuk akibat adanya obstruksi kronik saluran cerna bagian
bawah daerah stenosis yang sering bertambah berat akibat mengerasnya tinja. Bayi dengan
kelainan tipe kedua yang tidak disertai fistula/fistula terlalu kecil untuk dilalui mekonium
sering akan mengalami obstruksi usus dalam 48 jam stelah lahir. Didaerah anus seharusnya
terentukpenonjolan membran tipis yang tampak lebih gelap dari kulit disekitarnya, karena
mekonium terletak dibalik membrane tersebut. Kelainan letak tinggi atau agenesis rectum
seharusnya terdapat suatu lekukan yang berbatas tegas dan memiliki pigmen yang lebih
banyak daripada kulit disekitarnya sehingga pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan lubang
fistulla pada dinding posterior vagina/perinium, atau tanda-tanda adanya fistula rektourinaria.
Fistula rektourinaria biasanya ditandaioleh keluarnya mekonium serta keluarnya udara dari
uretra. Diagnosi keempat dapat terlewatkan sampai beberpa hari karena bayi tampak
memiliki anus yang normal namun salurran anus pendek dan berakhir buntu. Manifestasi
obstruksi usus terjadi segera setelah bayi lahir karena bayi tidak dapat mengeluarkan
5|Page
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur
bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai
e. Atresia ani dapat terjadi disertai dengan beberapa kelainan kongenital saat lahir
seperti:
Menurut peneletian beberapa ahli masih jarang terjadi bahwa gen autosomal resesif yang
menjadi penyebab atresia ani. Orang tua yang mempunyai gen carrier penyakit ini
mempunyai peluang sekitar 25% untuk diturunkan pada anaknya saat kehamilan. 30% anak
yang mempunyai sindrom genetic, kelainan kromosom atau kelainan congenital lain juga
beresiko untuk menderita atresia ani. Sedangkan kelainan bawaan rectum terjadi karena
gangguan pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus urogenital sehingga biasanya disertai
5. Manifestasi Klinik
6|Page
Manifestasi klinik atresia ani adalah:
d. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula)
Terjadinya anus imperforata karena kelainan congenital dimana saat proses perkembangan
embrionik tidak lengkap pada proses perkembangan anus dan rectum. Dalam perkembangan
selanjutnya ujung ekor dari belakang berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang
Atresia ani ini terjadi karena tidak sempurnanya migrasi dan perkembangan kolon antara 12
minggu atau tiga bulan selama perkembangan janin. Kegagalan tersebut terjadi karena
abnormalitas pada daerah uterus dan vagina, atau juga pada proses obstruksi. Anus
imperforate ini terjadi karena tidak adanya pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga
Manifestasi klinis diakibatkan adanya obstuksi dan adanya 'fistula. Obstuksi ini
Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan diabsorbsi sehingga
7|Page
menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara
rectum dengan organ sekitarnya. Pada wanita 90% dengan fistula ke vagina (rektovagina)
atau perineum (rektovestibuler). Pada laki- laki biasanya letak tinggi, umumnya fistula
menuju ke vesika urinaria atau ke prostate (rektovesika) pada letak rendah fistula menuju ke
urethra (rektourethralis)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostik yang umum
dilakukan pada gangguan ini. Pemeriksaan fisik rectum kepatenan rectal dapat
b. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel
mekonium.
adanya kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu pada mekonium yang
terhadap abdomen Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam
system pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh karena
massa tumor.
e. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukan jarum tersebut
sampai melakukan aspirasi, jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk
a. Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di daerah tersebut
8|Page
b. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru lahir dan gambaran
ini harus dipikirkan kemungkinan atresia reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan
c. Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan kepala dibawah dan
kaki diatas pada anus benda bang radio-opak, sehingga pada foto daerah antara benda
terutama dalam system pencernaan dan mencari adanya faktor reversible seperti
h. Pemeriksaan fisik rectum kepatenan rectal dapat dilakukan colok dubur dengan
a. Pembedahan
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan
dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi
9|Page
berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk
memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang.
Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah berat badan dan bertambah
baik status nutrisnya. Gangguan ringan diatas dengan menarik kantong rectal melalui
afingter sampai lubang pada kulit anal fistula, bila ada harus tutup kelainan
b. Pengobatan
205).
Anoreksia, penurunan BB dan malnutrisi umu terjadi pada pasien dengan atresia ani
post kolostomi. Keinginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh mual dan
c. Pola Eliminasi
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka tubuh
dibersihkan dari bahan - bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk buangan.
10 | P a g e
Oleh karena pada atresia ani tidak terdapatnya lubang pada anus, sehingga pasien
Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri pada luka inisisi
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body comfort.
Terjadi perilaku distraksi, gelisah, penolakan karena dampak luka jahitan operasi
(Doenges,1993)
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit.
Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi alat reproduksi (Doenges,1993).
(Doenges,1993).
11 | P a g e
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk
ibadah (Mediana,1998).
l. Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien atresia ani adalah anus tampak
merah, usus melebar, kadang – kadang tampak ileus obstruksi, termometer yang
hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 24 jam setelah bayi lahir, tinja dalam urin
12 | P a g e