Anda di halaman 1dari 10

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXX, Nomor 4, 2005 : 1 - 10 ISSN 0216-1877

TEKNOLOGI SEISMIK REFLEKSI UNTUK EKSPLORASI


MINYAK DAN GAS BUMI
Oleh

M. Hasanudin 1)

ABSTRACT

REFLECTION SEISMIC TECHNOLOGY FOR OIL AND GAS EXPLORATION.


The purpose of the method is to describe subsurface structure condition and possible
to determine subsurface material properties. To describe subsurface geologic condi-
tion ideally, acoustic source energy from earth surface will propagate into the earth
and will be reflected back to the earth surface by inhomogeneous subsurface rock
layers. Recorded travel time and amplitude wave reflection are used to create
subsurface velocity model and depth model. This paper will describe about the utility
of reflection seismic method for oil and gas exploration.

PENDAHULUAN dan gas bumi). Kedua kelompok ini tentu saja


menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda
Secara umum, tujuan utama dari begitu pula dengan teknik lapangannya.
pengukuran seismik adalah untuk memperoleh Menurut SANNY (1998), kualitas data
rekaman yang berkualitas baik. Kualitas rekaman seismik sangat ditentukan oleh kesesuaian
seismik dapat dinilai dari perbandingan sinyal antara parameter pengukuran lapangan yang
refleksi terhadap sinyal noise (S/N) yaitu digunakan dengan kondisi lapangan yang ada.
perbandingan antara banyaknya sinyal refleksi Kondisi lapangan yang dimaksud adalah kondisi
yang direkam dibandingkan dengan sinyal geologi dan kondisi daerah survei. Sebagai
noisenya dan keakuratan pengukuran waktu contoh, parameter lapangan untuk daerah batu
tempuh (travel time). gamping masif akan berbeda dengan parameter
Eksplorasi seismik refleksi dapat untuk daerah dengan litologi selang-seling
dikelompokan menjadi dua, yaitu eksplorasi antara lempung dan pasir. Di samping itu pa-
prospek dangkal dan eksplorasi prospek dalam. rameter lapangan yang harus disesuaikan
Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic adalah target eksplorasi yang ingin dicapai.
reflection) biasanya diaplikasikan untuk Secara umum, metode seismik refleksi
eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. terbagi atas tiga bagian penting; pertama adalah
Sedangkan seismik dalam digunakan untuk akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan
eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak untuk memperoleh data dari lapangan yang

1)
Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 1


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik serta magnetic tape recorder. Alat untuk
sehingga dihasilkan penampang seismik yang menerima gelombang-gelombang refleksi untuk
mewakili daerah bawah permukaan yang siap survei seismik di laut adalah hidropon. Hidropon
untuk diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah merespon perubahan tekanan. Hidropon
interpretasi data seismik untuk memperkirakan terdiri atas kristal piezoelektrik yang
keadaan geologi di bawah permukaan dan terdeformasi oleh perubahan tekanan air. Hal
bahkan juga untuk memperkirakan material ini akan menghasilkan beda potensial
batuan di bawah permukaan. output. Elemen piezoelektrik ditempatkan
dalam suatu kabel streamer yang terisi
oleh kerosin untuk mengapungkan dan
AKUISISI DATA SEISMIK insulasi. Model hidropon seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 1.
Untuk memperoleh hasil pengukuran
seismik refleksi yang baik, diperlukan
pengetahuan tentang sistem perekaman dan
parameter lapangan yang baik pula.
Parameter akan sangat ditentukan oleh
kondisi lapangan yang ada yaitu berupa
kondisi geologi daerah survei. Teknik-
teknik pengukuran seismik meliputi:

1. Sistem Perekaman Seismik

Tujuan utama akuisisi data seismik


Gambar 1. Penampang hidropon
adalah untuk memperoleh pengukuran travel
time dari sumber energi ke penerima.
Keberhasilan akusisi data bisa bergantung pada Hampir semua data seismik direkam
jenis sumber energi yang dipilih. Sumber energi secara digital. Karena output dari hidropon
seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber sangat lemah dan output amplitude decay
impulsif dan vibrator. Sumber impulsif adalah dalam waktu yang sangat singkat, maka sinyal
sumber energi seismik dengan transfer ini harus diperkuat. Amplifier bisa juga
energinya terjadi secara sangat cepat dan suara dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi
yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. yang tidak diinginkan (SANNY, 2004).
Sumber energi impulsif untuk akuisisi data
seismik yang digunakan untuk akusisi data 2. Prosedur Operasional Seismik Laut
seismik di laut adalah air gun.
Sumber energi vibrator merupakan Kapal operasional seismik dilengkapi
sumber energi dengan durasi beberapa detik. dengan bahan peledak, instrumen perekaman
Panjang sinyal input dapat bervariasi. serta hidropon, dan alat untuk penentuan posisi
Gelombang outputnya berupa gelombang sinu- tempat dilakukannya survei seismik seperti yang
soidal. Seismik refleksi resolusi tinggi diperlihatkan pada Gambar 2. Menurut KEARN
menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz & BOYD (1963), terdapat dua pola penembakan
atau lebih. dalam operasi seismik di laut yaitu:
Perekaman data seismik melibatkan a) Profil Refleksi, pola ini memberikan
detektor dan amplifier yang sangat sensistif informasi gelombang-gelombang seismik
sebagai gelombang yang merambat secara

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 2


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

vertikal melalui lapisan-lapisan di bawah b) Profile Refraksi, pola ini memberikan


permukaan. Teknik ini melakukan tembakan informasi gelombang-gelombang seismik
disepanjang daerah yang disurvei dengan yang merambat secara horizontal melalui
kelajuan dan penembakan yang konstan. lapisan-lapisan di bawah permukaan. Pada
Jarak penembakan antara satu titik terhadap teknik ini kapal melakukan tembakan pada
lainnya disesuaikan dengan informasi titik-titik tembak yang telah ditentukan
refleksi yang diperlukan, seperti yang (Gambar 3).
diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Operasional seismik di laut

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 3


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

PENGOLAHAN DATA SEISMIK digunakan biasanya adalah tape dengan for-


mat: SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D, dan SEG-Y.
Tujuan dari pengolahan data seismik Format data terdiri dari header dan amplitudo.
adalah untuk memperoleh gambaran yang Header berisi informasi mengenai survei, project
mewakili lapisan-lapisan di bawah permukaan dan parameter yang digunakan dan informasi
bumi. Tujuan utama pemrosesan data seismik mengenai data itu sendiri (Gambar 4).
menurut VAN DER KRUK (2001) adalah:
2. Demultiplex
1. Untuk meningkatkan signal to noise ratio
Data seismik yang tersimpan dalam for-
(S/N).
mat multiplex dalam pita magnetik lapangan
2. Untuk memperoleh resolusi yang lebih sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah
tinggi dengan mengadaptasikan bentuk susunannya. Data yang tersusun berdasarkan
gelombang sinyal. urutan pencuplikan disusun kembali ber-
3. Mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan dasarkan receiver atau channel (demultiplex).
(mengisolasi sinyal refleksi dari multiple dan Proses ini dikenal dengan demul-tiplexing.
gelombang-gelombang permukaan) .
4. Untuk memperoleh gambaran yang realistik 3. Gain Recovery
dengan koreksi geometri. Akibat adanya penyerapan energi pada
5. Untuk memperoleh informasi-informasi lapisan batuan yang kurang elastis dan efek
mengenai bawah permukaan (kecepatan, divergensi sferis maka data amplitudo (energi
reflektivitas, dll). gelombang) yang direkam mengalami
penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh.
Secara garis besar urutan pengolahan Untuk menghilangkan efek ini maka perlu
data seismik menurut SANNY (2004) adalah dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang
sebagai berikut: sedemikian rupa sehingga pada setiap titik
1. Field Tape seolah-olah datang dengan jumlah energi yang
Data seismik direkam ke dalam pita sama. Proses ini dikenal dengan istilah Auto-
magnetik dengan standar format tertentu. matic Gain Control (AGC) sehingga nantinya
Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of menghasilkan kenampakan data seismik yang
Exploration Geophysics). Magnetic tape yang lebih mudah diinterpretasi.

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 4


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

4. Editing dan Muting akibat pengaruh noise. Dekonvolusi merupakan


Editing adalah proses untuk meng- proses invers filter karena konvolusi merupakan
hilangkan semua rekaman yang buruk, suatu filter. Bumi merupakan low pass filter
sedangkan mute adalah proses untuk yang baik sehingga sinyal impulsif diubah
menghilangkan sebagian rekaman yang menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100
diperkirakan sebagai sinyal gangguan seperti ms. Wavelet yang terlalu panjang meng-
ground roll, first break dan lainnya yang dapat akibatkan turunnya resolusi seismik karena
mengganggu data (Gambar 4). kemampuan untuk membedakan dua event
refleksi yang berdekatan menjadi berkurang.
5. Koreksi statik
Koreksi ini dilakukan untuk 7. Analisis Kecepatan
menghilangkan pengaruh topografi (elevasi Tujuan dari analisis kecepatan adalah
shot dan receiver) sehingga shot point dan re- untuk menentukan kecepatan yang sesuai
ceiver seolah-oleh ditempatkan pada datum untuk memperoleh stacking yang terbaik. Pada
yang sama. grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi
yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola
6. Dekonvolusi
hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada
Dekonvolusi dilakukan untuk meng- proses stacking adalah mencari persamaan
hilangkan atau mengurangi pengaruh ground hiperbola yang tepat sehingga memberikan
roll, multiple, reverberation, ghost serta
stack yang maksimum (Gambar 5).
memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks

Gambar 4. Rekaman data seismik

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 5


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 5. Stacking velocity

8. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO 9. Stacking


Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi Stacking adalah proses penjumlahan
efek adanya jarak offset antara shot point dan trace-trace dalam satu gather data yang
receiver pada suatu trace yang berasal dari satu bertujuan untuk mempertinggi sinyal to noise
CDP (Common Depth Point). Koreksi ini ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan
menghilangkan pengaruh offset sehingga berdasarkan CDP yaitu trace-trace yang
seolah-olah gelombang pantul datang dalam tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi
arah vertikal (normal incident) (Gambar 6). NMO kemudian dijumlahkan untuk mendapat
satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren
(Gambar 7).

Gambar 6. Koreksi NMO: (a) belum dikoreksi (b) kecepatan yang sesuai (c) kecepatan
yang lebih rendah (d) kecepatan yang lebih tinggi (VAN DER KRUK, 2001)

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 6


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 7. Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (stacking)

10. Migrasi sebenarnya, karena rekaman normal incident


Migrasi adalah suatu proses untuk belum tentu tegak lurus terhadap bidang
memindahkan kedudukan reflektor pada posisi permukaan, terutama untuk bidang reflektor
dan waktu pantul yang sebenarnya yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat
berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini menghilangkan pengaruh difraksi gelombang
disebabkan karena penampang seismik hasil yang muncul akibat adanya struktur-struktur
stack belumlah mencerminkan kedudukan yang tertentu (patahan, lipatan) (Gambar 8).

Trace No.

Gambar 8. Penampang seismik: (a) sebelum migrasi; (b) setelah migrasi

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 7


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

INTERPRETASI DATA SEISMIK 1. Pemetaan Struktur-struktur Geologi


Tujuan dari interpretasi seismik secara Untuk pemetaan struktur-struktur
geologi pada data seismik, posisi horizon-hori-
umum menurut ANDERSON &ATINUKE (1999)
zon utama dan gangguan dipetakan dan bentuk
adalah untuk mentransformasikan profil seismik
serta posisi sesar diidentifikasi. Tujuannya
refleksi stack menjadi suatu struktur kontinu/
adalah untuk memperoleh profil geologi dan
model geologi secara lateral dari subsurface untuk memperoleh kedalaman horizon serta
(Gambar 9). gangguan.
Sedangkan beberapa tujuan khusus dari
interpretasi seismik menurut VAN DER KRUK
(2001) adalah:

160 200

(a)

(b)

Gambar 9. (a) Penampang seismic; (b) Interpretasi seismic {A=Mannville(clastic);


B=Wabamun(karbonat); C=Ireton(lempung); D=Duvemay(lempung);
E=Cooking Lake(karbonat); F= Beaverhill(lempung); G=Leduk(reef)}

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 8


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

2. Analisis Sekuen Seismik Tujuan interpretasi seismik khusus


Tujuan utama dari analisis sekuen dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah
seisinik adalali : untuk menentukan tempat-tempat ter-
akumulasinya (struktur cebakan-cebakan)
♦ Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada minyak dan gas. Minyak dan gas akan ter-
data seismik akumulasi pada suatu tempat jika memenuhi tiga
♦ Menentukan sekuen pengendapan dalam syarat, yaitu: (1) Adanya Batuan sumber (source
waktu rock), adalah lapisan-lapisan batuan yang
♦ Menganalisis fluktuasi muka air laut merupakan tempat terbentuknya minyak dan
gas, (2) Batuan Reservoir yaitu batuan yang
3. Analisis Fasies Seismik permeabel tempat terakumulasinya minyak dan
gas bumi setelah bermigrasi dari batuan sumber,
Sekuen seismik dapat juga untuk
(3) Batuan Penutup, adalah batuan yang
menyelidiki karakteristik refleksi di dalam suatu impermeabel sehingga minyak yang sudah
sekuen, yang berhubungan dengan seismik terakumulasi dalam batuan reservoir akan tetap
fasies. Tidak hanya waktu sekuen sendimentasi tertahan di dalamnya dan tidak bermigrasi ke
yang diperoleh namun juga memungkinkan tempat yang lain. Berikut adalah beberapa
untuk mengambil kesimpulan yang dapat contoh cebakan-cebakan minyak dan gas bumi
menggambarkan tentang lingkungan pengen- yang diperoleh dari data seismik (Gambar 10,11
dapannya. dan 12).

Gambar 10. Cebakan minyak struktur antiklin

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 9


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 12. Cebakan Stratigrafi Minyak dan Gas

DAFTAR PUSTAKA SANNY, T.A. 1998. Seismologi Refleksi. Dept.


Teknik Geofisika, ITB, Bandung: 31 hal.
ANDERSON, N and A. ATINUKE 1999. Over- SANNY, T. A. 2004. Panduan Kuliah Lapangan
view of the Shallow Seismic Reflection
Geofisika Metode Seismik Refleksi.
Technique. University of Missouri-
Dept. Teknik Geofisika, ITB, Bandung:
Rolla, Missouri: 27 pp.
34 hal.
KEARNS, R and F. C. BOYD. 1963. The Effect of a
Marine Seismic Exploration on VAN DER KRUK 2001. Reflection Seismik 1,
Fish Population in British Colombia. Institut fur Geophysik ETH, Zurich : 86
Vancouver, Canada: 7 pp. pp.

Oseana, Volume XXX No. 4, 2005 10

Anda mungkin juga menyukai