DI KELURAHAN PURWOYOSO
YULIANA RISA
2108038
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a.Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku/Bangsa : Jawa/WNI
Alamat :Kelurahan purwoyoso, Semarang Barat
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tanggal Dan Jam Masuk : -
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. K
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/WNI
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Kelurahan Purwoyoso, Semarang Barat
Hubungan Dengan Klien : Suami
2. Status Kesehatan saat ini
Pasien mengatakan sering pusing serta mata yang perih di pagi hari, dan
mengantuk, pasien mengatakan hanya tidur 3-4 jam setiap hati karena lingkungan
perumahan yang padat terkadang sangat bising.
3. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi, Tidak pernah dirawat dirumah
sakit pasien mengatakan tidak memiliki alergi maupun makanan.
4. Riwayat Kesehatan keluarga
1. Genogram:
Keteragan:
: Laki- Laki
: Perempuan
: Pasien
: Laki-Laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Garis keturan
: Garis pernikahan
: Garis satu rumah
Narasi:
Pasien tinggal satu rumah bersama istri dan anak terahirnya karena anak
pertamanya bekerja diluar negeri. Dalam satu rumah tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit yang sama.
5. Mata
a. Kelengkapan mata: mata simetris kiri dan kanan
b. Palpebra: tidak ada kelainan & infeksi
c. Konjungtiva dan sklera: konjungtiva anemis dan normal
d. Daerah mata tanpa hitam dan mata berkantung
6. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal: simetris
b. Lubang hidung : simetris & bersih
c. Pasien tidak menggunakan oksigen
7. Telinga
a. Bentuk telinga: simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga: simetris kiri dan kanan
c. Lubang telinga: cukup bersih dan tidak ada kelainan
d. Pendengaran: Pasien mengatakan tidak ada masalah pendengaran masih normal
8. Mulut
a. Keadaan bibir: mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi: tidak ada perdarahan, gigi kuning
c. Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan mengunyah/ menelan
d. Tidak ada pembesaran tonsil
9. Dada
a. Inspeksi thorak: bentuk normal
b. Pernafasan: frekuensi 24 x/i, irama teratur dan reguler
c. Tanda kesulitan bernafas: tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru
a) Palpasi getaran suara: fremitus taktil seimbang kiri & kanan
b) Perkusi: terdengar bunyi resonan
c) Auskultasi: suara nafas normal, suara ucapan jelas, suara tambahan tidak ada
terdengar
Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi: tidak dilakukan pemeriksaan
b) Palpasi: tidak dilakukan pemeriksaan
c) Perkusi: tidak dilakukan pemeriksaan
d) Auskultasi: tidak ada bunyi tambahan
10. Abdomen : inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi
a. Inspeksi: bentuk abdomen normal, simetris, tidak tampak massa/benjolan,
bayangan pembuluh darah tidak tampak
b. Auskultasi: peristaltik 8 x/i, tidak ada suara tambahan
c. Palpasi: tanda nyeri tekan tidak ada, tidak teraba massa/benjolan, tidak ada tanda
ascites, tidak ada pembengkakan hepar
d. Perkusi: suara abdomen timpani, ascites (-)
11. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan, dari hasil wawancara tidak ada
masalah
12. Ekstremitas atas dan bawah
a. Kesimetrisan otot: normal simetris
b. Pemeriksaan oedema: tidak ada oedema
c. Kekuatan otot: normal, tidak ada gangguan
d. Kelainan pada ekstremitas dan kuku: ekstremitas hangat, tidak ada clubing finger
13. Kulit
a. Kebersihan: kulit bersih dan berminyak
b. Kehangatan: kulit tarasa hangat (dalam keadaan normal)
c. Warna: normal, warna kulit sawo matang
d. Turgor: normal, turgor kembali < 3”
e. Kelembaban: terasa lembab
f. Kelainan pada kulit: tidak ada kelainan
D. Implementasi
DS: Pasien
Mengajarkan pasien mengatakan
bagaimana sudah lari-lari
melakukan kecil disekitar
relaksasi otot rumah
autogenik dengan DO: pasien
joging disore hari tampak tenang
DS: Pasien
mengatakan rileks
setelah
Memulai / mendengarkan
menerapkan musik
langkah-langkah DO: Pasien
kenyamanan seperti tampak
memberikan terapi menikmati saat
musik dibberikan terapi
musik
DS: Pasien
sebelumnya
hanya tahu bahwa
tidur yang kurang
mempengaruhi
Menjelaskan tanda aktivitas sehari-
dan gejala yang hari
umum dari DO: Pasien
Gangguan pola mendengarkan
tidur ssat dijelaskan
DS: pasien
mengatakan
paham dengan
penjalasan
DO: Pasien
menjawab saat
diberikan
pertanyaan
Mendiskusikan
pilihan terapi /
penanganan.
Kamis, Gangguan pola tidur Mengajarkan pasien DS: Pasien
30 berhubungan dengan bagaimana mengatakan
Septem hambatan lingkungan melakukan sangat senang dan
ber relaksasi otot menikmati latihan
2021 dengan yoga yoga bersama
Jam bersama dirumah DO: pasien
16.30 tampak
berantusias
DS: Pasien
mengatakan
menyukai musik
Memulai/ bernuansa kalem
menerapkan dan tenang
langkah-langkah DO: Pasien
kenyamanan tampak rileks saat
dengan meberikan
terapi musik
Jumat, 1 Gangguan pola tidur Gangguan pola DS: Pasien
Oktober berhubungan dengan tidur berhubungan mengatakan lebih
2021 hambatan lingkungan dengan hambatan senang
Jam lingkungan melakukan yoga
16.00 dirumah dari pada
lari karena takut
keluar dikeramian
saat pandemik
DO: pasien
tampak
berantusias saat
memulai yoga
hingga selesai
E. Evaluasi
Tgl / jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Kep
Kamis, 30 Gangguan S: Pasien mengatakan tadi malam
September pola tidur setelah melakukan olahraga dapat
2021 berhubungan tidur jam 11, namun sering
Jam 15.40 dengan terbangun
hambatan
lingkungan O: Pasien tampak segar
P: Lanjutkan intervensi
1. Ajarkan pasien bagaimana
melakukan relaksasi otot autogenik
atau bentuk non – farmakologi
lainnya untuk memancing tidur.
2. Mulai / terapkan langkah-langkah
kenyamanan seperti pijat,
Defisiensi pemberian posisi, dan sentuhan
pengetahuan afektif.
berhubungan
dengan
kurang S: Pasien mengatakan sudah paham
informasi
ditandai O: Pasien dapat menjawab saat
dengan tidak diberikan pertanyaan
pernah ke
pelayanan A: Masalah teratasi
kesehatan,
kurang P: Hentikan Intervensi
pengetahuan
P: Lanjutkan intervensi
Ajarkan pasien bagaimana
melakukan relaksasi otot autogenik
atau bentuk non – farmakologi
lainnya untuk memancing tidur.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
F. PEMBAHASAN
Dari kasus gangguan pola tidur Ny. N setelah dilakukan proses keperawatan p ada Tn. I
yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
disimpulkan diagnosa yang diperoleh dari Ny. N adalah
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai dengan
pemukiman tempat tinggal pasien memang padat penduduk dan pasien sering
mengatakan sering terjadi kebisingan di lingkungan tersebut
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan tidak
pernah ke pelayanan kesehatan, kurang pengetahuan ditandai dengan pasien saat ditanya
mengatakan tidak mengetahui apa itu gangguan tidur.
Faktor resiko gangguan tidur pada Ny. N terjadi juga karena pasien
memiliki riwayat penyakit pasien yang mengalami Hipertensi, pola tidur yang tidak
biasanya sehingga menyebabkan rasa mengantuk yang berlebihan.
Tindakan penanganan gangguan tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan
yang tenang, kurangi kebisingan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman
pada saat tidur.
Masalah keperawatan yang muncul pada Ny. N adalah gangguan pola tidur,
Kurangnya pengetahuan informasi terkait penyakitnya.
Implementasi yang sudah dilakukan pada Ny. N dapat berupa menentukan jam
tidur klien, menjelaskan pentingnya tidur yang cukup dan banyak melakukan aktivitas
pada siang atau sore hari dengan berolahraga karena perasaan lelah setelah beraktivitas
dapat memfasilitasi untuk tertidur hal ini sama dengan hasil penelitian (Manalu, 2016)
yang berjudul Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Pada Siswa Kelas Xi Di
Sman 1 Medan. Pada penelitian Brand S, dkk, latihan kronik insentitas tinggi
berhubungan positif dengan pola tidur dan fungsi psikologi lebih baik pada remaja Ada
hubungan bermakna antara aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan nilai p = 0,002. 4.
Aktivitas fisik semakin berat maka semakin baik kualitas tidurnya dan secara statistik
memiliki korelasi lemah dan hasil yang bermakna (r=-0,265, p=0,005) Ketika seseorang
berolah raga, tubuh dapat meningkatkan manfaat homeostasis dan termoregulasi tidur.
Perasaan lelah juga dapat menjadi sinyal untuk memfasilitasi seseorang untuk tertidur.
Memberikan terapi musik hal ini sejalan dengan penelitian (Herlinawati et al.,
2012) berjudul Perbedaan Kualitas Tidur Mendengarkan Musik Dengan Tanpa
Mendengarkan Musik Di Asrama Putri Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang hasil penelitian (44%) responden yang mendengarkan musik
sebelum tidur memiliki kualitas tidur cukup dan (44%) responden tanpa mendengarkan
musik sebelum tidur memiliki kualits tidur yang kurang. Analisis Paired Samples T Test
di dapatkan hasil α 0,011 < 0,05, artinya terdapat perbedaan kualitas tidur mendengarkan
musik dengan tanpa mendengarkan musik di asrama putri keperawatan Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang. Direkomendasikan kepada mahasiswa kurang lebih 30
menit mendengarkan musik sebelum tidur akan membuat kualitas tidur menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA
Herlinawati, Milwati, S., & Sulasmini. (2012). Perbedaan Kualitas Tidur Mendengarkan Musik dengan
Tanpa Mendengarkan Musik di Asrama Putri Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang. Journal Nursing News, XI(1), 31–37.
Manalu, V. V. V. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Tidur Pada Siswa Kelas XI di
SMAN 1 Medan. 7–37.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19890/130100290.pdf?
sequence=1&isAllowed=y