Kel.3 Ruang Lingkup K3 Keperawatan
Kel.3 Ruang Lingkup K3 Keperawatan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
DANTINI 2018.C.10a.0963
DHEA PERMATASARI ISKANDAR 2018.C.10a.0964
LOREN 2018.C.10a.0976
SAPTA 2018.C.10a.0984
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi para mahasiswa terutama
yang berada di STIKes Eka Harap materi tentang “Ruang Lingkup K3 Dalam
Keperawatan” sehingga diharapkan dengan mempelajari makalah ini mahasiswa
maupun pembaca lainnya untuk mendapatkan tambahan pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis
berharap adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini
pada masa yang akan datang. Akhir kata dari penulis berterimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
sehingga menjadi bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN.....................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 RUANG LINGKUP K3.....................................................................................3
2.2 RUANG LINGKUP K3 DALAM KEPERAWATAN.......................................7
2.2.1 Sistem Manajemen K3-RS.......................................................................10
2.2.2 Tujuan SM-K3RS.....................................................................................11
2.2.3 Ruang lingkup K3 di Rumah Sakit...........................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN................................................................................................13
3.2 SARAN............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kedalam persyaratan tempat kerja dengan beragam ancaman bahaya yang
bisa menyebabkan efek kesehatan, bukan sekedar pada beberapa pelaku
segera yang bekerja di RS, namun juga pada pasien ataupun pengunjung
RS. Hingga telah semestinya pihak pengelola RS mengaplikasikan
bebrapa usaha K3 di RS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tidak sehat pada pekerja yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian
baik fisik maupun psikis dalam jangka waktu tertentu.
Di samping itu, tujuan Keselamatan Kerja meliputi : Melindungi
tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan; untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas
nasional; Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat
kerja; Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien; dan Sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja.
Syarat Keselamatan Kerja harus mengarah pada mencegah dan
mengurangi terjadinya kecelakaan; mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran; mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran; memberi pertolongan pada kecelakaan; membeli alat-alat
pelindung diri pada para pekerja. Dengan terjaminnya tercapainya tujuan
dan persyaratan keselamatan kerja akan mempengaruhi pekerja atau siapa
saja yang terkait dengan pekerjaan tersebut. Tidak hanya orang yang
terkait di dalamnya, akan tetapi juga lingkungan dan benda kerja yang
diproses. Pengaruh yang akan muncul di antaranya bahwa lingkungan
kerja menjadi lebih aman, pekerja termotivasi untuk bekerja secara lebih
baik, dan termotivasi. Proses kegiatan menjadi lebih produktif, nyaman,
dan kegairaahan dalam melakukan pekerjaan. Kemungkinan terjadinya
kecelakaan dapat diminimalkan, ergonomy, dan tingkat kesehatan
membaik. Peralatan/alat relatif terpelihara, juga jauh dari kemungkinan
terjadinya kebakaran.
Untuk itu, perlu dilakukan tindakan preventif, dengan cara setiap
pekerjaan harus dilakukan secara benar sesuai dengan SOP, ada alur kerja
yang jelas; menyiapkan dokter kesehatan; dilakukaknya pelatihan PPPK
bagi semua SDM yang terlibat dalam pekerjaan, pembentukan seksi dan
pasukan khusus, perencanaan gedung, ruang, bengkel tempat kerja sesuai
standar, pemahaman terhadap UU K3; kedisiplinan, ketaatan dan
kepatuhan; kontrol, evaluasi dan pengembangan preplacement;
pemeriksaan priodic; perencanan jangka pendek dan panjang.
4
Pengawasan Keselamatan Kerja
Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai pengawas dan
ahli keselamatan kerja.
Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh manajemen
puncak yang hanya melakukan audit terhadap usaha perbaikan dari
hasil pelaporan pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.
5
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang
tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)
dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun
1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan
Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang
Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan
Pestisida.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan.
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang
Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja.
6
2.2 RUANG LINGKUP K3 DALAM KEPERAWATAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Perawat di Rumah Sakit;
Dalam dunia kesehatan, tentunya petugas kesehatan menjaga dan
meningkatkan kesehatan klien namun juga menjaga dan meningkatkan
kesehatan dan terlebih keselamatan kerja dari petugas kesehatan tersebut
(dalam hal ini perawat). Menurut Occupational Safety and Health
Administration (OSHA, 2004) yang merupakan agen federal dalam bidang
kesehatan mengatakan misinya untuk merancang dan menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja dari pekerja dengan menegakan sesuai
standard, memberi pelatihan, penyuluhan, dan pendidikan ; dan
mendirikan kemitraan dan mendorong terus menerus peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Perawat telah menyatakan keprihatinan mengenai keamanan di
lingkungan kerja selama bertahun-tahun. Sebagai perawat atau karyawan,
berhak memperoleh lingkungan kerja yang aman. Beberapa rumah sakit
mungkin memperkerjakan perawat untuk memeriksa keamanan
lingkungan dan memgunakan praktik kerja untuk menigkatkan
keselamatan kerja.
Ada beberapa hal tentang keselamatan kerja perawat di rumah sakit :
A. Nurse Staffing Levels
Penyetaraan kerja dalam bagian kesehatan, khususnya ruang
lingkup k3 dalam keperawatan di rumah sakit telah menjadi perhatian
yang menonjol. Pembagian tenaga kerja atau staff yg tidak memadai
menyebabkan terjadinya kelelahan pada perawat yang menyebabkan
cenderung terjadi keselaahan yang dapat membahayakan pasien
ataupun perawat tersebut. American Nurse Association (ANA) telah
melakukan kampanye besar-besaran bertema “Staffing Saves Lives”
hal tersebut memberi gambaran kalau penyetaraan tenaga kerja sangat
besar hubungannya dengan Kesehatan dan Keselamatan kerja untuk
perawat.
7
B. Infection as an Occupational Hazard
Penularan infeksi yaitu perhatian utama ketika perawat
merawat pasien infeksi. Dengan adanya infeksi maka penaganan dan
perlu perahtian ekstra dari petugas kesehatan untuk menangani pasien
ini. Biasanya, disetiap rumah sakit memiliki petugas kesehatan khusus
yang menangani permasalahan infeksi ini. Kewaspadaan universal
telah diamanatkan oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Administration (OSHA) kalau harus melindungi perawat dari
pathogen darah. Karena darah dapat menularkan penyakit HIV,
Hepatitis B dan lainnya yang dapat menyebar melalui darah. Salah
satu tindakan utama dalam menjaga agar tidak tejadi infeksi maka
harus ada pengaturan khusus tentang limbah jarum bekas, selain itu
RS harus menyediakan sarung tangan (glove) atau kaca mata
pelindung dalam melakukan kontak denganpasien infeksi. American
Nurse Association (ANA) telah aktif dalam advokasi tempat kerja
berkaitan dengan luka jarum suntik dan mensupport melaui situs
website ditujukan untuk tema ini.
Selain jarum suntik, RS harus menyediakan masker untuk para
pekerja atau staff dalam rangka mencegah dan pengendalian
penyebaran infeksi pernapasan, contoh kasus TB. Selain itu, jangan
lupa tangan adalah media penyebaran mikroorganisme yang seringkali
digunakan maka dari itu rajinlah membersihkan tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan.
8
dalam pengolahan penggunaan ataupun pemrosesan limbah zat
beracun ini. RS bertanggungjawab dalam menyediakan perlengkapan
yang di butuhkan untuk menjaga keselamatan perawat dalam memakai
beberapa zat ini.
9
kekerasan yang biasanya mengakibatkan kekerasan di lingkungan
kerja. OSHA sudah membuat dasar untuk membangun sarana dan
lingkungan kerja yang aman. Hal tersebut dilakukan dengan memberi
pelatihan dan pengelolaan dalam kekerasan. Selain itu bisa pula
melalui pengguanaan detector logam, tombol panik, dan kaca anti
peluru, sesuai dengan keperluan dari RS. Selain itu instansi kesehatn
haru bekerja sama dengan penegak hokum agar dengan cepat dan
mudah memberikan laporan isiden perilaku kekerasan di RS.
Susunan/Organisasi K3-RS
Susunan Unit K3-RS terbagi dalam :
Bagian I : Bagian pengamanan perlengkapan medik,
pengamanan radiasi dan limbah radioaktif
Bagian II : Bagian pengamanan perlengkapan nonmedik,
pengamanan dan keselamatan bangunan
Bagian III : Bagian pengembangan sanitasi fasilitas
kesehatan
10
Bagian IV : Bagian service kesehatan kerja dan mencegah
penyakit akibat kerja
Bagian V : Bagian mencegah dan penanggulangan bencana
Step pelaksanaan
Program K3-RS
1. Proses kesehatan kerja untuk karyawanb (prakerja, berkala,
khusus)
2. Usaha pengamanan pasien, pengunjung dan petugas
3. Penambahan kesehatan lingkungan
4. Sanitasi lingkungan RS
5. Pengelolaan dan pemrosesan limbah padat, cair, gas
6. Mencegah dan penanggulangan bencana (Disaster program)
7. Pengelolaan layanan, bahan dan barang berbahaya
8. Pendidikan dan kursus K3
9. Sertifikasi dan kalibrasi fasilitas, prasarana, dan
perlengkapan RS
10. Pengumpulan, pemrosesan dan pelaporan K3
11
2.2.3 Ruang lingkup K3 di Rumah Sakit
1. Fasilitas higene yang memonitor dampak lingkungan kerja
pada tenaga kerja diantaranya pencahayaan, bising, suhu/iklim
kerja.
2. Fasilitas Keselamatan kerja yang mencakup pengamanan pada
perlengkapan kerja, penggunaan alat pelindung diri dan
sinyal/rambu-rambu peringatan dan alat pemadam kebakaran.
3. Fasilitas Kesehatan Kerja yang mencakup kontrol awal,
berkala dan khusus, gizi kerja, kebersihan diri dan lingkungan.
4. Ergonomi yakni kesehatan pada alat kerja dengan tenaga kerja
b. Kondisi Darurat di RS
Kondisi darurat yaitu setiap peristiwa yang bisa
menyebabkan masalah pada kelancaran operasi/aktivitas di
lingkungan RS Macamnya :
Kebakaran
Kecelakaan, contoh : terpeleset dan tertusuk benda tajam
Masalah tenaga, contoh : masalah listrik, air, dll
Gangguan keamanan, contoh : huru-hara, demonstrasi,
pencurian
12
Bencana alam, contoh : gempa bumi, angin topan, banjir,
dll
Kondisi darurat di ruangan, ruang bedah, ICCU contoh :
tidak berhasil jantung, tidak berhasil napas.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Perawat di Rumah Sakit;
Dalam dunia kesehatan, tentunya petugas kesehatan menjaga dan
meningkatkan kesehatan klien namun juga menjaga dan meningkatkan
kesehatan dan terlebih keselamatan kerja dari petugas kesehatan tersebut
(dalam hal ini perawat).
Keselamatan pasien merupakan pencegahan cidera terhadap pasien.
Pencegahan cidera didefinisikan sebagai bebas dari bahaya yang terjadi
dengan tidak sengaja atau dapat dicegah sebagai hasil perawatan medis.
Sedangkan praktek keselamatan pasien diartikan sebagai menurunkan
risiko kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan paparan
terhadap lingkup diagnosis atau kondisi perawatan medis. Ada beberapa
hal tentang keselamatan kerja perawat di rumah sakit yaitu Nurse Staffing
Levels, Infection as an Occupational Hazard, Hazardous Chemical
Agents, Ergonomic Hazards in the Workplace, Violence in the Workplace.
3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan
penulis atas partisipasi para pembaca, agar kiranya mau memberikan kritik
dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan
makalah ini. Dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri agar lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang
lebih bagi kita semua. Perawat diharapkan lebih meningkatkan
pengetahuan tentang konsep.
14
DAFTAR PUSTAKA
15