Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA

HUBUNGAN BIDANG KIMIA DAN


PETERNAKAN

DISUSUN OLEH

GUNTUR IBNU DYATMIKO

NPM : 200110170209

FAKULTAS ILMU PETERNAKAN


UNIVERSITAS PADJAJARAN

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bertema
hubungan kimia dengan peternakan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jatinangor, 3 Desember 2017

Guntur Ibnu Dyatmiko

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

 A. Latar belakang ......................................................................................................1


 B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
 C. Tujuan....................................................................................................................2
 D. Manfaat.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2

 A. Hubungan kimia dengan nutrisi dan makanan ternak...........................................3


 B. Hubungan kimia dengan kesehatan ternak...........................................................4
 C. Hubungan kimia dengan Limbah ternak...............................................................5
 D. Memperoleh manfaat luar biasa dari urine ternak ................................................5
 E. Aplikasi pupuk hasil fermentasi urine...................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................9

 A. Kesimpulan...........................................................................................................9
 B. Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

iii
BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawal dengan the art
of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan teknologi yang
akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macamcabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya,
membuat keramik dan kaca, fermentasibir dan anggur, membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan,
mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan untuk obat obatan dan parfum, membuat keju, pewarna,
pakaian, membuat paduan logam seperti perunggu.

Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakanserta
perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan
catatan hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.

Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-
partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut
hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut sebagai
teori kimia.

Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim
bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir
ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang bari itu
diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yangberarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah
segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie
(Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).

Sejarah kimia dapat dianggap dimulai dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle
(1627–1691) melalui karyanya The Sceptical Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia
mempelajari sifat materi dan perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan
menerapkan metode ilmiah.

Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi
perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu
rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal ini
mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan hokum kekekalan
massa. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

1
B. Rumusan Masalah

Ø Apakah hubungan kimia dengan nutrisi dan makana ternak?

Ø Apakah hubungan kimia dengan kesehatan ternak?

Ø Apakah hubungan kimia dengan limbah ternak?

Ø Apakah manfaat dari fermentasi urin ternak?

Ø Bagaimana cara mengaplikasikan pupuk hasil fermentasi urin ternak ?

C. Tujuan

Ø Mengetahui hubungan kimiadengan nutrisi dan makanan ternak

Ø Megetahui hubungan kimia dengan kesehatan ternak

Ø Mengetahui hubungan kimia dengan limbah ternak

Ø Mengetahui Manfaat dari fermentasi urin ternak

Ø Mengetahui cara mengaplikasikan pupuk hasil fermentasi urin ternak

D.Manfaat

Bidang peternakan

Dalam peternakan, ilmu kimia sangat diperlukan untuk menentukan makanan sehat yang baik untuk
hewan ternak kita. Selain itu juga bisa untuk membuat bibit unggul.

Mengetahui nutrisi yang baik bagi binatang ternak ndan makanan yang harus dikonsumsi agar
pertumbuhan ternak maksimal.

Mengetahui obat yang perlu dikonsumsi oleh binatang ternak dengan menyesuaikan kondisi dan obat
yang tercantum

Mengetahui Pemanfaatan Kimia dalam Pengelolaan Limbah Ternak. Dalam pengelolaan


limbah,dimana dalam pengelolaan limbah peternakan ada banyak sekali amonia, gas metana dan
senyawa organik lainnya yang terlibat

BAB II. PEMBAHASAN

Sebelum kita memperlajari bagian inti mengenai manfaat luar biasa dari urine ternak sebaiknya kita
pelajari lebih dalam apa itu kimia dan peternakan. Serta apakah hubungan antara kimia dan
peternakan dan lebih lanjut mengenai manfaat luar biasa dari urine ternak.

Peternakan adalah usaha manuisa unntuk mengembang biakan dan memelihara jenis-jenis hewan
tertentu, guna mendapatkan keuntungan sosial eknomi seperti daging, susu, telur, tenaga dan pupuk
tanpa merusak lingkungan. Peternakan juga terkadang dipandang bau dan kotor yang disebabkan oleh

2
feses ternak itu sendiri. Pada hal limbah tersebut bisa diolah menjadi hal yang beguna bahkan
mengutungkan bila dijadikan usaha.

Dalam usaha peternakan khususnya peternakan sapi lingkunganannya hendaknya harus diperhatikan
seperti pakan, kesehatan dan pengolahan limbahnya.Apabila pakan tercukupi dan berserat baik maka
pertumbuhannya akan lancar. Begitu pula kesehatan, bila ternak sehat maka nafsu makannya takkan
terganggu sehingga proses pertumbuhan menigkat. Limbah kandang terutama feses dan urin
merupakan masalah yang paling penting karena merupakaan sumber pencemaran lingkungan yang
dominan diareal peternakan sapi. Dalam upaya sanitasi kandang, sistem pembangunan kotoran ternak
memerlukan konstruksi khusuS supaya kotoran tersebut dapat dikelola dengan baik dan tepat
sehingga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu penerapan teknologi tepat guna. Jadi hubungan antara
peternakan dengan kimia adalah Masalah pakan: bila mengetahui kandungan apa saja pada
jenis pakan tersebut maka hasil produksi ternak akan bagus serta pertumbuhannya sangat
baik. Kesehatan : apabila hewan ternak mengalami sakit atau stress dengan mempelajari dan
memahami ilmu kimia maka peternak bisa meracik ramuan untuk penyembuhan hewan
tersebut. Mengolah pupuk juga demikian, dengan pencampuran EM-4 hasil pengomposan
akan lebih cepat, warna kecoklatan dan tidak berbau menyengat, tidak lengket di tangan
dengan kandungan zat haranya adalah Nitrogen (N) 1,72%, karbon (C) 5.52%, fosfor (P2O5)
2,21%, kalium (K) 1,62% dan C/N 3,2%.

A. Hubungan Kimia dengan Nutrisi dan Makanan Ternak

Ilmu nutrisi (Nutrience Science) merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dan minuman dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal
istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan. Sedangkan nutrisi (Gizi) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.

Dalam kehidupan seekor ternak proses pergantian sel-sel tubuhnya secara terus menerus berlangsung.
Pergantian sel yang lama dengan baru membutuhkan energi yang dapat diperoleh dari pakan yang
dikonsumsi. Serangkaian proses yang terjadi pada seekor ternak mulai dari mengambil dan
mengasimilasikan pakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pergantian selnya diistilahkan
sebagai ilmu nutrisi ternak. Ilmu nutrisi ternak dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
menjelaskan hubungan antara seekor ternak dengan lingkungannya untuk kelangsungan hidupnya.
Lingkungan yang dimaksud disini adalah pakan yang mengandung zat-zat makanan tertentu (nutrisi)

Perkembangan Ilmu Nutrisi

Pada awal abad ke 20 ilmu nutrisi merupakan ilmu tersendiri yang banyak dikaji oleh ilmuwan yang
sebelumnya telah dirintis oleh A.L. Lavoiser pada tahun 1743-1794. A.L Lavoiser adalah seorang ahli
kimia berkebangsaan Perancis yang dihukum mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune.
Proses respirasi dan pembebasan energi (kalorimeter) merupakan titik awal percobaan A.L Lavoiser
dalam perkembangan ilmu pengetahuan nutrisi, sehingga banyak orang memberinya gelar sebagai
“Bapak Ilmu Gizi”.

3
A.L Lavoiser berpendapat bahwa panas yang terdapat pada tubuh hewan berasal dari proses oksidasi
didalam tubuhnya. Menurut A.L Lavoiser bahwa pembakaran merupakan proses oksidasi, yang dapat
dilihat pada proses pernafasan. Dalam proses pernafasan terjadi kombinasi dari karbon (C), hydrogen
(H), dan oksigen (O) yang di hirup dari udara, pada proses ini jumlah oksigen yang dapat dihirup dan
karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh tubuh tergantung pada konsumsi pakan dan aktivitas
pekerjaan.

Ruang Lingkup Ilmu kimia

Sekitar 100 tahun setelah penelitian A.L Lavoiser, pada abad ke-19 ilmu makanan klasik
mengemukakan bahwa semua bahan makanan dapat dibagi dalam 4 komponen, yaitu (1) karbohidrat
(2) lemak (3) protein (4) mineral. Lemak dan karbohidrat dapat saling menggantikan dalam batas-
batas tertentu, sedangkan protein tidak dapat digantikan oleh karbohidrat, sehingga harus tersedia
dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Penemuan keempat zat makanan (nutrisi) tersebut telah
meimbulkan presepsi pada saat itu, bahwa hanya karbohidrat, protein, lemak dan mineral yang dapat
memenuhi kebutuhan tubuh agar dapat berfungsi normal.

Beberapa penelitian yang dilakukan pada permulaan abad ke-20, menunjukan, bahwa protein
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan ternak non-ruminansia. Kondisi ini telah
menyebabkan penelitian terus dilakukan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh protein terhadap
perbedaan pertumbuhan ternak ruminansia tadi. Usaha tersebut ternayata tidak sia-sia, ilmuawa
berhasil mengungkapkan bahwa perbedaan pertumbuhan ternak tersebut disebabkan adanya asam-
asam amino di dalam protein.

Penelitian yang dilakukan sejak tahun 1887-1905 yang dilakukan dengan membuat ransum murni
“purified diet” yang berisi zat-zat makanan (nutrisi) yang telah diketahui pada saat itu, hasilnya
menunjukan pertumbuhan dan kesehatan dari ternak penelitian tidak optimal. Hasil penelitian
penggunaan ransum murni menjelaskan bahwa pertumbuhan dan kesehatan ternak tersebut tidak
normal karena ransum kurang mengandung vitamin. Hasil tersebut telah menunjukan, bahwa vitamin
sebagai salah satu zat nutrisi yang esensial bagi tubuh ternak yang banyak diteliti oleh ilmuawan pada
awal abad 20. Salah zat makanan yang juga penting dalam pakan/ransum ternak adalah mineral yang
diketahui banyak terdapat dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan jenis mineral kalsium
dan zat besi sebagai salah satu zat esensial. Beberapa tahun kemudia ilmua Ringer (1885) dan Locke
(1990), menjelaskan hasil penelitiannya bahwa cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Pada
awal abad 20, ilmuawa Loeb melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi garam natrium,
kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.

B. Hubungan Kimia dengan Kesehatan Ternak

Guna memperdalam keilmuan kita tentang kekebalan pada ternak, maka teori antigen-antibodi
penting untuk dipelajari. Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang
berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau
polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda
asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya antibodi.

Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk ke
tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi

4
sedemikian rupa sehingga hanya antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu
saja yang cocok dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.

Sel- sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang
berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang.
Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di
hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi
di organ timus.

C. Hubungan Kimia dengan limbah Ternak

Dalam pengolahan limbah, di mana dalam pengolahan limbah peternakan ada banyak sekali amonia,
gas metana, dan senyawa organik lainnya yang terlibat. Bagaimana mengendalikan senyawa-senyawa
tersebut agar bermanfaat memerlukan aplikasi di bidang ilmu kimia. Misalnya pemanfaatan gas
metana yang dihasilkan dapat dijadikan pupuk petrokimia, pemanfaatan amonia untuk dijadikan
pupuk juga.

Kasus lainnya yang lebih aplikatif misalnya pengolahan kulit sapi (penyamakan kulit), pasti butuh
bahan kimia tertentu. Juga pemanfaatan senyawa kimia tertentu dalam mengawetkan daging sapi.

D. Memperoleh Manfaat Luar Biasa dari Fermentasi Urin Ternak

Mendengar kata urin, urine, air seni, atau air kencing yang terlintas dalam pikiran kita adalah
aromanya yang bau, kotor, najis, dan harus dibuang atau dibersihkan….hehe, memang persepsi
tersebut tidak lah salah..

Urin, air seni, air kencing

Urin memang salah satu produk ‘buangan’ yang harus dibuang dari tubuh. Nah, sebelum melangkah
lebih jauh, apa sih definisi dari urin itu sendiri ? Apabila kita ingin mengetahui definisi ilmiah-nya,
menurut beberapa sumber ilmu biologi yang dapat dipercaya dan saya peroleh (salah satunya dari
wikipedia), Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostatis (ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam
organisme secara konstan) cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
(saluran) menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Komposisi Urin

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan
materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisal.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal
glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung
urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea
yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos atau pupuk organik.

5
Pemanfaatan Urin

Meskipun sebagai ‘produk buangan’, ternyata urin sejak dulu sudah banyak dimanfaatkan umat
manusia. Urin manusia sudah lama dimanfaatkan dalam ‘terapi urin’, untuk pengobatan, pembersih
luka, sampai untuk kosmetika (waduh…)

Pemanfaatan urin hewan ternak, sejak dulu telah dilakukan pula oleh bangsa Jepang untuk dijadikan
pupuk. Dalam urin hewan ternak,  ternyata berdasarkan penelitian misalnya dalam urin kambing
sudah mengandung Nitrogen 36,9 – 37,31 %, Fosfat 16,5 – 16,8 ppm, dan Kalsium 0,67 – 1,27 %.
Komposisi ini mirip dengan komposisi pupuk SP-36.

Berdasarkan penelitian pula, 2 (dua) kilogram pupuk urea ternyata setara dengan 2,5 liter pupuk dari
hasil fermentasi urin kambing….wow. Dan berdasarkan data, rata-rata seekor kambing/domba  dapat
menghasilkan 2,5 liter urin per hari…waw.  Dengan demikian, bagi para petani dan peternak akan
banyak manfaat yang dapat diperoleh dari limbah ternak berupa urin ini.  Petani dapat lebih mandiri
dan melepaskan ketergantungan terhadap pupuk kimia buatan/anorganik.

Berikutnya, mari kita bahas secara ringkas cara menghasilkan pupuk cair dari urin melalui proses
fermentasi tersebut.

Fermentasi Urin dengan menggunakan SOT HCS

Fermentasi Urin bertujuan menghasilkan pupuk cair dengan bahan dasar urin dengan komposisi yang
dihasilkan menjadi lebih baik. Salah satu dari reaksi positif yang terjadi dari fermentasi ini adalah
adanya pengikatan Nitrogen yang lebih tinggi oleh mikroba selain sebagai dekomposer.

Dengan difermentasi, bau khas urin juga akan hilang karena berkurangnya jumlah gas amoniak,
fermentasi dengan SOT juga dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan
tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik, dan mikroorganisme
bermanfaat lainnya.

Proses Fermentasi Urin

Alat dan Bahan :

1. Tong plastik bertutup atau bisa memanfaatkan ember bekas cat tembok
2. Gelas ukur atau gayung 1 liter
3. Pengaduk
4. Masker bila perlu (untuk yang tidak biasa dengan aroma urin…hehehe)
5. Sarung tangan plastik
6. SOT HCS
7. Gula Pasir

Resep :

Berikut adalah resep perbandingan kebutuhan bahan-bahan :

1. Urin ternak (kelinci, kambing, sapi)  : 10 liter


2. SOT HCS     :   100 ml (± 10 tutup botol SOT HCS)
3. Gula pasir  :   2 (dua) sendok makan

Cara Kerja :

6
1. Masukkan urin yang akan difermentasi ke dalam tong plastik.
2. Ambil dan masukkan ± 500 ml urin ke dalam gelas ukur atau gayung, masukkan SOT HCS
dan gula pasir, kemudian aduk sampai larut.
3. Larutan SOT HCS tersebut kemudian masukkan ke dalam tong plastik yang telah berisi urin.
4. Aduk larutan urin sehingga larutan SOT HCS tercampur dan larut dengan sempurna.
5. Tutup tong plastik dan biarkan fermentasi berlangsung selama 1 x 24 jam
6. Setelah selesai buka penutup dan biarkan dulu. fermentasi yang berhasil ditandai dengan
terjadinya perubahan terutama aroma yang sudah tidak berbau urin lagi.
7. Pupuk hasil fermentasi urin siap digunakan.
8. Pupuk hasil fermentasi urin ini akan lebih baik lagi bila memanfaatkan urin dari hewan ternak
yang telah menerapkan pola HCS dalam pemeliharaannya.

E. Aplikasi Pupuk Hasil Fermentasi Urin

Pupuk diaplikasikan dengan mencampurnya ke dalam air, berikut adalah beberapa cara aplikasi untuk
tanaman dengan cara penyemprotan atau dikocorkan

1. Penyemprotan

Dosis urin hasil fermentasi untuk setiap tanki semprot (kapasitas ± 14 liter) :

 Urin Kelinci       :  250 ml   (atau setara ukuran 1 gelas air mineral)


 Urin Kambing   :  750 ml   (setara ukuran 3 gelas air mineral)
 Urin Sapi           :  1500 ml (setara ukuran 6 gelas air mineral)

Cara Pencampuran :

 Hasil Fermentasi sesuai dosis perbandingan diatas dimasukkan ke dalam Tangki semprot.
 Tambahkan 8 tutup SOT (yang telah dilarutkan dalam 1 liter urin bersama gula)
 Tambahkan air hingga tanki semprot penuh
 Biarkan 15 menit sebelum larutan digunakan
 Baru kemudian gunakan untuk menyemprot tanaman

2. Dikocorkan

Pupuk juga bisa langsung dikocor atau dikucurkan langsung ke bagian akar tanaman dengan dosis
sebagai berikut (dosis dengan urin dari kambing, urin dari hewan lain tinggal lihat perbandingan di
atas) :

 Tanaman Kecil ( tomat, lombok, mentimun, pare, kacang, dll ). Dikocor pada bagian akar  ±
1/4 gelas air mineral.
 Tanaman Besar ( mangga, jambu, belimbing, asem, klengkeng, dll ). Lakukan pengocoran
pada bagian akar 1 – 2 gelas air mineral (250 – 500 ml)

Demikian secara singkat cara pemanfaatan urin ternak untuk dijadikan pupuk melalui proses
fermentasi.  Fermentasi urin ini diharapkan dapat lebih mengurangi ketergantungan kita terhadap
pupuk kimia dan dapat menekan biaya untuk membeli pupuk.

Aplikasi ini akan sangat luar biasa hasilnya bila secara terpadu kita aplikasikan pula dengan
penggunaan pupuk bokashi dan SOT HCS secara langsung.

7
BAB III. PENUTUP

A. kesimpulan

Jadi, dari uraianseperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
peternakan dengan kimia adalah Masalah pakan: bila mengetahui kandungan apa saja pada jenis
pakan tersebut maka hasil produksi ternak akan bagus serta pertumbuhannya sangat baik. Kesehatan :
apabila hewan ternak mengalami sakit atau stress dengan mempelajari dan memahami ilmu kimia
maka peternak bisa meracik ramuan untuk penyembuhan hewan tersebut. Limbah ternak: dapat
dimanfaatkan sebgai pupuk dan sebagainya tentu dengan aplikasi kimia.

B. Saran
Kita harus lebih mengexplore dan mempelajari lebih dalam tentang ilmu kimia. Selain
itu kita juga tidak hanya sekedar mengetahui namun harus menerapkan didalam
kehidupan sehari hari sehingga binatang ternak yang dihasilkan pun lebih maksimal.
Kualitas ternak yang baik mempengaruhi kesehatan seluruh manusia di dunia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Sejarah Perkembangan Ilmu Nutrisi.


http://lambungsatu.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-ilmu-nutrisi.html.diakses tanggal 23
Desember 2012 pukul 19:00 Wita

Anonim. 2010. Peranan Ilmu Kimia dalam Peternakan. http://id.answers.yahoo.com/question/index?


qid=20100913065243AAbObNK. Diakses tanggal 24 Desember 2012 pukul 13:30 Wita

Rahayu, Dwi Imbang. 2010. Reaksi Antigen Antibodi pada Ternak. http://imbang.staff.umm.ac.id/?
p=318. Diakses tanggal 24 Desember 2012 pukul 13:00 Wita

Sholeh, Nur. 2010. Hubungan Kimia dengan Petrnakan .


file:///C:/Users/saab/Downloads/HUBUNGAN%20KIMIA%20dengan%20PETERNAKAN
%20%C2%AB%20nandaunja.html. diakses tanggal 23 desember 2012 pukul 21:00 Wita

Anda mungkin juga menyukai