Bab I Agama
Bab I Agama
BAB – I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Agama
Di antara sekian banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, ada yang
menyatakan bahwa agama berasal dari kata Sangsekerta “gam”, yang artinya pergi,
menjadi jalan. Gam dalam bahasa Sangsekerta ini mempunyai pengertian yang sama
dengan to go (Inggeris) dan Gaam (Belanda) yang artinya juga pergi. Adanya
persamaan arti ini dapat dimaklumi, mengingat bahasa Sangsekerta dan bahasa-bahasa
Erofa tersebut termasuk rumpun bahasa Indo – Jerman. Jadi dari kata a – gam – a
yang dari segi etimologi artinya jalan ini, sebagian orang mengemukakan rumusan
bahwa yang disebut agama itu ialah “Suatu jalan yang harus diikuti supaya orang
Pendapat yang lain mengatakan, bahwa agama berasal dari bahasa Sangsekerta
– a – yang artinya tidak dan gama yang artinya pergi, berubah atau bergerak. Karena
itu dapat dikatakan bahwa “agama itu sesuatu (maksud ajarannya) yang tidak berubah,
a – yang artinya tidak, dan gama berarti kacau. Jadi “agama ialah (yang membuat
Menurut H. Bahrun Rangkuti, agama berasal dari kata a dan gama. Arti a
(panjang) ialah cara atau The way, sedang gama yang berasal dari kata Indo – Jerman
gam sama dengan kata Inggeris to go yaitu berjalan atau pergi. Jadi agama berarti
Dapat disimpulkan bahwa dari segi bahasa (etimologi) arti agama adalah:
2
1. Suatu jalan yang harus diikuti supaya orang dapat sampai pada tujuan yang mulia
dan suci.
yang artinya agama yang dibawa oleh Ibrahim (QS. An-Nahl :123). Selain itu dalam
Al-Qur’an agama disebut juga diin atau ad-diin, misalnya lakum diinukum
waliyyadiin, yang artinya, bagimu diin (agama)mu, bagiku diin (agama)ku (QS. Al-
Kafiruun : 6) Tetapi kata diin selain berarti agama, juga berarti hari pembalasan,
hari kiamat, adat kebiasaan, undang-undang, peraturan dan taat atau patuh.
pengertian agama menyebutkan bahwa agama itu mengandung tiga unsur pokok:
1. Satu sistem CREDO (tata keimanan atau tata keyakinan) atau adanya sesuatu yang
2. Satu sistem RITUS (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mulia itu.
3. Satu sistem NORMA (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan
Drs. Hasbullah Bakry, menyebutkan bahwa: “agama adalah jalan hidup dengan
kepercayaan kepada Tuhan YME serta berpedoman pada kitab suci dan dipimpin oleh
seorang Nabi. Dengan definisi ini dapat diketahui bahwa yang disebut agama itu
1. Agama itu merupakan jalan hidup atau way of life, suatu jalan muamalah yang
konkrit, dia memiliki aturan-aturan tertentu guna pedoman bagi amal kehidupan
penganut-penganutnya.
2. Agama itu mengajarkan kepercayaan (keimanan) adanya Tuhan YME. Tuhan itu
3. Agama itu memiliki kitab suci yang merupakan kumpulan wahyu yang diterima
oleh Nabi-nabi-Nya dari Tuhan YME itu, dengan melalui bisikan roh suci
(Malaikat Jibril).
4. Agama itu dipimpin oleh seorang Nabi. Kalau Nabi itu masih hidup, beliau tidak
Dan kalau Nabi itu sudah wafat, maka ada bukti-bukti yang terang bahwa beliau
pernah hidup mengatakan ini dan itu guna petunjuk bagi umatnya.
agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia
tidak saja di masa primitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi
juga di masa modern sekarang sewaktu ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
demikian maju.
Berikut ini adalah sebahagian dari bukti-bukti mengapa agama itu penting
penting dalam kehidupan. Moral adalah mustika hidup yang membedakan manusia
dengan hewan. Manusia tanpa moral hakekatnya adalah binatang, dan manusia yang
membinatang ini sangatlah berbahaya, ia akan lebih jahat dan lebih buas dari binatang
itu sendiri.
Tanpa moral, kehidupan akan kacau balau, tidak hanya kehidupan perorangan
tetapi juga kehidupan masyarakat dan Negara, sebab soal baik buruk, halal haram
Kalau betul ini yang terjadi, bisa juga kemudian bangsa dan Negara hancur binasa.
Ahmad Syauqi (Penyair Arab hidup 1868 – 1952) berkata, bahwa keberadaan
suatu bangsa ditentukan oleh akhlak. Jika akhlak telah lenyap, akan lenyap pula
bangsa itu. Kebenaran ucapan Ahmad Syauqi ini telah berulang kali terbukti dalam
sejarah. Karena hancurnya morallah, maka hancurnya berbagai umat di masa Nabi-
nabi dahulu, seperti kaum Ad (umat Nabi Hud), kaum Tsamud (umat Nabi Shaleh),
penduduk Sodom (umat Nabi Luth), penduduk Madyan (umat Nabi Syu’aib) dan
lain-lainnya.
demikian dikatakan oleh Prof. Alexis Carrel seorang sarjana Amerika penerima
Nobel 1948.
Sekarang di mana moral yang sangat penting bagi manusia ini diperoleh ?
Moral dapat digali dan diperoleh dalam agama, karena agama adalah sumber moral
yang paling tangguh. Nabi Muahmmad s.a.w diutus juga untuk membawa misi moral,
WM. Dixon dalam The Human Situation menulis agama betul atau salah,
dengan ajarannya percaya kepada Tuhan dan kehidupan akhirat yang akan datang,
adalah dalam keseluruhannya kalau tidak satu-satunya, paling sedikit kita boleh
Dari tulisan WM. Dixon di atas dapat diketahui bahwa agama merupakan
dasar dan sumber (paling kuat) bagi moral, karena agama mengajarkan kepercayaan
kepada Tuhan dan kehidupan akhirat. Pendapat WM. Dixon ini memang betul, kalau
orang betul beriman kepada Tuhan itu ada, dan Tuhan yang ada itu Maha Mengetahui
segala tingkah laku manusia yang kemudian memberikan balasan kepada setiap orang
sesuai dengan amal yang dikerjakan, maka keimanan seperti ini merupakan sumber
yang tidak kering-keringnya bagi moral, itulah sebabnya ditegaskan oleh Rasulullah
s.a.w:
kepercayaan terhadap Tuhan dan kehidupan akhirat, melainkan karena adanya perintah
dan larangan dalam agama. Agama sesungguhnya himpunan perintah dan larangan
Tuhan. Adalah kewajiban manusia untuk taat kepada perintah dan larangan Tuhan ini.
Dari sinilah yang kemudian lahir moral, sebab apa yang diperintahkan oleh Tuhan
adalah selalu yang baik-baik, dan apa yang dilarang-Nya selalu yang buruk-buruk.
pentingnya moral bagi manusia, pada hal moral bersumber dari agama. Dan agama
menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan
kehidupan akhirat, dan selain itu karena adanya perintah dan larangan dalam agama”.
Manusia adalah makhluk berakal, bahkan makhluk tukang bertanya. Apa saja
dipertanyakan oleh manusia dengan akalnya, untuk diketahui. Kemudian dari akal
lahirlah ilmu dan filsafat, dengan ilmu dan filsafat ini makin besar kemampuan
manusia untuk mengetahui segala sesuatu dan makin besar kemampuannya untuk itu.
Salah satu hal yang ingin diketahui oleh manusia, ialah apa yang bernama
kebenaran. Masalah ini adalah masalah besar, dan menjadi tanda tanya besar bagi
manusia sejak zaman dulu kala. Apa kebenaran itu, dan di mana dapat diperoleh ?
Manusia dengan akal, dengan ilmu dan filsafatnya ingin mengetahui dan mencapainya.
Dan yang menjadi tujuan ilmu dan filsafat tidak lain juga untuk mengetahui dan
Tetapi sayang, sebegitu jauh usaha ilmu dan filsafat untuk mencapai kebenaran
ini tidak membawa hasil seperti yang diharapkan. Kemampuan ilmu dan filsafat hanya
sampai pada kebenaran yang relatif atau nisbi, pada hal kebenaran yang relatif atau
kebenaran yang mutlak dan universal, yaitu kebenaran yang sungguh-sungguh benar,
bagi manusia, kalau manusia hanya mengandalkan alat yang bernama akal, atau ilmu,
atau juga filsafat. Sebab seperti yang dikatakan oleh Demokritus (460-360 SM),
“kebenaran itu dalam sekali letaknya, tidak terjangkau semuanya oleh manusia”.
Kemudian Betrand Russel, seorang filosuf Inggeris berkata, “apa yang tidak sanggup
oleh ahli ilmu pengetahuan, ialah menentukan kebajikan (haq dan bathil). Segala
sesuatu yang berkenaan dengan nilai-nilai adalah di luar bidang ilmu pengetahuan.”
dari pertanyaan ini Allah telah mengutus Nabi-nabi dan Rasul-rasul di berbagai masa
dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam a.s sampai Nabi terakhir yaitu
7
Muhammad s.a.w. Nabi-nabi dan Rasul-rasul ini diberinya wahyu atau agama untuk
disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah Islam, dan ini pulalah
sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu
kebenaran yang mutlak dan universal. Tinggalah kewajiban manusia untuk iman dan
patuh kepada agama kebenaran ini. Agama ssesungguhnya bagaikan satu gedung besar
hanya dengan anak kunci istimewa gedung itu dapat dibuka, yaitu anak kunci yang
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
kebenaran yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak dahulu kala dengan ilmu dan
8
filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah
petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak
tukang bertanya. Sampai pun menurut ahli sejarah Inggeris kenamaan ini tabir rahasia
alam semesta juga ingin disingkap oleh manusia. Dalam bukunya An Historian’s
approach to religion dia menulis, “tidak ada satu jiwa pun akan melalui hidup ini
Lebih dari itu, bahkan rahasia metafisika pun termasuk hal yang ingin
disingkap oleh manusia, pada hal masalah metafisika adalah masalah yang ghaib-
ghaib seperti hidup sesudah mati (akhirat, Tuhan, Syorga, Neraka) atau hal-hal yang
lain dibalik alam nyata ini, misalnya persoalan kalau nyawa bercerai dengan badan,
kemana gerangan sang nyawa itu pergi? Lelakon apa yang kira-kira bakal dialaminya?
Bagaimana sebenarnya keadaan alam akhirat yang serba ghaib itu? Masalah-masalah
(bahkan dengan ditambah ilmu dan filsafatpun) semua persoalan metafisika tersebut
tidak akan dapat diketahui. Manusia hanya bisa menghayal atau paling tinggi
menduga-duga dan tidak pernah mampu mengetahui masalah yang ghaib tersebut
secara yakin. Soalnya, semua persoalan metafisika yang serba ghaib itu, memang
sudah bukan lagi wilayah kemampuan akal. Ilmu apa pun (hasil akal) menjadi lumpuh
memasuki wilayah tersebut, sebab memang bukan lagi daerah wewenangnya. Firman
Allah s.w.t.
9
Katakanlah: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang gaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka
menggunakan akal untuk menimbang hakekat dari soal-soal yang berkaitan dengan
keesaan Tuhan, atau hidup sesudah mati, atau sifat-sifat Tuhan, atau soal-soal lain
tukang emas untuk menimbang gunung. Ini tidak berarti bahwa timbangan itu sendiri
yang kurang tepat. Soalnya ialah, karena akal mempunyai batas-batas yang
membatasinya.
untuk kita ada batas yang telah ditentukan, yang tidak boleh kita lampaui dalam soal-
soal ilmu. Kita tidak boleh melangkah melewati batas itu untuk mengenal sebab yang
Berhubung dengan itu persoalan yang menyangkut metafisika masih gelap bagi
manusia dan belum dapat penyelesaian. Semua tanda tanya tentang hal itu tidak
terjawab oleh akal manusia, oleh ilmu dan filsafatnya. Pada hal sejak dahulu kala
metafisika sudah masuk wilayah agama atau iman, dan hanya Allah sajalah yang
mengetahuinya. Dan Allah yang Maha Tahu perkara yang ghaib ini, dalam batas-batas
yang dipandang perlu telah menerangkan perkara tersebut melalui wahyu atau
10
agamanya. Dengan demikian agama adalah sumber metafisika, dan karena itu pula
agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam arwah, alam barzah,
alam akhirat, Syorga dan Neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan soal-soal ghaib
lainnya.
Dapat disimpulkan, “bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena
itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya
tidak sanggup mengetahui rahasia metafisika. Hal ini hanya dapat diketahui dengan
Hidup manusia di dunia yang fana ini kadang-kadang suka dan kadang-kadang
juga duka. Maklumlah dunia bukanlah syorga, tetapi bukan juga neraka. Jika dunia ini
syorga tentulah hanya kegembiraan yang ada, dan kalau dunia ini neraka tentulah
rangkaian suka dan duka yang silih berganti. Firman Allah s.w.t:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
Terjadinya suka dan duka yang mewarnai kehidupan manusia di dunia ini,
sebabnya banyak dan bermacam-macam, tetapi dalam garis besarnya, menurut ayat di
11
atas, karena manusia diberi Tuhan dengan yang baik dan yang buruk. Dan hal itu
Dalam masyarakat dapat dilihat, sering kali orang salah dalam mengambil
sikap dalam menghadapi cobaan suka atau duka ini. Misalnya dikala suka orang
mabuk kepayang dan lupa daratan. Bermacam-macam karunia Tuhan yang ada
padanya tidak mengantarkan dia kepada kebaikan tetapi malah membuat dia jahat.
Qorun yang hidup di zaman Nabi Musa adalah contoh orang seperti ini. Sewaktu
miskin, dia patuh beragama, tetapi sewaktu kaya dia jahat dan memusuhi Nabi Musa.
Selain itu Sa’labah yang hidup di zaman Nabi Muhammad s.a.w juga bertingkah
laku seperti Qorun, sewaktu miskin dia rajin beribadah, tetapi setelah menjadi
ternaknya.
Bagaimana sikap yang benar menghadapi suka dan duka? Jawaban atas
bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan, dan
Dilihat dari asal atau sumbernya, agama dapat dibedakan antara agama Wahyu
dan agama Budaya. Agama wahyu dapat juga disebut agama Samawi, agama langit,
12
agama profetis, revealed religion. Agama budaya disebut juga agama ardhi, agama
bumi, agama filsafat, agama ra’yu, natural religion, non revealed religion.
Kedua agama tersebut mempunyai cirri-ciri yang sangat berbeda, dan dengan
memperhatikan cirri-ciri yang ada, dapat diketahui apa yang disebut agama wahyu dan
1. Berasal dari wahyu Allah, jadi bukan ciptaan manusia ataupun selain Allah
3. Disampaikan oleh manusia yang dipilih oleh Allah sebagai Nabi atau Rasul-Nya
4. Mempunyai kitab suci yang otentik (asli) dan bersih dari campur tangan manusia
6. Kebenaran ajarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa,
pengikutnya.
6. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia,
selebihnya, kecuali agama Nasrani dan Yahudi, termasuk agama budaya. Agama
Nasrani dan Yahudi dalam bentuk aslinya adalah agama wahyu, sebab kedua agama
tersebut dalam bentuk aslinya tidak lain adalah agama Islam. Menurut Al-Qur’an
semua agama yang dibawa dan dianut oleh semua Nabi adalah agama Islam. Adapun
agama Nasrani dan Yahudi dalam bentuknya yang sekarang, tidak bisa disebut sebagai
agama budaya, tetapi juga kurang memnuhi persyaratan (kurang pas) untuk dikatakan
sebagai agama wahyu. Kedua agama tersebut dalam bentuk yang ada sekarang dapat
D. Pengertian Islam
Sebagai nama agama Islam adalah sebaik-baik nama, sehingga tidak ada kata
seperti yang biasa dilontarkan oleh kaum orientalis untuk menyebut Islam sangatlah
tidak memadai dan mempunyai beberapa kelemahan, dan oleh karena itu tidak dapat
dibenarkan.
1. Berbeda dengan nama-nama agama lain, Islam adalah nama yang asli diberikan
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali
Imran : 19)
14
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama
2. Nama Mohammadanisem, tidak dikenal dalam kalangan kaum muslimin, dan tidak
s.a.w.
3. Kalau Islam Mohammadanisem, berarti Islam itu isme (faham/aliran) ciptaan Nabi
Muhammad s.a.w seperti halnya Marxisme adalah isme ciptaan Karl Marx. Ini
jelas salah sebab Islam adalah wahyu dari Allah s.w.t, sedang tugas Nabi
manusia.
menurut kaum orientalis pencipta agama Islam. Ini berbau kultus, sesuatu yang
justeru sangat ditentang oleh Nabi Muhammad s.a.w sendiri. Nama Islam mengacu
pada makna, yaitu makna luhur yang terkandung dari makna Islam itu sendiri,
luar Islam memang mempunyai nama yang berorientasi kepada nama pendirinya,
seperti agama Masehi, agama Budha, agama Zarathustra. Atau ada juga nama yang
namanya dikaitkan dengan lingkungan umat tempat agama itu lahir dan
itu lahir dan berkembang di lingkungan suku Yahuda salah satu suku Bani Isra’il.
Tetapi sistem penamaan yang berkaitan dengan pendiri agama atau dikaitkan
Apa arti Islam ? Islam mempunyai beberapa arti, dan ini dapat ditinjau dari
Menurut hukum syara’, yaitu menurut apa yang disabdakan oleh Nabi
Muhammad s.a.w sendiri, Islam ialah melaksanakan Rukun Islam. Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim beliau bersabda bahwa yang disebut Islam ialah “Engkau
mengakui tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah,
1. Islam dari asal kata aslama artinya menyerah. Maksudnya menyerah kepada
kehendak Allah s.w.t. Penyerahan kepada kehendak Allah di sini bersifat mutlak,
Islam dalam arti yang demikian ini, telah berlaku di alam semesta dan sudah
dilakukan dengan baik oleh semua makhluk. Bumi, Matahari, Bulan, Planet-planet,
kepada kehendak Allah dengan tunduk dengan ketentuan apa pun yang ditetapkan
Allah atas diri mereka. Tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini kecuali mesti
terjadi, berlaku, beredar dan berjalan sesuai dengan kodrat iradat Allah. Karena itu
seluruh alam semesta ini sesungguhnya adalah muslim. Firman Allah s.w.t
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan kemauan sendiri atau pun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di
2. Islam dari asal kata Silmun yang berarti damai, maksudnya damai dengan Allah
Damai dengan Allah, artinya tidak lain ialah taat kepada Allah, tidak bermusuhan
bermusuhan dan durhaka kepada Allah, tidak damai. Kalau Allah dimusuhi maka
yang rugi adalah manusia sendiri, sebab Allah Maha Kuasa, sedang manusia maha
lemah, dan kerugian tidak saja diderita di dunia tetapi mungkin juga diderita di
akhirat.
Damai dengan sesama manusia, artinya hidup rukun damai dengan sesama
manusia, tidak berbuat jahat kepada mereka, bahkan berbuat baik kepada mereka.
kedudukan, dan lain sebagainya. Karena itu Islam adalah agama perdamaian,
“Sayangilah orang yang ada di bumi, maka engkau akan disayangi oleh
Tetapi mengapa dalam Islam juga ada ajaran perang ? yaitu perang (jihad) di jalan
Allah ? Dalam Islam memang betul ada ajaran perang, tetapi perang yang
diizinkan oleh Islam ialah perang untuk membela diri, untuk mempertahankan diri,
bukan perang yang sifatnya untuk menyerang. Jika Islam dan umat Islam tidak
mendapat gangguan apa pun dari pihak lain, tidak dibenarkan umat Islam
mengangkat senjata.
Adalah sangat keliru, anggapan sebagian kaum orientalis Barat yang mengatakan
sebagai orang yang haus perang dengan tangan kanan memegang pedang dan
3. Islam dari asal kata Salima yang berarti selamat, maksudnya selamat dunia akhirat,
Islam adalah jalan keselamatan bagi manusia, dunia dan akhirat. Tetapi sudah
barang tentu, yang mendapat jaminan selamat dunia akhirat di sini ialah mereka
ajaran-ajaran-Nya, dan taat mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa”. (QS. AL-An’am:153)
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-
Pengertian yang sudah dimaklumi oleh kebanyakan orang bahwa Islam adalah
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah beliau. Pengertian yang demikian ini
memang tidak salah, tetapi ini adalah pengertian istilah khusus. Islam mempunyai
cakrawala pengertian yang lebih luas dari itu. Sesungguhnya Islam juga agama Allah
yang dibawa/diajarkan oleh semua Nabi/Rasul Allah yang penrnah lahir di berbagai
masa dan tempat, sejak Nabi pertama (Adam) sampai pada Nabi yang terakhir
(Muhammad). Islam dalam makna yang luas inilah Islam menurut pengertian istilah
umum.
Bahwa semua agama yang dibawa oleh Nabi itu Islam, dapat diketahui dari
dua alasan:
bahwa agama semua Nabi ialah Islam dan bahwa Nabi-nabi yang
Ayat ini bersifat umum, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Karena itu
ketentuan bahwa agama (yang benar) di sisi Allah itu Islam. Tidak berlaku
khusus di masa Nabi Muhammad s.a.w, tetapi juga berlaku di masa-masa Nabi
2. Adanya kesamaan dasar dan intisari dari agama yang dibawa oleh semua Nabi,
yang berupa ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan untuk misi
terpenting inilah semua Nabi dan Rasul diutus oleh Allah s.w.t kepada umat
mereka masing-masing.
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
Ruang lingkup ajaran Islam meliputi tiga bidang, yaitu Aqidah, Syari’ah, dan
Akhlak
1. Aqidah
Yang dibahas dalam bidang aqidah ini ialah bidang keimanan dalam Islam,
dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh setiap orang Islam, terutama
sekali yang termasuk dalam bidang aqidah ialah Rukun Iman yang enam, yaitu “Iman
dan Qadha dan Qadar”. Disiplin yang secara khusus membahas aqidah Islam ialah
Ilmu Tauhid atau disebut juga Ilmu Ushuluddin atau Ilmu Kalam.
2. Syari’ah
Allah yang disebut ibadah, dan hubungan manusia dengan sesama manusia serta
hubungan dengan alam seluruhnya yang disebut muamalah. Rukun Islam yang lima
20
itu: “Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji” termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam
artinya yang khusus, yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara permanent
adalah hukuman bagi tindak kejahatan zina, merampok, mencuri, dan minum-
minuman keras. Jinayat ialah hukuman bagi tindak pidana pembunuhan, melukai
e. Jihad (perang), termasuk juga soal ghanimah (harta rampasan perang) dan
tawanan.
3. Akhlak
Akhlak ini meliputi akhlak kepada Tuhan, kepada Nabi/Rasul, kepada diri sendiri,
kepada keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim dan
lain sebagainya. Secara rinci diuraikan di Bab yang membicarakan masalah akhlak.