Judul Determinants of the Division of Labor in China
Jurnal Continuities in Sociological Human Ecology
Volume dan Halaman Chapter 11 Halaman 241-250 Tahun 1998 Penulis Michael Xinxiang Mao ISBN / DOI 978-1-4757-9841-8 / https://doi.org/10.1007/978-1-4757-9841-8_12 Tanggal 05 Juni 2021 Review Pada awal artikel ini dijelaskan mengenai pokok bahasan yang membahas mengenai teori ekologi manusia dan pembagian kerja yang berakar pada karya Emile Durkheim, Durkheim memandang pembagian kerja sebagai konsekuensi dari hasil peningkatan kondisi fisik dan sosial peradaban manusia. Diawal artikel ini Michael Xinxiang Mao beropini bahwa masih kurangnya penelitian lintas- nasional mengnai konsep pembagian kerja Durkheim terutama pada kondisi sosial yang sempit karena sebelumnya konsep pembagian kerja Durkheim kebanyakan digunakan di Amerika, para peneliti belum menguji kemanjuran teori pembagian kerja Durkheim di negara negara sosialis yang biasanya didominasi oleh odeologi Marxian. Baik teori ekologi manusia maupun teori Marxian menggunakan konsep pembagian kerja dalam interpretasi mereka tentang proses perubahan sosial. Tapi tidak seperti interpretasi Marxian, ahli ekologi manusia membayangkan perubahan sosial terjadi dalam sistem sosial yang selalu terbuka untuk pengaruh dari lingkungan sosial dan fisik eksternal (Hawley 1984). Sebaliknya, Marxisme menganggap sistem masyarakat tertutup. Dalam artikel ini dijelaskan bagaimana teori ekologi manusia cocok di Negara Cina yang mana doktrin Marxian masih sangat kental. Cina dengan keras menantang gagasan kapitalis tentang pembagian kerja dengan menganjurkan pengurangan dan penghapusan “Tiga Perbedaan Utama” antara: (1) industri dan pertanian, (2) kota dan pedesaan. , (3) kerja mental dan manual. Kampanye ideologis ini mengurangi perbedaan pendapatan seminimal mungkin. Ini meningkatkan status pekerja manual, sementara menurunkan status intelektual (Tse 1978; Lindan Xie 1988). Selain dampak dari fenomena ideologi sosial ini membuat mobilitas pekerjaan menjadi sangat terbatas, tidak adanya pasar tenaga kerja bebas, dan kontrol pemerintah yang ketat atas pendaftaran rumah tangga dan urusan perancanaan dalam keluarga. Dalam bagian tinjauan literatur Durkheim berpendapat bahwa masyarakat menunjukkan dua bentuk organisasi sosial. Dia mendefinisikan bentuk "mekanis" sebagai masyarakat di mana semua individu melakukan tugas yang sama, berbeda dengan bentuk "organik" di mana anggota dan kelompok masyarakat terlibat dalam berbagai kegiatan.kegiatan khusus. Dalam ekologi manusia sosiologis, pembagian kerja melibatkan dua dimensi yang berbeda dari ketahanan organisasi: diferensiasi pendapatan dan saling ketergantungan fungsional (Gibbs dan Poston 1975). Perbedaan ketahanan ini mengacu pada "perbedaan upah atau pendapatan di antara anggota populasi berdasarkan kegiatan mereka, yaitu spesialisasi," sedangkan interdependensi fungsional mengacu pada "pertukaran barang dan jasa di antara anggota populasi yang sama dalam kegiatan mereka" (Poston 1984:328). Michael Xinxiang Mao terfokus pada diferensiasi pendapatan (ketahanan) untuk analisa empiriknya mengenai pembagian kerja di China. Banyak pertanyaan ekologis manusia tentang pembagian kerja berkembang dari proposisi teoritis Durkheim berikut: “Pembagian kerja berkembang karena ada lebih banyak individu yang cukup berhubungan untuk dapat bertindak dan bereaksi satu sama lain. Jika kita setuju untuk menyebut hubungan ini dan perdagangan aktif yang dihasilkan darinya dinamis atau kepadatan moral, kita dapat mengatakan bahwa kemajuan pembagian kerja berbanding lurus dengan kepadatan moral atau dinamis masyarakat” (Durkheim [1893] 1933: 26l). Dalam studi perintis pembagian kerja masyarakat, Gibbs dan Martin (1962) memperkenalkan indeks diversifikasi industri untuk memungkinkan analisis komparatif tingkat pembagian kerja di seluruh masyarakat. Analisis mereka terhadap empat puluh satu masyarakat menunjukkan hubungan positif antara tingkat pembagian kerja dalam suatu masyarakat dan tingkat urbanisasi masyarakat, perkembangan teknologi, dan “penyebaran spasial objek konsumsi. Berdasarkan konsep teoritis Durkheim dan beberapa ahli ekologi, Michael Xinxiang Mao dalam risetnya ini menggunakan empat indikator utama pembagian kerja yaitu ukuran populasi, kepadatan fisik, kepadatan sosial, serta urbanisasi. Hipotesisnya bahwa di antara provinsi-provinsi Cina pada tahun 1990 tingkat pembagian kerja akan bervariasi secara langsung dengan ukuran populasi, kepadatan sosial, kepadatan fisik, dan urbanisasi.Unit analisis dalam penelitian ini yaitu 29 unit provinsi Cina, Sumber data variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tubulasi Sensus Penduduk Republik Rakyat Tahun 1990 yang baru dirilis Cina (Biro Statistik Negara 1993). Sebuah sumber data utama untuk variabel independen adalah Sensus Penduduk 1982 Cina (Hasil Tabulasi Komputer), (Biro Statistik Negara 1985). Dari data yang dikumpulkan dan dianalisis secara statistik berdasarkan variable variable terkait, Mao menemukan bahwa urbanisasi dan kepadatan sosial menjadi prediktor utama dari pembagian kerja, sementara ukuran populasi dan kepadatan fisik memiliki dampak yang tidak signifikan secara statistik terhadap pembagian kerja. Namun, efek gabungan dari keempat variabel independen tersebut menyebabkan sebagian besar variasi dalam pembagian kerja (R2 = .92). Temuannya mengenai dampak positif dan signifikan dari urbanisasi dan sosial kepadatan pada pembagian kerja di Cina menyiratkan bahwa struktur perkotaan dan transportasi maju dan teknologi komunikasi merupakan prasyarat untuk pembagian kerja tingkat tinggi, terlepas dari apakah masyarakat sosialis atau kapitalis. Terlepas dari kampanye ideologis China untuk mengurangi “Tiga Perbedaan Utama” antara industri dan pertanian, kota dan pedesaan, kerja mental dan manual variabel ekologi yang sama yang memprediksi pembagian kerja dalam masyarakat kapitalis juga memprediksi pembagian kerja di China. Akibatnya, tingkat pembagian kerja di Cina tidak mungkin meningkat secara substansial, karena kebijakan pemerintah Cina yang memberlakukan dan urusan perancanaan dalam keluarga yang ketat di kota-kota dan membatasi migrasi desa ke kota (terutama melalui mekanisme pendaftaran rumah tangga) telah memperlambat pertumbuhan kawasan perkotaan nasional. Menurut Mao Salah satu alternatif yang berpotensi efektif untuk pertumbuhan kota dan meningkatkan pembagian kerja adalah urbanisasi di daerah pedesaan yang ada dengan mendirikan lebih banyak perusahaan industri pedesaan. Alternatif ini mengasumsikan bahwa sebagian besar angkatan kerja pertanian akan memilih untuk memasuki perusahaan- perusahaan yang baru didirikan tersebut. Jika begitu, distribusi pekerja antar pekerjaan atau bahkan antar industri akan menjadi lebih proporsional. Alternative ini mengasumsikan bahwa sebagian besar dari pertanian angkatan kerja akan memilih untuk memasuki perusahaan- perusahaan yang baru didirikan. Jika demikian, distribusi tenaga kerja antar pekerjaan atau bahkan antar industri akan menjadi lebih proporsional. Durkheim memandang Cina dan Rusia sebagai masyarakat “mekanis” dengan interaksi sosial yang minimal. Pengamatan Durkheim yang berusia seabad tentang Cina tetap berlaku di Cina modern. Bagi Durkheim, “faktor ukuran populasi adalah penyebab yang diperlukan tetapi bukan penyebab yang cukup” yang mengarah pada peningkatan pembagian kerja (Schnore 1958:622). Durkheim mempertahankan bahwa kontak terbatas antara bagian-bagian konstituen masyarakat Cina dan Rusia membuat bagian-bagian ini tetap homogen dalam struktur dan fungsi (Schnore 1958:623). Penjelasan lain yang mungkin mungkin adalah terputusnya hubungan antara ukuran populasi dan urbanisasi di Cina saat ini. Dalam kasus di mana ukuran populasi secara langsung terkait dengan tingkat urbanisasi, maka ukuran populasi juga tampaknya secara langsung terkait dengan tingkat diferensiasi pekerjaan (Browning dan Gibbs 1971:244). Mao menemukan bahwa empat variabel independen menyumbang sebesar itu proporsi variasi dalam pembagian kerja mungkin dihasilkan dari representasi berlebihan penduduk Cina dalam satu kategori pekerjaan yang luas: pekerja pertanian. Analisis regresi data, setelah menghapus kategori pertanian dari kategori industri kasar, mengungkapkan efek gabungan dari empat variabel independen, yang hanya menyumbang 0,61 variasi dalam pembagian kerja nonpertanian. Temuan-temuan dalam studi Mou ini sangat mendukung model pembagian kerja Durkheim dan menegaskan kembali kelangsungan hidup teori-teori ekologi secara umum. Namun, penelitian ini hanya mengkaji satu komponen dari pembagian kerja, yaitu diferensiasi industri. Mou juga berpendapat agar Penelitian masa depan perlu memeriksa komponen lain dari pembagian kerja Cina, diversifikasi pekerjaan.
Review Artikel “Determinants of the Division of Labor in China” Michael Xinxiang Mao Muhammad Fikri Abdillah – 170710180017 Mata Kuliah Ekologi Manusia
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya