1
Ada hal menarik mengenai wakil menteri, publik mengatakan kurang perwakilan dari
perempuan lalu ditampilkan Angela Tanoesoedibjo, kurang perwakilan dari papua lalu
ditampilkan Wimpi, kemudian dari faktor relawan yang tiba-tiba mengancam
membubarkan diri yang kemudian diberi jatah wakil menteri tiba-tiba tidak jadi bubar.
Kemudian ada 1 kementerian yang isinya 2 partai politik seperti kementerian perdagangan
yang menterinya dari PKB dan wakilnya dari Golkar, mungkin ada kepentingan tarik-
menarik antara PKB dan Golkar. Ada yang belum kerja apa-apa mentrinya sudah bilang
tidak cocok dengan wakil mentrinya. Ada wakil mentri yang bilang semua pendamping
desa adalah relawanya, belum jadi apa-apa sudah bagi-bagi jabatan sendiri dikalangan
relawannya.
Beberapa partai politik yang sudah bekerja keras namun tidak mendapat jatah seperti
Hanura, PBB, PKPI mungkin karena penuh konflik didalamnya. Sedangkan PSI dan
Perindro terpilih mungkin karena prediksi masa depan PSI dan Perindo masih ada. Ada
satu kata yang ngetop di pemerintahan Jokowi yaitu “Radikalisme”. Mungkin ini ada
kaitannya dengan kabinet Jokwi saat ini. PKS yang posisinya kiri banget tidak diajak,
sedangkan PDIP yang posisinya kanan banget semuanya dikumpulin. Mungkin dalam
rangka “radikalisme” ini kemudian koalisi kabinet ini dibuat dan meninggalkan KPS.
Orang-orang baru memang perlu diberi kesempatan seperti Pak Nadiem yang menjadi
mentri pendidikan dengan segala kontoversi yang belum pernah sekolah di Indonesia. Jadi
artinya kertas putih, terserah mau diapakan pendidikan Indonesia berdasarkan sekolahnya
luar negri. Minimal dengan kertas putih, Pak Nadim bisa mengcreate sendiri langkah yang
harus dilakukanya. Pak Jokowi menempatkan Pak Tito sebagai mendri dalam negri
mungkin karena pilkada 2020 yang melibatkan 270 kabupaten kota provinsi dan dia akan
berkuasa menempatkan PLT di provinsi strategis seperti Jakarta, Jateng, Jabar yang akan
selesai masa baktinya di tahun 2023, dan ini menurut Pak Hendri sangat jeli sekali.
Kabinet ini merupakan kabinet coba-coba, yang berarti dalam hitungan beberapa
bulan kedepan akan ada reshuffle yang pertama. Bahkan Pak Jokowi mengatakan tidak
ada visi menteri yang ada visi presiden. Pak Hendri memberikan kesempatan kepada para
menteri untuk bekerja tetapi mudah-mudahan pada saat reshuffle yang pertama terjadi
yang mungkin tidak ada 1 tahun, pesan pak hendri yaitu “Gantilah menteri yang lebih ajeg
dan loyal”
2
2. Prof. Mahfud Efendi (Kemenko Polhukam)
Analisa :
Prof. Mahfud menanggapi analisa dari Pak Hendri mengenai Radikalisme. Tujuan
yang digariskan untuk mencapai visi yang ditentukan presiden diantaranya dengan
melakukan “deradikalisasi”. Visi deradikalisasi ini akan dioperasionalkan oleh pemerintah
selama 5 tahun kedepan untuk menjamin jalannya pemerintah secara baik dalam rangka
menuju kemakmuran sesuai dengan tujuan negara. Hubungan deradikalisasi dengan
persoalan agama sering disalahpahami, yaitu bilang kafir boleh tetapi tidak boleh
menuduh orang lain kafir dan jangan memusuhi orang yang menurut agama kita itu kafir
karena mereka juga mempunyai agama sendiri. Jangan mengkafir-kafirkan orang hanya
karena memilih jalan atau faham yang berbeda.
Didalam Islam ada ajaran tentang kekhilafan, tetapi tidak ada ajaran tentang sistem
kekhilafan. Sehingga tidak ada sistem pemerintahan di Islam, sistemnya bebas
berdasarkan pilihan sendiri sehingga negara ini sistem pemerintahannya sudah sesuai
dengan Islam. Sistem itu bebas, tidak ada yang dicontohkan oleh al-qur’an maupun nabi.
Kita tidak bisa mendirikan negara seperti nabi. Karena nabi mempunyai kekuasaan
legeslatif, eksekutif, yudikatif ada di tangan nabi. Nabi yang membuat hukum karena
mendapat wahyu dari Allah. Tidak ada lembaga, menteri, dan pemilu di zaman nabi.
Kalau sekarang siapa yang membuat hukum kalau tidak ada nabi. Maka cara membuat
hukum dizaman setelah tidak ada nabi bermacam-macam bisa darul-nadwa/dewan
perwakilan, darul ifta/fatma ulama, pemilu, sistem parlemen, sistem presidential, dan itu
benar semua tidak ada yang salah.
Oleh sebab itu jangan menyalahkan-nyalahkan yang di Indonesia itu kafir. Indonesia
itu sebagai produk ijtiha sesuai dengan kebutuhan, waktu, dan zaman yang ditetapkan oleh
para ulama bersama para pendiri negara memilih negara inklusif. Negara pancasila itu
sudah benar, tidak ada yang bertentangan dengan syariat. Jadi jangan menjadi kaum takfiri
hanya karena berbeda cara bernegara. Ada 57 negara Islam yang sistem
pemerintahan/khilafahnya berbeda-beda, tetapi tidak ada yang mengatakan yang satu kafir
yang satu tidak. Namun sekarang banyak muncul kaum takfiri yang selalu ingin
mengkafirkan orang, itulah yang disebut “Radikal”.
3
Kalau berbicara mengenai radikal, seoalah-olah orang Islam adalah radikal padahal
orang Islam justru tidak radikal, hanya segelintir orang saja. Semuanya menerima negara
pancasila sebagai bagian pelaksanaan syari. Oleh karena itu apabila ada yang ingin
menganggu, kita semua melawan tidak hanya pemerintah saja. Negara ini harus dijaga
karena kalau sudah kacau, negara akan menderita dan menyengsarakan masyarakat yang
berarti melanggar prinsip syariat. Di Indonesia organisasi radikal dibubarkan tetapi
anggotanya tidak ditangkap. Ini berarti pemerintahan sekarang baik, karena yang
dibubarkan dari sudut hukum administrasi bukan sudut pidana. Indonesia ini bukan negara
Islam, tetapi negri Islami yang berarti tidak usah bernama Islam tetapi perilakunya Islami.
Islam yang tumbuh di Indonesia adalah Islam yang damai.
4
4. Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
Analisa :
Menurut Pak Fadli, kita terjebak dalam isu radikalisme yang bisa membuat kabinet ini
menjadi Kabinet Indonesia Mundur. Kabinet harus mendiagnosa dengan baik apa yang
sekarang menjadi tantangan-tantangan Indonesia kedepan. Tantangan-tantangan itu
terutama di bidang ekonomi seperti ketenagakerjaan, lapangan kerja, ketimpangan,
kemiskinan, pertumbuhan yang alakadarnya, dan persoalan-persoalan lain. Jadi taget
terhadap sumber daya manusia yang penting. Keberadaan pak prabowo merupakan pilihan
yang terbaik, karena beliau expert dibidang itu. Jadi secara umum apa yang menjadi tugas
dari kabinet ini sangatlah berat disemua bidang, tapi khususnya tantangan yang diharapkan
bisa diselesaikan adalah bidang ekonomi, karena langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak. Untuk itu perlu memberikan ruang gerak bagi kabinet ini untuk bekerja dan
melihat kedepan tantangan-tantangan apa saja yang harus dihadapi.
Tanggapan masyarakat ada pro dan kontra merupakan hal yang wajar. Ada yang
duduk pada tempatnya dan ada yang tidak duduk pada tempatnya, inilah yang harus
dievaluasi terutama kementrian yang sangat sensitif menyangkut agama dan pendidikan.
Tim kabinet ekonomi harus bisa menjawab tantangan dibidang ekonomi, mendapat beban
yang berat, jadi seharusnya yang mendaat beban ini tidak boleh tertawa. Tentu harus ada
target, karena output lebih penting daripada proses. Yang harus dibahadapi saat ini bukan
eoforia untuk mendapatkan jabatan, karena mereka yang diberikan amanah untuk jabatan-
jabatan di kementerian ini perlu bekerja keras dan bekerja cerdas untuk mencapai target
sasaran.
Politik itu bukan sekedar untuk mencapai jabatan kekuasaan tetapi jalan pengabdian,
dan jalan pengabdian itu bisa eksekutif maupun legeslatif. Jalan eksekutif ada Pak
Prabowo disana, dan jalan legeslatif ada DPRD. Ini tidak masalah yang penting
kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas. Susunan kabinet saat ini jauh lebih baik daripada
sebelumnya kalau dilihat dari semangatnya, tetapi ada beberapa portofolio yang kurang
cocok dengan orang-orang yang ada tadi yang kemudian di masyarakat menjadi
perbincangan. Jawaban tersebut dalam 100 hari harus kelihatan apakah ada kemajuan atau
sekedar rutinitas biasa, sehingga menjadi tantangan berat untuk Kabinet Indonesia Maju
apakah bisa benar-benar maju, ataukah hanya jalan di tempat, ataukah justru mundur.
5
5. Akbar Faizal (PolitisiParta Nascem)
Analisa :
UUD Amandemen ke 3 Pasal 6A ayat 2, menyebutkan bahwa pasangan calon
presiden dan wakil presiden diusung oleh partai politik dan gabungan partai politik, dan
lebih jauh lagi diminta koalisi sebelum pilpres. Namun sekarang dampaknya kemana-
mana, dalam internal pendukung pak Jokowi dampaknya merambat ke pilkada sehingga
kenal dengan partai mahar, rental, origarki, dll. Maka sebenarnya ini menjadi persoalan,
apakah Pak Jokowi yang menawari Gerindra atau Gerindra yang meminta. Karena
menurut Pak Akbar ini merupakan hal yang aneh. Tidak ada di dunia ini yang kemarin
berhadap-hadapan, apa yang dikampanyekan di pilpres itu sebuah keyakinan yang terbaik.
Pak prabowo dan Gerindra meyakini betul apa yang dipertarungkan kemarin begitu juga
kubu Jokowi, lalu bagaimana bisa sekarang masuk menjadi kabinet mengikuti visi
presiden, padahal ada beberapa kampanye dari kubu prabowo dan kubu jokowi yang
saling bertentangan :
a. Pangan.
Jokowi : import di butuhkan untuk stabilisasi harga.
Prabowo : import merugikan petani.
b. Aparatur sipil negara.
Jokowi : gaji aparat sipil negara dan penegak hukum sudah cukup.
Prabowo : gaji aparat sipil harus ditingkatkan.
c. Organisasi masyarakat.
Jokowi : HTI harus dibubarkan karena mengancam NKRI.
Prabowo : pembubaran HTI merupakan pelanggaran HAM.
d. Pertahanan dan Keamanan.
Jokowi : anggaran alucista sudah tinggi.
Prabowo : anggaran alucista masih sedikit.
e. Tenaga Kerja
Jokowi : tenaga kerja asing di Indonesia membantu peningkatan SDM dan
jumlahnya masih normal.
Prabowo : Indonesia dibanjiri oleh tenaga kerja asing dan mulai mengancam
warga negara Indonesia.
6
Inilah yang membuat kebingungan, harus menyakini yang mana. Ini merupakan
pemikiran 2 kelompok hebat, yang seharusnya diperdebatkan dan diertarungkan di
DPR. Itulah alasan kita punya parlemen/DPR, tetapi kemudian malah saling
berkoalisi. Koalisi tidak dikenal oleh sistem presidential, koalisi dikenal di sistem
parlementer. Ada sesuatu yang salah, kenapa tiba-tiba orang yang berhadap-hadapan
tiba tiba berkoalisi. Menurut Pak Akbar hari ini presiden tersandra.
Dalam berpolitik negara ini sudah salah, dalam pasal 6A disebutkan bahwa sebuah
partai politik yang benar adalah mencalonkan kadernya sendiri. Kalau ada 10 partao
yang masuk DPR berarti 10 partai iniharus mencalonkan kadernya. Menueut pak
akbar tidak bisa ada partai yang setengah mati berjuang malah mencalonkan kader
orang lain. Pola yang dipakai sekarang ini anomali. Sebagai partai pendukung
pemerintah, hanya bisa m,endukung kebaikan-kebaikan yang sedang diniatkan oleh
pemerintah ini. Tetapi sistem pemerintahan ini sudah tidak benar.
8
untuk bisa mempertanggungjawabkan apa yang diamanahkan oleh presiden terhadap
bidang kementerian yang diberikan amanah.
Sebaiknya membuat satu narasi yang bagus untuk bisa memberikan dorongan kepada
masyarakat bahwa pemerintah ini telah terbentuk dan kedepan akan bisa melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan dengan baik. Susunan kabinet ini terdiri dari pilihan-pilihan
terpercaya yang miliki kompetensi, kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas yang cukup
untuk bisa melayani rakyat Indonesia.
9
9. Haikal Hassan (Ketua II PA 212)
Analisa :
Menurut Pak Haikal seharusnya lebih tepat Kabinet Indonesia Maju yang menangis,
yang tertawa, dan yang masa bodoh. Pak Haikal menanggapi apa yang disampaikan oleh
Pak Mahfud yang seakan-akan darurat radikal, padahal yang darurat adalah ekonomi.
Salah satu munculnya darurat ekonomi karena ketidakadilan dan ketimbangan sosial. Pak
Haikal tidak pernah bisa memuji Pak Jokowi karena beliau tidak bisa memenuhi janjinya
waktu kampanye yang akan menaikan pertumbuhan ekonomi menadi 7% tapi kenyataanya
hanya 5%. Pak Haikal setuju dengan pernyataan Pak Mafud untuk memberantas orang
takfiri, tetapi jangan tefokus dengan itu, tapi ke ekonomi. Bukalah lapangan kerja, stop
hutang luar negeri, dan lakukan efisensi. Kami tidak menangis, tidak pula tertawa, tapi
pasti ada juga yang tidak peduli. Yang pasti tetap oposisi siapaun yang menjadi menteri di
Kabinet Indonesia Maju.
10
Ini merupakan pertempuran jangka pendek untuk mendapatkan keamanan. Dan juga
pendekatan jangka pendek, artinya dalam 1 tahun kedepan akan ada reshuffle yang cukup
besar dan mungkin akan dilaksanakan ketika berbagai UU strategis yang diperlukan Pak
Jokowi untuk lolos/untuk memastikan bahwa program-program beliau dalam 5 tahun
kedepan ini berjalan dengan baik. Kalau Pak Jokowi bertempur seperti saat pilpres akan
rame di parlemen dan belum tentu lolos. Jadi sekarang, dirangkul semuanya, diakomodasi
baik yang kompeten ataupun tidak kompeten, begitu sudah lolos kemudian ada evaluasi
menteri, kemungkinan pasti ada yang tidak kompeten digantikan.
13. Prof. Salim Haji Said (Guru Besar Ilmu Politik Univ.Pertahanan)
Analisa :
Menanggapi pernyataan dari Pak Hendri mengenai orang mau jadi menteri supaya
lebih sejahtera. Ini merupakan mental bangsa yang miskin lama sekali, begitu ada
kesempatan kaya, dia tidak peduli cara apa saja asalkan kaya, karena sudah terlalu lama
menderita. Adanya ancaman dari Pak Jokowi yang akan mencopot yang berarti akan ada
reshuffle, jadi sebaiknya para menteri yang mendapat rumah dinas jangan berambisi
tinggal 5 tahun disitu. Menaggapi pernyataan dari Pak Mahfud mengenai radikalisme, ini
memang tida ada maksud menyangkutkan dengan politik/susunan kabinet saat ini tetapi
tidak bisa juga tidak ditafsirkan dalam politik. Karena memang masih ada persoalan lama
yaitu hubungan islam dengan negara. Menanggapi pernyataan dari Pak Akbar mengenai
tata negara bahwa tata negara yang koalisi tidak bisa karena sistemnya presidential itu
tidak benar. Karena sistem politik itu bukan sesuatu yang baku dari sananya, tetapi hasil
proses suatu negara.
12
b. Mengenai Susunan Kabinet Indonesia Maju
Jokowi pernah mengatakan hendak memberikan porsi kepemimpinan kepada
anak muda. Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang
Kepemudaan menyebutkan batas usia pemuda adalah umur 16-30 tahun. Iktikad
Jokowi yang hendak mengangkat menteri di bawah usia 30 tahun nyatanya tidak
terbukti. Banyak anak muda Indonesia yang berprestasi. Namun sepertinya pesona
anak muda Indonesia belum cukup meyakinkan Jokowi untuk memilihnya sebagai
anggota kabinet. Kemungkinan jokowi mengkhawatirkan kemampuan anak muda jika
harus membawahi banyak orang tua dalam sebuah lembaga kementerian. Selain itu
mungkin Pak Jokowi juga mempertimbangkan rekam jejak sosok anak muda, inilah
yang mungkin masih meragukan Jokowi. Namun di ranah legislatif ada kaum muda
yang telah mendapatkan tempat, namanya Hillary Brigitta di usianya 23 tahun yang
tercatat sebagai anggota DPR termuda.
Di dalam kabinet ini tidak ada menteri di bawah usia 30 tahun. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Nadiem Makarim menjadi menteri termuda di usia
35 tahun. Bahkan Menteri Pemuda dan Olahraga yang dianggap sebagai representasi
dari generasi muda saat ini diisi oleh sosok berumur 57 tahun, Zainudin Amali.
Bandingkan dengan negara jiran Malaysia yang menunjuk Syed Saddiq sebagai
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menteri Belia dan Sukan) yang saat itu usianya 25
tahun. Setidaknya, penunjukan anak muda diharapkan mampu menjadi penyambung
kehendak generasi muda yang jumlahnya cukup signifikan.
Dalam beberapa bidang, slogan "Yang Muda Yang Berkarya" atau "Yang
Muda Yang Dipercaya" memang sudah terbukti. Namun dalam kasus penunjukan
menteri sebagai pembantu presiden ini, kaum muda belum mendapatkan kepercayaan.
Generasi muda belum mendapatkan tempat. Maka, ini menjadi semacam penyadaran
agar generasi muda terus berkarya dan membuktikan bahwa dirinya layak untuk
dipercaya memimpin negeri ini. Agar anak muda tidak melulu menjadi objek, tapi
bisa menjadi subjek kepemimpinan. Dalam beberapa bidang, slogan "Yang Muda
Yang Berkarya" atau "Yang Muda Yang Dipercaya" memang sudah terbukti. Namun
dalam kasus penunjukan menteri sebagai pembantu presiden ini, kaum muda belum
mendapatkan kepercayaan. Generasi muda belum mendapatkan tempat. Maka, ini
menjadi semacam penyadaran agar generasi muda terus berkarya dan membuktikan
bahwa dirinya layak untuk dipercaya memimpin negeri ini. Agar anak muda tidak
melulu menjadi objek, tapi bisa menjadi subjek kepemimpinan.
13
Meskipun usia muda belum menjamin kesuksesan dalam memimpin
organisasi, tetapi karakter pemuda yang identik dengan pembaruan, kreatif, out of the
box, energik, berani, dan bersemangat menjadi harapan agar bangsa ini maju lebih
cepat. Indonesia butuh tangan-tangan berani yang mampu membawa bangsa ini
bersegera bangkit dan mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang. Usia muda
juga bukan jaminan seseorang dapat memimpin dengan baik. Menteri Pemuda dan
Olahraga periode sebelumnya, Imam Nachrawi ditangkap KPK, menjadi tersangka
atas dugaan kasus suap. Maka yang terpenting adalah integritas. Muda atau tua yang
utama adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan bahwa dia bisa menjaga
amanah.
Namun yang lebih penting adalah kemauan generasi muda untuk berkontribusi
di mana pun dan pada jabatan apapun. Perlu disadari bahwa jabatan hanyalah sarana
untuk berkontribusi. Tidak harus jadi menteri untuk berkontribusi. Tidak harus
menduduki jabatan tertentu untuk berkontribusi. Kita pasti bisa berkontribusi dengan
posisi kita. Masing-masing harus memanfaatkan perannya untuk kemajuan bangsa.
Salah satu langkah untuk memajukan negara kita adalah dengan merajut persatuan
dan kesatuan. Semoga para menteri yang terpilih mampu memiliki karakter generasi
muda. Fisik boleh tua, tapi semangat harus tetap muda. Semoga mereka sukses
dengan amanahnya, mampu menyelesaikan tugas hingga akhir jabatannya.
14