Teknologi pengolahan pangan mutahir dalam industri pangan dengan cara ozonisasi
Dosen Pembimbing :
1. Ir. Mulyatni Nizar, M.kes
2. Zulkifli, SKM, M.Si
3. Irma Eva Yani, SKM, M.Si
Oleh Kelompok 2 :
1. Aviola Yolanda ( 202210567)
2. Dwike Rahmadini (202210571)
3. Sariva Lailatul Rizaldi (202210593)
4. Shindy Oktavia Yamesa Away (202210595)
5. Sri Maya Falihah (202210596)
6. Wanni Azzahra (202210598)
Kelas 2A
PRATIKUM KE :6
TUJUAN :
PRINSIP :
Penggunaan proses ozonisasi, instanisasi, ekstrusi, iradiasi dan pengemasan pada
makanan disamping dapat menghambat pertumbuhan mikroba juga dapat
memberikan cita rasa dan bentuk fisik baru.
DASAR TEORI
Ozon adalah senyawa pengoksidasi yang kuat. Sifat reaktif ozon disebabkan oleh
kemampuan oksidasi dari radikalradikal yang dapat mendekomposisi ozon di
dalam air, sehingga menghasilkan senyawa intermediant aktif seperti radikal
hidroksil dan superoksida. Manfaat ozontergantung pada berbagai macam faktor
seperti kondisi lingkungan, pH, waktu, suhu, dan kelembaban. Menurut (Palou et
al, 2001). Gas ozon dapat dibuat dengan peralatan antara lain metode electrical
discharge dengansinar radio aktif. Tumbukan dari elektron yang dihasilkan oleh
electrical discharge dengan molekul oksigen menghasilkan dua buah atom
oksigen. Atom oksigen secara alamiah bertumbukan kembali dengan molekul
oksigen di sekitarnya, kemudian terbentuklah gas ozon. Teknologi ozonisasi
mampu meluruhkan kontaminasi pestisida dan bakteri serta logam beratyang
menempel pada buah atau sayur, sehingga aman dikonsumsi. Mekanisme ozon
(O3) dalam membunuh mikroba yaitu gas 3 ozon masuk ke dalam dinding sel,
sehingga terjadi perubahan permeabilitas dan menyebabkan terjadinya lysis pada
sel mikroba. Air yang telah mengandung gas ozon dapat mencuci buah dan sayur
hingga steril, tanpa menghilangkan warna, aroma, dan tidak menguraikan senyawa
organik dalam bahan pangan, sehingga mampu memperpanjang umur kesegaran.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN OZONISASI
Ozon adalah senyawa pengoksidasi yang kuat. Sifat reaktif ozon
disebabkan oleh kemampuan oksidasi dari radikalradikal yang dapat
mendekomposisi ozon di dalam air, sehingga menghasilkan senyawa
intermediant aktif seperti radikal hidroksil dan superoksida. Manfaat
ozontergantung pada berbagai macam faktor seperti kondisi lingkungan,
pH, waktu, suhu, dan kelembaban. Menurut (Palou et al, 2001).
Pengaruh perlindungan ozon terhadap pencegahan pembusukan pada
waktu pascapanen selama penyimpanan telah dipelajari terhadap
bermacammacam komoditas. Ozon dapat mengendalikan mikroorganisme
patogen yang menyebabkan kerusakan dengan tidak terlihat dan tidak
dapat digantikan dengan fungisida sintetis sebagaimana sekarang banyak
digunakan. Ozon juga dapat menghalangi pertumbuhan areal mycelia dan
mencegah sporulasi patogen terhadap komoditas hasilpanen yang berbeda.
Selain itu dapat menghilangkan berbagai zat logam dan residu yang
disebabkan oleh pemakaian pestisida.
Gas ozon dapat dibuat dengan peralatan antara lain metode electrical
discharge dengansinar radio aktif. Tumbukan dari elektron yang dihasilkan
oleh electrical discharge dengan molekul oksigen menghasilkan dua buah
atom oksigen. Atom oksigen secara alamiah bertumbukan kembali dengan
molekul oksigen di sekitarnya, kemudian terbentuklah gas ozon. Teknologi
ozonisasi mampu meluruhkan kontaminasi pestisida dan bakteri serta
logam beratyang menempel pada buah atau sayur, sehingga aman
dikonsumsi. Mekanisme ozon (O3) dalam membunuh mikroba yaitu gas 3
ozon masuk ke dalam dinding sel, sehingga terjadi perubahan
permeabilitas dan menyebabkan terjadinya lysis pada sel mikroba. Air
yang telah mengandung gas ozon dapat mencuci buah dan sayur hingga
steril, tanpa menghilangkan warna, aroma, dan tidak menguraikan senyawa
organik dalam bahan pangan, sehingga mampu memperpanjang umur
kesegaran.
Ozonisasi dapat dikombinasikan dengan suhu dingin dan kelembaban.
Kebanyakan produk buah-buahan dan sayuran tahan pada kelembaban
90% dan suhu optimum untuk penyimpanan 7-13 C. Pengawetan sayuran
segar melalui teknologi ozonisasi tidak mengubah kandungan gizi, karena
gas ozon akan hilang melalui cara penguapan. Jika gas ozon terkena sinar
matahari, maka akan mengurai menjadi oksigen. (Tzortzakis et al 2007),
menyebutkan bahwa gas ozon tidak berpengaruh terhadap kandungan
vitamin C. Teknologi ozonisasi terhadap strawberry setelah 4 hari pada
suhu 20 C menunjukkan perbedaan yang nyata dalam gula dan asam.
Selanjutnya dikatakan bahwa pada akhir penyimpanan kandungan vitamin
C meningkat 3 kali dari. Hal ini diduga adanya pengaruh suhu terhadap
laju respirasi, yaitu semakin rendah suhu maka semakin rendah
respirasinya, dengan demikian vitamin C hanya sedikit yang terurai.
Teknologi ozon sebagai pengawet makanan yang aman akan segera
diperkenalkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ke
masyarakat. Teknologi ini juga merupakan alternatif untuk menggantikan
penggunaan pengawet makanan berbahaya yang selama ini masih banyak
digunakan. "Teknologi ini dapat menggantikan pemakaian formalin yang
membahayakan kesehatan namun sampai sekarang masih banyak dipakai
masyarakat untuk mengawetkan makanan, " kata Peneliti LIPI dari Pusat
Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi Dr. Anto Tri Sugiharto.
Ia mengatakan, ozon juga merupakan zat aktif yang jika bereaksi dapat
membunuh bakteri.
Ozon(O3) merupakan zat desinfektan yang kuat dan mampu membunuh
mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus dan jamur. Saat ini
pemanfaatan ozon telah diaplikasikan di berbagai bidang/sektor,
diantaranya pengolahan air minum, desinfeksi air minum dalam kemasan,
desinfeksi untuk pengolahan limbah cair, sterilisasi peralatan kedokteran,
pengelantangan (bleaching) pada pabrik tekstil, sterilisasi bahan pangan
mentah dan pengawetan bahan makanan. Hal ini karena ozon adalah
oksidator kuat dengan potensial oksidasi 2,07 volt dan dapat menghasilkan
radikal hidroksida dengan potensial oksidasi 2,7 volt.
Dalam industri pangan dan hasil pertanian, ozon dimanfaatkan sebagai
desinfektan untuk proses sterilisasi, menghilangkan kandungan logam
berat seperti besi (Fe) dan mangan (Mn) yang menempel pada produk
pangan, memperpanjang masa simpan, dan meningkatkan tingkat
keamanan pangan. Salah satu contoh yaitu pada perlakuan kubis bunga
agar daya simpan lebih lama. Cara yang dapat dilakukan yakni
menggunakan air berozon. Air berozon dapat dibuat dengan mengunakan
peralatan dengan metode electrical discharge dengan sinar radio aktif.
Pembentukan ozon dengan electrical discharge secara prinsip sangat
mudah. Tumbukan dari elektron yang dihasilkan oleh electrical discharge
dengan molekul oksigen menghasilkan dua buah atom oksigen.
Selanjutnya atom oksigen secara alamiah bertumbukan kembali dengan
molekul oksigen di sekitarnya, kemudian terbentuklah ozon.
Ozon yang terbentuk berupa gas yang larut dalam air. Metode ini mampu
meluruhkan kontaminasi pestisida dan bakteri serta logam berat yang
menempel pada buah atau sayur sehingga aman dikonsumsi bagi
kesehatan. Perlakuan ozonisasi pada produk pangan segar dikaitkan
dengan penanganan dan penerapan yang harus dilakukan secara konsisten
sesuai dengan praktek pengolahan yang baik (Good Manufacturing
Practices/GMP) dalam industri pangan. Pada standar GMP, pemanfaatan
ozon dengan konsentrasi dan waktu paparan yang memadai telah terbukti
mampu menyelesaikan sesuai dengan tujuan penanganan pada suatu bahan
pangan.
Pada kegiatan pemeliharaan tanaman sayuran dan buah-buahan di kebun,
petani biasanya menggunakan pestisida yang digunakan untuk
mengendalikan dan membunuh hama penyakit yang menyerang tanaman.
Pestisida yang dimaksud adalah merupakan substansi bahan kimia sintesis,
berupa mikroorganisme, virus dan sebagainya, yang tujuan penggunaannya
adalah untuk mengendalikan dan membunuh hama dan penyakit tanaman.
Pada sayuran, biasanya ditemukan residu pestisida yang dominan golongan
organoklorin, selanjutnya diikuti dengan golongan organofosfat dan
karbonat untuk semua jenis sayuran baik di tingkat petani, pedagang dan
pasar swalay
Penggunaan pestisida, di satu sisi dianggap menguntungkan karena mampu
menekan kerugian hasil pertanian pada saat panen, namun di sisi lain dapat
menganggu kesehatan manusia saat dikonsumsi akibat residu pestisida
yang menempel pada sayuran dan buah-buahan. Untuk itu perlu teknologi
penanganan hasil sayuran dan buahan yang aman, efektif dan efisien.
Kontaminasi logam berat pada sayuran hasil panen bervariasi, hal ini
tergantung pada jenis sayuran dan logam beratnya. Kandungan logam berat
jenis timbal (Pb) dan cadmium (Cd) yang melebihi ambang Batas
Minimum Residu (BMR) ditemukan pada sayuran kubis, tomat dan wortel,
sedangkan pada cabai merah dan selada tidak terdeteksi. Beberapa jenis
sayuran yang diteliti positif mengandung residu pestisida meskipun
kadarnya masih di bawah ambang batas yang diijinkan.
Untuk kontaminasi mikroba, hasil panen sayuran yang berasal dari petani
maupun di pasaran dapat mengandung mikroba di atas ambang batas yang
direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian RI. Jenis mikroba yang
banyak ditemukan, diantaranya bakteri koliform, koliform fekal, E. Coli,
Salmonella, Shigella dan Staphylococcus. Hal ini dapat berpengaruh
terhadap kualitas produk makanan yang menggunakan bahan baku
sayuran, seperti ketoprak, gado-gado, rujak, pecel, dan sebagainya.
Prinsip (Fungsi dan Mekanisme Kerja)
Fungsi utama ozon adalah sebagai pengoksidasi dan disinfektan yang
sangat kuat, efektif dan aman. Aplikasi teknologi ozon pada penanganan
hasil pertanian mampu meluruhkan kontaminasi pestisida, bakteri, dan
logam berat yang menempel pada permukaan/ kulit sayuran dan buah-
buahan, sehingga aman dikonsumsi bagi kesehatan manusia.
Mekanisme kerja ozon dalam membunuh mikroba yang menempel pada
permukaan/ kulit sayuran dan buah-buahan, yaitu ozon melakukan
penyerangan pada dinding sel yang mengarah pada perubahan dalam
permeabilitas sel. Perubahan permeabilitas sel tersebut dapat menyebabkan
terjadinya lysis/pecah pada sel bakteri. Air yang mengandung ozon dapat
mencuci sayuran dan buah-buahan hingga steril, tanpa menghilangkan
warna, aroma, juga tidak memberikan efek pada kerusakan senyawa
penting yang dikandung dalam sayuran dan buah-buahan. Dengan
demikian, didapatkan sayuran dan buah-buahan yang aman untuk
dikonsumsi dan masih mengandung nilai gizi, dapat mempertahankan
kesegaran dan dapat memperpanjang umur simpannya.
Pengawetan sayuran dan buah-buahan dengan ozon tidak mengubah/
merusak kandungan gizinya, karena kandungan ozon itu sendiri akan
hilang dengan cara penguapan. Ozon juga akan mengurai kembali menjadi
molekul oksigen, jika terkena sinar matahari.
Pada penelitian fungsi ozon sebagai pengoksidasi yang kuat, konsentrasi
ozon terlarut sebesar 1,4 mg/liter mampu secara efektif mengoksidasi
sebanyak 60-90 persen metil paration, sipermetrin, paration, diazinon
dalam larutan air selama 30 menit dan perusakan/ degradasi selesai pada
waktu 5 menit pertama. Selain itu, ozon paling efektif untuk mendegradasi
sipermetrin lebih dari 60 persen, efektivitas degradasinya tergantung
konsentrasi ozon terlarut dan suhu larutan. Dengan demikian, proses
ozonisasi merupakan proses yang efektif dan aman untuk memisahkan dan
mendegrasi residu pestisida yang diujikan pada sayuran pada tingkat
terbatas (minimally processed).
2. CONTOH OZONISASI
DAFRAT PUSTAKA
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/teknologi/1772-ozonisasi-
tingkatkan-mutu-sayuran-dan-buah
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jatp/article/download/7252/5254
https://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/0216_-_3128-2007-1-
234.pdf.pdf
Almatsier, S., 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 156 – 167.
Asgar, A., 2014. Teknologi Ozonisasi Untuk Mencuci Sayuran. iptek
hortikulturapp.10-13. Azwar, A. 2004. Aspek Kesehatan dan Gizi dalam
Ketahanan Pangan. Makalah dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
VIII, Jakarta, 17-19 Mei.