BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang diikuti pula dalam
kebutuhan pangan pokok dikarenakan kemajuan teknologi. Semula disetiap daerah di
nusantara memiliki pangan lokal masing-masing seperti jagung,ketela ,sagu dan hingga
beralih menjadi nasi. Disamping karena kemajuan teknologi dalam bidang pertanian juga
disebabkan karena naiknya status ekonomi masyarakat, inginnya perbedaan rasa, kandungan
gizi dan sebagainya.[CITATION And20 \l 1033 ] Pesatnya Perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi pangan menyebabkan meningkatnya produksi baik dalam hal
kuantitas maupun kualitas. Kenaikkan produksi ini dibayangi dengan laju pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi.Areal tanah untuk bidang pertanian diindonesia relatif tetap,
tetapi pesatnya perkembangan penduduk membuat kepemilikan lahan semakin sempit. Tetapi
kebutuhan pangan utama harus selalu tersedia setiap saat maka harus selalu diupayakan agar
selalu dalam keadaan seimbang.
Indonesia merupakan negara yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan sumber daya
alam yang menopang kehidupan masyarakatnya, mulai dari kekayaan bahari hingga kekayaan
hutan yang tak terbendung banyaknya. Persoalaan yang muncul hanyalah pada sumber daya
pengelolaan kekayaan tersebut hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satu dari
kekayaan hutan Indonesia yang cukup signifikan yakni tanaman sagu (Metroxylon). dari total
area hutan sagu di dunia, Indonesia memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di
beberapa provinsi atau menguasai 51.3% hutan sagu di dunia. Sebaran lahan pohon sagu
terbesar di Indonesia terdapat di beberapa wilayah yaitu Papua, Maluku, Riau, Sulawesi
Tengah dan Kalimantan. Dari luas hutan sagu tersebut, secara matematis sagu ikut
menyumbang pemasukan bagi Indonesia dikisaran trilyunan rupiah. [ CITATION End18 \l
1057 ] Selain bisa membantu perekonomian sagu bisa dimanfaatkan dalam berbagai produk
industri seperti :
Jenis Hasil
Non pangan Lem, tekstil, baterai, Kosmetik, Insulasi, Plywood, Cat,
atap dan dinding.
Pangan Roti, permen, dairy, dessert, mie, salad dressing,
pemanis.
2
Sagu diSulawesi sendiri dikenal dengan berbagai sebutan tergantung dari provinsi
masing-masing seperti diSulawesi Tengah sagu dikenal dengan labia dan sering diolah
menjadi makanan bagi masyarakat Sulawesi Tengah seperti sagu dange, kerak sagu, onyop
atau biasa dikenal dengan papeda dan kapurung.
Gambar1
sumber
Dengan begitu banyak manfaat sagu seharusnya masyarakat bisa sejahtera dan
makmur namun melihat data dari direktorat jenderal perkebunan yaitu sebagai berikut :
Provinsi Luas area ( Ha ) Produktivitas Petani
Sulawesi utara - - -
Gorontalo - - -
Sulawesi Tengah 5.309 526 5.654
Sulawesi selatan 3.872 3.069 8.733
Sulawesi barat 861 668 1.978
Sulawesi tenggara 4.624 2.765 9.649
Sulawesi Tengah sebagai hutan sagu terluas namun dengan produktivitas yang paling
sedikit menandakan bahwa kurangnya minat masyarakat dalam mengolah sagu. Malah kini
tabel 2 produktivitas hutan sagu
sumber Direktorat jenderal perkebunan 2016
3
hutan-hutan sagu ditebang sebagai pembuka jalur ataupun pembangunan untuk pertambangan
biji besi, tembaga ,nikel dll.[ CITATION pem19 \l 1057 ].
Maka tentunya perlu pengembangan dan inovasi terbaru terkait dengan sagu. adanya
Perencananaan dan Perancangan Sagu science center dimaksudkan untuk membangun
kembali minat masyarakat dalam mengolah sagu bagi petani sagu yang hasil dari sagunya
hanya sampai pada pati dan dijual kepada pengempul didaerah Sulawesi selatan. Dan
pengenalan tentang manfaat sagu lebih dalam kepada masyarakat lokal agar lahan sagunya
tidak digunakan hanya semena-mena dijual untuk dijadikan lahan tambang yang tentunya
merusak ekosistem sekitar. Dengan sagu dan dibantu pemahaman sustainbility maka akan
terjadi sistem keberlanjutan yang mana masyarakat lokal dapat nikmati hasilnya dimana alam
dan sekitarnya menjadi satu dan lebih baik.
4
Sagu atau dalam bahasa latinnya disebut Metroxylon spp. dapat tumbuh dan
berkembang pada wilayah rawa,lahan gambut,di pinggiran sungai,area yang berdekatan
dengan sumber air ataupun hutan yang penuh rawa. sagu memiliki daya adaptasi yang tinggi
pada lahan dengan kandungan air yang tinggi yang mana tanaman atau tumbuhan pangan lain
tidak memungkinkan untuk tumbuh optimal.
Areal hutan sagu yang terdapat di Sulawesi Tengah kebanyakan berada dekat dengan
area danau yang mana lahan dengan kadar air yang mencukupi sebagai tempat tumbuh sagu.
Beberapa area hutan sagu belum memiliki akses masuk atau jauh dari pemukiman masyarakat
dan masih dibiarkan tumbuh liar bahkan belum dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.
c. Kondisi geografi
Berikut kondisi geografis Pulau Sulawesi berdasarkan peta, luas. batas laut, batas
daratan, pantai, laut, dataran rendah, gunung.
Selain pantai sulawesi juga memiliki wilayah laut ,dataran rendah dan gunung di
Sulawesi yaitu :
Wilayah Nama objek Lokasi
Laut Laut Sulawesi Utara pulau Sulawesi
Laut Bunaken Mantehage , Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara
Laut Wakatobi Lentea, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi
Tenggara
Laut Sangihe Kepulauan sangihe sulawesi utara
Dataran rendah Jeneponto Bontosunggu, kab. jeneponto sulawesi
selatan
Bulukumba Bulukumba, kab. Bulukumba , sulawesi
selatan
Bantaeng Kab. bantaeng , sulawesi selatan
Takalar Beroppa, Seko, Kabupaten Luwu Utara,
Sulawesi Selatan
Gowa Sungguminasa, kab.gowa sulawesi selatan
Selayar Benteng, kepulauan selayar sulawesi selatan
Majene Banggae Tim, Kab. Majene, Sulawesi Barat
Mamuju Kab. mamuju sulawesi barat
Ujung pandang Kota makassar ,sulawesi selatan
Pangkep Kepulauan pangkajene sulawesi selatan
Baruu Kota kendari sulawesi tenggara
Pinrang PenrangWatang Sawitto, Kabupaten
Pinrang, Sulawesi Selatan
Polewali mamasa Polewali mandar sulawesi barat
Gunung Gunung mahawu Kakaskasen Satu, Kec. Tomohon Utara,
Kota Tomohon, Sulawesi Utara
Gunung bawakaraeng Betao Riase, Gowa, Kabupaten Sidenreng
11
Budidaya sagu dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode Generatif dan
Vegetatif. Metode Generatif merupakan metode yang menggunakan bibit yang berasal dari
biji tanaman sagu yang tua dan sudah rontok sedangkan metode Vegetatif merupakan
metode yang menggunakan bibit dari tanaman sagu unggulan. Setelah bibit dipilih melalui
metode Generatif maupun Vegetatif selanjutnya dilakukan proses penaburan bibit di lahan
atau di media tanam dan dipelihara dengan proses penyiraman secara rutin agar kelembapan
tanamnya terjaga pada 80-90% dan diusahakan tidak terkena matahari secara langsung.untuk
selanjutnya dilakukan pengendalian hama dan pemupukan pada tanaman sagu setelah
berusia 6-7 tahun tanaman sagu baru bisa dipanen.
Di Sulawesi sagu masih diolah secara tradisional dengan cara ditebang menggunakan
kapak ataupun parang selanjutnya dipotong perbagian sekitar 1 sampai 1/5 meter kemudian
dibelah menjadi dua bagian dan diambil bagian terdalam dari batangnya atau biasa disebut
empulur. Setelah empulur didapatkan maka proses selanjutnya adalah mengolah empulur
menjadi seperti serbuk agar mudah dipisahkan dengan patinya. Empulur yang telah dihancur
akan berwarna coklat jika dibiarkan terkena udara terbuka dalam waktu yang lama. Oleh
karena itu proses penghancuran empulur hari dilakukan dihari yang sama sampai batang sagu
yang akan diolah habis. Selanjutnya empulur ditempatkan di tempat penyaringan agar bisa
disaring dan dilarutkan menggunakan air sebagai bahan pencuci untuk mendapatkan tepung
sagu yang bersih. Biasanya air yang dipakai adalah air yang ada ditempat pemotongan sagu
dan pemipaan airnya menggunakan pelepah-pelepah batang sagu yang dipotong-potong.
a. Kul-kul farm
The Kul Kul Farm adalah sebuah tempat yang menciptakan kegiatan belajar,
berbagi, menumbuhkan, dan membangun kehidupan pertanian sebagai bisnis. Kul Kul
Farm memulai pertanian dengan tujuan menginspirasi dan memberdayakan orang Bali
lokal dan wisatawan yang berkunjung untuk menjalani kehidupan yang terhubung dengan
dunia alami dan cara hidup tradisional Sebagian besar bangunan di kul kul farm dibangun
oleh tukang bambu dari bambu yang dipanen dan dirawat secara lokal. kul kul farm
memiliki 8 yurt atau tenda bundar yang terbuat dari bambu dan 4 kamar bambu sebagai
akomodasi untuk siswa dan tamu yang berkunjung di kul kul farm untuk belajar mengenai
Gambar
sumber
Gambar
sumber
Untuk workshop lain yaitu membuat dan mengajarkan tentang pengobatan herbal,
termasuk teh herbal, salep, tincture dan minyak esensial berbahan dasar organik yang didapat
dari tanaman-tanaman kebun milik kul-kul farm. Selain membuat obat-obatan yang dapat
dikonsumsi, kul-kul farm juga membuka kelas untuk mengolah hasil dari bahan pertanian
menjadi makanan dan minuman yang dapat di produksi sendiri, makanan fermentasi dan
minuman, jus dan makanan ringan yang ditekan dingin serta menjual hasil dari hortikultura
secara olahan maupun mentah.
Gambar
sumber
Gambar
sumber
15
b. Greenschool bali
Green School adalah sebuah sekolah terletak di bali yang bertujuan untuk menjadi
prototype keberlanjutan (sustainable), bukan saja dalam bidang pendidikan tetapi juga
dalam perkembangan arsitektur bambu yang banyak ditinggalkan karena modernisasi
pembangunan.
Gambar
sumber
Green School ini dirancang pada " sistem permakultur organik " yakni
dimaksudkan untuk bekerja dengan ekologi alam, dan siswa sekolah mengolah kebun
Gambar
sumber
organik dan memberikan prosesi pengetahuan didalam kelas sebagai bagian dari kegiatan
sekolah mereka.
16
Gambar
sumber
– diesel.
Pola masa pada Green School berbentuk terbuka terhadap alam disekitarnya.
Konfigurasi masa ini memugkinkan sirkulasi udara yang dan matahari dapat diterima
dengan optimal oleh bangunan.
17
Rumah adat suku lore lindu merupakan rumah adat tambi dengan bentuk unik yaitu
atap yang seluruhnya menutupi bangunan, terletak diatas batu gunung berbentuk ceper
berfungsi sebagai fondasi dan susunan balok bulat sebagai balok-balok pendukung banguan.
[ CITATION ahy17 \l 1057 ]
Gambar
sumber
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “Vernakular” berarti bahasa
setempat, sedangkan kata “Neo” berasal dari bahasa yunani yang berarti baru. Sehingga neo-
vernacular dapat diartikan sebagai Bahasa arsitektur setempat yang di ucapkan dengan cara
baru.
19
BAB II
TINJAUAN PROYEK
Gambar
sumber
Sagu Science Center sebagai sebuah fasilitas yang mewadahi informasi dan
pengenalan terhadap tumbuhan sagu yang dikemas dalam suasana edukatif-rekreatif. Sebagai
sebuah sarana Penelitian terhadap sagu maka tak lepas pula bagaimana pengunjung akan
diajak langsung menikmati proses budidaya dan produk-produk yang dihasilkan tanaman
sagu sebagai fungsi rekreasi di perancangan Sagu Science Center ini.
Penelitian
Rekreasi Edukasi
21
1. Kegiatan Penelitian
Pada Kegiatan Penelitian yang ada Di Sagu Science Center memiliki Ragam dan Fungsi kegiatan yaitu :
22
2. Kegiatan Edukasi
Pada Kegiatan Edukasi yang ada Di Sagu Science Center memiliki Ragam dan Fungsi kegiatan yaitu :
23
3. Kegiatan Rekreasi
Pada Kegiatan Rekreasi yang ada Di Sagu Science Center memiliki Ragam dan Fungsi kegiatan yaitu :
24