Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang diikuti pula dalam
kebutuhan pangan pokok dikarenakan kemajuan teknologi. Semula disetiap daerah di
nusantara memiliki pangan lokal masing-masing seperti jagung,ketela ,sagu dan hingga
beralih menjadi nasi. Disamping karena kemajuan teknologi dalam bidang pertanian juga
disebabkan karena naiknya status ekonomi masyarakat, inginnya perbedaan rasa, kandungan
gizi dan sebagainya.[CITATION And20 \l 1033 ] Pesatnya Perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi pangan menyebabkan meningkatnya produksi baik dalam hal
kuantitas maupun kualitas. Kenaikkan produksi ini dibayangi dengan laju pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi.Areal tanah untuk bidang pertanian diindonesia relatif tetap,
tetapi pesatnya perkembangan penduduk membuat kepemilikan lahan semakin sempit. Tetapi
kebutuhan pangan utama harus selalu tersedia setiap saat maka harus selalu diupayakan agar
selalu dalam keadaan seimbang.
Indonesia merupakan negara yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan sumber daya
alam yang menopang kehidupan masyarakatnya, mulai dari kekayaan bahari hingga kekayaan
hutan yang tak terbendung banyaknya. Persoalaan yang muncul hanyalah pada sumber daya
pengelolaan kekayaan tersebut hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satu dari
kekayaan hutan Indonesia yang cukup signifikan yakni tanaman sagu (Metroxylon). dari total
area hutan sagu di dunia, Indonesia memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di
beberapa provinsi atau menguasai 51.3% hutan sagu di dunia. Sebaran lahan pohon sagu
terbesar di Indonesia terdapat di beberapa wilayah yaitu Papua, Maluku, Riau, Sulawesi
Tengah dan Kalimantan. Dari luas hutan sagu tersebut, secara matematis sagu ikut
menyumbang pemasukan bagi Indonesia dikisaran trilyunan rupiah. [ CITATION End18 \l
1057 ] Selain bisa membantu perekonomian sagu bisa dimanfaatkan dalam berbagai produk
industri seperti :
Jenis Hasil
Non pangan Lem, tekstil, baterai, Kosmetik, Insulasi, Plywood, Cat,
atap dan dinding.
Pangan Roti, permen, dairy, dessert, mie, salad dressing,
pemanis.
2

Hidrolisis dan Asam sitrat, ethanol, lisine, dan asam laktat(plastik


fermentasi orgarnik) .
Lain-lain Farmasi, aseton, larutan injeksi dextrose, penisilin, dan
antibiotika.

tabel 1 Pemanfaatan sagu


sumber Fs jong 2015

Sagu diSulawesi sendiri dikenal dengan berbagai sebutan tergantung dari provinsi
masing-masing seperti diSulawesi Tengah sagu dikenal dengan labia dan sering diolah
menjadi makanan bagi masyarakat Sulawesi Tengah seperti sagu dange, kerak sagu, onyop
atau biasa dikenal dengan papeda dan kapurung.

Gambar1
sumber

Dengan begitu banyak manfaat sagu seharusnya masyarakat bisa sejahtera dan
makmur namun melihat data dari direktorat jenderal perkebunan yaitu sebagai berikut :
Provinsi Luas area ( Ha ) Produktivitas Petani
Sulawesi utara - - -
Gorontalo - - -
Sulawesi Tengah 5.309 526 5.654
Sulawesi selatan 3.872 3.069 8.733
Sulawesi barat 861 668 1.978
Sulawesi tenggara 4.624 2.765 9.649

Sulawesi Tengah sebagai hutan sagu terluas namun dengan produktivitas yang paling
sedikit menandakan bahwa kurangnya minat masyarakat dalam mengolah sagu. Malah kini
tabel 2 produktivitas hutan sagu
sumber Direktorat jenderal perkebunan 2016
3

hutan-hutan sagu ditebang sebagai pembuka jalur ataupun pembangunan untuk pertambangan
biji besi, tembaga ,nikel dll.[ CITATION pem19 \l 1057 ].
Maka tentunya perlu pengembangan dan inovasi terbaru terkait dengan sagu. adanya
Perencananaan dan Perancangan Sagu science center dimaksudkan untuk membangun
kembali minat masyarakat dalam mengolah sagu bagi petani sagu yang hasil dari sagunya
hanya sampai pada pati dan dijual kepada pengempul didaerah Sulawesi selatan. Dan
pengenalan tentang manfaat sagu lebih dalam kepada masyarakat lokal agar lahan sagunya
tidak digunakan hanya semena-mena dijual untuk dijadikan lahan tambang yang tentunya
merusak ekosistem sekitar. Dengan sagu dan dibantu pemahaman sustainbility maka akan
terjadi sistem keberlanjutan yang mana masyarakat lokal dapat nikmati hasilnya dimana alam
dan sekitarnya menjadi satu dan lebih baik.
4

1.2 Rumusan Masalah


Hutan sagu yang terdapat diindonesia sangatlah luas namun belum bisa dimanfaatkan
secara maksimal untuk mensejahterakan masyarakat lokal. Dengan sagu yang dapat diolah ke
berbagai macam produk.Maka sangatlah mungkin sagu mampu mensejahterakan masyarakat
lokal dengan banyak manfaatnya. Permasalahan dalam memenuhi perancangan Sagu Science
Center yaitu :

 Bagaimana merancang fasilitas untuk penelitian terkait tanaman sagu ?

 Bagaimana merancang fasilitas wisata yang mampu menjadikan sagu sebagai


image khas Sulawesi Tengah?

 Bagaimana merancang fasilitas edukasi kepada masyarakat yang berkaitan


dengan tanaman sagu ?

1.3 Tujuan Perencanaan Dan Perancangan


Tujuan dari perencanaan dan perancangan tugas akhir ini adalah :
 Merancang fasilitas penelitian terkait dengan sagu
 Merancang fasilitas wisata berbasis sagu
 Merancang fasilitas edukatif yang terkait dengan sagu
 Merancang fasilitas kuliner tradisional berbasis sagu yang ada didaerah Sulawesi
Tengah
5

1.4 Data Teknis Penunjang Gagasan


Data teknis penunjang gagasan sagu science center dimuat dalam RPJP (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang) daerah provinsi Sulawesi Tengah yang berusaha mewujudkan
provinsi yang memiliki pertanian modern dan produktif. Produksi sagu di daerah Sulawesi
Tengah adalah yang terbesar di pulau Sulawesi dan masuk dalam 3 besar daerah budidaya
sagu di indonesia dengan luas area hutan sagu hampir 30.000 Ha.

a. Tipologi perkembangan sagu

Sagu atau dalam bahasa latinnya disebut Metroxylon spp. dapat tumbuh dan
berkembang pada wilayah rawa,lahan gambut,di pinggiran sungai,area yang berdekatan
dengan sumber air ataupun hutan yang penuh rawa. sagu memiliki daya adaptasi yang tinggi
pada lahan dengan kandungan air yang tinggi yang mana tanaman atau tumbuhan pangan lain
tidak memungkinkan untuk tumbuh optimal.

tabel 2 Sifat Tanah tempat tumbuh sagu


sumber

b. Komoditi sagu di Sulawesi

Pertumbuhan sagu di Sulawesi cukup besar menyangkut area tumbuhnya yang


mengharuskan lahan dengan kadar air yang cukup seperti daerah rawa dan gambut. Hutan
sagu diSulawesi memiliki luasan 46.000 yang mencakup wilayah Sulawesi Utara ,Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
6

Tabel 3 Luas area Hutan sagu di indonesia


Sumber

Areal hutan sagu yang terdapat di Sulawesi Tengah kebanyakan berada dekat dengan
area danau yang mana lahan dengan kadar air yang mencukupi sebagai tempat tumbuh sagu.
Beberapa area hutan sagu belum memiliki akses masuk atau jauh dari pemukiman masyarakat
dan masih dibiarkan tumbuh liar bahkan belum dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.

c. Kondisi geografi

Sulawesi merupakan kepulauan terbesar ke 4 di Indonesia setelah Sumatera,


Kalimantan, dan Papua. Sulawesi juga sangat memiliki keindahan alam yang luar biasa, dari
gunungnya, laut, ekosistem alam, dsb. Pulau Sulawesi memiliki luas 174.600 km², dengan
titik koordinat 2°08' LU dan 170°17' BT.

Gambar peta Sulawesi


sumber
7

   Berikut kondisi geografis Pulau Sulawesi berdasarkan peta, luas. batas laut, batas
daratan, pantai, laut, dataran rendah, gunung.

Batas laut Batas daratan


Utara Laut Sulawesi Negara Filipina
Timur Laut banda Pulau Maluku
Selatan Laut flores Pulau NTT dan NTB
Barat Laut makassar Pulau Kalimantan

Tabel 4 Batas Wilayah

Sulawesi sendiri memiliki 18 pantai yang tersebar di beberapa daerah provinsi


Sulawesi yaitu sebagai berikut :
Nama pantai lokasi foto
Pantai Likupang II, Likupang Tim., Kabupaten
Likupang Minahasa Utara, Sulawesi Utara

Pantai Jalan Laut Sulawesi, Malalayang Dua,


Malalayang Kec. Malalayang, Kota Manado,
Sulawesi Utara

Pantai Lakeba Katobengke, Betoambari, Kota Bau-Bau,


Sulawesi Tenggara

Pantai Talise Besusu Bar., Kec. Palu Tim., Kota Palu,


Sulawesi Tengah
8

Pantai Dato Dusun Pangale, Baurung, Banggae Tim.,


majene Kabupaten Majene, Sulawesi Barat

Pantai Binanga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi


Manakarra Barat

Pantai Sinyonyoi, Kalukku, Kabupaten Mamuju,


Lombang Sulawesi Barat
lombang

Pantai Pallipis Bala, Balanipa, Kabupaten Polewali


Mandar, Sulawesi BaraT

Pantai Gong Jalan Poros Wisata Batu Gong, Toola


Wawo, Lalonggasumeeto, Batu Gong,
Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe,
Sulawesi Tenggara

Pantai Pall Likupang Tim., Kabupaten Minahasa


Utara, Sulawesi Utara
9

Pantai Pulisan Pulisan, Likupang Timur, Pulisan,


Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa
Utara, Sulawesi Utara

Pantai Pasir Pasirpanjang, Lembeh Selatan,


putih lembeh Pasirpanjang, Lembeh Sel., Kota Bitung,
Sulawesi Utara

Pantai Lakban Ratatotok Tim., Kabupaten Minahasa


Tenggara, Sulawesi Utara

Pantai Kema Kema Tiga, Kema, Kabupaten Minahasa


Utara, Sulawesi Utara

Pantai Kabupaten Siau Tagulandang Biaro


Temboko lehi Sulawesi Utara

Pantai Sulaa, Betoambari, Kota Bau-Bau,


Nirwana Sulawesi Tenggara

Pantai Kamali Jl. Mayjend. Sutoyo, Wale, Wolio, Kota


Bau-Bau, Sulawesi Tenggara
10

Pantai Jl. Tanjung, Oempu, Tongkuno,


Walengkabola Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara 9

Selain pantai sulawesi juga memiliki wilayah laut ,dataran rendah dan gunung di
Sulawesi yaitu :
Wilayah Nama objek Lokasi
Laut Laut Sulawesi Utara pulau Sulawesi
Laut Bunaken Mantehage , Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara
Laut Wakatobi Lentea, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi
Tenggara
Laut Sangihe Kepulauan sangihe sulawesi utara
Dataran rendah Jeneponto Bontosunggu, kab. jeneponto sulawesi
selatan
Bulukumba Bulukumba, kab. Bulukumba , sulawesi
selatan
Bantaeng Kab. bantaeng , sulawesi selatan
Takalar Beroppa, Seko, Kabupaten Luwu Utara,
Sulawesi Selatan
Gowa Sungguminasa, kab.gowa sulawesi selatan
Selayar Benteng, kepulauan selayar sulawesi selatan
Majene Banggae Tim, Kab. Majene, Sulawesi Barat
Mamuju Kab. mamuju sulawesi barat
Ujung pandang Kota makassar ,sulawesi selatan
Pangkep Kepulauan pangkajene sulawesi selatan
Baruu Kota kendari sulawesi tenggara
Pinrang PenrangWatang Sawitto, Kabupaten
Pinrang, Sulawesi Selatan
Polewali mamasa Polewali mandar sulawesi barat
Gunung Gunung mahawu Kakaskasen Satu, Kec. Tomohon Utara,
Kota Tomohon, Sulawesi Utara
Gunung bawakaraeng Betao Riase, Gowa, Kabupaten Sidenreng
11

Rappang, Sulawesi Selatan


Gunung Latimojong To'lajuk, Latimojong, Kabupaten Luwu,
Sulawesi Selatan
Gunung karangetang Mini, Siau Bar. Utara, Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara
Gunung gandang Gandang Dewata, Tabulahan, Kabupaten
dewata Mamasa, Sulawesi Barat
Gunung awu Utaurano, Tabukan Utara, Kabupaten
Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
Gunung Lokon Kayawu, Kec. Tomohon Utara, Kota
Tomohon, Sulawesi Utara
Gunung Klabat Lembean, Kauditan, Kabupaten Minahasa
Utara, Sulawesi Utara
Gunung mekongga Walasiho, Wawo, Kabupaten Kolaka Utara,
Sulawesi Tenggara
Gunung soputan Noongan Tiga, Langowan Bar., Kabupaten
Minahasa, Sulawesi Utara
12

d. Siklus dan pengolahan tanaman sagu

Budidaya sagu dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode Generatif dan
Vegetatif. Metode Generatif merupakan metode yang menggunakan bibit yang berasal dari
biji tanaman sagu yang tua dan sudah rontok sedangkan metode Vegetatif merupakan
metode yang menggunakan bibit dari tanaman sagu unggulan. Setelah bibit dipilih melalui
metode Generatif maupun Vegetatif selanjutnya dilakukan proses penaburan bibit di lahan
atau di media tanam dan dipelihara dengan proses penyiraman secara rutin agar kelembapan
tanamnya terjaga pada 80-90% dan diusahakan tidak terkena matahari secara langsung.untuk
selanjutnya dilakukan pengendalian hama dan pemupukan pada tanaman sagu setelah
berusia 6-7 tahun tanaman sagu baru bisa dipanen.
Di Sulawesi sagu masih diolah secara tradisional dengan cara ditebang menggunakan
kapak ataupun parang selanjutnya dipotong perbagian sekitar 1 sampai 1/5 meter kemudian
dibelah menjadi dua bagian dan diambil bagian terdalam dari batangnya atau biasa disebut
empulur. Setelah empulur didapatkan maka proses selanjutnya adalah mengolah empulur
menjadi seperti serbuk agar mudah dipisahkan dengan patinya. Empulur yang telah dihancur
akan berwarna coklat jika dibiarkan terkena udara terbuka dalam waktu yang lama. Oleh
karena itu proses penghancuran empulur hari dilakukan dihari yang sama sampai batang sagu
yang akan diolah habis. Selanjutnya empulur ditempatkan di tempat penyaringan agar bisa
disaring dan dilarutkan menggunakan air sebagai bahan pencuci untuk mendapatkan tepung
sagu yang bersih. Biasanya air yang dipakai adalah air yang ada ditempat pemotongan sagu
dan pemipaan airnya menggunakan pelepah-pelepah batang sagu yang dipotong-potong.

1.4.1 Asumsi Kelayakan Proyek


Sagu science center dirancang sebagai fasilitas penelitian, pengembangan dan
informasi berkaitan dengan sagu,serta sebagai wadah rekreasi edukatif untuk masyarakat
umum maupun khusus penggiat tanaman sagu. Sagu science center difungsikan untuk
menciptakan inovasi baru pemanfaatan tanaman sagu baik produk olahan ,ataupun
pengembangan ketahanan pangan dan pertanian. Fasilitas rekreasi ditujukan khususnya untuk
masyarakat lokal maupun luar daerah yang kurang memahami dan mengenal potensi sagu
sebagai bentuk mengenalkan pengetahuan potensi manfaat tanaman sagu.
13

1.4.2 Studi Banding


Studi Banding merupakan suatu sarana yang dapat digunakan sebagai gambaran objek
yang bisa diambil sesuatu yang bersifat baik dapat mengetahui sistem bangunan serta yang
melingkupinya dan dijadikan sebagai ide/gagasan perancangan.Beberapa desain rancangan
yang dapat jadikan studi preseden adalah sebagai berikut :

a. Kul-kul farm
The Kul Kul Farm adalah sebuah tempat yang menciptakan kegiatan belajar,
berbagi, menumbuhkan, dan membangun kehidupan pertanian sebagai bisnis. Kul Kul
Farm memulai pertanian dengan tujuan menginspirasi dan memberdayakan orang Bali
lokal dan wisatawan yang berkunjung untuk menjalani kehidupan yang terhubung dengan
dunia alami dan cara hidup tradisional Sebagian besar bangunan di kul kul farm dibangun
oleh tukang bambu dari bambu yang dipanen dan dirawat secara lokal. kul kul farm
memiliki 8 yurt atau tenda bundar yang terbuat dari bambu dan 4 kamar bambu sebagai
akomodasi untuk siswa dan tamu yang berkunjung di kul kul farm untuk belajar mengenai

Gambar
sumber

pertanian dan bambu.


14

Workshop yang diberikan yang pertama adalah mengenai pemanfaatan material


bambo terlebih kepada arsitek untuk mengajari dan perancang bagaimana membangun dan
mendesain menggunakan bambo yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan desain dan
konstruksi yang unik dan untuk mengeksplorasi cara-cara alternatif bangunan.

Gambar
sumber

Untuk workshop lain yaitu membuat dan mengajarkan tentang pengobatan herbal,
termasuk teh herbal, salep, tincture dan minyak esensial berbahan dasar organik yang didapat
dari tanaman-tanaman kebun milik kul-kul farm. Selain membuat obat-obatan yang dapat
dikonsumsi, kul-kul farm juga membuka kelas untuk mengolah hasil dari bahan pertanian
menjadi makanan dan minuman yang dapat di produksi sendiri, makanan fermentasi dan
minuman, jus dan makanan ringan yang ditekan dingin serta menjual hasil dari hortikultura
secara olahan maupun mentah.

Gambar
sumber

Gambar
sumber
15

b. Greenschool bali
Green School adalah sebuah sekolah terletak di bali yang bertujuan untuk menjadi
prototype keberlanjutan (sustainable), bukan saja dalam bidang pendidikan tetapi juga
dalam perkembangan arsitektur bambu yang banyak ditinggalkan karena modernisasi
pembangunan.

Gambar
sumber

Green School ini dirancang pada " sistem permakultur organik " yakni
dimaksudkan untuk bekerja dengan ekologi alam, dan siswa sekolah mengolah kebun

Gambar
sumber

organik dan memberikan prosesi pengetahuan didalam kelas sebagai bagian dari kegiatan
sekolah mereka.
16

Pemanfaatan energi matahari yang diterapkan Green School untuk mengidupi


bangunan. 75 lebih bangunan sekolah didirikan dan didukung oleh sumber energi
terbarukan termasuk tenaga mikro dan hidro, dari pusaran tenaga air, tenaga surya, dan bio

Gambar
sumber

– diesel.
Pola masa pada Green School berbentuk terbuka terhadap alam disekitarnya.
Konfigurasi masa ini memugkinkan sirkulasi udara yang dan matahari dapat diterima
dengan optimal oleh bangunan.
17

1.4.3 Tema Perancangan


Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post
Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post Modern
lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang
berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak). Oleh sebab itu, lahirlah aliran-aliran
baru yaitu Post Modern.
Term vernacular ini sendiri berasal dari kata verna (dari bahasa Latin) yang artinya
domestic, indigenous, native slave, atau home-born slave, dan dipilih oleh Rudofsky untuk
mengklasifikasikan arsitektur lokal (umumnya berupa hunian) yang ditemukannya di
berbagai belahan dunia.
Penduduk asli sulawesi tengah terbagi dalam 15 etnis atau suku yang terletak
dibeberapa kabupaten yang terpisah yaitu :
1. Etnis kaili yang mendiami kabupaten donggala dan kota palu.
2. Etnis kulawi yang mendiami kabupaten donggala.
3. Etnis Lore yang mendiami kabupaten poso.
4. Etnis pamona yang mendiami kabupaten poso.
5. Etnis mori yang mendiami kabupaten morowali.
6. Etnis bungku yang mendiami kabupaten morowali.
7. Etnis saluang atau loinang yang mendiami kabupaten banggai.
8. Etnis balantak yang mendiami kabupaten banggai.
9. Etnis mamasa yang mendiami kabupaten banggai.
10. Etnis tea yang mendiami kabupaten banggai.
11. Etnis bare’e yang mendiami kabupaten touna.
12. Etnis banggai yang mendiami kabupaten banggai kepulauan.
13. Etnis buol yang mendiami kabupaten buol.
14. Etnis toli-toli yang mendiami kabupaten toli-toli.
15. Etnis tomini yang mendiami kabupaten parigi moutong.

Dengan fokus perencanaan dan perancangan Sagu science center yang


mempertimbangkan lokasi pertumbuhan alami tanaman sagu yang ada disulawesi tengah
yaitu pada daerah poso dan morowali. Sebelumnya morowali juga merupakan pemekaran
wilayah poso menurut undang-undang RI nomor 52 tahun 1999. Maka etnis yang dipakai
sebagai acuan merupakan etnis Lore yang mana mendiami daerah poso selatan di lembah
sekitar danau lindu.
18

Rumah adat suku lore lindu merupakan rumah adat tambi dengan bentuk unik yaitu
atap yang seluruhnya menutupi bangunan, terletak diatas batu gunung berbentuk ceper
berfungsi sebagai fondasi dan susunan balok bulat sebagai balok-balok pendukung banguan.
[ CITATION ahy17 \l 1057 ]

Gambar
sumber

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “Vernakular” berarti bahasa
setempat, sedangkan kata “Neo” berasal dari bahasa yunani yang berarti baru. Sehingga neo-
vernacular dapat diartikan sebagai Bahasa arsitektur setempat yang di ucapkan dengan cara
baru.
19

BAB II
TINJAUAN PROYEK

2.1 Pengertian Dan Program Fungsi


2.1.1 Pengertian sagu Science Center
Penelitian adalah kegiatan pengumpulan ,pengolahan ,analisis ,dan penyajian data
yang sistemastis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.[ CITATION Kem16 \l 1057 ].
Sagu atau bahasa tidak bakunya adalah sago merupakan olahan yang dihasilkan dari
tanaman sagu jenis metroxylon. Yang pemanfaatannya sendiri biasa diolah menjadi tepung
sagu yang telah dipakai sebagai produk bahan makanan.[ CITATION Kem16 \l 1057 ].

Gambar
sumber

Keberadaan tanaman sagu dikombinasikan dengan kegiatan science sehingga menjadi


Sagu science center adalah kegiatan edukasi dan rekreasi yang berfokus pada tanaman sagu
dengan memberikan berbagai informasi dan pembelajaran tentang manfaat tanaman sagu
lebih dalam lagi.
2.1.2 Program fungsi
20

Sagu Science Center sebagai sebuah fasilitas yang mewadahi informasi dan
pengenalan terhadap tumbuhan sagu yang dikemas dalam suasana edukatif-rekreatif. Sebagai
sebuah sarana Penelitian terhadap sagu maka tak lepas pula bagaimana pengunjung akan
diajak langsung menikmati proses budidaya dan produk-produk yang dihasilkan tanaman
sagu sebagai fungsi rekreasi di perancangan Sagu Science Center ini.

2.2 Penentuan Ragam Fungsi Dan Kegiatan


Berdasarkan program fungsinya, maka ragam fungsi yang terdapat di Sagu Science
Center yang utama adalah Penelitian dengan didalamnya didukung oleh aktivitas edukasi dan
rekreasi.

Penelitian

Rekreasi Edukasi
21

1. Kegiatan Penelitian
Pada Kegiatan Penelitian yang ada Di Sagu Science Center memiliki Ragam dan Fungsi kegiatan yaitu :
22

2. Kegiatan Edukasi
Pada Kegiatan Edukasi yang ada Di Sagu Science Center memiliki Ragam dan Fungsi kegiatan yaitu :
23

3. Kegiatan Rekreasi
Pada Kegiatan Rekreasi yang ada Di Sagu Science Center memiliki Ragam dan Fungsi kegiatan yaitu :
24

No Ragam Pengelompokan Program Kegiatan foto


. Fungsi Kegiatan
1 Penelitian Science Science adalah kegiatan yang dilakukan oleh
para ahli ataupun pengelola guna meneliti dan
menggali lebih dalam lagi tentang sagu sehingga
berguna dan dapat dimanfaatkan oleh semua
elemen masyarakat.
Develope Develope adalah kegiatan yang dilakukan oleh
para ahli ataupun pengelola guna
mengembangkan dan meningkatkan sagu
menjadi berbagai macam produk dan olahan
agar bisa dipakai dan dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Application Application adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pengelola dan ahli yang bersangkutan guna
memanfaatkan dan mengaplikasikan bagian-
bagian sagu sebagai material pada bangunan.
2 Edukasi Teori Teori merupakan kegiatan yang dilakukan
pengelola dan pengunjung untuk belajar tentang
sagu baik didalam ruangan ataupun diluar
ruangan.
Skill Skill merupakan kegiatan yang dilakukan
pengelola dan pengunjung untuk belajar untuk
belajar membuat kerajinan tangan berupa tas
atau totte bag yang ramah lingkungan dan
melakukan budidaya sagu agar selalu terjaganya
ekosistem dihutan sagu Sulawesi.
Sosial Kegiatan sosial yang dilakukan pengunjung dan
pengelola sebagai sarana penunjang edukasi
yang bersifat atratif dan interaktif .
3 Rekreasi Entertain Kegiatan Entertain bisa dilakukan oleh semua
pihak dalam sagu science center. Dimana
25

terdapat kegiatan memancing yang bisa


dilakukan diarea hutan sagu.selain kegiatan
memancing terdapat pula area bermain sebagai
penunjang rekreasi dalam perancangan sagu
science center.
Healt Kegiatan untuk menyehatkan rohani dan
jasmani sebagai aktivitas penunjang dalam
perancangan sagu science center . kesehatan
yang dimaksudkan adalah bagi pengunjung saja
seperti menikmati ketenangan ditengah hutan
sagu.
culinary Kegiatan culinary adalah kegiatan rekreasi bagi
pengunjung untuk menikmati berbagai hidangan
terkait dengan sagu seperti buah sagu, jajanan
dari sagu dan aneka makanan ataupun olahan
sagu.
26

2.3 Pelaku , Jenis Dan Pengelompokan Kegiatan


No Pelaku Jenis Kegiatan Pengelompokan Tempat Kegiatan
. Kegiatan
1 Pengelola
Pegawai - Melakukan Pengecekan dan - pengelola Kantor Pengelola
administrai daftar hadir pengunjung. Loket
- Melakukan tugas
administrasi, rapat antar staff,
Kepala bagian, dll
Staff - Mengelola Sagu Science - pengelola Kantor Pengelola
Center sehingga dapat
berjalan dengan baik dan
lancar
- Melakukan aktivitas
pengelolaan secara rutin Sagu
Science Center
Teknisi MEP - Melakukan kegiatan rutin - pengelola Ruang mesin
mengecek sarana dan Gudang jenset
prasarana kegiatan. Ruang Pompa
- Melakukan perbaikan agar cctv
setiap fasilitas bisa berjalan
dengan baik.
Pegawai - Melakukan kegiatan - Culinary Gudang bahan
Culinary memilih dan menyortir bahan Dapur
Station hidangan. Food court
- Menyiapkan hidangan bagi
para pengunjung.

Tim Ahli - Meneliti fungsi dan manfaat - Penelitian laboratorium


sagu lebih dalam lagi.
Mengembangkan dan
27

mengaplikasikan produk atau


olahan sagu kemedianya
masing-masing.
2 Pengunjung
Masyarakat - Berwisata - Teori Plaza
umum - Belajar - Rekreasi
- Berbelanja - Edukasi
- Makan dan minum
- Bermain
Pelajar - Berwisata - Teori Plaza
- Belajar - Rekreasi Ruang audio
- Bermain - Edukasi visual
- Makan dan minum
Peneliti - Berwisata - Teori Plaza
- Belajar - Penelitian Ruang audio
- Makan dan minum - Edukasi visual

3 Petani Sagu - Menjual macam macam - menjual Gudang bahan


bahan terkait sagu baik
sebagai hidangan bagi
pengunjung dan bahan
kerajinan tangan.
- melakukan kegiatan menjual
bahan bahan kepada
pengelola.

Anda mungkin juga menyukai