Toaz - Info Struktur Kristal Pada Logam PR
Toaz - Info Struktur Kristal Pada Logam PR
1. Kristal
Kristal: adalah susunan atom-atom yang mengatur diri secara teratur
dan berulang pada pola tiga dimensi.
Gambar 3.1 Susunan atom terkecil yang berulang pada pola 3 dimensi
15
Konstanta kisi: jarak yg selalu berulang dalam pola jangkau panjang
kristal, yg menentukan ukuran sel satuan.
Konstanta kisi merupakan kelipatan jarak antara posisi yg ekivalen
dalam kristal. Arahnya sejajar dengan sumbu kristal.
c ba
d a
x b
Gambar 3.3 Parameter kisi struktur kristal
16
Tabel 3.1 sistem kristal
2. Kisi Kubik
Kristal kubik terdiri dari 3 bentuk kisi:
a. Kubik sederhana atau (simple cubic ), SC
b. Kubik pemusatan ruang, kpr atau (body-centered cubic), BCC
c. Kubik pemusatan sisi, kps atau (face-centered cubic), FCC
17
Sebagian besar logam memiliki susunan kristal BCC dan FCC
Beberapa logam, dan juga non-logam, bisa mempunyai lebih dari
satu struktur kristal, fenomena ini disebut polimorfisme. Jika kondisi
ini dijumpai pada bahan padat elemental maka disebut alotropi.
18
d. Bilangan Koordinasi (BK) = 8 (setiap atom dikelilingi oleh 8 atom
tetangga)
Volum atom
Faktor tumpukan=
e. Faktor tumpukan (FT) atom: Volum sel satuan
Karena dalam sel satuan logam BCC terdapat 2 buah atom, maka:
2 [ 4 πR3 / 3 ] 2 [ 4 πR3 /3 ]
FT= = = 0, 68
a3 [ 4 R / √3 ]
3
19
e. Bilangan Koordinasi (BK) = 12
(tiap atom dikelilingi oleh 12 atom tetangga)
e. Faktor tumpukan (FT) atom = 0,74
3. Kristal Hexagonal
Sel satuan heksagonal: sudut alas = 120 0C (dan 60 0C), sudut
vertical 90 0C
Volume sel satuan heksagonal = 3x volum sel kisinya
Jumlah atom satuan heksagonal = 3x jumlah sel kisinya
20
Gambar 3.7 (a) Skematik yg menampilkan pusat atom
(b) Model bola padat
4. Polimorfi
Isomer adalah: Dua molekul yg mempunyai struktur berbeda namun
komposisinya sama.
Polimorfi adalah: Dua atau lebih ragam kristal dengan komposisi yg
sama.
Contoh 1:
Polimorfi karbon: bentuk ganda grafit dan intan
Polimorfi logam besi, dimana kemampuan laku panas bahan &
kemungkinan untuk merubah sifat-sifatnya. Jika besi dipanaskan
maka kisinya berubah dari BCC menjadi FCC, selanjutnya akan
berbalik jika didinginkan.
SiC: memiliki sekitar 20 modifikasi kristal
Biasanya bentuk polimorfi mempunyai perbedaan dalam berat jenis dan
sifatnya.
21
Contoh 2:
Besi berubah dari BCC ke FCC pada suhu 912 0C. Pada suhu ini jari-jari
atom dalam kedua struktur tersebut masing-masing sama dengan 0,126
nm dan 0,129 nm. Hitunglah: Perubahan volum pada waktu terjadi
perubahan struktur ?
Penyelesaian:
Dasar perhitungan: 4 atom besi, atau 2 sel satuan besi BCC dan 1 sel
satuan besi FCC.
3 3
3 3
Volume FCC= a3 =
2
4R
√2[ ] [
=2
4( 0,129 )
√2 ]
=0, 0486 nm3
ΔV 0,0486−0,0493
= = −0,014 (atau −1,4 perubahan volum)
V 0,0493
Catatan: Besi muai karena pengaruh panas sampai suhu 912 0C, dimana
secara tiba-tiba terjadi penyusutan, pemanasan lebih lanjut menimbulkan
pemuaian lagi.
22
Titik pusat sel satuan terletak di: a/2, b/2, dan c/2 dengan indeks
letaknya adalah: (½, ½, ½) .
Sudut ujung sel satuan selalu: (1,1,1).
z
[11
c y
[10 1] a
[11
0]x b 0]
Gambar 3.8 Tata letak sel satuan
Pergeseran:
Pergeseran dari suatu titik dalam sel satuan sejauh kelipatan
konstanta kisi (a,b,c) menyebabkan perpindahan ke titik yg ekuivalen
dalam sel satuan lainnya.
Suatu kisi kubik pemusatan ruang (kpr) atau BCC, mempunyai letak
ekuivalen yg dihubungkan dengan translasi: (±a/2, ±b/2, ±c/2).
Sedangkan dalam kisi kubik pemustan sisi (kps) atau FCC, terdapat
variasi translasi. Kps atau FCC mempunyai titik ekuivalen yg
dihubungkan dengan translasi: (±a/2, ±b/2, 0) dan (±a/2, 0, ±c/2) dan
(0, ±b/2, ±c/2).
Pada kisi kubik sederhana hanya memiliki satu titik ekuivalen per sel
satuan.
Contoh:
a.) Gambarkan sel satuan bukan kubik dan tunjukkan:
(0,0,0) (0,0,1/2) (½, ½, ½) (½, ½, 0) (1,1,0) (1,1,1) dan (1,1,2)
23
(0,-1,0) dan (1,1,2) ?
Penyelesaian:
b.)
√ 2 2 2
t= [ ( 1−0 ) ( 0, 270 nm ) ] + [ ( 1−(−1) ) ( 0, 403 nm ) ] + [ ( 2−0 ) ( 0,363 nm ) ] =1,188 nm
6. Arah kristal
Arah kristal akan mempengaruhi sifat kristal.
Contoh:
Modulus elastisitas besi (BCC) dalam arah diagonal ruang lebih
besar dari pada modulus elastisitas dalam arah rusuk kubus.
Permeabilitas magnet besi memiliki nilai terbesar dalam arah sejajar
dengan rusuk sel satuan.
Arah kristalografi didefinisikan sebagai sebuah garis antara dua titik, atau
sebuah vector. Langlah-langkah dalam menentukan indeks arah:
1. Sebuah vektor dengan panjang tertentu diletakkan sedemikian
sehingga vektor tersebut melewati titik asal sistem koordinat. Vektor
bisa ditranlasikan di sepanjang kisi kristal tanpa perubahan, jika
keparalelannya dijaga.
2. Tentukan panjang proyeksi vektor pada masing-masing sumbu;
Proyeksi diukur dalam dimensi sel satuan yaitu a, b, dan c.
3. Ketiga angka ini dikali atau dibagi dengan suatu faktor untuk
mendapatkan bilangan bulat terkecil.
4. Tiga indeks yang didapat, ditulis tanpa memakai koma dan diberi
tanda kurung persegi, [u v w]. u, v, dan w adalah harga proyeksi pada
sumbu x, y dan z.
Catatan:
Jika indeks negatif, tanda negatif ditulis dengan strip diatas indeks.
Kelompok arah kristal dituliskan : < >, arah kristal dituliskan: [ ]
24
Arah [111]= adalah melalui 0,0,0 ; 1,1,1 ; 1/2,1/2,1/2 dan 2,2,2.
Arah [112]= adalah melalui 1/2,1/2,1
Contoh: Carilah indeks arah gambar dibawah ini.
Jawab: Vektor melewati titik awal sistem koordinat, karena itu tidak
dibutuhkan translasi. Proyeksi vektor pada sumbu x, y dan z masing-
masing adalah a/2, b dan 0c, yang menjadi ½, 1 dan 0 dalam satuan
parameter sel satuan(a, b, c).
Untuk mendapatkan bilangan bulat terkecil, angka-angka dikalikan dengan
2 sehingga didapatkan 1, 2, 0 yang kemudian diberi tanda kurung menjadi
[1 2 0]. Prosedur ini bisa ditunjukkan sebagai berikut:
7. Bidang Kristal
Suatu kristal mempunyai bidang-bidang atom, dan ini mempengaruhi
sifat dan perilaku bahan.
25
Bidang kristalografi dituliskan dengan indeks Miller dalam format (h k
l). Bidang-bidang yang paralel satu sama lain adalah ekivalen dan
mempunyai indeks yang identik.
Prosedsur dalam menentukan indeks Miller adalah sebagai berikut:
1. Jika bidang melalu titik awal, buat bidang paralel lainya di dalam sel
satuan dengan translasi. Atau dengan membuat titik awal lain di sudut
lain sel satuan.
2. Bidang yang dicari bisa berpotongan atau sejajar dengan sumbu.
Panjang bidang yang berpotongan ditulis dalam satuan parameter kisi a,
b dan c.
3. Ambil kebalikan dari angka-angka perpotongan tersebut. Bidang yang
sejajar dengan sumbu dianggap berpotongan di tak berhingga
sehingganya kebalikannya adalah nol.
4. Bila perlu robah ketiga bilangan ini ke bilangan bulat terkecil dengan
mengali atau membaginya dengan suatu faktor tertentu.
5. Tulis indeks ini tanpa koma dengan diapit tanda kurung biasa, (h k l).
Catatan: Jika indeks negatif, tanda negatif ditulis dengan strip diatas
indeks.
26
(c)Bidang kristal (111)
Jawab:
Karena bidang melalui titik awal O, titik awal yang baru mesti dibuat, ditulis
sebagai O’, diperlihatkan pada gambar b. Bidang ini paralel dengan sumbu
x, sehingga perpotongannya di ∼a. Perpotongan dengan sumbu y dan z
dengan referensi titik awal O’ adalah -b dan c/2. Dalam satuan parameter
kisi a,b,c maka perpotongan bidang adalah: ∼, -1 dan ½, dan karena
angkanya sudah bulat tidak perlu lagi langkah pembulatan. Terakhir ditulis
dengan tanda kurung menjadi (0 1 2).
Langkah-langkah ini secara ringkas disimpulkan sebagai berikut:
27
8. Diffraksi Sinar-X
Adanya struktur kristal dapat dibuktikan dengan percobaan difraksi
sinar-x.
Berkas gelombang elektromagnetik yg mengenai kristal akan
mengalami difraksi.
Sudut difraksi digunakan untuk menentukan struktur kristal dengan
ketillian tinggi.
Selain itu juga bias menentukan jarak antar bidang (dan jari-jari atom)
logam.
Rumus umum jarak antar bidang (d) dalam kristal kubik adalah:
a
d hkl=
√ h2 + k 2 +l2
Dimana: a= Konstanta kisi
h,k,l= Indeks bidang
28
Analisa bahan dalam bentuk serbuk halus merupakan cara penelitian
dengan sinar-x yg paling banyak diterapkan. Karena terdapat partikel
dalam jumlah banyak dengan orientasi yg berbeda, maka berkas
terdefraksi yg membentuk kerucut difraksi dengan sudut (2 ø).
Contoh:
Berkas sinar-x yg tidak diketahui panjang gelombangnya mengenai
tembaga (FCC) dengan konstanta kisi (a)= 0,3615 nm. Sudut difraksi =
43,4 0. Penentuan tersendiri membuktikan bahwa garis difraksi ini adalah
garis (n=1) untuk d111.
(a)Tentukan panjang gelombang sinar-x ?
(b) Berkas sinar-x yg sama digunakan untuk menganalisa tungsten
(BCC) dimana jari-jarinya (R)= 0,1367 nm. Berapa sudut (2 ø), untuk
garis difraksi tingkat dua (n=2) d010 ?
Jawab:
(a)Karena (2 ø)= 43,4 0, maka:
λ=
2 d sin θ
=
2
[√ a
]
h2 + k 2 +l 2
sinθ=
2
[√
0, 3615 nm
12 +12 + 12 ] 0
sin21 , 7
=0, 1543 nm
n n 1
4 R 4 (0,1367 nm)
a= = =0,3157 nm
(b) Karena BCC maka: √3 √3
29
nλ 2( 0,154 nm)( √ 0+1+0)
sin θ= =
Sehingga 2d 2(0, 3157 nm) dan (2 ø) = 58,40
30