Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“SISTEM PEMBUKUAN BERPASANGAN”

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
2020

DAFTAR ISI
COVER i
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
2. Landasan Teori
2
3. Rumusan Masalah
2
4. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
a. Akun Sebagai Alat Pencatatan 3
b. Penggolongan Akun 3
c. Hubungan antara Akun-akun Rill Dengan Neraca 4
d. Hubungan Antara Akun Nominal Dengan Modal 4
e. Akun Prive 4
f. Aturan Pendebetan dan Pengkreditan dalam Akun Riil maupun Nominal 5
g. Neraca Saldo 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 7

3.2 Saran 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan keuangan merupakan hal yang sangat sensitif bagi setiap lembaga
publik. Jika hal tersebut dikelola secara baik, dan menggunakan prinsip-prinsip
keterbukakaan, bertanggung jawab, maka hal tersebut akan memberikan suasana yang
lebih kondusif dan bisa menjadi media untuk membangun kepercayaan masyarakat
terhadap sekolah. Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat maka secara otomatis
dukungan masyarakat terhadap sekolah akan semakin meningkat.

Untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi, maka sistem akuntansi harus
dapat menghasilkan lima kategori informasi, yaitu: aset, kewajiban, modal,
pendapatan dan beban. Tiga kategori pertama menyangkut neraca, sedangkan dua
kategori terakhir menyangkut laporan laba rugi.
Sistem pencatatan transaksi-transaksi keuangan dalam suatu perusahaan disebut
pembukuan atau memegang buku (bookkeeping). Sistem pembukuan berpasangan
adalah sistem pencatatan dengan prinsip utama yaitu setiap transaksi selalu dicatat
dengan mendebet dan mengkredit dua buah akun atau lebih dengan jumlah yang sama
(Jusup, 2011:82).

Pengertian akun adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat untuk
mencatat secara rinci transaksi keuangan dari setiap jenis aktiva, hutang, modal
pendapatan, beban perusahaan (Sujarweni, 2016:28). Akun adalah suatu alat untuk
mencatat transaksi-transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aset, kewajiban,
modal, pendapatan dan beban (Jusup, 2011:70).
B. Landasan Teori

Sistem pembukuan berpasangan (double entry accounting) adalah sistem


pembukuan yang mencatat setiap transaksi bisnis dicatat setidaknya kedalam dua
akun, tiap pencatatan jumlah debet sama dengan jumlah kredit (Warrren et
al, 2017:59).

Sejarah sistem ini telah ditemukan sejak abad ke-12, dan pada akhir abad ke-
15, sistem ini telah dipergunakan secara meluas oleh pedagang dari Venesia.
Kodifikasi sistem dilakukan pertama kali oleh Lucas Pacioli, seorang karib
dari Leonardo da Vinci, pada sebuah buku teks matematika terbitan tahun 1494.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan system pembukuan berpasangan?


2. Apa yang dimaksud dengan akun?
3. Bagaimana penggolongan akun dalam system pembukuan berpasangan?
4. Apa hubungan antara akun nominal dengan modal?
5. Apa hubungan antara akun Riil dengan neraca?
6. Apa yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam system pembukuan
berpasangan?

D. Tujuan

Tujuan pemakaian akun adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar
penyusunan laporan-laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang operasi-
operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya akun piutang perusahaan, kewajiban,
harga beli dan sebagainya. Kumpulan akun disebut buku besar (ledger) (Jusup,
2011:70).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akun Sebagai Alat Pencatatan

Akun adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang


bersangkutan dengan aset, kewajiban, modal, pendapatan dan beban yang dinyatakan
dalam satuan uang. Tujuan pemakaian akun adalah untuk mencatat data yang akan
menjadi dasar penyusunan laporan-laporan keuangan. Akun dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu:
1. Akun Neraca atau Akun Rill yaitu akun-akun yang pada akhir periode akan
dilaporkan didalam neraca (akun aset, akun kewajiban, dan akun modal).
2. Akun Laba-Rugi atau Akun Nominal yaitu akun-akun yang pada akhir periode akan
dilaporkan dalam laporan laba-rugi (akun pendapatan dan akun beban).

B. Penggolongan Akun
C. Hubungan antara Akun-akun Rill Dengan Neraca

Penyajian pos-pos dalam neraca disusun dalam bentuk akun. Akun-akun


aset(harta) dicantumkan pada sisi kiri, akun aset ini biasanya mempunyai saldo debet.
Sedangkan akun-akun kewajiban dan modal dicantumkan pada sisi kanan, akun ini
biasanya mempunyai saldo kredit.
Atas dasar hubungan tersebut maka pertambahan aset dicatat disisi debet, dan
pertambahan kewajiban serta modal dimasukkan dalam sisi kredit. Sebaliknya, apabila
akun aset berkurang, maka hal tersebut dicatat di sisi kredit. Demikian pula apabila
kewajiban serta modal berkurang, maka pengurangan tersebut dicatat disisi debet.

D. Hubungan Antara Akun Nominal Dengan Modal

Akun-akun nominal merupakan akun-akun yang digunakan untuk mencatat


sumber-sumber pendapatan dan beban yang terjadi dalam usaha mendapatkan pendapatan
tersebut. Setiap pertambahan pendapatan dicatat disebelah kredit, sedangkan setiap
pengurangan dicatat di sisi debet, dan setiap pertambahan beban dicatat disisi debet
sedangkan bila beban berkurang dicatat disisi kredit.

E. Akun Prive

Akun prive adalah pengambilan uang atau barang dagangan dari perusahaan
untuk keperluan pribadi pemilik. Pengambilan prive dapat menyebabkan modal pemilik
berkurang, oleh karena itu pengambilan prive dicatat dengan mendebet akun modal. Prive
juga biasanya merupakan pengambilan kas atau barang lain yang dilakukan oleh pemilik
sebagai pengambilan bagian keuntungan perusahaan.
F. Aturan Pendebetan dan Pengkreditan dalam Akun Riil maupun Nominal

1. Aturan dalam Akun Riil

DEBET KREDIT
Pertambahan dalam akun-akun aset Pengurangan dalam akun-akun asset
Pengurangan akun-akun kewajiban Pertambahan kewajiban
Pengurangan dalam akun-akun modal Pertambahan dalam akun-akun modal

2. Aturan dalam Akun Nominal

Aturan pendebetan dan pengkreditan akun-akun nominal didasarkan pada


hubungan antara akun-akun tersebut terhadap modal. Laba bersih dan Rugi bersih
dalam suatu periode adalah merupakan pertambahan bersih atau pengurangan bersih
atas modal. Karena pendapatan cenderung menambah modal dan beban cenderung
mengurangi modal,maka aturan pendebetan dan pengkreditan untuk akun-akun
nominal adalah:

Akun-Akun Beban Akun-Akun Pendapatan


Debet (+) Kredit (-) Debet (-) Kredit (+)

Pada akhir periode akuntansi,saldo akun nominal ( pendapatan dan beban ) dilaporkan
dalam laporan laba-rugi dan akan dipindahkan ke akun modal.

G. Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh akun yang ada
didalam buku besar pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca saldo adalah untuk menguji
kesamaan debet dan kredit didalam buku besar dan mempermudah penyusunan laporan
keuangan selanjutnya. Berikut adalah proses pembuatan neraca saldo :
1. Pertama-tama jumlahkan kolom debet dan kolom kredit semua akun yang terdapat di
buku besar.
2. Tulislah hasil penjumlahan tersebut pada kolom yang sesuai dalam akun yang
bersangkutan.
3. Hitunglah saldo semua akun yang terdapat dalam buku besar, yaitu dengan cara
menghitung selisih jumlah kolom debet dan jumlah kolom kredit yang telah dilakukan
pada langkah 2.
4. Susunlah neraca saldo yang berisi nama semua akun yang terdapat dalam buku besar
beserta saldonya masing-masing.

Apabila neraca saldo yang disusun perusahaan menunjukkan bahwa jumlah sisi
debet tidak sama dengan jumlah sisi kredit, maka hal ini memberi petunjuk adanya
kesalahan. Beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab ketidakseimbangan tersebut
adalah :
1. Kesalahan dalam menyusun neraca saldo
a. Salah menjumlahkan kolom saldo
b. Satu buah akun atau lebih belum dicantumkan dalam neraca saldo
3. Kesalahan dalam menentukan saldo akun.
a. Salah menghitung saldo akun
b. Saldo debet suatu akun ditulis sebagai saldo kredit atau sebaliknya.
c. Salah menghitung jumlah pada salah satu sisi akun.
3. Kesalahan mencatat transaksi di dalam buku besar
a. Transaksi telah dicatat dengan jumlah pendebitan yang tidak sama besar dengan
jumlah pengkreditan.
b. Pendebetan dicatat sebagai pengkreditan sebaliknya.
c. Lupa mencatat suatu pendebetan atau pengkreditan.

BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan

Pembukuan adalah pencatatan secara sistematis dan teratur atas semua transaksi
keuangan lembaga/keuangan/perseorangan. Transaksi meliputi penjualan, pembelian,
pendapatan, dan pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi. Pembukuan biasanya
dilakukan oleh seorang ahli pembukuan. Sistem pembukuan akuntansi ada dua yaitu
pembukuan tunggal dan pembukuan berpasangan.

Pembukuan berpasangan adalah pencatatan transaksi ke dalam dua aspek hingga


membentuk keadaan yang seimbang. Dia selalu mencatat bahwa ada dua sisi atau lebih
yang dipengaruhi oleh suatu transaksi atau kejadian. Satu sisi disebut debet dan satu sisi
lain disebut kredit. Maka dari itu dalam sistem pembukuan berpasangan dibutuhkan
ketelitian dan kecermatan tinggi karena dari proses pembuatan buku besar akan berdampak
pada neraca saldo dan laporan keuangan berikutnya.

B. Saran

1. Diharapkan kedepannya khususnya kelompok kerja dari penulis bisa lebih teliti dan
cermat dalam membuat serta menerapkan sistem pembukuan berpasangan.
2. Diharapkan agar penulis bisa megurangi kesalahan baik dalam menghitung,
menempatkan, dan menentukan posisi-posisi akun yang akan di susun dalam system
pembukuan berpasangan.

Anda mungkin juga menyukai