Anda di halaman 1dari 2

Penegakan Hukum Tambang Ilegal yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Lamandau

A. Latar belakang Masalah

Kekayaan hasil tambang di Indonesia sangat melimpah dengan jenis yang


bermacam-macam di antaranya minyak bumi, batu bara, timah, biji besi, emas tembaga
dan sebagainya. Sebelum memperoleh barang tambang tersebut, orang harus melakukan
penambangan, baik dilakukan dengan cara yang resmi yaitu mendapatkan izin maupun
tidak resmi. Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangkan upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian.
Pertambangan sudah merupakan suatu industri untuk mengolah sumber daya alam dan
memproses bahan galian yang terdapat dalam perut bumi untuk menghasilkan berbagai
produk akhir yang dibutuhkan manusia.
Pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan, telah mengatur
tentang persoalan pertambangan yang tercantum Pasal 1 ayat (1), ayat (6) dan ayat (19);
Pada Ayat (1) misalnya disebutkan bahwa “Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang”. Pada ayat (6) disebutkan bahwa “Usaha Pertambangan adalah kegiatan
dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan
penyelidikan secara umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta pasca tambang”. Pada ayat
(19) disebutkan bahwa “Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya”.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap orang atau badan hukum yang akan
melakukan kegiatan penambangan harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari negara
(pemerintah). Jika terjadi kegiatan penambangan di suatu wilayah yang dilakukan oleh,
baik orang dan/atau badan hukum dengan tanpa memperoleh izin negara (pemerintah),
maka perbuatan tersebut merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 158.
Namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa penambangan ilegal termasuk
di kabupaten lamandau seperti pada kasus Jajaran Satreskrim Polres Lamandau
menangkap empat pelaku illegal mining (Tambang tanpa izin) di daerah aliran Sungai
Lamandau, Desa Penopa, Kabupaten Lamandau. Berdasarkan laporan masyarakat yang
kita kembangkan dan juga hasil laporan anggota kita, kita berhasil mengamankan empat
tersangka dengan lokasi ditempat berbeda, yang hanya berjarak 50 meter dari TKP
pertama, dan juga 1 orang penampung untuk membeli emas mereka. Pelaku tertangkap
tangan sedang melakukan kegiatan penambangan emas tanpa izin dengan menggunakan
(satu) buah Lanting/rakit yang berisi peralatan pertambangan lainnya berupa pipa Spiral,
Keong, Paralon, Bak karpet terbuat dari Kayu, Karpet, selang, mesin Dompeng, NS dan
katok/keong yang berhasil kita amankan dilokasi. Empat pelaku tersebut bernama
Suryadi, Welington, Helmet, dan Masi dimana ke empat pelaku tersebut operasi tambang
mereka tidak berjauhan dari TKP pertama.
Masih terdapat banyaknya penambangan ilegal oleh masyarakat di kabupaten
Lamandau membuat penulis menjadi tertarik ingin mengetahui penyebab dan hambatan
dalam penegakan tambang ilegal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penegakan Hukum Tambang Ilegal yang dilakukan masyarakat di
Kabupaten Lamandau ?
2. Apa yang menjadi kendala Penegakan Hukum Tambang Ilegal yang dilakukan
masyarakat di Kabupaten Lamandau ?

Anda mungkin juga menyukai