Anda di halaman 1dari 11

KEBERSIHAN MULUT DAN FREKUENSI KARIES GIGI

Disusun oleh:

Nama : I Gusti Ayu Nindina Narasty Putri

NPM : 1906122010020

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
202
0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nyalah sehingga makalah mengenai “Kebersihan Mulut dan Frekuensi Karies Gigi” ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 4 September 2021

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
kesehatan tubuh. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, kesehatan gigi dan mulut
sangat berperan dalam menunjang kesehatan tubuh seseorang (Tanu Presli Noviad, 2019).
Oral hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat (Nixson, 2017).
Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah
penumpukan plak dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi.
Akumulasi plak bakteri pada gigi karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor
penyebab dari masalah utama kesehatan rongga mulut, terutama gigi (Nixson, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara pemeriksaan, Kriteria, & Indeks Oral Hygiene?
1.2.2 Bagaimana cara mengetahui Frekuensi Karies & Kriterianya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara pemeriksaan, Kriteria, & Indeks Oral
1.3.2 Untuk mengetahui Frekuensi Karies & Kriterianya
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi akademis, dapat digunakan sebagai acuan kepustakaan
ilmiah mengenai Kebersihan Mulut dan Frekuensi Karies Gigi.
1.4.2 Bagi praktisi, dapat digunakan sebagai referensi dalam
meningkatkan keterampilan klinis mengenai Kebersihan Mulut
dan Frekuensi Karies Gigi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Pemeriksaan, Kriteria, & Indeks Oral Hygiene


2.1.1 Definisi Oral Hygiene
Oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas
bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membran mulut
dan bibir (Nixson, 2017).

Gambar 1. Oral Hygiene

2.1.2 Cara Pemeriksaan Oral Hygiene


Pemeriksaan dilakukan pada 6 permukaan gigi, 2 gigi anterior dan 4 gigi
posterior, yaitu 16, 11, 26, 36, 31, 46. Pada gigi posterior, biasa digunakan gigi molar
pertama. Namun tidak menutup kemungkinan digunakan gigi molar kedua.
Pemeriksaan molar rahang atas dilakukan pada bagian bukal, sedangkan rahang
bawah pada bagian lingual. Pada bagian anterior, pemeriksaan dilakukan pada
permukaan labial gigi insisif sentral kanan (11) untuk rahang atas. Sedangkan rahang
bawah dilakukan pemeriksaan pada gigi insisif sentral kiri (31) bagian labial. Jika
kedua gigi anterior tersebut tidak ada, maka digantikan gigi 21 atau 41 pada sisi
berlawanan midline (Basuni., 2014).

2.1.3 Kriteria dan Indeks Oral Hygiene


Kriteria penilaian debris mengikuti ketentuan sebagai berikut.

Penilaian Debris Index adalah sebagai berikut : Baik (good), apabila nilai berada
diantara 0 - 0,6; Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7 - 1,8; Buruk (poor),
apabila nilai berada diantara 1,9 - 3,0 (Basuni., 2014).
Gambar 2. Debris Index

Kriteria penilaian kalkulus mengikuti ketentuan sebagai berikut.

Penilaian Calculus Index adalah sebagai berikut : Baik (good), apabila nilai
berada diantara 0 - 0,6; Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7 - 1,8; Buruk
(poor), apabila nilai berada diantara 1,9 - 3,0 (Basuni., 2014).

Gambar 3. Calculus Index

Kriteria penilaian OHI-S mengikuti ketentuan sebagai berikut

Kriteria skor OHI-S adalah sebagai berikut: Baik (good), apabila nilai berada
diantara 0 - 1,2; Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3 - 3,0; Buruk (poor),
apabila nilai berada diantara 3,1 - 6,0 (Basuni., 2014).
2.2 Frekuensi Karies dan Kriteria
2.2.1 Definisi Karies
Karies merupakan kelainan gigi yang bersifat progresif, diawali proses
demineralisasi oleh asam hasil produksi bakteri dan merupakan penyebab utama
kehilangan gigi. Di Indonesia, karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi
dan mulut. Dalam beberapa dekade terakhir prevalensi karies gigi dan mulut di
Indonesia meningkat akibat terbatasnya sarana pelayanan kesehatan gigi dan
rendahnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan rongga mulut (R, 2014).

Gambar 4. Karies Gigi

2.2.2 Cara Mengetahui Frekuensi Karies


Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sonde dan kaca mulut dibawah
penerangan yang cukup dimulai dari sisi kiri posterior rahang bawah lalu ke anterior
dan posterior kanan rahang bawah, selanjutnya gigi posterior kiri rahang atas lalu ke
anterior dan posterior kanan rahang atas.
Indikator utama pengukuran DMF-T menurut WHO adalah pada anak usia 12
tahun yang dinyatakan dengan indeks DMF-T yaitu 3 yang berarti pada usia 12 tahun
jumlah gigi yang berlubang ( D ) dicabut karena karies gigi (M) dan gigi dengan
tumpatan yang baik (F) , tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak (R, 2014).

2.2.3 Kriteria karies


Menurut WHO yang di kutip dalam (Notohartojo, 2013) indeks DMF-T adalah
untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi pada gigi permanen,
sedang untuk gigi sulung mengunakan indeks DMF-T. Indeks DMF-T sebagai indikator
status kesehatan gigi, merupakan penjumlahan dari indeks D-T, M-T danF-T yang
menunjukkan banyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa
Decay/D (gigi karies atau gigi berlubang), Missing/M (gigi dicabut), dan Filling/F (gigi
ditambal) (Sukarsih, 2019).
Kriteria Penilaian dalam DMF-T atau def-t didasarkan pada rentang nilai
yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, sebagai berikut:
Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata – rata = jumlah D + M + F / Jumlah orang yang diperiksa
Kategori DMF – T menurut WHO : 0,0 -1,1 (sangat rendah); 1,2 - 2,6 (rendah); 2,7 -
4,4 (sedang); 4,5 - 6,5 (tinggi); 6,6 > (sangat tinggi ) (Sukarsih, 2019).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan
salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu,
kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan tubuh
seseorang (Tanu Presli Noviad, 2019).
Oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir,
lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan membran mulut dan
bibir. Oral hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat (Nixson, 2017).
Cara Pemeriksaan, Kriteria & Indeks Oral Hygiene melalui kriteria penilaian
Debris Indeks, penilaian Calculus Indeks, dan penilaian kriteria OHI-S. Cara
mengetahui frekuensi karies melalui kriteria penilaian dalam DMF-T atau def-t.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu agar makalah ini dapat digunakan
sebagai acuan kepada pembaca dalam memahami Kebersihan Mulut dan Frekuensi
Karies serta mengetahui Cara Pemeriksaan, Kriteria, dan Indeks Oral Hygiene
maupun Cara menegtahui Frekuensi Karies dan Kriterianya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Basuni., C. D. K. T., 2014. GAMBARAN INDEKS KEBERSIHAN


MULUT BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT
DI DESA GUNTUNG UJUNG KABUPATEN BANJAR, Volume II,
pp. 19-21
2. Nixson, M., 2017. HUBUNGAN PELAKSAAN ORAL HYGIENE
DENGAN KEJADIAN INFEKSI RONGGA MULUT PADA PASIEN
DENGAN PENURUNAN KESADARAN DI RSU IMELDA
PEKERJA INDONESIA MEDAN, Volume 3, p. 105.
3. R, S. M., 2014. Karies: Etiologi, Karakteristik Klinis dan
Tatalaksana, Volume xxx, p. 15.
4. Sukarsih, S. M., 2019. Perilaku dan Keterampilan Menyikat Gigi
terhadap Timbulnya Karies Gigi pada Anak di Kota Jambi, p. 81.
5. Tanu Presli Noviad, M. A. A. M. N. C., 2019. Hubungan Frekuensi
Menyikat Gigi dengan Tingkat Kejadian Karies, Volume 1, p. 40.

Anda mungkin juga menyukai