Disusun oleh:
FACHRURROZAN
215110455
Dosen Pembimbing :
H.M.Faisal,S.Si.T M. Kes
Pelaksanaan : Semester VI
Mengetahui
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Promosi Kesehatan Gigi dan Mulut ini. Peulisan Proposal ini dilakukan dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan Gigi Jurusan Kesehatan Gigi
Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga proposal ini dapat disusun dengan baik.
Semoga proposal yang telah saya susun ini bisa menambah pengetahuan dan
Saya juga menyadari bahwa laporan ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu saya mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca sekalian demi penyusunan laporan ini supaya lebih baik lagi.
FACHRURROZAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pesan yang disampikan lebih mneraik dan mudah dipahami, sehingga sasaran
B. Rumusan Masalah
gigi?”
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat
1. Bagi pasien
pada murid kelas III Jorong Pematang Tinggi Kecamatan Sungai tarab
mulut pada murid kelas III Jorong Pematang Tinggi Kecamatan Sungai
2. Bagi penulis
gigi penulis.
BAB II
TINJUAN TEORI
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu hal yang penting sebab
berbagai kuman masuk melalui organ tersebut. Kebersihan gigi dan mulut
menyebabkan bau dan rasa tidak nyaman pada mulut (Hasnidar et al.,
2022). Kebersihan gigi dan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut
sangatlah penting. Beberapa masalah mulut dan gigi dapat terjadi karena
mulut sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi
disebabkan oleh deposit dan lapisan yang melekat pada permukaan gigi yaitu:
1) Debris
Debris ialah suatu material lunak yang terdapat pada permukaan gigi
yang terdiri dari lapisan biofilm, material alba, dan sisa makanan (Jumriani
and Ira, 2019). Kebanyakan debris akan segera mengalami liquifikasi oleh
enzim bakteri dan bersih dalam waktu 5-30 menit setelah makan, tetapi ada
Nurjannah, 2018).
2) Plak
mulutnya. Plak gigi tidak dapat dibersihkan hanya dengan cara berkumur
dibersihkan. Oleh karena itu, rutinitas menjaga kesehatan gigi dari plak
sangat penting, agar plak tidak bertambah banyak dan tebal (Rosmawati
3) Kalkulus
gigi terutama terdiri dari mineral kalsium fosfat garam yang terendapkan
pada gigi asli dan restorasi yang tertutupi oleh lapisan plak yang tidak
1) Debris Indeks
yang terdiri dari plak, material alba, dan sisa makanan. Kebanyakan debris
akan segera dicairkan oleh enzim bakteri dan bersih 3-50 menit setelah
menurut jenis makanan dan individunya. Bahkan makanan yang cair lebih
dimakan dalam keadaan cair akan tertinggal dalam saliva selama 15 menit,
permukaan gigi, dengan demikian debris akan terbawa oleh sonde. Periksa
gigi indeks dengan menelusuri dari sepertiga bagian arah oklusal atau insisal,
jika bagian ini tidak ditemukan debris, lanjut ke dua pertiga bagian gigi, jika
tidak ditemukan juga teruskan sampai sepertiga bagian servikal (Putri dkk,
2018).
kanan atas pada permukaan bukal, gigi I1 kanan atas pada permukaan labial,
gigi M1 kiri atas pada permukaan bukal, gigi M1 kiri bawah pada
permukaan lingual, gigi I1 kiri bawah pada permukaan labial, dan gigi M1
kanan bawah pada permukaan lingual. Kriteria debris indeks adalah kriteria
baik 0,0-0,6, kriteria sedang 0,7- 1,8, dan kriteria buruk 1,9-3,0. Cara
dibagi dengan jumlah gigi indeks yang diperiksa (Putri dkk, 2018).
kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris dan
mahkota gigi mulai dari puncak gingiva margin dan dapat dilihat. Kalkulus
dari permukaan gigi dengan scaller. Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh
gingiva, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak terlihat pada waktu
probbing dengan probe, eksplorer biasanya padat dan keras, warna coklat
tua, atau hijau kehitaman, konsistensinya seperti kepala korek api dan
kanan atas pada permukaan bukal, gigi I1 kanan atas pada permukaan labial,
gigi M1 kiri atas pada permukaan bukal, gigi M1 kiri bawah pada
permukaan lingual, gigi I1 kiri bawah pada permukaan labial, dan gigi M1
kalkulus dibagi dengan jumlah gigi indeks yang diperiksa (Putri dkk, 2018).
Index Simplified (OHI-S). OHI-S adalah jumlah dari skor indeks debris dan
skor indeks kalkulus. Skor indeks debris dan skor indeks kalkulus ditemukan
yaitu gigi 16 pada permukaan bukal, gigi 11 pada bagian labial, gigi 26 pada
bagian bukal, gigi 36 pada bagian lingual, gigi 31 pada bagian labial, dan
gigi 46 pada bagian lingual (Putri dkk, 2018).
pada gigi M2, jika M1 dan M2 tidak ada penilaian dilakukan pada M3, akan
tetapi jika M1, M2, M3 tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen
tersebut; 2) Jika gigi I1 kanan atas tidak ada, dapat diganti dengan I1 kiri dan
jika I1 kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan I1 kanan bawah, akan
tetapi jika gigi I1 kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk
segmen tersebut; 3) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan seperti:
gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang
merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam,
mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagiannya pada
permukaan indeks akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum
½ tinggi mahkota klinis; 4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua
dengan garis khayal menjadi tiga bagian sama besar atau luasnya secara
kriteria sedang nilainya 1,3-3,0, dan kriteria buruk nilainya 3,1-6,0 (Putri
dkk, 2018).
B. Karies Gigi
yang disebabkan oleh bakteri pembentuk asam yang ditemukan pada plak gigi
(Sutanti et al., 2021). Sementara menurut Brauer (Tarigan, 2011) dalam buku
Mengenal Lebih Dekat Karies Gigi, karies adalah penyakit yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, dan
remineralisasi dapat terjadi. Pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya karies yaitu, faktor
host atau tuan rumah, faktor mikroorganisme, faktor substrat atau diet dan
faktor waktu. Paduan keempat faktor penyebab tersebut dapat dilihat seperti
gambar dibawah. Karies baru bisa terjadi jika keempat faktor diatas ada
(http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1969/3/BAB%20II.pdf)
karies seperti pit dan fissure pada permukaan oklusal gigi molar (Riyanti,
ion kalsium dan fosfat. Karena itu, jika aliran saliva berkurang atau
menghilang, maka karies mungkin akan tidak terkendali (Kidd and Bechal,
2013).
2) Mikroorganisme
– bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama
lain. Dan karena plak makin tebal, maka hal ini akan menghambat fungsi
dan glukosa serta bahan aktif lain yang menyebabkan timbulnya karies gigi
protein hanya sedikit atau tidak sama sekali mengalami karies (Effendy
4) Waktu
dapat terjadi salah satunya karena waktu makan yang tidak tepat. Konsumsi
makanan ringan diantara jam makan dan frekuensi makan dan minum yang
sering memiliki dampak terhadap insiden karies, dimana hal tersebut akan
bintik hitam yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi (Abadi et al., 2023).
Kemudian, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada
waktu tertentu akan berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH
mulut menjadi kritis (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi email yang
(kavitas). Kavitas baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Waktu
terjadinya bercak putih (white spot) menjadi kavitas tergantung umur berkisar
antara 1,5 – 3 tahun (Effendy Ruslan, Cecilia Gerda Juliani Lunardhi, 2016).
c. Pencegahan Karies
Secara teori ada tiga cara dalam mencegah karies pada gigi yaitu :
membatasinya pada saat makan saja. Hal ini dianggap cara pencegahan yang
Email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih resisten terhadap
karies dengan memaparkannya terhadap fluor secara tepat. Pit dan fissure
resin. Mengingat bahwa dalam proses karies ini terliput kuman yang
spesifik, tidaklah mustahil dalam waktu yang akan datang dapat dilakukan
Secara teoritis permukaan gigi yang bebas plak tidak akan menjadi
yang mudah. Untungnya tidak semua kuman dalam plak mampu meragikan
4) Siapkan makanan yang kaya akan kalsium (seperti ikan dan susu), flour
5) Menjaga higienis gigi dan mulut. Bila ada karang gigi sebaiknya dibawa ke
d. Indeks Karies
Indeks DMF-T adalah indeks yang dipakai untuk menilai dan mengukur
pengalaman karies gigi seseorang pada gigi permanen. Indeks DMF-T adalah
hilang dan perbaikan yang disebabkan karies (WHO, 2013). Indeks DMFT
yaitu indeks yang digunakan untuk mengukur kejadian karies pada gigi
kerusakan gigi permanen yang masih bisa ditambal, yang termasuk Decay yaitu
karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan, gigi dengan tumpatan
sementara, enamel undermined, karies profunda yang masih bisa dirawat; (2)
Missing, yaitu gigi karies yang indikasi pencabutan, yang termasuk Missing
yaitu, gigi permanen yang hilang atau dicabut karena karies, gigi karies yang
mempunya indikasi pencabutan; (3) Filling, yaitu gigi permanen yang telah
(Andrianto, 2020).
A. Analisis Situasi
SDN 23 Koto Tuo sudah terakreditasi A dengan jumlah siswa/i pada TA.
2023/2024 sebanyak 106 orang. SDN 23 Koto Tuo terdiri dari 7 orang tenaga
pengajar, 3 orang guru mata pelajaran, 1 orang tata usaha, 1 orang penjaga
ruangan majelis guru, 1 ruang mushola, 1 ruang UKS dan 1 kantin. Didalam
ruang kelas SDN 23 Koto Tuo tidak terdapat poster mengenai kesehatan
umum dan tidak terdapat poster mengenai kesehatan gigi. Disetiap ruang kelas
SDN 23 koto Tuo disediakan tong sampah namun tidak ada pembeda dalam
pembagian sampah organik dan non orgnanik. Didepan ruang kelas SDN 23
Koto Tuo juga disediakan wastafel untuk mencuci tangan.SDN 23 Koto Tuo
berwuduk dan mencuci tangan. SDN 23 Koto Tuo terdapat 1 ruangan UKS
yang di dalamnya ada beberapa poster tentang kesehatan gigi. SDN 23 Koto
Tuo memiliki Mushollah dan terdapat 1 kantin. Kantin di SDN 23 Koto Tuo
memiliki infocus yang berfungsi dengan baik, yang biasanya digunkaan untuk
kegiatan-kegiatan disekolahnya.
Tarab 1 dengan program imunisasi untuk siswa/i dari kelas 1 sampai kelas 6,
pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut, gizi, dan pelatihan guru.. Program
seminggu, dimana pembelajaran dilakukan mulai dari jam 7.15 pagi hingga
11.00 untuk kelas 1 dan 2, jam 7.15 pagi sampai jam 12.00 siang untuk kelas
3,4,5 dan 6.
B. Data Murid
a. Data Subyektif
Tabel 1.2
Data Subjektif (Pengetahuan) Pada 12 Orang Murid kelas III SDN 23 Koto Tuo
b. Data Obyektif
Tabel 1.3
Hasil Pemeriksaan Data Objektif Pada 22 Orang Murid Kelas IV SDN 03
Pasie Laweh
c. Identifkasi Masalah
1. Rata-rata DMF-T dari 12 murid adalah 0,5
2. Rata-rata def-t dari 12 murid adalah 1,25
3. Rata-rata OHI-S dari 12 murid adalah 1,41
C. PenentuanTujuan
a. Tujuan Umum:
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut kelas III SDN 23 Koto Tuo
yang optimal.
b. Tujuan Khusus:
gigi
Tuo tentang waktu dan teknik menyikat gigi yang baik dan benar.
D. Penentuan Sasaran
Sasaran pada kegiatan ini adalah Murid kelas III SDN 23 Koto Tuo Jorong
Pematang tinggi Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah
E. Penentuan Pesan
OHIS. Kelas III SDN 23 Koto Tuo dapat memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya dengan cara menyikat gigi dua kali sehari yaitu pada waktu pagi
setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur dengan teknik yang tepat,
Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kelas III SDN 23
F. Penentuan Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah, ceramah, Tanya jawab
dan demonstrasi.
G. Penentuan Media
1. Evaluasi Proses
2. Evaluasi Hasil
LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN INDIVIDU
Nama : Fachrurrozan
Nim : 215110455
Pencabutan
Selasa 20 Feb
3 11.00 angel gigi Poli Gigi
2024
decidui
LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang
disekitarnya pada kelas III SDN 23 Koto Tuo, rasa sakit pada gigi dan mulut
akan muncul apabila kesehatan gigi dan mulut tidak dirawat, gangguan yang bisa
muncul seperti gangguan pengunyahan dan kesehatan tubuh lainnya.
B. Saran
Promosi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut yang telah dilakukan pada
tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Sebaiknya pihak
pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit lebih rutin lagi
mulut.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN