Anda di halaman 1dari 52

PERHITUNGAN MINYAK

Disusun oleh:
Capt.R.I.Triyanto. M.Mar.
Hanya untuk bahan pengajaran.

1
Tip - Perhitungan minyak.
Disusun oleh : Capt.R.I.Triyanto.
 Tip ini adalah diperuntukkan bagi mereka yang
akan bekerja diatas kapal tanker, yang
berhubungan dengan muatan minyak, termasuk
juga bagi mereka yang ada hubungannya
dengan muatan minyak diatas tanker, seperti
loading master, surveyor dll. Tapi juga bisa
merupakan pengetahuan tambahan bagi lain
yang memerlukannya.

2
Tinjauan umum.
Measrurements Units. ( khusus yang lazim dipakai dalam mengukur
minyak.)
 Demensi : panjang;lebar;dalam; draft; ukuran metric dan feet.

 Volume units: Gallons ( Imperial or US ); Kiloliters; US Barrels. Cubic


Metre; Cubic Feet. Interrelasinya pada Table.1.

 Weight units. kita mengenals Kilograms; Metric Tonnes; Long Tons;


Short tons; Pounds. Interrelasinya pada Table.1.

 Temperature units. kita pakai C dan F. Interrelasinya pada Table 2.

 Pressure: kg/cm2 atau psi.

3
Perhitungan minyak secara umum /
internasional
 Ukuran volume : Barrel dan juga Kiloliter.
- Barrel adalah merupakan ukuran volume ,dimana yang dipakai
secara umum adalah US Barrel yang sama dengan 158.984 liters
atau sama dengan 42 US Gallons.
 Ukuran berat :Biasa dipakai adalam Metric Tones ( tonnes ) yang
sama dengan 1000 Kgs dan Long Ton yang sama dengan 1.01605
Metric Tones.
 Secara tabel bisa diberikan sebagai berikut :
- 1 US barrel = 158.984 Liters = 42 US Gallons.
- 1 Long Ton = 1.01605 Metric Tones.
 Sedang ukuran LPG biasanya dinyatakan dengan ukuran berat
(( biasanya metric tons , baik in vacum ataupun in air ( yang akan
diterangkan lebih lanjut ) ,tergantung pada kontrak penjualannya
,dan kebiasaan negara yang bersangkutan.))

4
Ukuran berat dan Volume pada berbagai
Volume:
 Ukuran berat:
 Sama pada sembarang temperatur ,
 Contoh :
Bila kita mempunyai I kg air pada temperaur 25
C ,maka bila temperatur berubah ,misalnya
menjadi 35 C ,maka beratnya akan tetap.
( tidak diperhitungkan penguapannya.) Demikian
juga bila temperatur turun menjadi 15C ,
beratnya juga akan tetap. Ini berlaku untuk
semua benda ,baik padat ,cair maupun gas
,termasuk minyak.
5
 Ukuran volume.
 Berbeda pada temperatur yang berbeda.
 Bila kita mempunyai 1 Liter air pada temperatur 25 C , maka apabila
temperatur berubah ,misalnya naik menjadi 35 C, maka volumenya akan
bertambah ,demikian juga apabila temperaturnya berkurang , maka
volumenya akan juga berkurang.Ini juga berlaku pada semua benda ,bail
padat, gas maupun cair,termasuk minyak.
 Untuk keperluan itu , agar volume minyak dalam barrels tidak berubah ubah
diperlukan suatu standard temperatur yang disepakati secara internasional ,
yaitu 60  F untuk satuan barrels , ataupun 15 C untuk satuan liters.
 Mengenai standard yand dipakai apakah KL / 15C ataupun Barrels / 60 F
adalah tergantung dari kesepakatan / kontrak dalam jual beli / kontrak
perdaganagannya ,juga negara yang memberlakukannya . Untuk crude ,
standard yang dipakai sampai kini adalah 60 F ( Barrel )
 Jadi jika saat kita memuat suatu jenis minyak pada suatu temperatur
tertentu, maka jumlah muatan itu akan kita konversikan kepada temperatur
baik 15 C untuk KL ataupun 60 F untuk barrels atau istilahnya adalah
direduksi.
 Bagaimana cara mereduksinya ?

6
Teori pemuaian.
 Setiap benda baik padat,gas dan cair apabila berubah temperatur
akan berubah pula volumenya. Seberapa banjyak berubahnya ?
tentunya setiap benada akan berbeda dalam hal perubahannya. Ini
tergantung kepada koifisien muai dari benda tersebut. Makin besar
koifisien muainya ,makin besar pula perubahannya. Demikian juga
pada minyak .
 Minyak yang satunya akan berbeda pula dengan minyak yang lain.
Secara kasar boleh dikatakan bahwa koifisiem muai minyak sangat
tergantung kepada berat jenis minyak itu sendiri.
 Didalam perhitungan minyak akan kita kenal SG ( specific garivity ),
density dan , API.

7
Specific gravity , Density dan ,
API.
Pengertian:
 Specific gravity ( sg ) 60/60 F : yang dimaksud dan dipakai dalam table ( yang akan
diterangkan selanjutnya ) adalah perbandingan berat minyak tersebut pada
temperatur 60F dengan berat air dengan volume yang sama pada temperatur 60F.
Yang dimaksud berat keduanya adalah berat yang sudah mendapat pengaruh
tekanan udara sebesar berat udara yangdipindahkan ( weight in air ) . Itulah
sebabnya simbul yang dipakai adalah : 60/60 F ,maksudnya adalah perbandingan
minyak dan air pada temperatur 60  F

 Density/15*C : Yang dimaksud dan dipakai dalam table ,adalah berat masa dari
minyak tersebut per unit volume pada temperatur 15C yang didasarkan pada Kg/
liter. Berat masa adalah berat tanpa pengaruh tekanan udara ( in vacum )

 .API Gravity : API gravity didapat dari formula sebagai berikut :

API Gravity = 141.5 . – 131.5


Sp gr 60/60F

8
Kenapa ada perbedaan antara
Specific gravity dan density ?
 Ini tidak lain karena setiap benda yang ada di lingkungan
udara ,mendapat tekanan sebesar berat dari udara yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
 Seperti juga hukum Archimedes ,bahwa setiap benda
yang berada dalam air akan mendapat tekanan keatas
besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh
benda tersebut. Misalkan ada sebuah benda berat
diudara = 5 kg , dan volumenya = 1 dm3 ,maka bila
benda tersebut didalam air beratnya akan berkurang 1
kg jadi tinggal 4 kg. Berat tersebut bisa kita nyatakan
berat diair = Weight in water.

9
Weight in air , Weight in Vacum.
 Weight in air .
Bila benda tersebut tidak berada diair, tapi diudara, maka akan
mendapat tekanan dari udara sebesar berat udara yang
dipindahkan. Berat benda sesudah dikoreksi oleh tekanan udara
tersebut kita nyatakan sebagai berat diudara (Weight in air )
 Weight in Vacum :
Bila benda tersebut berada dalam keadaan sekeliling hampa udara
( vacum ) tentunya berat tersebut akan jadi bertambuah ,karena
tidak mendapat tekanan udara senilai berat udara yang tadinya
dipindahkan. Maka berat tersebut kita sebut berat pada hampa
udara = Weight in Vacum.
 Jadi jelas korelasinya adalah sbb :
 Specific gravity 60/60F :kerelasinya adalah weight in air.
 Density : :korelasinya adalah weight in vacum.
 API gravity :Korelasinya adalah weight in air.

10
PETROLEUM MEASUREMENT TABLE :
( ATAU SERING DISEBUT TABLE ASTM )
 Berbagai konversi tentang SG , API, Density , Volume
reduction dan lain lain untuk perhitungan minyak ada
terdapat dalam suatu tabel yang disebut : PETROLEUM
MEASUREMENT TABLES.
 Dibuat besama oleh :
 American Society for Testing and Materials ( ASTM ) ;
 American Petroleum Institute ( API ) dan The Institute of
Petroleum.
 Sehingga sering kita sebut tabel ASTM .
 Kita mengenal beberapa edisi table ini yaitu : Metric
Edition, American Edition & British Edition. Dan Medtric
Edition.

11
Tabel tabel yang penting sering digunakan pada
perhitungan minyak :
“American Edition, unit volume US Barrels 60F
dengan entry API Gravity 60 F
 Table 1. Interrelation of Units of Meassurement.
 Table 2. Temperature Conversions.
 Table 3. API Gravity at 60F to Specisfic Grafitu
60/60F and to Density at 15C
 Table 5. API gravity reduction to 60 F.
 Table. 6. Volume reduction to 60  F.
 Table 11. Long Tons per 1000 US Gallons and per
Barrels.
 Table 13. Metric Tons per 1000 US Gallons and per
Barrels.

12
13
Metric Edition unit volume Kilo Litres 15 F dengan entry Density
15C atau Specific Gravity 60/60 unit volume US Barrels 60F
dengan entry API Gravity 60 F;
 Table21. Specific Gravity 60/60F to Density at 15C and to API
Gravity at 60F
 Table 51.Density at 15C to Specific Gravity 60/60F and to API
Gravity at 60F
 Table 52. US Gallons at 60F, and Imperial Gasllons at 60F per
liter at 15C ; Barrels at 60F per 1000 Liters at 15C against
Density at15 C
 Tabl3 53. Density Reduction to 15 C.
 Table 54 .Volume correction to 15  C.
 Table 56. Kilograms per litre at 15C and litres at 15C per Metric
Tons against Density at 15C.
 Table 58. US Gallons 60*F, Barrels 60*F, and imperials Gallons at
60 *F per metric tons, against Density at 15*F
 Disamping itu kita juga mengenal table A & B ,dimana dalam
table ini dipisahkan untuk perhitungan Crude & Product

14
Dasar perhitungan Table 2.

15
16
Contoh penggunaan table 6.( Tabel terlampir )
Misalnya suatu jenis minyak ( misalkan Attaka ) mempunyai API 60 F =
43.3 dan BS&W dinyatakan = 0.05% .( Lihat keterangan pada C4.)
 Sesuai tank table , perhitungan terakhir dari seluruh muatan dihitung
( dengan menggunakan table tangki ) = 245000 barrels , pada temperatur
85  F.
 Berapa jumlah muatan dinyatakan pada temperatur 60  F ?
Jawab :
-Total BS&W dalam barrels = 0.05% x 245,000 barrels = 122.5 Bbls
-Net barrels at observed temperature = 245,000 bbls – 122.5 bbls =
244,877.5 bbls.
-Lihat table 6.
-Untuk temperatur 85  F dan API 43 factor reduksinya = 0.9877.
-Untuk temperatur 85  F dan API 44 factor reduksinya = 0.9876.
-Untuk temperatur 85  F dan API 43.3 factor reduksinya = 0.98767.
( interpolasi.)
-Jadi barrels pada temperatur 60  F = 0.98767 x 244,877.5 barrels =
241,858 Bbls..
-Jadi Net Barrels at 60  F adalah = 241,858 bbls.

17
18
Contoh penggunaan table 11. .( Tabel
terlampir )
 Berapa jumlah muatan bila dinyatakan
dalam Long Ton ?
 Lihat table 11.
 Pada API 43.3 didapat Longton per barrels
at 60  F = 0.12637.
 Jadi jumlah dalam longton = 241,858 x
0.12637 Long Tons = 30,563.60 Long
Tons.

19
20
Contoh penggunaan table 13. .( Tabel
terlampir )
 Berapa jumlah muatan bila dinyatakan
dalam Metric Ton ?
 Lihat table 13.
 Pada API 43.3 didapat Metric Tons per
barrels at 60  F = 0.12840.
 Jadi jumlah dalam longton = 241,858 x
0.12840 Metric Tons = 31,054.57 Metric
Tons.
21
22
 Factor BS& W ( Basic Sediment & Water )
 Adalah merupakan prosentasi zat zat
ikutan yang bukan minyak ,dinyatakan
dalam %
 Bila dinyatakan bahwa BS&W = 0.05 % ,
berarti semua hasil yang didapat harus
dikurangi dengan jumlah BS& W . Atau
procentase minyak yang ada adalah 0.95
%.

23
Contoh penggunaan tabel 5. ( contoh tabel terlampir)
 Pengukuran API dari minyak dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut : Hydrometer.
Hydrometer ada yang dipakai untuk mengukur SG ataupun API.
 Hasil yang didapat dari Hydrometer tersebut adalah API / SG untuk temperatur saat itu /
pengukuran ( Observed temperatur. ) Untuk keperluan standard , API / SG harus kita reduksi
pada temperatur 60 F.
Contoh dibawah adalah cara mereduksi API observed ke 60 F.
 Pada saat dilakukan pengukuran API dengan menggunakan Hydrometer didapat Observed API =
35.6 pada observed temp 102 F. Berapa API standardnya ? ( 60 F.)
Tabel 5:
Obs. Temp. Obsv API Gravity. 60 F.API gravity.
102 F 35 32.1
102 F. 36 33.0.
Dengan sistem interpolasi kita akan mendapatkan :
102 F 35.6 32.64
Jadi standard API ( 60 F ) adalah 32.64.
 API 60 F inilah yang kita pergunakan untuk perhitungan perhitungan selanjutnya.
CATATAN : Biasanya sering juga API yang digunakan untuk perhitungan adalah API yang diukur
didarat ( oleh terminal ,karena lebih akurat )
 Apabila kita ingin mendapatkan SG 60 F. ,kita bisa menggunakan tabel 3.
 Pada tabel 3 bisa dilihat pada API 32.6 akan mendapatkan SG 60/60 F = 0.8623 , dan density
( 15  C ) = 0.8618.
 Coba cari utk API 32.7 kemudian interpolasi untuk mendapatkan nilai SG60/60 dan Density 15*
dari API 32.67
.

24
25
26
Metric Units.
 Table 51.
 Pada Density 15C ; 0.820. Berapakah Specific Gravity 60/60F ?
Dan berapakah API density 60F ?
 Table 53.
 Pada pengukuran temp 30C didapati densitynya 0.870. berapakah
density pada 15C
 Table 54.
 Tangki 2 C setelah dihitung menggunakan table tangki adalah
5600KL dengan observe temp 29.5C dan Density 15C .adalah
0.848.
 Berapakah Volume tangki tersebut pada 15C ?
 Table 56. Pada contoh diatas. Berapakah Metric tons?
 Table 57. Berapa Long tons ?

27
28
29
30
31
32
Pengukuran volume minyak ditangki dan
koreksi koreksinya.
 Volume minyak yang berada ditangki kapal didapat dengan pengukuran ullage ,
temperatur ,dan tabel tangki ( Tank table ) ,beserta koreksi koreksinya,API ,baik
didapat dari laboratorium didarat maupun hasil pengukuran dikapal.
 Ullage : Yang dimaksud dengan ullage adalah jarak pengukuran yang didapat dari
permukaan minyak sampai pada bibir tangki yang diukur ( bibir pengukuran ) . Ini
dilakukan karena jarak permukaan minyak ke bibir jauh lebih kecil dari pada ke dasar
tangki ( Sounding )
 Sounding : Sounding adalah jarak permukaan minyak samapai ke dasar tangki . Ini
dilakukan bila permukaan minyak / cairan sangat kecil. (misalnya kapal kosong untuk
menghitung ROB/ remaining on board atau OBQ / on board quantity.)
 Tank Table. Atau tabel tangki. adalah merupakan suatu tabel ,dimana kita bisa
mendapatkan volume minyak pada suatu tangki dan pada ullage tertentu. Tank tabel
ini dihitung berdasarkan kondisi kapal pada saat trim 0 ( even keel ) dan heel juga 0 ,
(kapal tegak ,tidak ada kemiringan.) Sehingga pada suatu kondisi , ullage harus
diadakan koreksi.
 Koreksi trim.( Trim correction ) Koreksi yang disebabkan kapal tidak pada keadaan
even keel. Ada dua macam koreksi ,yaitu untuk trim by stern dan trim by head.
 Koreksi heel. ( Heel correction ) Koreksi ini disebabkan oleh kapal tidak dalam
keadaan tegak. ( jadi kapal miring )

33
Vocabulary on board the Tanker relates to cargo
measurement.
 On Board Quantity. ( OBQ)
This refers to all materials measured or estimated remaining in the ship’s
cargo tanks and pipe-lines prior to loading . This includes water, oil, slops,
oily residues oil/ water emission, sludge and sediment. The slop may be
included if it should be a part of the cargo.
 Liquid and Solid Remaining on Board ( ROB)
This refers the measurable material remaining on board a vessel after
discharge. This includes measurable sludge, sediment, oil, water or oily
residues lying on the bottom of the cargo tanks, pipelines and pumps.
 Estimated R.O.B.
This refers to the estimated materials remaining on board a vessel after
discharge. This includes, sediment, or sediment clingage on interior surface
of the cargo tanks.
To be Continued.

34
Vocabulary on board the Tanker relates to cargo measurement.( Cont’d)

 Sediment and water ( S&W)


This refers to the material coexisting with, but foreign to the petroleum liquid. It is measured for
commercial reasons.
S&W is found by testing the oil in a laboratory using different methods. S&W is expressed in
percent to the volume loaded.
 Free Water ( F W ).
This is the total observed volume of water in the tanks. The water is not suspended in the liquid at
observed temperature ( see sediment and water ; S&W)
Water found in the bottom of slop tanks may be included if the slop tanks are not segregated
from the rest of the tanks.
 Total Observed Volume. ( TOV)
This is the total observed volume of liquid in the cargo tanks at observed temperature and
pressure including F&W sediments OBQ etc. the slop will be included if not segregated from the
rest of the tanks.
 Gross Observed Volume.(GOV)
This is the total observed volume of all petroleum liquid in the cargo tanks at observed
temperature and pressure, including S&W . Free Water and OBQ are deducted. Also slop tanks
are deducted if not segregated.
GOV = TOV – FW- OBQ- Slop ( if not segregated )
 Net Observed Volume.(NOV)
This is the total volume of all petroleum liquid in the cargo tanks at observed temperature and
pressure . S&W is deducted as well as Free Water ; OBQ and slop if the slop tanks are not
segregated are deducted from the volume. NOV = GOV – SW this is the loaded volume of oil.

35
Vocabulary on board the Tanker relates to cargo measurement. (
Cont’d)
 Total Calculated Volume. (TCV)
This is the total volume of all petroleum liquids and SW and FW and OBQ
and slop if not segregated. This volume is corrected by using the
temperature factor for API Gravity or Density etc to the standard
temperature of 600 F or 150C .
TSV = TOV corrected to the standard temperature.
 Gross Standard Volume. (GSV)
This is the total volume of all petroleum liquids and SW minus FW and
OBQ and slop if not segregated. This volume is corrected by using the
temperature factor for API Gravity or Density etc to the standard
temperature of 600 F or 150C .
GSV = GOV corrected to the standard temperature.
 Net Standard Volume. (NSV)
This is the total volume of all petroleum liquids minus SW, FW and OBQ
and slop if not segregated. This volume is corrected by using the
temperature factor for API Gravity or Density etc to the standard
temperature of 600 F or 150C .
NSV = NOV corrected to the standard temperature.

36
Ichtisar perhitungan minyak.
 Sesudah tanker dinyatakan selesai muat.
 Lakukan pengukuran ullage , pada semua tangki yang
mau dihitung.
 Lakukan pengukuran temperatur , pada saat yang sama
dengan no.1.
 Lakukan pengukuran API / SG dengan menggunakan
Hydrometer ,bila kita akan menggunakan API dikapal
,tapi bila menggunakan API / SG dari darat , no.3 tidak
diperlukan.
 Catat draft muka belakang , hitung trim.
 Catat kemiringan kapal ( heel.)
 Correction ullage :Hitung correction ullage dengan
menggunakan Ships Tank Table untuk mendapatkan
koreksi ullage baik trim maupun heel correction.

37
Ichtisar perhitungan minyak. (Lanjutan)
 TOV / Total Observed Volume at observed temperature .Hitung volume minyak dengan menggunakan ships tank
table pada masing masing tangki yang dihitung ,berdasarkan argumen correction ullage. Hasil yang didapat ini
kita nyatakan sebagai TOV pada observed temperatur. ( Baik barrels maupun KL)
 GOV / Gross Observed Volume = TOV – FW – OBQ – Slop . Hitung Free water, OBQ dan Slop ( bila masuk
dalam hitungan).
 NOV /Net Volume at Observed temperature = GOV-BS&W Koreksi gross volume at observed temperature
dengan menggunakan BS&W factor correction untuk mendapatkan NOV.
 API 60 F / Density 15C. Bila kita akan menggunakan API dari kapal , maka gunakan tabel 5/ table 53 untuk
mendapatkan API 60 F / Density 15*C bila kita akan menggunakan API dari darat ,kita akan langsung
mendapatkannya dari darat.( biasanya API dari darat yang dipakai ,karena ada didalam certificate of quality.).
 NSV Net barrels at 60 F / KL at 15C Gunakan tabel 6 untuk hitungan barrels /API atau gunakan table 54 bila
menggunakan density untuk KL untuk mendapatkan reduction fator .
Factor ini bila dikalikan dengan NOV , akan mendapatkan Net Volume at 60 F ( Utk Bbls ) atau 15C ( utk KL )
 Long Tons. Untuk hitungan barrels , gunakan tabel 11 untuk mendapatkan nilai long tons Sedangkan untuk
hitungan KL gunakan table 57 untuk mendapatkan LTT.
 Metric Tons . Untuk hitungan barrels gunakan tabel 13 untuk mendapatkan nilai metric tons. Sedangkan untu KL
gunakan table 56.
 Perhitungan akhir : Jumlahkan hasil dari tiap tiap tangki dari baik barrels ,long tons maupun metric tons untuk
mendapatkan nilai keseluruhan muatan.
 PENGGUNAAN AVERGE TEMPERATURE/ API : ( Contoh dalam hitungan barrels. Untuk hitungan KL gunakan
table 54 dsb.) Cara ini lebih sering digunakan ,karena lebih sederhana dalam pelaksanaannya .Kita tidak perlu
menhitung Net barrels 60 F , Long tonnes maupun Metric Tones pada tiap tiap tangki , tapi cukup menghitung
gross barrels at observed temperature semua tangki yang dihitung , baru dijumlahkan untuk mendapatan total
gross barrels at observed temperature. Baru dari sini kita hitung Net barrels 60F , Long tons , Metric tons . Tapi
ingat sistem ini hanya digunakan pada cargo dengan grade yang sama . Kalau grade nya berlainan ,harus
dihitung dengan masing masing grade. Contoh ,pada suatu pelabuhan tanker memuat Attaka Crude dan Badak
Crude. Maka perhitungan harus dilakukan sendiri sendiri ,untuk Attaka maupun Badak Crude.

38
Ullage tape.

39
Mechanically operated float gauge

40
Beberapa tabel yang sering digunakan :
 Table 1 Interrelation of Units of Measurement :
Berisi beberapa konversi ukuran panjang , volume ,dan berat ,misalnya dari
cm ke inch , dari barrels ke liter ,gallon , dari kg ke pounds dll.
 Table 2 Temperature conversions :
Merupakan konversi dari temperatur C dan F atau sebaliknya.
 Table 3 API Gravity to Specific Gravity and to Density.
 Table 4. US Gallons and Barrels to Liters.
 Table 5 API Gravity Reduction to 60  F.
 Table 6. Volume reduction to 60  F.
 Table 11. Long Tons per 1000 US Gallons and per Barrels.
 Table 12. US Gallons and Barrels per Long Ton.
 Table 13 Metric Tons per US. Gallons and per Barrels.
 Table 14 Liters at 15 C per Short Ton and per Long Ton against API
Gravity at 60  F
 Table 23 Reduction of Observed Specific Gravity to Specific Gravity 60/60F.
 Table 34 Volume Reduction to 60  F for LPG.
 Table 52 Us Gallon, Barrels and imperial Galon to litters. Agint density 15*c
 Table 53 Density Reduction to 15*C.
 Table 54 Volume correction to 15 C ( untuk perhitungan dalam KL )
 Table 56 Kilograms per Litre and Litres per Metric Ton.
 Table 57 Short Tons and Long Tons per 1000 Litres.

41
TABLE A & B
 Sebagian negara ,ada yang menggunakan tabel
A & B untuk perhitungan minyak. Tabel ini
dibedakan untuk Crude( minyak mentah ) yang
menggunakan table A , dan untuk product
( minyak refined )dengan menggunakan tabel B.
 Tapi sampai sekarang Indonesia ( Pertamina )
dan sebagian besar negara lain menggunakan
tabel yang biasa , bukan tabel A & B ini.

42
Perhitungan minyak diterminal.

Perhitungan jumlah minyak di terminal ( Shore figure) yang biasanya dipakai untuk jumlah yang
tertera dalam B/L adalah didasarkan dua dasar, yaitu meter figure dan tank fugure.
 A. Meter figure.
o Figure ini biasanya yag dipakai sebagai figure B/L. Kecuali suatu hal, misalnya meter rusak,
proving gagal dlsb, baru digunakan tank figure.
o Ada 2 macam meter, yaitu dilengkapi dengan ATG compensator dan meter yang tanpa dilengkapi
ATG compensator.
o Koreksi2 dari meter adalah:
 Meter factor, dimana factor ini didapat dengan cara proving, setiap kali loading. Meter Factor
adalah dengan membandingkan volume prover loop dengan penunjukan meter.
 Koreksi suhu atau volume reduction dengan memnggunakan table 6 untuk SG60/60*F ataupun
table 54 bila digunakan density 15*C. Koreksi suhu digunakan apabila meter tidak dilengkapi
ATG compenator. Bagi meter yang dilengkapi ATG compensator maka koreksi ini tidak
diperlukan.
 Koreksi BS&W.
 Dengan menghitung opening ( sebelum loading ) dan closing (sesudah loading) maka akan
didapatkan figure yang termuat dikapal.
 Keterangan : Volume proverloop terdapat pada sertifikat kalibrsai, yang diadakan pada jangka
waktu2 tertentu, baik dalam 15*C ataupun 60*F. Pada waktu kalibrasi, volume tersebut diukur
dengan menggunakan penampung ukuran yang disebut Sherapine Can. Sherapine cans sendiri
juga perlu dikalibrasi tidak dilengkapi pada jangka waktu2 tertentu. Termasuk juga ATG harus
juga dikalibrasi dalam jangka waktu2 tertentu.

43
Perhitungan minyak diterminal.( Lanjutan)

 B. Tank gauging figure.


o Figure ini biasanya digunakan sebagai back up, dan dimana meter dinyatakan fail,
maka figure B/L akan menggunakan figure ini. ( Biasanya). Dan bila ternyata figure
tank gauging juga dinyatakan fail, baru figure yang dipakai adalah Ship figure.
Bagaimanapun aturan2 ini mungkin akan berbeda satu dengan lainnya.
o Koreksi2 terhadap tank gauging adalah:
 Koreksi suhu atau volume reduction dengan memnggunakan table 6 untuk
SG60/60*F ataupun table 54 bila digunakan density 15*C.
 Koreksi muai tangki, didasarkan pada koefician muai logam yang digunakan.
 Koreksi berat atap, bagi tangki yang menggunakan atap floating roof, sedang bagi
tangki yang menggunakan fixed roof, koreksi ini tidak diprlukan.
 Koreksi BS& W.
 Dengan memperhitungkan gauging opening dan gauging closing, maka didapat
figure opening & closing, dan sesudah diperhtitungkan koreksi yang ada, akan
didapatkan figure yang termuat.

44
 Beberapa kenyataan dan kendala didalam praktek.
 Pada saat pengukuran ullage,kita tidak bisa mengharapkan cuaca yang selamanya tenang
,terutama pada kapal kapal yang fasilitas muatnya ada ditempat terbuka misalnya di SBM ,
dolphin platform dll. Pada cuaca berombak yang mengakibatkan kapal rolling,pengambilan ullage
menjadi tidak accurate. Tidak seperti didarat ,dimana permukaan cairan pada suatu tempat akan
selalu diam ,tapi pada kapal yang rolling ,permukaannya akan bergerak terus.Kendala ini diterapi
dengan cara mengadakan pengukuran berkali kali ,( biasanya 3 kali ) kemudian diambil rata
ratnya. Bila hal ini terjadi ,jangan lupa memberikan catatan pada ullage report :”Ship rolling
during ullage was taken “
 Pengambilan temperatur yang kurang accurate. Perbedaan suhu beberapa derajat saja bias
mengakibatkan perbedaan perhitungan yang cukup besar.Seperti kita ketahui ,temperatur minyak
bebeda dengan temperatur udara diluar Bila termometer diangkat dari dalam cairan minyak
,pembacaan harus secepatnya dilakukan ,karena temperatur akan segera berubah mengikuti
temperatur udara diluar. Kemudian kesalahan dalam membaca temperatur. Bila ada beberapa
orang mebaca ,kenyataannya mereka seringkali berbeda dalam mebaca temperatur..Untuk itu
terapinya adalah dengan membaca secara cepat dan seksama
 Pemakaian nilai temperatur secara average, dimana pemuatanminyak dilakukan pada jumlah
tangki yang banyak, pengambilan temperatur tidak pada semua tangki ,tapi beberapa tangki
kemudian diambil averagenya. Tentu saja hal ini tidak lah benar benar accurate,tetapi untuk
mengambil seua temperatur ditangki ,kemudian memperhitungnya dalam setiap perhitungan
akan menjadi terlalu panjang rangkaiannya.
 Pengambilan API. Seperti juga pada temperatur ,kesalahan API bias mengakibatkan perbedaan
perhitungan yang besar,Pengambilan API harus disertai dengan pengambilan temperatur pada
saat yang tepat sama ,karena Observed API pada observed temperature harus direduksi menjadi
API 60 F. Penyebab kesalahan menjadi lebih komplek. Untuk itu biasanya angka perhitungan
API biasanya mengambil API dari laboratorium didarat ,yang sudah secara official ( tertera
didalamcertificate of Quality ) diakui.Tetapi pada pemuatan secara commingle, pengambilan API
dikapal adalah mutlak diperlukan.

45
Beberapa kenyataan dan kendala didalam praktek.(Lanjutan)
 Perhitungan commingle. Commingle adalah cara pemuatan dengan
mencampur muatan yang satu dengan lainnya. Untuk itu perhitungan
jumlah muatan dilakukan dengan mengurangi seluruh muatan pada
tangki yang dimuati secara commingle setelah pemuatan dikurangi
dengan jumlah muatan sebelumnya.Pada perhitungan ini ,
pengambilan API dikapal adalah mutlak diperlukan. Kesalahan
kesalahan yang terjadi bias menjadi lebih komplek.
 Nilai .BS &W yang dipakai adalah merupakan hasil analisa dari
laboratorium didarat Dikapal apabila terjadi pengendapan ,maka
jumlah air yang ada bias dideteksi dengan water finder. Masalahnya
adalah kadang waktunya belum cukup untuk membuat terjadinya
pengendapan.Pengendapan baru terjadi setelah beberapa hari
diperjalanan atau setelah sampai pelabuhan tujuan.
 Perbedaan jumlah muatan yang ada dikapal dengan jumlah
perhitungan dari darat. Hal ini selalu terjadi karena :
1.Alat yang dipakai pengukuran berbeda
2.Cara perhitungan yang berbeda.
3. Orang yang menghitung juga berbeda.

46
Beberapa kenyataan dan kendala didalam praktek.(Lanjutan)
 Perhitungan didarat bisa dilakukan dengan berbagai cara , yaitu :
- 1.Perhitungan secara tangki ,dan perhitungan secara meter. Perhitungan secara
tangki adalah denagan mengitung jumlah minyak sebelum dimuat ( opening stock)
dikurangi jumlah sesudah adanya pemuatan ( closing stock).Pada prinsipnya
perhitungan tangki didarat adalah sama dengan dikapal. Hanya didarat tidak
diperlukan koreksi trim dan heel ,jugatidak pernah terjadi rolling. Tetapi pada tangki
didarat yang menggunakan system floating roof , maka ada koreksi yang disebut
koreksi berat atap. Tangki didarat ini dikalibrasi setiap 5 tahun sekali oeh Direktorate
Metrologie.Juga Koreksi Muai Tangki dikapal tidak ada.
- 2.Perhitungan secara meter. Ini adalah perhitungan dengan menggunakan system
meter,salah satunya adalah system Displacement Meter. Aliran minyak dilewatkan
memalui meter , kemudian perhitungan dilakukan dengan perbedaan pembacaan
closing dengan opening ,dengan memperhitungkan beberapa koreki. Salah satunya
adalah kesalahan meter itu sendiri yang disebut meter factor. Meter factor ini dihitung
setiap pemakaian meter ,dengan memakai alat yang disebut “Meter Prover “.
Prinsipnya adalah , meter prover mempunyai volume tertentu ,yang dikalibrasi setiap
2 tahun sekali oleh Dierktorat Metrologie ,dan perbandingan antara penunjukan meter
dengan volume Meter Prover disebut Meter Factor. Proses pengambilan meter factor
disebut “Meter Proving “ yang dilakukan beberapa kali ( runs ) kemudian diambil
averagenya. Kadangkala meter yang dipakai dilengkapi dengan alat yang disebut
ATG ( Automatic Temperatur Gravity ) sehingga angka penunjukan setelah dikoreksi
dengan meter factor sudah menunjukkan volume pada temeratur tertento.(60F atau
15 C )
 Dengan adanya perbedaan angka didarat dan dikapal , maka pada angka yang
tertera di BL adalah menggunakan angka yang didarat.. Perbedaan ini kadangkala
cukup besar , untuk itu biasanya kapal membuatkan “Letter of Protest”( max 0.5%)
47
Vessels experience factor - VEF

 Most of the time, VEF is used in loading ports. The factor is used
when you and the personnel from the installation are comparing
your figures to decide if cargo differences are reasonable. If they
are, the ship is released; if they are not, there is a time-consuming
job to check the meas- urements and your calculations one more
time.
 Today nearly all charterers demand that VEF should be used. They
also state exactly how this ratio should be computed.
 There are a varieity of ways to calculate VEF. One should compare
the results of loadings done under the same, or nearly the same,
conditions.
 VEF can be derived from a minimum of three (3) loading
operations. The accuracy will, of course, be better if you use more
operations.

48
Vessels experience factor – VEF(Cont,d)
 A proposed algorithm runs as follows:
1. Prepare a list of suitable loading operations. Find the ratio between ship's and
shore figures: Example: Shore figures = 2 345m3
Ship's figures = 2 348m3
Ratio = Shore figures = 2345 = 0 9987,
Ship' s figures 2348
2. Calculate the average between all used ratios.
3. Calculate 0.3% of the found average ratio (tolerance of error)
4. Go back to step 2 and cut out all ratios that differ more than the figure you got
under step 3.
5. Calculate a new average ratio from the figures left.
6. Finally, calculate how much 0.3% is of the average ratio.
7. a/ VEF is the figure calculated under 5.
b/ Consider the accuracy of your VEF to be plus/minus the figure you got
under 6.
 Checking the cargo documents you find the following ratio between ship's and shore
figures and based on this ratio you can calculate the VEF.

49
Vessels experience factor – VEF(Cont,d)
Note the following useable ratios:
 The experimental table of ratios is as follows (10 results):
1 0.9998 7 1.0008
2 1.0120 8 0.9990
3 1.0010 9 0.9975
4 1.0027 10 0.9985
5 1.0022
6 1.0054

 The average of these figures 1.0019.


 0.3% of 1.0019 = 0.003
 Cut out all ratios out of 1.0019 plus/minus 0.003, i. e. 0.9989 and 1.0049. The ratios
given from journey 2, 6, 9 and 10 will not be used.
 New average ratio = 1.0009.
 0.3% of 1.0009 = 0.003.
 Final results:
 VEF = 1.0009,
 Accuracy of VEF = 0. 003.

50
Mencari VEF dengan metode API.
Langkah I Langkah II
No. Voy Date TCV ( M3 ) VLRs Voy No. Voy Date TCV ( M3 ) VLRs /
Voy
Kapal Darat Kapal Darat
1 2 3 4 3/4
1 2 3 4 3/4
10 1 Aug 85.403 85.273 1.00152
10 1 Aug 85.403 85.273 1.00152
9 28 Jul 81.984 81.920 1.00078
9 28 Jul 81.984 81.920 1.00078
8 17 Jul 88.539 88.636 0.99891
8 17 Jul 88.539 88.636 0.99891
7 8 Jul 87.772 87.419 1.00404
7
6 26 Jun 84.617 84.582 1.00041
6 26 Jun 84.617 84.582 1.00041
5 19 Jun 80.623 80.877 0.99686
5
4 7 Jun 89.305 89.154 1.00169
4 7 Jun 89.305 89.154 1.00169
3 29 May 82.818 82.741 1.00093
3 29 May 82.818 82.741 1.00093
2 18 May 86.109 86.355 0.99715
2
1 6 May 83.162 83.048 1.00137
1 6 May 83.162 83.048 1.00137
Av TCV 85.033 85.001 1.00038
Tot TCV 595.828 595.354 1.00080

 +/- 0.0030 Tot LVRs / Voy


 = 1.00338 Batas terbesar VEF = 1.00080
 = 0.99738 Batas terkecil 51
Cargo measurements in practice
 The weight of the cargo is usually found by calculations based on loaded volume.
 The ship's calculations are the “ship's figures”. The calculations done by the terminal
are the
 “shore figures”. These two “figures” are always compared with each other so is the
“vessel’s experience factor” (VEF) defined.
 Using the VEF will give a fair idea if the difference is inside the allowed limits. If it is,
the ship is
 “released” and allowed to sail.
 Should there be too big a difference, the ship is not allowed to sail. Measurements
and calculations are done all over again.
 In case of a difference, it is most important that the captain notes protest to be
appended to the
 Bill of Lading.
 The master should be careful to follow the instructions, given to him by the company's
opera- tional department, concerning protests.
 Finding the volumes by taking ullages in the tanks during loading or discharge is also
neces- sary to give the officers information about draught, trim, bending moments and
shear forces on the hull.

52

Anda mungkin juga menyukai