Anda di halaman 1dari 24

BAB V

LIQUID CARGO DAN KAPAL TANKER

A. LIQUID CARGO
1. Ullage dan Innage
a. Ullage adalah jarak tegak dihitung dari permukaan cairan sampai ke
puncak tangki (tank top).
b. Innage adalah jarak tegak dihitung dari permukaan cairan sampai ke dasar
tangki (bottom tank)
c. Thievage adalah kadar air yang ada didalam liquid cargo.
Sebelum suatu tangki dimuati liquid cargo, dilakukan pemeriksaan(survey)
oleh Surveyor berupa Cleanliness test (test kebersihan), Tightness test (test
kekedapan) dan Heating Coil test (test pipa pemanas, jika diperlukan).
Dokumen/Sertifikat yang diperlukan adalah Dry certificate, Tightness
certificate, Notice of Readiness, Tanker Time Sheet dan lain-lain.

TANK TOP
ULLAGE
LIQUID SURFACE
INNAGE
LIQUID CARGO

BOTTOM

2. Penanganan muatan Palm Oil dan Latex


a. Minyak kelapa sawit ( Crude Palm Oil = CPO).
Memuat minyak kelapa sawit memerlukan pemanasan selama pelayaran,
dengan cara mengaliri heating coil dengan uap (steam), agar muatan tetap
dalam keadaan cair dimusim dingin. Pada pemuatan di Port Klang,

90 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
Belawan, Dumai suhu muat berkisar antara 35o C, sedangkan suhu
bongkar dimusim dingin pelabuhan USA dan Eropa berkisar 55 o C. Proses
pemanasan akan membuat Palm Oil memuai sehingga memerlukan
ruangan pemuaian yang disebut Ullage, pemanasan dilakukan sedikit demi
sedikit agar muatan tidak hangus, setibanya di pelabuhan bongkar tepat
pada suhu yang dikehendaki.
b. Latex (karet cair yang terdiri dari karet, amoniak dan air)
Muatan latex tidak memerlukan pemanasan, sehingga dalam tangki tidak
perlu dipasang Heating Coil dan Ullage sama dengan Nol. Di pipa udara
dipasang safety velve (katup pengaman) guna mengeluarkan gas dari
muatan yang bergerak-gerak karena ombak, katup ini bersifat Non return
valve, didalam tangki juga tidak boleh ada bahan kuningan yang dapat
larut dalam latex.

3. Tightness Test
Test kekedapan ini dilakukan oleh surveyor, ada 2 cara yang lajim digunakan
yaitu Hydro test dan Air test.
a. HYDRO TEST (test dengan air)

Tangki diisi air laut (lebih murah)


sampai penuh dan meluap di pipa
udara, jika tidak ada yang bocor air
dibuang kembali, untuk membuang
kembali air laut memerlukan waktu
yang lama, termasuk harus
AIR LAUT
dibersihkan lagi.

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 91
b. AIR TEST (test dengan udara bertekanan).

MANOMETER Udara bertekanan dimasukkan


kedalam tangki,hingga tekanan udara
pada Manometer menunjuk angka 4
PSI (pound per square inch), jika
tekanan menurun berarti ada
kebocoran dan jika tekanan tetap
4 PSI berarti tangki kedap,kemudian slang
dilepas dan tangki siap untuk dimuati.

4. Perhitungan Ullage
a. Sebuah tanki memiliki volume 1.600 Cbm dengan tinggi 10 m akan
dimuati CPO BJ = 0,85; suhu muat 35 oC dan suhu bongkar nanti
dikehendaki 55oC dengan koefisien muai (λ) = 0,1% setiap 1 oC. Hitung
berapa ton CPO dapat dimuat dan Ullage?
Misalnya volume CPO waktu muat = V Cbm
Volume Ullage = 20o x 0,1% x V Cbm
?
= 0,02 V Cbm

10 m V. tanki = V. CPO + V. Ullage


CPO
V Cbm 1.600 Cbm = V.CPO + V.Ullage
= V + 0,02 V = 1,02 V
V. CPO = 1.600 = 1.569 Cbm
1,02
Berat CPO = 1.569 x 0,85
= 1333,6 Ton
V. Ullage = 0,02 V = 31 Cbm
Tinggi Ullage = 31 x 10 m = 0,2 m
1.600

92 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
b. Jika dalam pemuatan tersebut digunakan slang diameter 20 cm dan
kecepatan mengalir minyak dalam slang 3 m/detik. Hitung waktu yang
diperlukan untuk memuat ?

Ø = 20 cm artinya R = 10 cm = 0,1 m

3 m/detik
Luas minyak dalam slang = Π R2 = 22/7 x 0,1 x 0,1 m2
Vol. minyak/detik = Π R2 x 3m
= 22/7 x 0,1 x 0,1 x 3
= 0,09429 m3/detik
Waktu yang diperlukan = 1.569
0,09429
= 16.640 detik
= 4,62 jam

B. KAPAL TANKER (Buku OCIMF - ISGOTT17))


1. Beberapa ketentuan tentang penanganan muatan dikapal tanker
a. International Safety Guide for Oil Tanker and Terminals (ISGOTT).
Pedoman ini diterbitkan oleh OCIMF (Oil Companies International
Marine Forum) yang pada dasarnya mengatur tatacara keamanan operasi
kapal tanker, tindakan pencegahan kecelakaan serta penjelasan teknis
mengenai minyak dan alat pengangkutnya (tanker).
b. Peraturan tentang tanker dan ketentuan kompensasi ( Tanker Regulations
and Compensation Regime), mengatur keselamatan kapal dan muatannya
serta kompensasi terhadap sanksi-sanksi yang mungkin timbul dari
kerugian akibat tumpahan/pencemaran minyak dilaut, yang pernah ada

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 93
adalah TOVALOP ( Tanker Owners Voluntary Agreement on Liability of
Oil Pollution) dan CRISTAL.
c. Yetty Safety Regulations
Peraturan keselamatan di pelabuhan, ditujukan bagi kapal-kapal yang
sandar sebagai tambahan dari ketentuan Port Authority setempat.
d. Port Emergency Plans
Penguasa pelabuhan setempat memberlakukan tatacara untuk
menanggulangi terhadap kemungkinan keadaan darurat, guna mencegah
bahaya tidak membesar diseluruh daerah pelabuhan.
e. Code of Practice
Penguasa pelabuhan dan perusahaan minyak bekerjasama untuk
menetapkan ketentuan tersebut bagi kapal dalam penanganan muatan atau
pergerakkannya.
f. Keselamatan kerja ( Health and Safety At Work Acts)
Ketentuan tentang persyaratan , peralatan /perlengkapan dan carakerja
yang aman.
g. Ketentuan-ketentuan OCIMF
Meliputi standarisasi pemeliharaan peralatan/ perlengkapan tanker.
- Standarisasi pemeliharaan selang muat, manifold dan tali tambat.
- Petunjuk operasi sandar di SPM, Crude Oil Washing, Oil Pollution
Prevention, Retaining Oil on Board, Inert Gas System dan Helicopter
Assistance on Tanker.

2. Safety Check List


Sesuai rekomendasi IMO dalam Assembly Resolution A 435 (XII) tentang
pengangkutan ,penyimpanan dan penanganan barang berbahaya dipelabuhan
tertulis bahwa “ Nakhoda kapal dan Operator terminal pada saat sebelum
mulai kegiatan pemompaan minyak dari/ke kapal/darat, harus :

94 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
a. Membuat persetujuan tertulis tentang semua prosedur penanganan minyak
termasuk kecepatan (rate) bongkar/muat.
b. Menandatangani Checklist dengan segala tindakan pencegahannya.
c. Menyetujui secara tertulis tindakan dalam keadaan darurat (emergency).

Termasuk dalam hal ini kegiatan Bunker, Ballasting, Tank Cleaning dan Gas
Freeing, formulir check list telah dibuat dan disepakati bersama oleh :
a. ICS = International Chamber of Shipping
b. IAPA dan OCIMF
c. ECCMF = European Council of Chemical Manufactures
Federation.
d. INTERTANKO = International Association of Independent Tanker
Owners
e. SIGTTO = Society International Gas Tanker and Terminal
Operators
Checklist tersebut digunakan untuk penanganan operasi tanker minyak, kimia
dan gas yang terdiri dari :
Part A : General ( semua tanker )
Part B : Additional ( Tanker kimia )
Part C : Additional ( Tanker Gas )
Khusus untuk Gas freeing dan Crude Oil Washing harus dilaporkan ke
penguasa pelabuhan sebelum kegiatan dilakukan dengan mengacu pada
ketentuan ISGOTT.

3. Oil Cargo Hoses


Selang minyak harus memenuhi standar nasional misalnya BSI 1435 (British
Standards Institution), dimana selang terdiri dari 3 tipe, yaitu :

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 95
a. # R = Rough bore, selang yang diperkuat dengan kawat untuk
penggunaan berat (heavy duty) misalnya Sub Marine dan
Floating.
b. # S = Smooth bore, selang yang tidak diperkuat dengan lilitan kawat,
untuk keperluan lebih ringan misalnya Floating
c. # L = Light weight, untuk keperluan sehari-hari misalnya Bunkering.

Catatan : L & S untuk Flow Velocities 12 m/ sec


R untuk Flow Velocities 5 m/ sec

4. Penanganan muatan
a. Pemeriksaan tangki sebelum muat, dilakukan melalui lobang atas (Deksel
= lobang masuk tangki), menggunakan sebuah kaca cermin atau senter
(Approved Torch).
b. Agreed loading Plan (rencana pemuatan yang telah disepakati oleh
Perwira kapal dan Wakil Terminal), termasuk pula rencana pembongkaran
muatan.
c. Komunikasi
Tanda (isyarat) antara Kapal ke Terminal, atau sebaliknya harus dilakukan
dengan benar, perlu dijelaskan bahwa lajimnya pemuatan akan memakai
pompa darat sedangkan pembongkaran memakai pompa kapal.
Aba-aba yang biasa digunakan adalah Standby ( Siap sedia), Start Loading
/ Discharging ( mulai muat/bongkar), Slow Down (kurangi kecepatan
muat/bongkar), Stop loading/Discharging ( berhenti muat/bongkar),
Emergency stop ( berhenti karena keadaan darurat).
d. Pengambilan sampling dan ullaging
Pada waktu mengukur ullage dan mengambil sampling minyak, harus
dijaga jangan sampai menghirup gas. Perwira atau petugas yang

96 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
melakukan pekerjaan itu harus berada di atas angin (wind ward) jangan
dibawah angin (lee ward).

5. Pencegahan /penanggulangan percemaran laut


Konvensi Internasional MARPOL l973/l97818) dan perubahannya, pada
dasarnya tidak dapat membenarkan pembuangan minyak kelaut, sehingga
diatur :
a. Perlu adanya Tangki Ballast Terpisah ( Segregated Ballast Tank = SBT),
jadi air ballast tidak dimasukkan kedalam tangki minyak.
b. Batasan jumlah minyak yang dapat dibuang kelaut.
c. Daerah pembuangan minyak
d. Keharusan pelabuhan-pelabuhan untuk menyediakan tangki penampungan
SLOP ( ballast kotor).
e. Membuat Contingency Plant baik lokal maupun Regional.
f. Peralatan penanggulangan pencemaran seperti Oil \ Boom, Oil Skimmer,
Oil Dispersant dan lain-lain.
g. Wajib membuat Oil Record Book I dan II.

6. Crude Oil Washing (COW)


a. Sesuai TSPP l978 ( Tanker Safety and Pollution Prevention), prinsip
Crude Oil Washing adalah mencuci tangki menggunakan sisa-sisa minyak
lama yang ada di tangki. Hal ini dilakukan karena sebelumnya tangki-
tangki ini dicuci dengan air laut lalu dibuang kelaut, pada gilirannya akan
mencemari laut.
b. Setelah muatan dibongkar, biasanya tangki-tangki bekas minyak mentah
(crude oil) terdapat endapan-endapan (Sludge) didasar tangki terdiri dari
endapan lilin atau aspal dan jika dibiarkan akan menutup/melapisi lobang-
lobang yang dilalui minyak, sehingga mengurangi daya muat minyak.

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 97
Cara tradisional sebelumnya, tangki dibersihkan dengan semprotan air tapi
hal ini akan menghasilkan air berminyak yang harus disisihkan/dipisahkan
( Oily Water Separator).
c. Dalam COW sebagian muatan disirkulasi melalui peralatan Tank Cleaning
guna menghilangkan aspal/lilin yang tersimpan.
d. Keuntungan sistem Crude Oil Washing
- Mengurangi kemungkinan polusi dengan mengurangi proses
pembersihan tangki.
- Mengurangi waktu dan biaya untuk membersihkan tangki.
- Pengerukan endapan minyak dengan cara manual menggunakan
tenaga manusia dapat dikurangi.
- Menambah jumlah cargo yang bisa dibongkar & jumlah cargo yang
bisa dimuat.
- Mengurangi proses pengkaratan dari tangki karena tadinya dibersihkan
dengan air laut.

7. Inert Gas System ( Sistem Gas Lembam)


a. Gas lembam adalah gas atau campuran gas yang tidak mengandung cukup
oksigen untuk mendukung pembakaran hidrokarbon, sebagai contoh
misalnya gas buang Boiler.
Topping up berarti memasukkan gas lembam kedalam tangki yang telah
dalam kondisi lembam dengan tujuan menaikkan tekanan tangki guna
mencegah udara masuk kedalamnya.
b. Ledakan tidak akan terjadi pada tangki muatan kapal tanker yang telah
lembam, umpamanya jika terjadi tubrukan kapal.
Jadi prinsip dari IGS adalah untuk mempertahankan kadar oksigen yang
rendah dalam tangki, sehingga mencegah kemungkinan terjadinya
kebakaran. Komposisi dari suatu gas buang Boiler yang dipakai untuk IGS
adalah :

98 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
- Carbon Dioxide (CO2) 12 % sampai 14,5%
- Oxygen (O2) 2,5% sampai 4,5%
- Sulphur Dioxide (SO2) 0,02% sampai 0,07%
- Nitrogen ( N2) 77 %
c. Pada dasarnya kebakaran akan terjadi kalau memenuhi persyaratan berikut
Unsur-unsur pada Fire Triangle adalah Source of Ignition (sumber nyala),
Fuel (dalam hal ini hidrokarbon yang memenuhi persyaratan) dan Oksigen
yang cukup untuk terbakar .

FIRE TRIANGLE (SEGITIGA API)

HYDRO CARBON OXYGEN

FIRE

SOURCE OF IGNITION

d. Pembuatan gas lembam

FUEL OIL
AIR
HYDROGEN
CARBON COMBUSTION OXYGEN
SULPHUR NITROGEN

CARBON DIOXIDE 13%


WATER VAPOUR 5%
SULPHUR OXIDES 0,3%
NITROGEN 77%
OXYGEN 3 – 4%

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 99
e. Methode untuk memasukkan IGS kedalam tangki.
1) INERTING - Kadar O2 dalam tangki dikurangi dengan
memasukkan gas lembam.
2) PURGING - Mengurangi kadar gas hydrokarbon dalam tangki
dengan memasukkan lagi Inert Gas
3) GAS FREEING - Memasukkan udara segar

f. Gas Freeing
Urut-urutan cara pemakaian Inert Gas`System dalam tangki.

GAS FREE
Keterangan :
Gas hydrocarbon masih ada
INERTING ±5% dalam atmosfir tanki,
jadi perlu purging agar kadar
LOADING gas dibawah “Critical
Dilution”

IG LOAD ON TOP

DISCHARGING IG IN

PURGING IG IN

TANK WASHING

100 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
8. Yetty Oil
Adalah tempat sandar kapal tanker yang berbentuk menjorok ke laut dan
dilengkapi dengan Dolphin-Dolphin sebagai tempat mengikat tali tambat
kapal. DOLPHIN

a. Tampak atas
MANIFOLD

GROUNDING CABLE MANIFOLD

DOLPHIN

b. Tampak samping

MANIFOLD
GROUNDING CABLE

EMERGENCY TUG LINE


Keterangan :
1) Manifold adalah kerangan (keran-keran) tempat menghubungkan slang
(hoses) antara kapal dan darat guna mengalirkan muatan dari dan ke
dalam tanki, terdapat di kanan kiri lambung kapal.
2) Grounding Cable adalah kabel yang dipasang menghubungkan kapal
dengan daratan guna menetralkan kapal dari muatan listrik.

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 101
3) Emergency Tug Line adalah tali tunda yang berguna bagi kapal tunda
(tug boat) untuk menarik kapal menjauhi daratan /dermaga jika terjadi
keadaan darurat (kebocoran, kebakaran, ledakan dll).

9. Cleaning Tanki
Untuk mendapatkan Cleanliness Certificate sebelum dimuati tanki-tanki harus
dibersihkan dan diperiksa oleh Surveyor.
a. Pembersihan dengan menggunakan air laut panas /dingin memakai pompa
Butterworth yang dimasukkan melalui dekcell setiap tanki, pompa akan
berputar dengan tekanan tinggi pada dinding-dinding tanki, lalu dibuang
ke laut dengan pompa sambil kapal berlayar hingga seluruh tanki bersih.
Bagi tanki-tanki yang terbuat dari stainless steel pada muatan chemical
dibersihkan dengan menggunakan mop (kain pel).

5
3
Keterangan :
1. Pompa Butterworth yang
4 dilengkapi dengan nozzelle
berputar guna
6
menyemprotkan air
bertekanan.
2. Slang (hose)
2 3. Dihubungkan ke sistem
pencucian tanki.
1 4. Tali kawat untuk
menggerakkan pompa.
5. Disambung ke Cleat di deck.
6. Takal

b. Pembersihan gas dari dalam tanki dengan memancing gas keluar sehingga
bebas (free gas) diperiksa dengan gas detektor, jika kadar gas 6% - 8%
dianggap aman bagi orang yang akan melakukan pembersihan atau
perbaikan dalam tanki.

102 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
c. Pengambilan contoh muatan untuk setiap tanki dilakukan dengan alat
khusus dan disimpan dalam tabung, dengan cara mengambil di dasar
tanki, ditengah dan di permukaan.

10. On dan Off Hire Survey


Jika kapal dicharter terlebih dahulu dilakukan On Hire Survey dan setelah
selesai dilakukan Off Hire Survey.
Pada survey tersebut dibuat Ship’s Condition yang berisi data fuel oil (bahan
bakar), fresh water (air tawar), lubricating oil (minyak pelumas) dan sarat
kapal.

11. API (American Petroleum Industry) Gravity


API Gravity = 141,5 - 131,5
SG
Contoh :
API Solar = 54,2. Berapa SG standar solar tersebut ?
SG (Specific Gravity = Berat Jenis) = 141,5
API + 131,5
= 141,5
54,2 + 131,5
= 0,76198
Suhu standar adalah 60oF (15,6oC), jika suhu naik maka volume akan
bertambah dan SG akan turun.
Perhitungan :
Sebuah kapal tanker selesai memuat minyak di pelabuhan USA sebanyak
27.500 Ton dengan suhu minyak saat itu 56oF, API Gravity minyak = 51,3;
Coeficient Correction SG = 0,00045 setiap 1 oF. Bila diketahui 1 US barrel =
5,6146 cft dan SF air tawar = 36 cft /ton, hitung berapa barrel minyak yang
dimuat ?
Jawab :
API = 141,5 x 131,5
BJ

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 103
BJ = 141,5 = 141,5 = 0,77407
API + 131,5 51,3 + 131,5

W = V x W1 x S

V = W .......... S2 = S1 – Corr (t1 – t2)


W1 x S
S2 = 0,77407 – 0,00045 (56 – 60)
S2 = 0,77567
SFair tawar = 36 cft/ton W1 = 1/36
V = 36 x 27.500 = 1.275.986, 9 cft
0,77587
V = 1.275.986, 9 = 227.262,3 US barrels
5,6156

12. Perhitungan Liquid Cargo


a. Sebuah tanki berbentuk kotak ukuran 20 m x 15 m x 10 m akan diisi
minyak BJ = 0,9 hingga mencapai ullage 1 m. Hitung berat minyak ?
Jawab :
Innage = 10 m – 1 m = 9m
Vol. myk = 20 m x 15 m x 9 m
= 2700 m3
Beratmyk = 2700 x 0,9
= 2430 Ton
b. Sebuah tanki jika diisi penuh dengan minyak A, BJ = 0,9 akan termuat
1.000 Ton, sekarang tanki itu akan diisi minyak B, BJ = 0,8. Hitung
berapa volume tanki dan minyak B yang dapat dimuat?
Jawab :
Vol. tanki = 1.000 : 0,9 = 1111 cbm
Berat myk B = 1111 x 0,8 = 888 Ton

104 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
c. Sebuah tanki mempunyai luas permukaan 75m 2, sedang diisi minyak
memakai slang Ø 20 cm, ullage sekarang 1,6 m dan akan diisi mencapai
ullage 0,8 m. Hitung waktu yang diperlukan jika kecepatan alir minyak
dalam slang 1,75 m/detik.
Jawab :
Untuk mencapai ullage 0,8 m masih diperlukan pengisian minyak setinggi
1,6 m – 0,8 m = 0,8 m.
Volume minyak yang harus diisikan = 0,8 m x 75 m2 = 60 m3
Luas penampang pipa (slang) = ΠR2
Ø slang = 20 cm, R slang = ½ x 20 cm = 10 cm = 0,1 m
Luas penampang slang = 22/7 x 0,1 x 0,1 = 0,031 m2
Vol.myk dalam slang/detik = 0,031 x 1,75 = 0,055 m3
Jadi waktu yang diperlukan = 60 m3 : 0,055 = 18 menit 11 detik.
d. Sebuah kapal tanker selesai muat minyak di pelabuhan sungai daerah
winter pada musim dingin di pantai Barat USA, di mana BJ sungai =
1,005. Saat itu titik pusat Plimsol lambung kanan berada 8,3 cm di atas
air, sedangkan yang lambung kiri berada 16,5 cm dibawah garis air.
Jarak dari pelabuhan muat hingga laut bebas (BJ = 1,005) daerah winter =
420 mil. Data kapal : Loaded S Displacement = 55.500 Ton
Light Displacement = 6.000 Ton
TPC = 54,3 Ton, S freeboard = 3,21 m
Daily consumption FO = 27,5 Ton, FW = 10 Ton, Store = 2,5 Ton
Speed di sungai = 15 knots. Di kapal sudah ada FO = 1.500 Ton, FW =
500 Ton, Store = 150 Ton, Ballast = 750 Ton.
Merkah T (tropik) berada 27,3 cm dari titik pusat Plimsol. Ditanyakan
sarat tolak maksimum dari pelabuhan sungai dan air ballast yang harus
diisi atau dibuang ke laut, agar di laut nanti sarat kapal sesuai yang
diinginkan ?
Jawab :

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 105
S draft

WL

8,3 cm
16,5 cm

Garis T berada 27,3 cm di atas garis S, berarti 1/48 S draft = 27,3 cm


S draft = 27,3 cm x 48 = 1.310 cm
Draft kanan = 1.310 – 8,3 cm = 1.301,7 cm
Draft kiri = 1.310 +16,5cm = 1.326,5 cm +
Jumlah = 2.628,2 cm
Draft rata-rata disungai = 1.314,1 cm

Outer BJ = 1,005
Bar
BJ = 1,025

420 mil

FWA (mm) = Displacement = 55.500 = 255,5 mm = 25,55 cm


4 x TPC 4 x 54,3
Sdraft = = 1.310 cm
S–W = 1/48 x 1.310 = 27, 3 cm
Wdraft = = 1.282,7 cm

106 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
Daily consumption FO + FW + Store = 27,5 + 10 + 2,5 = 40 Ton
Waktu pelayaran selama di sungai = 420 = 1,167 hari
15 x 24

Perubahan draft karena daily consumption = 1,167 x 40/54,3 = 0,86cm

Wdraft = 1.282,7 cm
Draft di laut = 1.282,7 + 0,86 = 1.283,56
Perubahan draft due to DWA = 25,55 x 1,025 – 1,005 = 20,44
1,025 – 1,000

Draft tolak di sungai seharusnya = 1.304,00


Draft sekarang = 1.314,10

Kelebihan (excess) draft = 10,10


Maka ballast yang harus dibuang = 10,10 x TPC
= 10,10 x 54,3 = 548,3 Ton

C. JENIS-JENIS KAPAL TANKER19)


1. Oil Tanker
a. Pemuatan
Sebelum mulai pemuatan semua kran-kran yang di atas kapal maupun di
terminal harus terbuka, dan kecepatan mengalir minyak disepakati pihak
kapal dan terminal, pemuatan dilakukan menggunakan pompa darat.
b. Tahap akhir pemuatan di kapal ( Toppring Off On Board The Tanker).
Pihak terminal diminta mengurangi kecepatan pompa agar mudah
dikontrol, setelah semua selesai diukur ullage dari masing-masing tanki.
Kran kapal tidak boleh ditutup sebelum kran darat ditutup kecuali keadaan
darurat.
c. Penghentian pemuatan oleh pihak terminal (Stopping Loading By The
Terminal)
Biasanya terminal akan meminta tenggang waktu “Siaga/Stand By” untuk
mematikan / menghentikan pompa.

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 107
d. Pemeriksaan setelah pemuatan.
Segera setelah selesai pemuatan, semua kran diperiksa apakah sudah
dalam keadaan tertutup, demikian pula kran pelepas tekanan / hampa
udara (Pressure / Vaccum / Relief / Valves) telah diatur sesuai ketentuan.
e. Pembongkaran muatan
Kran-kran darat ke tanki penerima harus dibuka penuh sebelum kran di
manifold kapal tanker dibuka. Selama pembongkaran, aliran minyak harus
dikontrol oleh pihak kapal sesuai permintaan dari terminal.
f. Pengisapan akhir (Stripping) dan pengeringan (Draining) tanki muatan.
Dipilih satu tanki untuk menampung minyak yang diperas dari tanki-tanki
lain sebagai tanki terakhir.
g. Pembilasan dengan minyak mentah
Pada kapal pengangkut minyak mentah (crude oil) yang dilengkapi dengan
sistem COW, dapat menggunakan minyak mentahnya untuk mencuci
tanki.
h. Membersihkan pipa minyak (Flushing)
Pipa minyak dibersihkan dengan tekanan udara dan di darat harus
disiapkan tanki pembuangan (slop tank).
i. Kapal-kapal yang mengangkut “Oil Product” dan “Crude Oil” ini terdiri
dari 3 kategori :
1) ULCC (Ultra Large Crude Carriers), melayani pelayaran jarak jauh
dengan daya angkut antara 350.000 DWT dan 550.000 DWT.
2) VLCC (Very Large Crude Carriers), melayani pelayaran jarak jauh,
dengan daya angkut antara 100.000 DWT dan 350.000 DWT.
3) Medium Size Crude Carriers dengan daya angkut antara 70.000 DWT
dan 100.000 DWT melayani pelayaran jarak dekat dari terminal
minyahk di Mediterranean, West Aafrican, Indonesia dan North Sea
menuju daerah konsumen.

108 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
2. Gas Tanker
Gas-gas yang dicairkan adalah campuran dari hydro carbon yang berat
molekulnya rendah, diangkut dalam bentuk cairan curah memakai kapal
khsusu (Gas Carriers).
Gas yang dicairkan dibagi dalam 3 kategori yaitu :
a. LPG (Liquefied Petroleum Gas) atau gas minyahk bumi yang dicairkan
dengan nama Prophane / Buthane berbentuk cair. Cairan ini tidak
berwarna, tidak menimbulkan karat, tidak beracun tetapi sangat mudah
terbakar.
b. LNG (Liquefied natural gas) atau gas alam yang dicairkan, adalah produk
dari pencairan campuran hydro carbon alamiah yang diperoleh dalam
cakupan jenis minyak bumi yang komposisinya berbeda dari setiap
sumber LNG.
1) Methan 65% - 100%
2) Ethan 0% - 16%
3) Sisanya Prophan, Buthan, Penthan, Nitrogen dan Carbon Dioxyde
Sumber di Indonesia saat ini adalah Arun, Bontang dan Bintuni.
c. Gas Kimia yang dicairkan
Zat-zat yang paling penting dari produk ini adalah Anhdrous, Ammonia,
Ethilen dan Buthadine. Gas alam yang berasal dari sumur gas terdiri dari

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 109
sebagian besar Methan, sejumlah kecil Hydro Carbon, sejumlah air,
Carbon Dioxide, Nitrogen dan zat-zat non Hydro Carbon lainnya.
d. Hubungan antara LNG, LPG dan NGL (Natural Gas Liquids)

METHANE (C1)

ETHANE (C2)

LNG NGL LPG PROPHANE(C3)

BUTHANE (C4)

PROPHANE (C5 ) &


HEAVIER FRACTIONS

WATER, CO2, NITROGEN AND OTHER NON


HYDROCARBON CONTAMINANTS

Ukuran kapal jenis ini antara 25.000 m3 sampai 75.000 m3.

3. Chemical tanker
a. Sekitar 1300 jenis cairan kimia di kapalkan keliling dunia dan dari ± 800
kapal pengangkut kimia, 140 berukuran lebih dari 20.000 DWT. Ada 2
petunjuk dari IMO yang berkaitan pengangkutan cairan kimia curah
dengan alat angkut kapal laut.

110 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
1) The Code for the construction and equipment of ship carrying
dangerous chemicals in bulk (The BCH Code)
2) The International Code for the construction and equipment of ships
carrying dangerous chemical in bulk (The IBC Code)
b. Muatan yang diangkut memiliki density 0,66 – 2,17 kg/dm3 dan memiliki
density tinggi adalah dari jenis Anorganic Acids, Caustic Soda dan
kebanyakan Halogenated Hydrocarbon.
c. Hampir semua kapal tanker kimia tankinya dilapisi dengan stainless steel,
kebanyakan tanki pelapisnya dikombinasi dengan Epoxy, Phenolies, Zinc
Silicate dan lapisan Polyu Rethane, namun kapal-kapal chemical tanker
yang baru, dilapisi dengan stainless steel 316 L.
Keuntungan lapisan tanki adalah :
1) Mencegah muatan terkontaminasi karena proses pengkaratan.
2) Kebersihan muatan
3) Memudahkan pencucian tanki dan pembebasan gas (Gas Freeing)
4) Memudahkan pemeriksaan
5) Meningkatkan keselamatan.
d. Kapal tanker kimia dibagi 3 jenis :
1) Kapal jenis 1 didesain mampu mengangkut bahan kimia yang sangat
berbahaya.
2) Kapal jenis 2 didesain mampu mengangkut bahan kimia yang kurang
berbahaya.
3) Kapal jenis 3 didesain mampu mengangkut bahan kimia yang paling
sedikit berbahaya.
Bahaya yang dimaksud adalah :
- Bahaya kebakaran / ledakan, titik nyala, titik didih dan daerah mudah
terbakar.
- Bahaya kesehatan, keracunan, iritasi

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 111
- Bahaya pencemaran air, keracunan pada kehidupan dalam larutan air,
bau atau rasa dan relative density.
- Bahaya pencemaran laut, merusak kehidupan laut (aquatic), degredasi
- Bahaya pencemaran udara, meledak, tekanan uajp relative density air
dan uap.
- Bahaya reaksi kimia, bereaksi dengan air produk-produk lainnya.

4. Double Hull Tanker (Structure of Double Hull Book’s20))


a. The double hull tanker can be defined as a ship for the carriage of Marpol
Annex I cargoes, where the cargo area is protected from the environment
by a double hull. Consisting of double side and double bottom spaces
dedicated to the carriage of ballast water for ships of 5000 DWT and
above. These ballast spaces extend for the full length of the cargo area.
These double hull requirements are embodied in Marpol Annex I
Regulation 13 F and, if trading with the US, OPA 90 (references 9.3 and
9.4 ).
b. Critical areas
Critical areas with the tank structureof double hulled tankers can be
defined as locations that, by reason of stress concentration,
alignment/discontinuity and corrosion will a higher probability of failure
during the life of the ship than surrounding structures.
c. Fatigue considerations

112 My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker
The side shell area between load and ballast waterlines is subjected to the
highest cyclic loading through the ship’s life due to the passage of waves
along the side of the ship.

Contoh konstruksi double hull pada kapal tanker 280.000 DWT

My document/buku penanganan dan pengaturan muatan/Capt. Arso Martopo/ liquid cargo dan kapal tanker 113

Anda mungkin juga menyukai