Pemanfaatan Minyak Atsiri Dari Daun Cengkeh (Caryophilli Folium) Sebagai Obat Tradisional Dalam Bentuk Sediaan Balsem
Pemanfaatan Minyak Atsiri Dari Daun Cengkeh (Caryophilli Folium) Sebagai Obat Tradisional Dalam Bentuk Sediaan Balsem
OLEH
NIM 06039
Agustus 2009
PEMANFAATAN MINYAK ATSIRI DARI
Diajukan kepada
Bidang Farmasi
OLEH
NIM 06039
Agustus 2009
Karya Tuis Ilmiah
Pembimbing,
Dewan Penguji
Mengetahui Mengesahkan,
Akademi Farmasi
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Serta Embu Mamo atas segala berkat,
Rahmat, bimbingan dan karunia_Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Kedua orang tua tercinta : Dede Martinus Tuku dan Mama Magdalena Mesu
atas segala do’a, pengorbanan, dukungan, cinta, dan kepercayaannya.
Special thx for my heart : AMAQ atas kasih sayang, dorongan, perhatian,
kesabaran, pengertian, pengorbanannya, pokoknya semuanya dech!!! Makacih ya @M@...
Nak AKFAR PI_M angkatan ’06 : Mallyn, Nophe, Epha, Lenggor (Ros), k’valen,
Sr. Suzana Arni, Ita, Mey, Oneng (Lutfi) and friends, Yasinta (Thank’s ya untuk uji
indeks biasnya) dan yang lainnya… n my friend Eric@ M
Nak AndyCom : Ineee (Dian), N@2, Yung, Rifa, Okta, K’serly, Dj, K’ Linda,
Bertin, Tika, Mba, Ely, dan K’Eka…
Staf perpustakaan, Staf TU, staf laboratorium : Ca’Yan, Ca’Ry, Mas Imam dan
MAs Wahyu, yang telah membantu memperlancar proses penyelesaian KTI ini baik dari
literatur, maupun prakteknya.
Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.
ABSTRAK
Ngepi, Maria Dolfiana 2009. Pemanfaatan Minyak Atsiri Dari Daun Cengkeh
(Caryophilli Folium) Sebagai Obat Tradisional Dalam Bentuk Sediaan
Balsem. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang,
pembimbing Drs. Bilal Subchan As., Apt.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ilmiah
yang berjudul “Pemanfaatan Minyak Atsiri Dari Daun Cengkeh (Caryophilli
Folium) Sebagai Obat Tradisonal Dalam Bentuk Sediaan Balsem” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai persyaratan untuk
menyelasaikan program Diploma III di Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang.
Sehubungan dengan selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis
mengucapkan terimaksih kepada pihak-pihak yaitu :
1. Ibu Kartini, A.Md. ST., selaku Direktur Akademi Farmasi Putra Indonesia
Malang.
2. Bapak Drs. Bilal Subchan. As.,Apt., selaku Dosen Pembimbing.
3. Ibu Dra. Wigang Solandjari, selaku dosen penguji ahli.
4. Bapak Fransiko. S.Si.,Apt., selaku dosen penguji nasional.
5. Bapak dan ibu Dosen Akademi Farmasi serta semua staf.
6. Kedua orang tua, kakak dan adikku yang memberikan doa dan motivasi.
7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang langsung maupun tak
langsung telah memberikan bimbingan, bantuan, serta arahan kepada
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
mempunyai beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.9 Hipotesis ........................................................................................ 19
BAB VI PENUTUP
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Uji Homegenitas Balsem Minyak Atsiri Daun Cengkeh 29
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
bermanfaat juga sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman yang
ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang efektif untuk
obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di Indonesia, selain sebagai
obat tradisional.
tropis yang berasal dari Maluku ini sudah banyak dibudidayakan untuk diambil
bunga dan minyaknya. Potensi tanaman cengkeh yang belum dimanfaatkan secara
optimal adalah daunnya. Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari cengkeh adalah
anestetik lokal, mengatasi sakit gigi dan obat batuk, sakit kepala, sinusitis, mual
dan muntah, masuk angin, terlambat haid, rematik, campak. Kandungan kimia
pada cengkeh adalah minyak atsiri, tanin galat, karbohidrat, kalsium oksalat,
(http://www.petaniindonesia.com/)
komersil, daun cengkeh tersebut diolah dengan metode destilasi uap air dan
diambil minyak atsirinya. Minyak atsiri yang diperoleh akan dibuat dalam bentuk
1
2
sediaan balsem, yang pada dasarnya merupakan suatu sediaan salep. Berdasarkan
Farmakope Indonesia salep, unguenta adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau
Dalam hal ini minyak daun cengkeh dibuat suatu sedian topikal yang
dioleskan pada kulit yaitu balsem. Bentuk sediaan balsem atau salep lebih dipilih
dalam pembuatan balsem minyak daun cengkeh, bahan aktif harus larut dalam
basis salep sehingga dapat diketahui sediaan balsem minyak daun cengkeh
pemanfaatan daun cengkeh yang diolah dengan metode destilasi uap air dan
kemudian dibuat dalam bentuk sediaan balsem dapat menghasilkan mutu fisik
baslem yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan berdasarkan evaluasi-
evaluasi terhadap balsem yaitu organoleptis (bentuk, warna dan bau), dan uji
mengenai mutu fisik dari sediaan balsem minyak daun cengkeh yang sudah
dibuat.
1.2.1Pernyataan Penelitian
Pernyataan dari penelitian ini adalah kandungan minyak atsiri dalam daun
cengkeh yang diperoleh dengan metode destilasi, dapat dibuat dalam bentuk
sediaan balsem.
1.2.2Pertanyaan penelitian
tradisional?
.b Bagaimanakah mutu fisik sediaan balsem dari minyak atsiri daun cengkeh?
.c Apakah sediaan balsem yang dibuat dari minyak atsiri daun cengkeh dalam
Tujuan penelitian ini ada dua yaitu tujuan khusus dan tujuan umum.
1.3.1Tujuan Umum
destilasi untuk diambil minyak atsirinya yang berfungsi sebagai analgesik dan
1.3.2Tujuan Khusus
tradisional
.c Untuk mengetahui apakah sediaan balsem dari minyak atsiri daun cengkeh
disukai atau tidak disukai oleh responden dan formula balsem manakah yang
1.4 Kegunaan
atsiri daun cengkeh yang berkhasiat sebagai obat agar dapat dimanfaatkan
untuk pengobatan.
cengkeh yang mengandung minyak atsiri dapat diolah dan dibuat dalam
1.5.1 Pengambilan minyak daun cengkeh dengan metode destilasi uap air dapat
1.5.2 Minyak daun cengkeh yang dihasilkan dari metode destilasi uap air dapat
dibuat dalam bentuk sediaan balsem dengan mutu fisik yang baik.
5
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengetahui mutu fisik sediaan
balsem minyak daun cengkeh yang meliputi uji organoleptis (bentuk, warna dan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah balsem yang dibuat tidak diuji
1.7.1 Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
1.7.2 Mutu fisik adalah penilaian suatu sediaan yang meliputi uji
balsem
1.7.4 Balsem gosok merupakan suatu sediaan salep, yang digunakan sebagai
aktif, digunakan sebagai obat luar yang berfungsi untuk melindungi kulit
1.7.5 Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
1.7.6Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini
disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena
komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Suku : Mirtaceae
(http://www.plantamor.com/)
besar dan berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan ratusan
tahun, tingginya dapat mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.
Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan
7
8
tangkai pendek serta bertandan. Pada saat masih mudah bunga cengkeh berwarna
lagi menjadi merah muda apa bila sudah tua. Sedangkan bunga cengkeh kering
akan berwarna cokelat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak
atsiri.
Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun tumbuhan
cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapatkan sinar
matahari langsung.
(Yuniarti, 1997:64)
cangkih (lampung), sake (Nias), bungeu lawang (gayo), cengkeh (bugis), linke
1989:121)
2.1.31Kandungan Tanaman
juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam alenolat, asam
galotanat, fenilin, karysfilin, resin dan gom. Daun cengkeh (Caryophili Folium)
2.1.4Manfaat Tanaman
9
memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, bau mulut, sinusitis, mual, dan muntah,
masuk angin, sakit kepala, batuk, terlambat haid, rematik, dan campak. Cengkeh
juga digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat demam dan sebagi penolak
nyamuk.
rasa sakit. Selain itu tanaman ini juga dimanfaatkan dalam industri farmasi,
penyedap masakan dan wewangian. Salah satu manfaat cengkeh yang lain adalah
untuk memberikan aroma dan menambah rasa yang khas dalam rokok, khususnya
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena
pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Secara kimia
minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai
macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan
fenil propana.
2. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewaklili bau tanaman asalnya.
kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa dikulit, tergantung
4. Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap
pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika
dibiarkan menguap, tidak meniggalkan bekas noda pada benda yang ditempel.
udara, sinar matahari (terutama gelombang ultra violet), dan panas karena
7. Pada umumnya tidak bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga
mengandung dua komponen utama, yaitu eugenol 80-85% dan karyiofilen sekitar
komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan
11
bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Keadaan ini terjadi
pada pemisahan minyak atsiri dengan uap air. Penyulingan dengan uap air
atau minyak atsiri dengan air. Pada proses ini akan dihasilkan uap air yang
satu fasa. Pada keadaan ini pemisahan minyak atsiri menjadi beberapa
Pada umumnya cara isolasi minyak atsiri adalah sebagai berikut uap
menguap. Dalam pengrtian industri minyak atsiri dibedakan atas tiga macam
penyulingan, yaitu penyulingan air, penyulingan uap dan air, penyulingan uap
langsung.
1. Penyulingan Air
kasar atau digerus halus dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui
cara ini cocok untuk simlisia yang tidak rusak dengan pemanasan.
Uap dialirkan melalui pendingin dan suling ditampung, minyak yang diperoleh
belum murni. Cara ini baik untuk simplisia yang basah atau kering yang rusak
pada pemanasan.
Penyulingan cara ini tidak memerlukan air, uap air panas yang biasanya
bertekanan lebih dari 1 atmosfir dialirkan melalui pipa uap. Peralatan yang
digunakan sama dengan peyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan
2.4.1Pengertian
digunakan pada kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput mukosa (mata,
hidung). (Voight,1995:311).
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus terdispersi homogen dalam dasar salep yang
dimaksudkan untuk pemakain pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata.
(Ansel, 1989:502).
kesimpulan bahwa salep merupakan suatu sediaan setengah padat yang mudah
13
dioleskan, digunakan untuk pemakaian luar pada kulit sehat, sakit, atau pada
selaput mukosa.
Menurut Anief, suatu sediaan salep harus memenuhi kualitas dasar seperti;
a. Stabil
Salep harus stabil selama masih digunakan untuk mengobati. Oleh karena itu
bebas inkompabilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
b. Lunak
Salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi, inflamasi, dan ekskoriasi dan
dibuat sedemikian sehingga semua zat keadaan yang halus dan seluruh produk
c. Mudah digunakan
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pembuatan salep adalah seleksi
e. Terdistribusi merata
Pengobatan dengan salep yang padat atau cair harus terdistribusi merata
a. Zat-zat yang larut dalam basis salep dilarutkan didalamnya dan jika perlu
b. Zat-zat yang larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu menyerap air
tesebut, dilarutkan dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan basis
c. Zat-zat yang tidak cukup larut dalam basis salep dan air, lebih dulu diserbuk
dan diayak dengan ayakan no.100. pada pembuatan salep ini, zat padat
dicampur dengan setengah atau bobot sama dengan basis salep, yang jika
d. Jika salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk
sampai dingin.
Suatu sediaan balsem atau salep terdiri dari bahan berkhasiat dan basis
2.5.1Bahan berkhasiat
Bahan berkhsiat balsem atau salep yang digunakan adalah bahan yang
Bahan berkhasiat yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak daun
cengkeh yang memiliki efek sesuai dengan bahan aktif yang diharapkan dalam
2.5.2Basis salep
Pada pembuatan sediaan salep, bahan aktif harus larut dalam basis salep.
a. Stabil
b. Bereaksi netral
c. Tidak mengiritasi
d. Tidak merusak atau menghambat aksi terapi dari bahan aktif yang
dikandungnya.
e. Mudah dibuat
Basis balsem yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Vaselin album
Kelaruran tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas, dan
dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida,
dalam kloroform, larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak
2. Parafinum Solidum
Kelarutan praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) p; larut
Baik dalam ukuran besar maupun kecil, salep dibuat dengan dua metode
2.6.1Pencampuran
sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. Pada skala kecil
stamper atau dapat juga menggunakan sudip dan lempeng salep (gelas yang besar
2.6.2Peleburan
diaduk. Tentu saja bahan-bahan yang mudah menguap yang ditambahkan terakhir
bila temperatur dari campuran telah cukup rendah tidak menyebabkan penguraian
2.7.1Uji organoleptik
Dalam uji organoleptik ini dilihat sifat-sifat fisik sediaan balsem dari
2.7.3Uji volunter
Uji volunter ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat secara langsung
sifat-sifat fisik balsem ekstrak daun cengkeh misalnya bentuk, bau dan warna,
jawaban.
penderitaan yang lebih parah, atau paling tidak mengurangi rasa sakit. Untuk
angin, nyeri perut, sakit kepala, rematik dan lain-lain, pada umumnya pertolongan
pertama yang dilakukan adalah dengan cara memberikan balsem gosok ataupun
obat gosok, bentuknya lembek, mudah dioleskan, dan mengandung bahan aktif
digunakan sebagai obat luar yang berfungsi untuk melindungi kulit atau
oleh masyrakat pada umumnya. Sejauh ini cengkeh dibudidaya untuk diambil
bunga dan minyaknya. Daun cengkeh yang juga memiliki khasiat dalam
pengobatan belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu penelitian ini
Daun cengkeh kering yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan
rendemen hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah daun cengkeh kering
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan minyak atsiri dalam penelitian ini.
menghasilkan minyak daun cengkeh sebanyak 89,28 ml. Daun cengkeh kering
yang telah dilakukan rendemen akan diolah dengan metode destilasi untuk
komponen suatu campuran yang tediri dari dua cairan atau lebih berdasarkan
senyawa tersebut.
uap dan air, karena dengan metode tersebut akan diperoleh minyak atsiri dalam
jumlah yang lebih banyak dan kualitas minyak atsiri yang cukup baik. Untuk
hasil destilasi, dan dibandingkan dengan SNI minyak daun cengkeh. Pengujiannya
meliputi uji organoleptis, uji berat jenis minyak dan uji indeks bias. Uji berat jenis
dilakukan dengan alat piknometer dan indeks bias dilakukan dengan alat
refrakometer Abbe.
diuji mutunya akan dibuat dalam bentuk sediaan balsem yang terdiri dari tiga
formula, hal ini bertujuan untuk mengetahui formula sediaan balsem mana yang
lebih disukai oleh responden. Balsem tersebut dibuat dengan metode peleburan
dan pengadukan. Peleburan dilakukan diatas penangas air, agar basis balsem
tersebut mencair dan pengadukan dilakukan pada saat penambaham bahan aktif
19
yakni minyak daun cengkeh, agar balsem tersebut tercampur secara homogen.
warna, dan bau), uji homogenitas dan uji volunter. Uji organoleptis dilakukan
untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari balsem daun cengkeh. Bentuk dari balsem
yang baik jika balsem tersebut berbentuk lunak dan homogen serta mudah
digunakan dan tidak berubah warna serta bau tidak tengik. Uji homogenitas untuk
mengetahui bahan aktif dan basis balsem tercampur secara homogen. Selain
sehingga dapat diketahui apakah balsem daun cengkeh yang dihasilkan layak
Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
3.1.1Tahap Persiapan
metode penelitian yang akan digunakan, menentukan bahan dan alat-alat yang
3.1.2Tahap Pelaksanaan
minyak daun cengkeh yang kemudian diolah menjadi sediaan balsem dengan
penambahan bahan lain seperti yang akan dijelaskan pada proses pembuatan
sediaan balsem. Dan kemudian balsem tersebut di uji. Pengujiannya meliputi uji
organoneptis (bentuk, bau, dan warna), uji homogenitas dan uji volunter. Dari
tahap pelaksanaan ini akan diperoleh data-data dari pengujian balsem tersebut.
20
21
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menganalisa data yang diperoleh dan
menyimpulkannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah daun cengkeh yang dibuang oleh
dalam penelitian ini adalah daun cengkeh kering yang diperoleh dari petani
diolah dengan metode destilasi dan dibuat dalam bentuk sediaan balsem.
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah balsem minyak daun cengkeh dan variabel
teikatnya adalah uji organolepik balsem minyak daun cengkeh yang terdiri dari
Devinisi dan hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut
3.4.1Lokasi
3.4.2Waktu
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April – Juni tahun 2009.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.5.1 Alat
2. piknometer
3. termometer
23
6. cawan penguap
7. beker glass
8. gelas ukur
9. batang pengaduk
10. spatel
3.5.2Bahan
.1 Daun cengkeh
.2 Vaselin album
.3 Paraffin solidum
.4 Aquadestilata
3.6.1Formulasi
Balsam putih
(Tiger-Balm putih)
24
R/ Ol. Crayophily 4
Paraf. Sol. 25
mf. ung.
S. ue
Formula
No Bahan
I II III
1 Ekstrak daun cengkeh 4g 6g 8g
2 Paraffin solidum 25 g 25 g 25 g
4 Vaselin alb ad 60 g 60 g 60 g
Formula
No Bahan
I II III
1 Ekstrak daun 4 6 8
Χ 60 = 2,4 g Χ 60 = 3,6 g Χ 60 = 4,8 g
100 100 100
cengkeh
25 25 25
2 Χ 60 = 15 g Χ 60 = 15 g Χ 60 = 15 g
100 100 100
3 Paraffin sol
ad 60 g ad 60 g ad 60 g
Vaselin alb
.3 Uap air dialirkan melalui pipa bengkok dan diteruskan sampai pendingin.
.7 Uji organoleptis, uji berat jenis, dan uji indeksbias terhadap minyak daun
cengkeh.
1. Menyetarakan timbangan
3. ditimbang paraffin sol masukkan dalam cawan (nomor 2), dileburkan diatas
Evaluasi sediaan balsem dengan bahan aktif ekstrak daun cengkeh ini
3.7.1Uji organoleptik
balsem dari ekstrak daun cengkeh yang meliputi bentuk, warna, dan bau.
3.7.2Uji Homogenitas
26
3.7.3Uji volunter
Sp
N= Χ 100 %
Sn
Keterangan
dan uji volunter. Pada uji organoleptik dan homogenitas dilakukan oleh peneliti
sendiri, dan uji volunter dilakukan dengan penyebaran angket dalam bentuk
penelitian tersebut.
Pada uji volunter setelah data terkumpul dapat dilakukan analisa data
responden.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
pucat, aroma khas cengkeh dengan berat jenis antara 1,031 - 1,06 dan indeks bias
antara 1,52 – 1,54. Pada penelitian ini minyak atsiri daun cengkeh yang diperoleh
dari hasil destilasi, berupa minyak yang berwarna kuning pucat dan aroma khas
sebanyak 15ml minyak atsiri. Minyak atsiri daun cengkeh tersebut memiliki berat
Minyak atsiri daun cengkeh yang telah diuji dan telah memenuhi standart,
Formula
No Bahan
I II III
1 Minyak daun cengkeh 2,4g 3,6 g 4,8 g
2 Paraffin sol 15 g 15 g 15 g
3 Vaselin alb ad 60 g ad 60 g ad 60 g
28
29
kekuningan
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Balsem Minyak Atsiri Daun Cengkeh
Formula Homogenitas
I Homogen
II Homogen
III Homogen
Balsem yang telah dibuat dalam tiga formulasi tersebut diujikan kepada
No Formula I
Σ
B A W P K
Soal
1. 3 2 4 1 3 13
2. 3 2 2 1 1 9
3. 3 1 2 1 2 9
30
Lanjutan
4. 4 2 4 2 4 16
5. 3 1 3 2 2 12
6. 3 1 3 1 4 12
7. 3 2 3 1 3 12
8. 3 2 3 1 3 12
9. 3 1 3 1 4 12
10. 3 1 3 1 4 12
11. 3 1 3 1 3 11
12. 3 1 3 1 3 12
13. 3 1 3 1 3 11
14. 3 1 3 1 4 12
15. 3 2 2 1 3 11
16. 3 1 3 1 4 12
17. 11
3 2 2 1 3
18. 3 1 2 1 3 10
19. 3 2 2 1 3 11
20. 3 1 3 1 4 12
Total (Σ) 232
Sp 232
Sn 400
Keterangan tabel
A : aroma balsem
W : warna balsem
K : kemasan balsem
Sp
N= Χ 100 %
Sn
Keterangan
232
N= Χ 100 %
400
= 58%
Kriteria :
cengeh sebanyak 2,4g. Hal ini dikarenakan kemasan, warna, dan tekstur atau
bentuk sediaan balsem formula I yang baik dan sesuai dengan minat responden.
No Formula II
Σ
B A W P K
Soal
1. 3 3 3 3 3 15
2. 3 2 3 3 3 14
3. 3 2 3 2 1 11
4. 1 3 3 1 1 9
5. 3 4 3 3 3 16
6. 3 3 3 3 3 15
7. 3 2 3 3 3 14
8. 3 4 4 3 3 17
9. 3 2 3 2 3 14
10. 3 3 4 2 3 15
11. 3 3 .3 3 3 15
12. 3 2 2 2 3 12
13. 3 2 3 2 3 13
14. 3 3 3 3 3 15
32
15. 3 2 3 2 3 13
16. 3 2 3 2 3 13
13
17. 3 2 3 3 3
18. 3 2 3 2 3 13
19. 3 2 3 2 3 13
20. 3 3 4 2 3 15
275
Total (Σ)
Sp 275
Sn 400
Keterangan tabel
A : aroma balsem
W : warna balsem
K : kemasan balsem
Sp
N= Χ 100 %
Sn
Keterangan
275
N= Χ 100 %
400
= 68,75 %
Kriteria :
cengeh sebanyak 3,6g. Hal ini dikarenakan kemasan, warna, dan tekstur atau
bentuk sediaan balsem formula II yang baik dan sesuai dengan minat responden.
No Formula III
Σ
B A W P K
Soal
1. 4 3 3 4 2 16
2. 3 3 3 4 3 16
3. 4 4 4 4 3 19
4. 3 4 4 3 3 17
5. 3 4 3 3 3 16
6. 4 4 4 4 2 18
7. 3 4 4 4 3 18
8. 4 4 3 4 3 18
9. 4 3 4 4 2 17
10. 3 4 4 4 3 18
11. 3 3 3 4 3 16
12. 4 4 4 4 2 18
13. 3 3 3 4 3 16
14. 3 4 3 4 3 17
15. 3 3 3 4 3 16
34
Lanjutan
16. 4 3 4 4 3 18
17. 16
3 3 3 4 3
18. 3 4 4 3 3 17
19. 3 3 3 4 2 15
20. 3 4 4 4 2 17
Total (Σ) 339
Sp 339
Sn 400
Keterangan tabel
A : aroma balsem
W : warna balsem
K : kemasan balsem
Sp
N= Χ 100 %
Sn
Keterangan
339
N= Χ 100 %
400
= 84.75%
Kriteria :
sangat menyukai sediaan balsem formula III dengan penambahan jumlah minyak
daun cengeh sebanyak 4,8g. Hal ini dikarenakan dari segi tekstur atau bentuk,
aroma, warna, dan rasa panas, sediaan balsem formula III yang sangat baik dan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah dilakukan proses destilasi terhadap daun cengkeh
dengan menggunakan metode destilasi uap air. Penelitian ini bertujuan untuk
Pemilihan metode destilasi uap air karena dengan metode ini simplisia hanya
berhubungan dengan uap air sehingga minyak yang dihasilkan berwarna jernih
hanya bercampur dengan fase air. Dan keuntungan dari metode penyulingan ini
yang paling berarti adalah minyak yang dihasilkan tidak mudah menguap,
dikarenakan pembawanya berupa air yang tidak mudah menguap pada suhu
kamar.
Proses destilasi dilakukan selama kurang lebih 6 jam, hal ini bertujuan
untuk memperoleh hasil destilasi yang maksimal. Hasil destilasi yang masih
tercampur dengan pembawa berupa air lalu dipisahkan dengan PE secara berulang
memisahkan minyak dari air karena minyak atsiri tersebut larut dalam PE. Hasil
PE. Proses pemisahan minyak dengan petroleum eter dilakukan pada suhu 400C –
600C sesuai dengan titik didih PE, sehingga pada saat proses pemisahan dapat
dipastikan bahwa yang menguap adalah petroleum eter karena titik didih minyak
atsiri itu sendiri lebih lebih tinggi dari petroleum eter dan pemisahan ini dilakukan
Minyak atsiri daun cengkeh yang diperoleh lalu di uji organoleptis, berat
jenis dan indeks biasnya hal ini dilakukan untuk menentukan mutu dan kemurnian
36
37
dari minyak yang diperoleh dari proses destilasi, dan akan dibandingkan dengan
SNI minyak daun cengkeh. Hasil uji organoleptis, minyak tersebut berwarna
kuning dengan aroma khas cengkeh, berat jenis 1,031 g/ml dan indeks biasnya
adalah 1,533. Hal ini menunjukan bahwa minyak hasil destilasi tersebut
memenuhi standart SNI. Minyak yang telah diuji mutunya akan digunakan
sebagai bahan aktif dalam pembuatan balsem dengan penambahan jumlah minyak
yang berbeda pada formula I, II, dan III. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pada
formula mana yang lebih disukai oleh responden yang dilakukan dengan uji
tersebut.
vaselin album dan parrafin sollidum hingga lebur kemudian diaduk hingga dingin,
penambahan minyak atsiri kedalam basis balsem tersebut dilakukan terakhir hal
ini bertujuan agar minyak atsiri tersebut tidak menguap pada proses
kekuningan
38
Formula Homogenitas
I Homogen
II Homogen
III Homogen
Dari hasil uji homogenitas menujukan bahwa ketiga formula sediaan balsem
tersebut homogen karena tidak terdapat serbuk-serbuk kasar atau kotoran dan juga
bahan aktif yakni minyak daun cengkeh tersebut tersebar secara merata dalam
basis balsem.
diujikan kepada responden untuk mengetahui formula mana yang lebih disukai
cengkeh formula I, II, dan III adalah (58%), (68,75%), dan (84,75%). Perbedaan
porsentase hasil uji volunter tersebut menunjukan bahwa formula III lebih disukai
oleh responden hal ini dikarenakan pada formula ini penambahan minyak atsiri
cengkeh lebih banyak yaitu 4,8g dibanding pada formula I dan II, yakni 2,4g dan
3,6g sehingga balsem formula III juga lebih terasa panas dan aroma yang lebih
BAB VI
6.1 Kesimpulan
baik.
6.1.3 Penambahan jumlah minyak cengkeh pada formula III sediaan balsem
tersebut sebanyak 4,8g lebih diminati oleh responden karena lebih terasa
6.2 Saran
6.2.2 Perlu melakukan penelitian tentang dosis penggunaan minyak atsiri daun
6.2.3 Perlu dilakukan penelitian tentang penetapan kadar zat aktif yang terdapat
39
40
Daftar Pustaka
Ansel, C Howard. 1989. pengantar Bentuk Sediaan Farmas Edisi IV. Jakarta :
Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Perss.
Kesehatan Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
http://www.petaniindonesia.com/2008/12/28
Republik Indonesia.
Press.
40
41
Lampiran 1
Massa air = (b - a)
= 22,7905 – 12,5710
= 10,2195
Massa zat = (d - c)
= 23,0442 – 12,5710
= 10,4732
massa zat
Bj = × ρ air pada t o C
massa air
10,4732
= × 0,99603
10,2195
= 1,020 g
ml
42
43
Lampiran 3
Gambar Evaporator