Anda di halaman 1dari 29

KISI-KISI TES WAWASAN KEBANGSAAN (TWK)

Berdasarkan Permenpan nomor 27 Tahun 2021, Tes Wawasan


Kebangsaan (TWK) merupakan tes yang bertujuan untuk menilai
penguasaaan pengetahuan dan kemampuan mengimplementasikan:

a) Nasionalisme, dengan tujuan mampu mewujudkan kepentingan


nasional melalui cita-cita dan tujuan yang sama dengan tetap
mempertahankan identitas nasional;

b) Integritas, dengan tujuan mampu menjunjung tinggi kejujuran,


ketangguhan, komitmen dan konsistensi sebagai satu kesatuan
sikap untuk mencapai tujuan nasional;

c) Bela Negara, dengan tujuan mampu berperan aktif dalam


mempertahankan eksistensi bangsa dan negara; dan

d) Pilar negara, dengan tujuan mampu membentuk karakter positif


melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai dalam Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
Bhinneka Tunggal Ika;
Pilar Negara

PENGERTIAN PILAR NEGARA

Empat Pilar Kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh (soko


guru) agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tentram, dan
sejahtera, serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan
bencana.

Bagi suatu negara terdapat sistem keyakinan (belief system) atau


filosofi (philosophische grondslag) yang isinya berupa konsep, prinsip,
serta nilai yang dianut oleh masyarakat suatu negara. Filosofi dan prinsip
keyakinan yang dianut oleh suatu negara digunakan sebagai landasan
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Suatu pilar kebangsaan harus kokoh dan kuat untuk menangkal


berbagai bentuk ancaman dan gangguan, baik dari dalam maupun
dari luar. Pilar kebangsaan Indonesia yang berupa belief system harus
dapat menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan, kenyamanan,
keadilan, dan kesejahteraan bagi semua warga negara.

ISI 4 PILAR KEBANGSAAN

Berikut ini adalah isi dan makna dari 4 Pilar Kebangsaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia:

1. Pilar Pancasila

Pancasila merupakan pilar pertama untuk kokohnya negara-bangsa


Indonesia. Pemikiran dasar mengapa Pancasila berperan sebagai pilar
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sila yang terdapat
dalam Pancasila yang menjadi belief system.
Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku
bangsa dan agama sehingga dibutuhkan belief system yang dapat
mengakomodir keanekaragaman tersebut. Pancasila dianggap
sebagai pilar bagi negara Indonesia yang pluralistik.

Seperti yang disebutkan pada sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa.
Sila ini dapat diterima dan diakui oleh semua agama yang diakui di
Indonesia dan menjadi common denominator.

Dan juga pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ini
merupakan pernyataan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Semua warga negara memiliki harkat dan martabat yang sama secara
adil dan beradab.

2. Pilar Undang-Undang Dasar 1945

UUD 1945 merupakan pilar kedua dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara di Indonesia. Tentu saja masyarakat perlu memahami
makna yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar
tersebut.

Tidak memahami prinsip yang terdapat pada pembukaan UUD 1945


maka tidak mungkin untuk melakukan evaluasi terhadap pasal-pasal
yang ada pada batang tubuh UUD yang menjadi derivatnya.

3. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ada banyak bentuk negara yang ada di dunia ini. Dan para pendiri
bangsa Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan, yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Para pendiri bangsa kita memilih negara kesatuan sebagai bentuk
negara Indonesia melalui berbagai pertimbangan. Alasan utama para
pendiri bangsa Indonesia memilih bentuk negara kesatuan adalah
karena sejarah strategi pecah belah (devide et impera) yang dilakukan
Belanda bisa berhasil karena Indonesia belum bersatu pada masa
penjajahan.

Terbukti, setelah negara Indonesia berbentuk negara kesatuan, taktik


pecah belah tersebut dapat dipatahkan. Inilah yang menjadi dasar
dalam membentuk negara kesatuan.

4. Pilar Bhinneka Tunggal Ika

Indonesia memiliki semboya “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya


“Berbeda-beda tetapi satu jua”. Semboyan ini pertamakali
diungkapkan oleh Mpu Tantular, seorang pujangga dari kerjaan
Majapahit pada pemerintahan Raja Hayamwuruk sekitar tahun 1350 –
1389.

Sesanti atau semboyan itu dituangkan dalam karyanya Kakawin


Sutasoma, yang berbunyi “Bhinna Ika Tungga Ika, tan hana dharma
mangrwa” yang berarti “Berbeda-beda itu, satu itu, tak ada
pengabdian yang mendua”.

Pada masa itu pemerintahan kerajaan Majapahit menjadikan sesanti


tersebut menjadi prinsip hidup mereka. Hal ini untuk mengantisipasi
perpecahan di masyarakat mereka yang memang terdapat
keanekaragaman agama. Meskipun mereka berbeda agama tetapi
mereka tetap satu dalam pengabdian.
PANCASILA
A. Pengertian Pancasila
Secara etimologi kata pancasila berasal dari sebuah bahasa sanskerta
India, pada kasta Brahmana. Yang dimana arti kata panca adalah lima,
dan arti kata sila artinya dasar. Sehingga pengertian kata pancasila secara
harfiah adalah lima dasar, yang kemudian dibuatlah masing-masing
lambang dari pancasila tersebut yang jumlahnya 5. Isi dari pancasila ini
juga berjumlah 5 sesuai arti kata pancasila.

B. Dimensi Pancasila
1. Dimensi Realita, artinya nilai-nilai dasar yang tercamtum di ideologi
tersebut mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam masyarakat
dimana ideologi itu ada untuk pertama kalinya.
2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang tercamtum dalam nilai
dasar tersebut bisa memberikan harapan kepada berbagai kelompok
dan masyarakat mengenai masa depan yang lebih baik.
3. Dimensi Fleksibilitas adalah suatu kemampuan ideologi untuk
mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakat.

C. Macam Nilai menurut Notonegoro


Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu nilai
material, nilai vital, dan nilai kerohanian.
1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan
jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai kerohanian meliputi :
- nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia;
- nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
manusia;
- nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa) manusia;
- nilai religius(agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan
mutlak yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia

D. Nilai-nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila adalah nilai yang terbagi dalam nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Pancasila
merupakan sumber dari nilai yang mengharuskan UUD memuat isi yang
mewajibkan pemerintah sebagai penyelenggara Negara untuk menjaga
budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral
rakyat yang luhur. Nilai-nilai Pancasila terbagi menjadi dua, yaitu bersifat
objektif dan subjektif.

1. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif


1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang ter-
dalam.
2. Dalam pembukaan UUD 1945, disanalah Pancasila tersimpan sebagai
pokok kaidah negara yang mendasar.
3. Nilai-nilai Pancasila yang sebagai inti akan selalu berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia.

2. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif


1. Nilai-nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya memuat nilai- nilai kerohanian.
3. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
4. Nilai-nilai Pancasila yang ada didalamnya adalah nilai yang tumbuh
dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia
E. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Dapat diartikan
juga bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi yang dapat
berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika
secara internal.

F. Pancasila Sebagai Ideologi Tertutup


Ideologi tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak. Dengan kata lain
bahwa Ideologi tertutup merupakan ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan
sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh
dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah
jadi dan harus dipatuhi.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
A. Pengertian Konstitusi
Dalam arti sempit konstitusi adalah hukum dasar yang memuat aturan
pokok atau aturan-aturan dasar negara. Dalam arti luas konstitusi
adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur
kehidupan kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata
hubungan secara timbal balik antar lembaga negara dan antara
negara dengan warga negara.

Macam-macam konstitusi:
1. Konstitusi tertulis disebut Undang-Undang Dasar.

2. Konstitusi tidak tertulis disebut konvensi.

Sifat konstitusi berdasarkan jumlah pasalnya:


1. Fleksibel (luwes) artinya pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya
sedikit sehingga mudah diubah dan disesuaikan dengan
perkembangan zaman.

2. Rigid (kaku) artinya pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya banyak


dan sulit diubah-ubah.

B. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia


1. UUD 1945 (UUD Proklamasi/18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945.
Sistematika UUD 1945 terdiri dari:
• Pembukaan: 4 alinea.

• Batang tubuh: 16 bab, 37 pasal, 4 ayat aturan peralihan, dan 2 ayat


aturan tambahan.

• Penjelasan: Penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.


Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, berdasarkan Pasal 1 ayat
(1) UUD 1945. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik,
berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UUD 1945. Sistem pemerintahan adalah
kabinet presidensial. Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai
kepala pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu
oleh wakil presiden dan para menteri.

2. Konstitusi RIS 1949 (UUD RIS 1949/27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
Sistematika UUD RIS 1949 terdiri dari:
• Mukadimah terdiri atas empat alinea.

• Batang tubuh terdiri atas 6 bab dan 197 pasal.

Bentuk negara Indonesia adalah serikat atau federasi. Bentuk


pemerintahan Indonesia adalah republik, berdasarkan Pasal 1 ayat (2)
Konstitusi RIS. Sistem pemerintahan adalah kabinet parlementer.
Presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.

3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS 1950/17 Agustus 1950-5 Juli


1959)
Sistematika UUDS 1950 terdiri dari:
• Mukadimah terdiri atas empat alinea

• Bab I: Negara Republik Indonesia

• Bab II: Alat-alat Kelengkapan Negara

• Bab III: Tugas Alat-alat Kelengkapan Negara

• Bab IV: Pemerintah dan Daerah-daerah Swapraja

• Bab V: Konstituante

• Bab VI: Perubahan, Ketentuan-ketentuan Peralihan, dan Ketentuan-


ketentuan Penutup
Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, berdasarkan Pasal 1 ayat
(1) UUDS 1950. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik,
berdasarkan Pasal 1 ayat (1) dan Mukadimah alinea IV UUDS 1950.
Sistem pemerintahan adalah kabinet parlementer dengan demokrasi
liberal yang masih bersifat semu. Berdasarkan sistem ini, DPR dapat
membubarkan kabinet, sedangkan presiden memiliki kedudukan yang
kuat dan dapat membubarkan DPR.

4. UUD 1945 Hasil Dekrit Presiden (UUD 1945 periode kedua/5 Juli 1959-
2000)
Gagalnya Badan Konstituante menetapkan rancangan UUD
berdampak pada keadaan politik yang tidak stabil. Maka, pada
tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden.
Salah satu isi dekrit tersebut memberlakukan kembali UUD 1945.
Ketentuan mengenai bentuk negara, bentuk pemerintahan,
pembagian kekuasaan, dan sistem pemerintahan sama seperti yang
tercantum dalam UUD 1945.

5. UUD 1945 Hasil Amandemen (Berlaku tahun 2000 sampai sekarang)


Sistematika UUD 1945 Amandemen terdiri dari:
• Pembukaan: 4 Alinea.

• Batang tubuh: 37 Pasal dan 16 Bab.

Beberapa perubahan mendasar dalam sistem ketatanegaraan


Indonesia, antara lain:
• Kedudukan yang sejajar dan proporsional antara Presiden dengan
DPR.

• Masa jabatan presiden diatur dengan tegas, yaitu maksimal dapat


dipilih untuk dua kali masa jabatan.

• Dilaksanakannya otonomi daerah.


• Penyelenggara pemilu oleh lembaga non-pemerintahan yang netral
dan mandiri.

C. Berbagai Penyimpangan Terhadap Konstitusi


1. Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1945-1949
• Masa awal proklamasi dianggap sebagai masa peralihan sehingga
pada masa ini, kekuasaan presiden sangat luas. Selain menjalankan
kekuasaan eksekutif, presiden juga menjalankan kekuasaan MPR dan
DPR.

• Di samping presiden, hanya ada wakil presiden dan KNIP sebagai


pembantu presiden.

• Pergantian sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer


menjadikan para menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada
parlemen/DPR.

2. Penyimpangan terhadap UUD RIS 1949


• Bentuk negara serikat bertentangan dengan konsep Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

• Penggantian UUD 1945 menjadi UUD RIS.

• Pemerintahan parlementer tidak sesuai dengan semangat UUD 1945.

3. Penyimpangan terhadap UUDS 1950

• Dengan ditetapkanya demokrasi liberal, ditafsirkan sebagai


kebebasan mutlak bagi setiap individu dan partai politik sehingga
timbulnya persaingan tidak sehat yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa.

• Terjadi instabilitas nasional akibat dari sering berganti-gantinya


kabinet, sehingga program-program yang telah disusun sebelumnya
tidak berjalan.
4. Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1959-1965 (Orde Lama)

• Presiden membubarkan DPR karena tidak menyetujui RAPBN yang


diusulkan pemerintah.

• Penetapan pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali


Revolusi Kita/Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) menjadi
GBHN yang bersifat tetap oleh MPRS.

• Pengangkatan presiden seumur hidup melalui TAP MPR No.


lll/MPRS/1963.

• Pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara diangkat sebagai


menteri negara.

• Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan dalam


UUD 1945.

• Tidak berjalannya hak budget DPR karena pemerintah tidak


mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk mendapatkan
persetujuan DPR.

5. Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1965 sampai munculnya


Gerakan Reformasi 1998

• Sistem demokrasi yang dijalankan bersifat feodalisme.

• Kebebasan berbicara terutama yang berkaitan dengan arah


kebijakan pemerintah dibungkam.

• Ekonomi kerakyatan berubah menjadi ekonomi kapitalisme,


monopoli oleh negara berubah menjadi monopoli oleh keluarga.
• Supremasi hukum tidak berjalan, supremasi hukum berubah menjadi
supremasi kekuasan presiden.

• Lembaga legislatif tidak mewakili rakyat bahkan tidak inspiratif


karena hasil rekayasa politik.

• Bermunculannya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).


D. Proses Amendemen UUD 1945
Amendemen ditafsirkan sebagai penambahan atau perubahan pada
sebuah konstitusi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
naskah aslinya.
1. Kesepakatan dasar dalam mengamendemen UUD 1945

• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945.

• Tetap mempertahankan bentuk nyata Negara Kesatuan Republik


Indonesia.

• Tetap mempertahankan sistem presidensial.

• Penjelasan UUD 1945 yang bersifat normatif dimasukan ke dalam


pasal- pasal.

• Perubahan dilakukan secara "addendum".

2. Tahap-tahap amendemen UUD 1945

• Tahap pertama diputuskan dalam Sidang MPR pada 19 Oktober


1999.

• Tahap kedua diputuskan dalam Sidang MPR pada 18 Agustus 2000.

• Tahap ketiga diputuskan dalam Sidang MPR pada 9 November 2001.

• Tahap keempat diputuskan dalam Sidang MPR pada 10 Agustus


2002.
UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN
- PEMBUKAAN
- BATANG TUBUH
16 BAB
37 PASAL
49 AYAT
- 4 PASAL ATURAN PERALIHAN
- 2 AYAT ATURAN TAMBAHAN
- PENJELASAN

UUD 1945 SESUDAH AMANDEMEN


- PEMBUKAAN
- PASAL-PASAL
21 BAB
73 PASAL
170 AYAT
- 3 PASAL ATURAN PERALIHAN
- 2 PASAL ATURAN TAMBAHAN

PASAL - PASAL YANG DIAMANDEMEN


 PERTAMA : MAJULAN GAPATMAJULAS DUPUDUSAT
5,7,9,13,14,15,17,20,21
 KEDUA : PANLANLAS DUPUDUDADUMANAMJUPAN TIPUTINAM
18,19,20,22,25,26,27,28,30,36
 KETIGA : SATGANAMJUPAN LASJULAS DUDADUGADUPAT
1,3,6,7,8,11,17,22,23,24
 KEEMPAT: DUNAMPAN LASNAMLAS DUGAPAT GATUDAGAPATJU
2,6,8,11,16,23,24,31,32,33,34,37
At. Peralihan, At. Tambahan, Bab IV dihapus
E. Struktur Ketatanegaraan
Bhinneka Tunggal Ika
1. Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang


berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu. Diartikan dalam satu persatu kata, yaitu Bhinneka yang
berarti beraneka ragam, diambil dari kata neka dalam bahasa
Sansekerta yaitu macam. Kata tunggal yang memiliki arti satu
dan ika yang berarti itu. Jadi secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika
adalah beraneka ragam satu itu yang bermakna walaupun beraneka
ragam tetapi bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini
menggambarkan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku,
bahasa, ras dan agama mampu menjaga persatuan dalam
persaudaraan bangsa dan negara.

2. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Adapun beberapa fungsi dari Bhinneka Tunggal Ika dalam berbangsa


maupun bermasyarakat, yaitu :
1. Menciptakan dan menjaga kesatuan Republik Indonesia.
2. Membangun kehidupan nasional yang toleran.
3. Sebagai rambu-rambu peraturan dan kebijakan negara.
4. membantu mewujudkan cita-cita leluhur bangsa.
5. Membentengi perdamaian Indonesia.

3. Makna Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sebagai alat pemersatu


bangsa Indonesia. Sesuai dengan artinya yaitu berbeda-beda tetapi tetap
satu, hal tersebut sangat menggambarkan keadaan Indonesia. Dimana
negara ini memiliki banyak pulau yang terpisah, memiliki warga yang
berbeda-beda dalam kepercayaan, ras, suku dan bahasa tetapi tetap satu
Indonesia.
4. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal ika adalah karya sastra agama atau Kakawin Jawa Kuno
yang bernama Kakawin Sutasomo yang dikarang oleh Mpu Tantular
semasa kerajaan Majapahit dibawah kekuasaan Prabu Rajasanagara
atau yang dikenal Raja Hayam Wuruk pada sekitar abad ke-14. Pada
mulanya kalimat Bhinneka Tunggal Ika dalam sastra tersebut adalah
bentuk rasa toleransi dari Mpu Tantular yang merupakan penganut
Buddha Tantrayana yang hidup dilingkungan kerajaan majapahit yang
beragama Hindu-siwa.

Kerajaan Majapahit pada waktu itu dikenal memiliki keragaman


masyarakat dari kepercayaan yang dianut dan orientasi bangunan yang
berupa candi. Masyarakat Majapahit tidak hanya menganut agama
Hindu dan Buddha, tetapi juga ada yang memuja roh-roh leluhur. Di dalam
buku yang berjudul ‘meluruskan sejarah majapahit’ karangan Irawan Joko
Nugroho, menyatakan bahwa Mpu Tantular adalah sosok yang terbuka
pada agama lain terutama Hindu-Siwa. Ia adalah sosok yang memiliki
pandangan tentang nilai-nilai agama secara luas. Hal tersebut terlihat dari
kakawin Sutasomo, karyanya yang terkenal dan karya lain yaitu kakawin
Arjunawijaya. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diyakini merupakan hasil
pemikiran cemerlang dari sosok Mpu Tantular, yang hingga pada masa itu
kerajaan Majapahit mampu menyatukan Nusantara.

Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada lambang Pancasila


yang dirancang oleh Sultan Hamid II (1913-1978) pertama kali resmi
digunakan dalam sidang kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 11
Februari 1950. Tokoh yang pertama kali mengusulkan penggunaan kata
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Republik Indonesia kepada
Presiden Soekarno adalah Mohammad Yamin.
Menurutnya, kutipan dalam karya Mpu Tantular tersebut sangat cocok
untuk diimplementasikan dengan kehidupan pada saat itu, tidak hanya
tentang perbedaan kepercayaan, tetapi juga tentang perbedaan sudut
pandang ideologi, suku, ras, golongan dan etnik.

Sebelum itu, ketika sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berlangsung pada Mei-Juni tahun 1945,
Mohammad Yamin beberapa kali menyebut kalimat Bhinneka Tunggal Ika.
Mohammad Yamin dikenal merupakan tokoh bahasa dan kebudayaan
yang memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
Majapahit. I Gusti Bagus Suwira yang berasal dari Buleleng menyambung
kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang dilontarkan oleh Mohammad Yamin
dengan kalimat Tan Hana Dharma Mangrwa yang berarti tidak ada
kerancuan dalam kebenaran. Hingga akhirnya kalimat Tan Hana Dharma
Mangrwa dijadikan sebagai motto Lembaga Pertahanan Nasional dan
Bhinneka Tungga Ika menjadi semboyan Bangsa Indonesia.

Tetapi sebelum diusulkan menjadi semboyan negara, pada tahun 1888


Bhinneka Tunggal Ika diselidiki oleh Prof. Kerf dan disimpan di perpustakaan
Leiden, Belanda. Tanpa semua sadari saat bangsa ini memerlukan sesuatu
sebagai identitas negara ternyata sang semboyan negara itu telah ada
sejak berabad-abad yang lalu hasil dari pemikiran cendekiawan yang
hebat. Dan sudah melalui perjalanan panjang hingga diikrarkannya
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia.

Dalam maknanya Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti yang menunjukkan


bahwa bangsa Indonesia mencintai, menghargai dan mengakui adanya
keberagaman. Keberagaman tersebut bukanlah pemicu kehancuran,
ketegangan atau keretakan, melainkan sebagai alat pemersatu bangsa.
5. Faktor Perubahan Kebudayan dari Dalam (Internal)

Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan kebudayaan yang


berasal dari dalam (internal), yaitu:

1. Discovery merupakan penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang


baru, baik yang berupa suatu alat baru, ataupun yang berupa suatu ide
baru yang diciptakan oleh seorang individu.

2. Invention (invensi) adalah adanya pengakuan, penerimaan dan


penerapan dari suatu masyarakat atas penemuan baru (discovery)
tersebut.

3. Innovation (inovasi) terjadi apabila hasil penemuan baru tersebut,


misalnya mobil, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sebagai alat
angkutan, sedangkan masyarakat juga harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah mobil, misalnya ada
sopir, bensin, solar, bengkel, onderdil, montir, jalan raya dan sebagainya.

4. Proses Enkulturasi atau "pembudayaan" ini terjadi ketika seorang individu


mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan sistem
norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Jadi
sejak seorang individu itu masih kecil itu proses enkulturasi sudah dimulai
dalam alam pikirannya.

6. Faktor Perubahan Kebudayan dari Luar (Eksternal)

Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan kebudayaan yang


berasal dari luar (eksternal), yaitu:

1. Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari


orang perorangan kepada orang perorangan lainnya, dan dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain, dari bangsa ke bangsa lain.
2. Akulturasi atau acculturation atau culture contract adalah mengenai
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing itu lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu
sendiri.

3. Asimilasi (assimilation)adalah proses yang timbul apabila golongan-


golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan berbeda-beda
saling bergaul langsung secara intensif dan terus menerus dalam jangka
waktu yang lama sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi, masing-
masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur masing-masing
kebudayaan berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan

4. Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing dari luar ke


suatu daerah. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing tersebut bisa
terjadi secara damai ( penetration pacifique) maupun secara paksaan.

5. Invasi adalah penyerangan dari suatu negara atau bangsa ke negara


atau bangsa lainnya yang bertujuan untuk menduduki daerah milik
bangsa atau negara lain dengan maksud menjalankan penjajahan atas
bangsa yang ditaklukannya dengan melenyapkan atau meminimalisir
kebudayaan asli suatu bangsa.

6. Hibridisasi adalah perkawinan campuran di antara kelompok ras


manusia yang berbeda, yang menghasilkan ciri-ciri ragawi yang
bersamaan, yang disebabkan oleh komponen rasial yang bersamaan.
Contoh soal :

Soal 1:

Perhatikan pernyataan berikut ini!

1) Unsur-unsur dalam Pancasila belum secara langsung dirumuskan


menjadi dasar filsafat negara

2) Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat


Indonesia sebelum membentuk negara

3) Asal mula tidak langsung Pancasila hakikatnya berasal dari bangsa


Indonesia itu sendiri

Pernyataan di atas merupakan uraian dari…

A. Asal Mula Tujuan Pancasila

B. Asal Mula Bahan

C. Asal Mula Bentuk

D. Asal Mula Tidak Langsung

E. Asal Mula Karya

Jawaban : D. Asal Mula Tidak Langsung

Asal mula yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan sehari-hari


bangsa Indonesia disebut sebagai asal mula tidak langsung yang dapat
dirinci sebagai berikut:

a. Unsur-unsur dalam Pancasila belum secara langsung dirumuskan


menjadi dasar filsafat negara

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat


Indonesia sebelum membentuk negara

c. Asal mula tidak langsung Pancasila hakikatnya berasal dari bangsa


Indonesia itu sendiri
Soal 2:

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti
sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Dengan demikian, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman
atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik, merupakan
pengertian Pancasila yang diungkapkan oleh…

A. Notonegoro

B. Moh. Yamin

C. Ir. Sukarno

D. Ki Hajar Dewantara

E. Soepomo

Jawaban : B. Moh. Yamin

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti
sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman
atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik, merupakan
pengertian Pancasila yang diungkapkan oleh Moh. Yamin.

Soal 3:

Perhatikan pernyataan berikut ini!

1) Modal pembangunan

2) Satu-satunya asas bagi kehidupan bangsa Indonesia

3) Pendorong terciptanya pembangunan di segala sektor

4) Berasal dari rakyat Indonesia dan negara serumpun yang lain

5) Pandangan hidup bangsa sebelum bangsa Indonesia

6) Cita-cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia


Dari pernyataan di atas yang merupakan fungsi dan peranan Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah nomor…

A. 1,2,3

B. 2,3,4

C. 3,4,5

D. 4,5,6

E. 1 dan 6

Jawaban : E. 1 dan 6

Fungsi dan peranan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara Indonesia adalah:

a. Jiwa bangsa Indonesia

b. Jiwa kepribadian bangsa Indonesia

c. Sumber dari segala sumber hukum

d. Perjanjian luhur bangsa

e. Pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

f. Cita-cita dan tujuan seluruh bangsa Indonesia

g. Satu-satunya asas dalam kehidupan bangsa Indonesia

h. Modal pembangunan

Soal 4:

Negara mengatasi segala paham golongan, menghendaki persatuan


yang meliputi segenap bangsa Indonesia, merupakan kandungan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke-…

A. I

B. II

C. III
D. IV

E. Semua salah

Jawaban : D. IV

Bunyi pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu: “Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, ....”. Arti/Kandungan : Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
mengandung pengertian bahwa negara persatuan adalah negara yang
melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Jadi, kandungan dalam pokok
pikiran IV adalah negara mengatasi segala paham golongan,
menghendaki persatuan yang meliputi segenap bangsa Indonesia.

Soal 5:

Kandungan yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-3


adalah…

A. Negara persatuan adalah negara yang melindungi bangsa Indonesia


seluruhnya.

B. Menunjukkan konsekuensi logis bahwa undang-undang dasar harus


mengundang isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

C. Keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia


mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat.

D. Negara mengatasi segala paham golongan, menghendaki persatuan


yang meliputi segenap bangsa Indonesia.
E. Sistem negara yang terbentuk dalam undang-undang dasar haruslah
berdasar kedaulatan rakyat dan berdasar permusyawaratan/perwakilan.
Pokok pikiran ketiga adalah penjelmaan sila keempat Pancasila.’

Jawaban : E. Sistem negara yang terbentuk dalam undang-undang dasar


haruslah berdasar kedaulatan rakyat dan berdasar
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ketiga adalah penjelmaan
sila keempat Pancasila.

Bunyi pembukaan UUD 1945 alinea III, yaitu: “Negara yang berkedaulatan
rakyat, yaitu berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan”.
Arti/Kandungan : Hal ini menyatakan bahwa sistem negara yang terbentuk
dalam undang-undang dasar haruslah berdasar kedaulatan rakyat dan
berdasar permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ketiga adalah
penjelmaan sila keempat Pancasila.

Soal 6:

Fungsi pembukaan UUD 1945 yang mencantumkan dasar negara yang


tersusun secara hierarki dan piramida dan piramida di Indonesia menjadi
ciri dan karakteristik bangsa merupakan fungsi pembukaan UUD 1945
alinea ke-…

A. I

B. II

C. III

D. IV

E. Semua salah

Jawaban : D. IV

Fungsi pembukaan UUD 1945 yang mencantumkan dasar negara yang


tersusun secara hirarki dan piramida dan piramida di Indonesia menjadi ciri
dan karakteristik bangsa merupakan fungsi pembukaan UUD 1945 alinea
keempat.

Soal 7:

Percampuran antara 2 atau beberapa kebudayaan pasti akan


memberikan pengaruh terhadap kehidupan masing-masing budaya
tersebut. Sebagai contoh, percampuran unsur Hindu-Budha dengan Islam
akan memberikan pengaruh terhadap bentuk masjid kuno di Indonesia,
yaitu berupa...

A. Bangunan masjid yang selalu menghadap ke timur

B. Bentuk masjid yang bujur sangkar

C. Bentuk atap masjid yang seperti kubah

D. Arah kiblat bangunan masjid

E. Atap masjid yang berbentuk meru

Jawaban : E. Atap masjid yang berbentuk meru

Bangunan masjid di Indonesia pada zaman Madya mempunyai ciri khusus


pada atapnya. Atap masjid pada zaman Madya umumnya bertingkat
dengan jumlah gasal, tiga, atau lima. Atap bertingkat itu disebut atap
tumpang. Atap semacam itu mengingatkan kita pada bangunan meru di
Bali, tempat suci pada pura. Pada relief-relief candi Jawa Timur pun
terdapat gambar-gambar atap tumpang, walaupun sampai kini,
bangunan atap tumpang yang dibuat pada zaman Kuno belum
ditemukan. Mungkin bangunan dengan atap tumpang tersebut dibuat
dari kayu atau bambu yang mudah hancur.

Soal 8:

Sebagai masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, kita dilarang


melakukan tindakan yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Salah
satu tindakan yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia yaitu
tindakan yang menggunakan kekerasan yang dapat menimbulkan rasa
takut secara meluas. Tindakan tersebut disebut sebagai...

A. Radikalisme

B. Terorisme

C. Kekerasan

D. Ancaman Kekerasan

E. Separatisme

Jawaban : B. Terorisme

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang,
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut
secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal,
dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital
yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan

Soal 9:

Interaksi masyarakat yang berorientasi ke atas, sangat mementingkan


hubungan yang formal dan bersifat impersonal. Gambaran tersebut
merupakan etos kebudayaan masyarakat…

A. Elite

B. Birokrat

C. Petani

D. Buruh

E. Tradisional
Jawaban : B. Birokrat

Interaksi masyarakat yang berorientasi ke atas, sangat mementingkan


hubungan yang formal dan bersifat impersonal. Gambaran tersebut
merupakan etos kebudayaan masyarakat birokrat.

Anda mungkin juga menyukai